• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.4. METODE

3.4.3. Geometri data

Pada menu geometri berfungsi sebagai tempat pembuataan model yang akan disimulasikan pada ansys bisa langsung membuat model yang akan disimulasikan langsung pada software ansys dan bisa juga mengimport model 3D yang akan disimulasikan langsung yang telah di buat dengan software Iain seperti autocad, solidworks, catia dll.

Disini model 3D helm dan anvile telah dibuat menggunakan saftware solidworks jadi model di import langsung ke ansys dengan cara klik kanan pada geometry → import geometry → brows, maka akan tampil menu pencarian file model helm yang akan di import, pilih file→open seperti pada gambar 3.16 berikut:

Gambar 3.16. lmport geometry

Kemudian double klik pada geometry, pada menu geometry klik generate → close. Setelah semua step dilakukan maka step pada geometri selesai dan akan muncul tanda checklist pada geometri.

Pada menu model dilakukan simulasi helm yang akan diteliti dengan cara double klik pada model maka menu explicit dinamics akan tampil, pada outline di samping terdapat keterangan step yang harus di selesaikan secara berurutan.

Pertama pada outline pilih project → model (A4) → geometry terdapat dua body yaitu solid 1 dan salid 2, klik kanan pada solid yg menunjukan anvile di keterangan gambar → rename, ganti nama menjadi anvile pada menu "details of anvile" di kiri bawah pilih definition→ stiffness behavior, untuk material → assigment pilih structural steel seperti pada gambar 3.17 berikut:

Gambar 3.17 Details of anvile

Kedua pada solid yang menujukkan keterangan helm pada gambar→

rename, ganti nama menjadi Helm pada menu "details of Helm" di kiri bawah pilih definitions →stiffness behavior tetap flexible, pada material → assigment klik kanan pilih polymeryc foarm dengan sabut kelapa yang dimasukkan ke engineering data sebelumnya seperti pada gambar 3.18 berikut:

Gambar 3.18. Detail of helm

Setelah step diatas dilakukan maka pada step pada geometri selesai dan akan muncul tanda cheeklist pada samping geometri.

Ketiga, pada connections→ contacts → contact region, pada menu

"details" di kiri bawah pada scope→ contac klik pada gambar keterangan di sebelah kanan bagian helm yang terkena anvile→ ktik apply, pada target, klik pada gambar keterangan di sebelah kanan bagian anvile yang terkena helmet → apply, kemudian pada Definition→ type pilih no separation seperti pada gambar 3.19 berikut:

Gambar 3.19 Connections

Setelah semua step diatas dilakukan step pada connections selesai dan akan muncul tanda checklist pada connetions.

Keempat pada mesh klik kanan → Generate mesh,pada mesh tidak ada pengaturan details di defoult sesuai standar ansys, setelah semua step diatas selesai maka seluruh pengaturan di Model (21) seperti pada gambar 3.20 berikut:

Garnbar 3.20. Mesh

Kelima menentukan velocity helm yang akan disimulasikan impak jatuh bebas dengan cara pada project → explicit dynamics (A5) → pilih kanan initial conditions→ insert→ velocity, maka akan muncul menu "details of velocily, pada scape→ Geometry pilih seluruh body helmet kemudian definition define by pilih component maka akan mrurcul di kolom bawah coordinate system masukan nilai velocity sesuai arah sumbu jatuhnya helm seperti pada gambar 3.21 berikut:

Gambar 3.21 Details of velocity

Keenam menetukan analysis settings, pada menu analysis settings masukan data end time yang didapat dari hasil eksperimental impak jatuh bebas, klik pada analysis settings maka akan muncul menu "details of analysis settings"

padastep control → end time seperti pada gambar 3.22 berikut:

Gambar 3.22. Analysis settings

Ketujuh menetukan fixed support, kegunaan fixed support bertujuan untuk mengunci bagian body sehingga menjadi tidak bergerak pada simulasi anvile dikondisikan pada keadaan diam dengan klik kanan explicit dynamics → insert → fixed support maka akan muncul menu details of fixed support pada scope→ geometry pilih semua body dari anvile seperti pada gambar 3.23 berikut:

Gambar 3.23. Fixed support

Setelah semua step diatas dilakukan maka step pada explicit dynamics (A5) telah di selesaikan selanjutnya Solution (A6) pada step ini untuk memilih hasil apa saja yang akan dicari pada simulasi yang dilakukan, klik kanan pada solution→ insert → pilih eqivalent stress untuk mencari tegangan pada helm sepeda seperti pada gambar 3.24 berikut:

