• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian

Bentukan bentang alam mencerminkan proses-proses alam yang terjadi, baik endogen maupun eksogen. Proses endogen merupakan proses yang bersifat konstruktif, seperti pengangkatan dan aliran piroklastik. Proses eksogen merupakan proses yang bersifat dekstruktif, seperti erosi dan pelapukan. Pada daerah volkanik, pembagian satuan geomorfologi sangat berperan untuk menentukan sumber erupsi yang digunakan dalam pembagian satuan geologi (Yuwono, 2004). Analisis morfologi tersebut diharapkan dapat menentukan proses-proses geologi yang terjadi di daerah penelitian.

Metode yang digunakan dalam analisis geomorfologi daerah penelitian adalah analisis terhadap citra ASTER GDEM, peta topografi, dan pengamatan di lapangan (LAMPIRAN A). Analisis tersebut menghasilkan data kelurusan bukit dan lembah, pola aliran sungai, peta kemiringan lereng, satuan geomorfologi, tahap geomorfik dan penentuan tubuh gunungapi. Hasil analisis tersebut dijelaskan pada subbab di bawah berikut.

3.1.1 Kelurusan Bukit dan Lembah Daerah Penelitian

Berdasarkan analisis kelurusan bukit dan lembah/sungai pada citra ASTER GDEM (Gambar 3.1), diperoleh frekuensi diagram kelurusan di daerah penelitian yang berarah dominan barat laut-tenggara (Gambar 3.2). Pola kelurusan tersebut dapat mencerminkan kondisi struktur geologi daerah penelitian seperti yang dijelaskan pada subbab 3.3 Struktur Geologi Daerah Penelitian.

15 Gambar 3.1 Analisis kelurusan pada citra ASTER GDEM

Gambar 3.2 Diagram frekuensi yang menunjukkan pola kelurusan daerah penelitian memiliki pola utama berarah barat laut-tenggara

3.1.2 Pola Aliran Sungai Daerah Penelitian

Luas daerah penelitian dapat dikatakan cukup kecil untuk mengobservasi pola aliran sungai dengan baik. Agar lebih komprehensif, analisis pola aliran sungai daerah penelitian dilakukan dengan mengamati pola aliran sungai di daerah penelitian dan juga di sekitarnya (Gambar 3.3).

Berdasarkan analisis pada peta topografi, aliran sungai di daerah penelitian menunjukkan pola radial sentrifugal dan pola paralel yang berarah barat laut-tenggara. Pola-pola aliran ini dipengaruhi oleh erupsi gunungapi yang berumur Pleistosen (Alzwar dkk. 1992) dan struktur sesar yang berkembang di daerah penelitian seperti yang dijelaskan pada subbab 3.3.4 Sesar Menganan Normal Cigentur. Gambar 3.3 menunjukkan pola aliran sungai di sekitar daerah penelitian.

16 Gambar 3.3 Jenis pola aliran sungai daerah penelitian

17 Pola aliran radial sentrifugal memiliki ciri arah aliran sungai ke segala arah dan hulunya mengarah pada satu pusat. Pola aliran sungai ini dipengaruhi oleh bentuk kerucut gunungapi yang melingkar. Pada daerah penelitian, pola aliran sungai ini terletak di sekitar G. Putri, G. Pulus, G. Pasir Jugul, G. Mandalawangi, dan G. Pangrajin. Sungai-sungai yang menunjukkan pola aliran ini adalah S. Cigentur dan S. Cisungalah.

Pola aliran paralel memiliki ciri arah aliran sungai yang saling sejajar. Pada daerah penelitian, pola aliran ini berarah barat laut-tenggara dan timur laut-barat daya yang relatif sejajar pada bagian hulu hingga bagian hilir. Pada daerah penelititan, pola aliran ini dipengaruhi oleh endapan G. Mandalawangi dengan morfologi berupa perbukitan memanjang. Sungai-sungai yang menunjukkan pola aliran ini adalah S. Cikopo, S. Cisungalah, dan S. Cibalepulang.

3.1.3 Peta Kemiringan Lereng Daerah Penelitian

Peta kemiringan lereng diperoleh dari data ASTER GDEM yang diolah dengan perangkat lunak ArcGis 10. Peta kemiringan lereng ini menunjukkan bahwa daerah penelitian memiliki kemiringan lereng datar hingga sangat curam. Kemiringan lereng datar hingga agak curam terletak di tengah hingga timur laut daerah penelitian, sedangkan kemiringan lereng dominan curam hingga sangat curam terletak di barat daya daerah penelitian (Gambar 3.4).