Gambar 3.24. Solution

Kedelapan mengklik ikon solver pada toolbar dan proses simulasi mulai dijalankan aleh ansys, proses simulasi ini berjalan sekitar 6 jam hingga selesai.

setelah simulasi selesai maka hasil dari simulasi bisa dilihat pada equivalent stress dan bisa dilihat tegangan maksimal yang terjadi akibat impak jatuh bebas pada hasil simulasi. Pada penelitian terdapat variabel-variabel penting yang meliputi sebagai berikut :

1. Variable terikat

Variable terikat adalah variable tetap dan akan berubah bila variabel bebas berubah, antara lain :

a. Tegangan (σ)

2. Variable Bebas

Variable bebas adalah variabel yang jika berubah maka akan mempengaruhi variable terikat, antara lain :

a.Kecepatan (v) b.Massa jenis (ρ ) c.Modulus elastisilas (E) d. Poisson ratio (μ)

3.5 Diagram Alir Penelitian

Diagram alir proses pada penelitian simulasi helm sepeda dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 3.25 Diagram Alir Penelitian Mulai

Penulisan laporan dan studi literatur

Membuat Model CAD

Identifikasi Parameter dan fisik model

Simulasi Numerik ANSYS (Dinamik)

Hasil

Analisis

Kesimpulan

Selesai

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Tegangan yang terjadi pada setiap pengujian bergantung kepada luas permukaan daerah pembebanan. Selain itu juga mendapatkan besarnya energi potensial yang diterima oleh helm tersebut. Energi yang diserap helm tersebut bergantung kepada posisi ketinggian jatuh helm ke anvil yang diaplikasikan.

Ketinggian dalam pengujian adalah 1,5 m .

Tegangan dan energi potensial yang terjadi akibat beban impak dapat diukur dengan menggunakan alat uji jatuh bebas multiguna yang ada pada Pusat Riset Impak dan keretakan Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan.

Selanjutnya dilakukan simulasi komputer menggunakan program Ansys Workbench 16.0 . Dari simulasi secara dinamik pada sisi atas, sisi depan, dan sisi samping helm sepeda diperoleh hasil tegangan maksimum (von Mises) dan regangan maksimum (von Mises).

4.2 Hasil pembuatan helm sepeda

Dimulai dengan pembuatan model helm sepeda dengan menggunakan software solidworks 2012 yang dijadikan objek penelitian mempunyai dimensi panjang 250 mm,lebar 160mm, dan tinggi 170 mm sedangkan massa helm berkisar diantara270 s.d 350 gr pada gambar 4.l berikut:

Gambar 4.1. Model helm sepeda 4.3 Metode Pengujian Penelitian

Metode Simulasi yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah pembebanan pada pengujian impak jatuh bebas yang diberikan pada tiga titik yaitu atas, samping dan depan dari struktur helm sepeda ini dikarenakan bagian tersebut merupakan bagian yang memiliki kemugkinan besar mengalami benturan saat terjadinya kecelakaan.

Data hasil simulasi akan dibandingkan dengan hasil pengujian impak jatuh bebas, pengujian impak jatuh bebas ini digolongkan pada pengujian impak kecepatan rendah, alat uji impak jatuh bebas menggunakan sensor cahaya yang diletakaan pada ketinggian 1,5 m.

Dengan asumsi bahwa kecepatan maksimum bersepeda 15 km/jam dan ketinggian rata-rata orang indonesia 1,6 m maka tinggi maksimum uji impak jatuh bebas adalah 1.5 m.

Alat yang digunakan unfuk mengukur beban impak jatuh bebas menggunakan load cell. Data yang diperoleh load cell berupa data analog kemudian diubah oleh DAQ menjadi data digital.

4.4 Simulasi Impak Menggunakan ANSYS 16.0 Workbench

Pada penelitian ini menggunakan software ansys 16.0 untuk menganalisa struktur helmsepeda bahan polymeric foam diperkuat serat serabut kelapa akibat beban impak jatuh bebas. Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya

dibandingkan hasil simulasi mana lebih baik diantara dua model helm sepeda.

Simulasi ini memerlukan data-data yang telah diambil dari pengujian eksperimental adapun datanya yang dibutuhkan meliputi :

1. Modulus young : 4300 MPa 2. Poisson ratio : 0,3

3. Anvil material : Structural Steel 4. Kekakuan material helm : Flexibel 5. Kekauan material Anvil : Rigid

4.5 Simulasi Pembebanan Sisi Atas Helm Sepeda

Penelitian yang dilakukan pada simulasi pada sisi atas dengan ketinggian 1.5 meter dilakukan pada model helm posisi jatuh helm dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut.

Gambar 4.2. Posisi jatuh helm

Pada simulasi helm dengan tulang lurus kedepan dengan data data yang diperoleh dari eksperimental maka diperoleh tegangan seperti pada gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3. Hasil distribusi tegangan maksimum sisi atas helm

Pada gambar 4.3 hasil simulasi impak jatuh bebas pada sisi atas dapat dilihat distribusi tegangan dengan tegangan maksimum sebesar 1,83 MPa.

Selain distribusi tegangan pada sisi atas yang mengalami impak jatuh bebas juga dapat diamati distribusi tegangan yang terjadi pada sisi depan, samping dan belakang helm secara berturut-turut pada gambar 4.4,4.5, dan 4.6 berikut.

Gambar 4.4. Distribusi tegangan pada sisi depan hasil simulasi impak sisi atas

Gambar 4.6. Distribusi tegangan pada sisi belakang hasil simulasi impak sisi atas

4.6. Simulasi Pembebanan pada sisi samping helm sepeda

Penelitian yang dilakukan Simulasi pada sisi samping helm sepeda dengan ketinggian 1,5 meter dilakukan pada model helm sepeda dengan posisi jatuh helm dapat dilihat pada garnbar 4.7 berikut:

Garnbar 4.7. posisi jatuh helm sepeda bagian samping

Pada gambar 4.7 dapat dilihat posisi jatuh helm sepeda terjadi pada bagian

Pada simulasi helm dengan tulang lurus kedepan dengan data-data yang diperoleh dari eksperimental maka diperoleh tegangan seperti pada gambar 4.8 berikut:

Gambar 4.8 Hasil distribusi tegangan maksimum sisi samping helm

Pada gambar 4.8 hasil simulasi impak jatuh bebas pada sisi samping dapat dilihat distribusi tegangan dengan tegangan maksimum sebesar 1,27 MPa.

Selain distribusi tegangan pada sisi samping yang mengalami impak jatuh bebas juga dapat diamati distribusi tegangan yang terjadi pada sisi depan, samping dan belakang helm secara berturut-turut pada gambar 4.9,4.10, dan 4.11 berikut.

Gambar 4.9. Distribusi tegangan pada sisi depan hasil simulasi impak sisi samping

Gambar 4.10. Distribusi tegangan pada sisi samping kanan hasil simulasi impak sisi samping

Gambar 4.11. Distribusi teganganpada sisi belakang hasil simulasi impak sisi samping

4.7. Simulasi Pembebanan Pada Sisi Depan Helm Sepeda

Penelitian yang dilakukan simulasi pada sisi depan helm sepeda dengan ketinggian 1,5 meter dilakukan pada model helm sepeda dengan posisi jatuh helm dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut:

Gambar 4.12. posisi jatuh helm sepeda bagian depan

Pada simulasi helm dengan tulang lurus kedepan dengan data yang diperoleh eksperimental maka diperoleh tegangan maksimum seperti pada gambar 4.13 berikut:

Gambar 4.13. Hasil distribusi tegangan sisi depan helm

Pada gambar 4.13 hasil simulasi impak jatuh bebas pada sisi depan dapat dilihat distribusi tegangan dengan tegangan maksimum sebesar 1,43 MPa.

Selain distribusi tegangan pada sisi depan yang mengalami impak jatuh bebas juga dapat diamati distribusi tegangan yang terjadi pada sisi depan dan samping helm secara berturut-turut pada gambar 4.14, dan 4.15 berikut.

Gambar 4.14.Disrtibusi tegangan pada sisi depan hasil simulasi impak sisi depan

Gambar 4.15. Distribusi tegangan pada sisi samping kanan hasil simulasi impak sisi depan

4.8 Tabulasi dan Perbandingan Data Hasil Simulasi pengujian

Dari hasil simulasi Ansys workbench16.0 akibat impak jatuh bebas diatas bisa dilihat perbandingan mana yang lebih baik diantara kedua model helm sepeda dapat dirangkum seperti pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1. Hasil simulasi impak jatuh bebas

4.9.