18 3.1.4 Satuan Geomorfologi Daerah Penelitian

Untuk penamaan satuan geomorfologi di daerah penelitian digunakan klasifikasi geomorfologi yang disusun oleh van Zuidam (1983). Berdasarkan klasifikasi tersebut, geomorfologi di daerah penelitian dibagi menjadi dua satuan, yaitu Satuan Kerucut Gunungapi (V3) dan Satuan Kaki Gunungapi (V7) (LAMPIRAN B).

3.1.4.1 Satuan Kerucut Gunungapi (V3)

Satuan ini terletak di timur laut daerah penelitian (LAMPIRAN B). Satuan ini terletak di kaki gunungapi G. Mandalawangi, G. Buleud, G. Pangrajin, G. Pulus, G. Pasir Jugul, dan G. Putri (Gambar 3.5 dan 3.6). Satuan ini memiliki pola kontur yang renggang hingga sangat rapat, relief halus hingga kasar, kemiringan lereng datar hingga sangat curam (0 - 140%) dan kisaran elevasi kontur 1100 - 1500 mdpl. Pola aliran sungai yang berkembang pada satuan ini adalah pola aliran sungai radial sentrifugal. Satuan ini tersusun oleh endapan volkanik berupa breksi piroklastik, tuf, lava andesit, tuf terelaskan, dan tuf-lapili (LAMPIRAN A).

Gambar 3.5 Satuan Kerucut Gunungapi G. Mandalawangi dan G. Buleud

3.1.4.2 Satuan Kaki Gunungapi (V7)

Satuan ini terletak di tengah daerah penelitian (LAMPIRAN B). Satuan ini memiliki pola kontur yang renggang hingga agak rapat, relief kasar, kemiringan lereng datar hingga curam (0 - 70%) dan kisaran elevasi kontur 770 - 1200 mdpl (Gambar 3.7). Pola aliran sungai yang berkembang pada satuan ini adalah pola aliran sungai paralel. Dataran ini tersusun oleh litologi tuf halus hingga tuf kasar breksian (LAMPIRAN A).

19 Gambar 3.6 Satuan Kerucut Gunungapi G. Pulus dan G. Putri

Gambar 3.7 Satuan Kaki Gunungapi (foto diambil dari kaki G. Pulus)

3.1.5 Tahap Geomorfik Daerah Penelitian

Bentuk lembah dan umur batuan menjadi parameter dalam penentuan tahap geomorfik di daerah penelitian. Pada umumnya, sungai-sungai di daerah penelitian menunjukkan bentuk huruf „V‟ dan berdinding terjal (Gambar 3.8). Sungai berbentuk V menandakan erosi vertikal lebih dominan dibandingkan erosi secara lateral. Pada dinding-dinding terjal di lereng-lereng bukit terdapat pergerakan tanah berupa longsoran (Gambar 3.9). Menurut Alzwar dkk. (1992), batuan di daerah penelitian berumur Pleistosen. Berdasarkan hal tersebut, tahap geomorfik daerah penelitian disimpulkan merupakan tahap dewasa.

20 Gambar 3.8 Lembah berbentuk “V” pada daerah penelitian

Gambar 3.9 Longsoran yang terdapat pada Satuan Geomorfologi Kerucut Gunungapi; (a) di lereng G. Pulus dan (b) di lereng G. Mandalawangi

3.1.6 Analisis Tubuh Gunungapi

Analisis tubuh gunungapi dilakukan untuk menentukan sumber erupsi gunungapi. Analisis ini dilakukan menggunakan citra ASTER GDEM dan peta topografi (Gambar 3.10 dan 3.11). Tubuh gunungapi dicirikan oleh morfologi kerucut dan pola kontur yang relatif rapat dan konsentris. Hasil analisis menunjukkan terdapat enam buah tubuh gunungapi yang terletak di daerah penelitian, yaitu G. Pulus, G. Pasir Jugul, G. Putri, G. Mandalawangi, G. Buleud, dan G. Pangrajin. Gunungapi tersebut selanjutnya disebut sebagai satuan gumuk yang dijelaskan pada

21 subbab selanjutnya. Hasil analisis ini digunakan dalam penyusunan kolom volkanostratigrafi.

Dokumen terkait