Tabulasi data Hasil Pengujian Jatuh Bebas Secara Eksperimental

Pengujian Max (MPa)

Atas 1,83 MPa

Samping 1,27 MPa

Depan 1,43 MPa

Pengujian impak jatuh bebas terhadap sisi atas helm sepeda ketinggian 1,5 m diperoleh datarata-rata sebagai berikut.

a. Besar Gaya rata-rata = 293,84 N b. Luas area impak rata rata= 150 mm2 c. Tegangan Rata-rata = 1,96 MPa

Tabel 4.2. Hasil pengujian sisi atas helm sepeda impak jatuh bebas ketinggian 1,5 m

4.9.2 Pengujian Pada Sisi Samping Helm Sepeda

Pengujian impak jatuh bebas terhadap sisi samping helm sepeda ketinggian 1,5 m diperoleh data rata-rata sebagai berikut

a. Besar Gaya rata-rata = 194,86 N b. Luas area impak rata rata= 150 mm2 c. Tegangan Rata-rata = 1,30 MPa

Tabel 4.3. Hasil pengujian sisi samping helm sepeda impak iatuh bebas ketinggian 1,5 m

4.9.3 Pengujian Pada Sisi Depan Helm Sepeda

Pengujian impak jatuh bebas terhadap sisi atas helmet sepeda ketinggian 1,5 meter diperoleh data rata-rata sebagai berikut.

a. Besar Gaya rata-rata = 239,59 N

4.10 Perbandingan Hasil Simulasi Dengan Uji Eksperimental

Pada penelitian ini dilakukan perbandingan hasil data gambaran yang diperoleh pada simulasi impak jatuh bebas dengan eksperimental impak jatuh bebas bertujuan untuk rnengetahui seberapa besar perbedaan hasil data dari simulasi dengan data yang diperoleh pada eksperimental sehingga hasil penelitian yang diperoleh lebih akurat. Perbandingan hasil simulasi dengan eksperimental bisa dilihat sebagai berikut.

4.10.1 Perbandingan Pengujian Atas

Dari hasil simulasi Ansys workhench 16.0akibat impak jatuh bebas sisi atas helm sepeda area impak dapat dilihat pada gambar 4.16 sebagai berikut :

Gambar 4.16. area pembebanan impak sisi atas helm sepeda

Diperoleh hasil simulasi tegangan pada helm sepeda adalah 1,83 MPa. Sementara tegangan hasil eksperimental sisi atas adalah 1,96 MPa. Perbandingan antara simulasi dengan hasil experimental dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Perbandingan pengujiaan atas Tegangan (MPa)

Ansys Eksperimental

1,83 Mpa 1,96 MPa

Dari tabel diatas dapat kita hitung hasil nilai galatnya adalah sebagai berikut :

=

=

= 6,63 %

Hasil yang didapat dari membandingkan selisih antara tegangan hasil simulasi dengan eksperimental adalah 0,13 MPa atau 6,63 % Pola retakan yang diperoleh dapat dilihat pada gambar 4.17 hasil pengujian experimental sebagai berikut.

(a) (b) (c)

Gambar 4.17 a) Pola kerusakan spesimen uji impak area atas helm, (b) Area retakan specimen (c) area tegangan maksimum munculnya keretakan

Berdasarkan pola keretakan yang ditunjukkan pada gambar 4.17 spesimen mengalami retak pada sisi samping sekitar tulang atas helm dan terjadi penurunan Tulang bagian atas helm 5 mm disekitar area impak pada gambar pola di b. Hal ini disebabkan titik impak terjadi pada bagian tulang helm, gaya impak jatuh bebas di permukaan sisi atas helm menimbulkan tegangan tekan pada permukaan helm dan tegangan tarik pada permukaan dalam helm, hasilnya juga memperlihatkan daerah kritis yang tejadi pada helm, yang merupakan suatu informasi untuk menganalisa penjalaran retak yang akan terjadi, dari gambar c tegangan vs waktu arah sumbu y lebih besar terjadi dibandingkan arah sumbu x, ini menunjukan bahwa keretakan yang terjadi pada lokasi retak jelas disebabkan oleh tegangan tekan pada permukanan dan tarik pada bagian dalam arah sumbu y sehingga membentuk keretakan kearah sumbu y.

4.10.2 Perbandingan Pengujian Samping

Dari hasil simulasi Ansys workbench 16.0 akibat impak jatuh bebas sisi samping helm sepeda area impak dapat dilihat pada gambar 4.18 sebagai berikut.

Gambar 4.18. area pembebanan impak sisi samping helm sepeda

Diperoleh hasil simulasi tegangan pada helm sepeda adalah 1,27 MPa. Sementara tegangan hasil eksperimental sisi samping adalah 1,30 MPa. Perbandingan antara simulasi dengan hasil experimental dapat ditunjukkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Perbandingan pengujian samping Tegangan ( MPa)

Ansys Experimental

1,27 MPa 1,30 MPa

Dari tabel diatas dapat kita hitung hasil nilai galatnya adalah sebagai berikut :

=

=

= 2,30 %

Hasil yang didapat dari membandingkan selisih antara tegangan hasil simulasi dengan eksperimental adalah 0,03 MPa atau 2,30 % Pola retakan yang diperoleh dapat dilihat pada gambar 4.19 hasil pengujian experimental sebagai berikut:

(a) (b)

Gambar 4.19 (a) Pola kerusakan spesimen uji impak area samping helm (b) area tegangan maksimum munculnya keretakan

Berdasarkan pola keretakan yang ditunjukkan pada gambar 4.19. spesimen mengalami retak pada daerah tepi tulang akibat impak jatuh bebas dan pecah pada bagian tepi luar dan dalam helm. Hasilnya juga memperlihatkan daerah kritis yang terjadi pada helm, yang merupakan suatu informasi untuk menganalisa penjalaran retak yang akan terjadi, dari gambar b tegangan vs waktu arah sumbu z lebih besar terjadi dibandingkan arah sumbu x, ini menunjukan bahwa keretakan yang terladi pada lokasi retak jelas disebabkan oleh tegangan tekan pada permukanan dan tarik pada bagian dalam arah sumbu z sehingga membentuk keretakan kearah sumbu y.

4.10.3 Perbandingan Pengujian Depan

Dari hasil simulasi Ansys workbench 16.0 akibat impak jatuh bebas sisi depan helm sepeda area impak dapat dilihat pada gambar 4.20 sebagai berikut.

Gambar 4.20. area pembebanan impak sisi depan helm sepeda

Diperoleh hasil simulasi tegangan pada helm sepeda adalah 1,42 MPa.

Sementara tegangan hasil eksperimental sisi depan adalah 1,60 MPa.

Perbandingan simulasi dan hasil experimental dapat ditunjukkan padaTabel 4.7.

Tabel 4.7 Perbandingan pengujian depan

Tegangan (MPa)

Ansys Experimental

1,42 Mpa 1,60 MPa

Dari tabel diatas dapat kita hitung hasil nilai galatnya adalah sebagai berikut :

= = =11,25 %

Hasil yang didapat dari membandingkan selisih antara tegangan hasil simulasi dengan eksperimental adalah 0,18 MPa atau 11,25 %. Pola retakan yang diperoleh dapat dilihat pada gambar 4.21 hasil pengujian experimental sebagai berikut.

(a) (b)

Gambar 4.21 (a) Pola kerusakan spesimen uji impak titik depan helm, (b) Area retakan spesimen

Berdasarkan pola keretakan yang ditunjukkan pada gambar 4.21 spesimen mengalami pola retak pada bagian luar helm pada gambar b hasilnya juga memperlihatkan daerah kritis yang terjadi pada helm pada sekitar titik impak.

Dari hasil perbandingan antara simulasi dan eksperirnental diatas yang diketahui adanya perbedaan selisih antara simulasi dan eksperimental disebabkan oleh beberapa parameter pengujian seperti temperatur, cacat material, kerapatan yang tidak homogen, pengkalibrasian alat uji dan sebagainya merupakan faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil simulasi menggunakan software ANSYS 16.0 dengan hasil eksperimental uji impak jatuh bebas.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Setelah seluruh penelitian dilaksanankan serta menganalisa seluruh hasil, maka didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil perbandingan tegangan simulasi impak jatuh bebas dengan eksperimental uji impak jatuh bebas, untuk pengujian atas diperoleh hasil

simulasi pada area impak sebesar 1,83 MPa dan hasil eksperimental 1,96 MPa. Maka diperoleh selisih 0,13 MPa( 6,63 %).

2. Pada pengujian simulasi impak jatuh bebas samping diperoleh hasil sebesar 1,27 MPa sedangkan untuk hasil uji impak jatuh bebas eksperimental sebesar 1,30 MPa maka diperoleh selisih sebesar 0,03 MPa(

2,30 %).

3. Pada pengujian simulasi uji impak jatuh bebas bagian depan diperoleh hasil sebesar 1,42 MPa sedangkan untuk uji impak jatuh bebas eksperimental bagian depan diperoleh hasil sebesar 1,60 MPa, maka diperoleh selisih sebesar 0,18 MPa (11,25 %).

4. Pada pengujian simulasi uji impak jatuh bebas bagian depan, samping dan atas tegangan yang paling rendah terjadi pada bagian samping yaitu sebesar 0,03 MPa (2,30%).

5. Perbandingan antara simulasi dan eksperirnental diatas yang diketahui adanya perbedaan selisih antara simulasi dan eksperimental disebabkan oleh beberapa parameter pengujian seperti temperatur, cacat material, kerapatan yang tidak homogen, pengkalibrasian alat uji.

5.2 Saran

1. Studi literatur sangat penting dilakukan untuk melaksanankan penelitian.

2. Beberapa parameter perbedaan hasil yang diperoleh pada perbandingan simulasi dan eksperimental yang dijelaskan pada bab 4 hendaknya diperhatikan untuk penelitian selanjutnya.

3. Data-data untuk di masukan ke simulasi harus teliti sesuai datayang didapat pada eksperimental agar tidak terjadi error.

4. Sebelum memulai pengujian simulasi sebaiknya sudah mempelari dan memahami cara menjalankan software yang akan digunakan pada penelitian.

5. Pengembangan penelitian menggunakan serat alami dan dikembangkan lagi agar menghasilkan material yang lebih baik lagi dikarenakan melimpahnya sumber bahan baku yang ramah lingkungan ekonomis.

6. Dalam melalukan simulasi dengan menggunakan software Ansys 16.0 harus diperhatikan material yang digunakan dan geometri yang akan kita simulasikan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Gibson, F. R. (1994). “Principle of Composite Material Mechanics”, McGraw- Hill Inc, New York.

[2] Halliday and Resnick, Fisika Jilid I. Jakarta:Erlangga,1985.

[3] Holdani,( 2013).Studi Eksperimental Struktur Helmet Pengendara Sepeda Akibat Beban Impak Jatuh Bebas Pada Bahan Polimer Busa Komposit Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), Medan: USU-IR.

[4] Jusnita, (2012). Ketangguhan Retak Dinamik Bahan Komposit GFRP Untuk Helmet Industri Disebabkan Beban Impak Menggunakan

MSC/NASTRAN For Windows,Medan.

[5] M. Amin and Samsudi,( 2010). "Pemanfaatan Limbah Serat Serabut Kelapa Sebagai Bahan Pembuat Helmet Pengendara Kendaraan Roda Dua,"

in SEMINAR NASIONAL UNIMUS 2010, Semarang.

[6] Midia, Kiki Risky. (2016). PEMANFAATAN SERAT DAUN MENGKUANG (Pandanus Artocapus) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KOMPOSIT

[7] Maryanti, Budha. (2011). Pengaruh Aplikasi Komposit Serat Kelapa Poliester terhadap Kekuatan Tarik.

[8] Matthews, F.L. & Rawlings, R.D. (1999). Composite Materials:

Engineering and Science. Boca Raton: CRC Press. ISBN 0-8493-0621-3.

[9] Susatio, Yerri. (2004). Dasar-Dasar Metode Elemen Hingga. Yogyakarta:

Andi.

[10] Yani,M.( 2017) Desain Helmet Sepeda Half Face Dengan CAD,Medan.

[11] Sunaryo.(2008). Karakteristik Komposit Termoplastik Polipropilena dengan serat,Medan:USU e-repository.

[12] Hasyim, J.(2003). Pemrosesan Bahan, Edisi Pertama, Johor Bahru: Cetak RatuSdn, Bhd.

[13] ASTM D-638-02 Standart test method for tensile properties of plastics.

Philadelphia,PA : American Society for Testing and Material.

[14] ASTM D 790, 1998. Standart Test Methode for Flexure Sifates of Plastic.