• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.3 Global System For Mobile Communication (GSM)

Menurut Dewinta (2008), teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Prancis, sistem NMT yang dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Erricson, serta sistem TACS yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar negara).

Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standar-standar komunikasi selular yang dapat digunakan di semua Negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special Mobile (GSM). Organisasi ini memelopori munculnya teknologi digital selular yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication atau GSM.

GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992, standar type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi

yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem komunikasi seluler yang paling banyak

digunakan di seluruh dunia.

2.3.2 Arsitektur GSM

Menurut Bodic (2005:4), jaringan GSM terdiri dari 3 sub sistem: Base Station Subsystem (BSS), Network Subsystem (NSS), dan Operation Subsystem (OSS). OSS mengimplementasikan suatu fungsi yang menyediakan administrasi jaringan mobile. Bertujuan untuk memperoleh kejelasan, elemen dari OSS tidak direpresentasikan pada arsitektur GSM. Elemen utama arsitektur GSM terdapat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.4 Arsitektur GSM. (sumber: Gwenaël Le Bodic, 2005) Keterangan :

TE : Terminal Equipment. ME : Mobile Equipment. SIM : Subscriber Identity Module. BTS : Base Tranceiver Station. BSC : Base Station Controller. HLR : Home Location Register. VLR : Visitor Location Register. MSC : Mobile

Switching Centre. Um : User Mobile adalah link radio. Abis adalah antar muka antara Base Station dan Base Station Controllers. Dan “A” adalah antamuka antara Base Station Subsystem dan Network Subsystem.

2.3.3 Mobile Station (MS)

Menurut Bodic (2005:4), Mobile Station (MS) merupakan perangkat yang dapat memancarkan dan menerima sinyal radio pada suatu tempat dalam sebuah sel. Mobile Station dapat berupa mobile handphone seperti pada Gambar 2.5, atau sesuatu yang lebih kompleks lagi seperti Personal Digital Assistant (PDA). Kemampuan yang terdapat pada mobile

handphone adalah komunikasi suara, mengirim pesan, dan pengaturan buku telepon.

Gambar 2.5 Mobile Station Handset. (sumber: Gwenaël Le Bodic, 2005)

MS terdiri atas dua bagian yang saling independen, yaitu: kartu Subscriber Identity Module (SIM) dan Mobile Equipment (ME). Sedangkan International Mobile Equipment Identity (IMEI) merupakan sekumpulan angka – angka khusus yang mengidentifikasi mobile station yang berlaku diseluruh dunia.

SIM biasanya disediakan oleh operator jaringan untuk pelanggan dalam bentuk kartu pintar atau smart card.. SIM microchip terdapat pada Gambar 2.6

Sedangkan Perangkat Mobile Equipment (ME) merupakan terminal telepon. Fungsi dari ME adalah melakukan proses pengolahan sinyal dari sinyal suara analog menjadi sinyal GSM digital.

2.3.4 Base Transceiver Station (BTS)

Base Transceiver Station (BTS) mengimplementasikan antarmuka komunikasi melalui udara pada semua MS yang sedang aktif dan berlokasi pada ruang lingkup suatu area. Beberapa BTS terkoneksi ke sebuah Base Station Controller (BSC). Di negara Inggris, jumlah BTS GSM diperkirakan mencapai sekitar ribuan. Dan BTS mampu menangani 20-40 komunikasi secara bersamaan.

2.3.5 Base Station Controller (BSC)

BSC menyediakan seperangkat fungsi untuk mengatur hubungan antar BTS. Fungsi tersebut dapat mengoperasikan seperti pengambilalihan, konfigurasi sel, mengatur sumber radio dan mengeset tingkat kekuatan frekuensi radio BTS. BSC juga memusatkan perhatian terhadap MSC menyangkut sirkuit yang digunakan. Pada standar jaringan GSM, BSC dapat mengatur lebih dari 70 BTS.

2.3.6 Mobile Switching Center (MSC) dan Visitor Location Register (VLR) Mobile Switching Center (MSC) melaksanakan fungsi dalam merubah komunikasi suatu sistem dan bertanggung jawab pada pengaturan panggilan, penyiaran dan routing. Dapat juga menyediakan fungsi pelayanan rekening pelanggan dan menghadapi jaringan yang lain.

Visitor Location Register (VLR) mengandung komunikasi yang dinamis dengan jaringan yang lain seperti Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Services Digital Network (ISDN), Circuit Switched Public Data Network (CSPDN) dan Packet Swithed Public Data Network (PSPDN).

2.3.7 Home Location Register (HLR)

Home Location Register (HLR) adalah elemen jaringan yang mengandung perincian abonemen pada tiap pelanggan. HLR mampu mengatur informasi ratusan sampai ribuan pelanggan.

Pada jaringan GSM, pensinyalan berdasar pada protokol Signaling System Number 7 (SS7). Kegunaan SS7 dilengkapi dengan protokol Mobile Application Part (MAP) untuk pensinyalan mobile tertentu. Yang teristimewa dari MAP yaitu digunakan untuk pertukaran lokasi dan informasi pelanggan antara HLR dan elemen jaringan lain seperti MSC. Untuk setiap pelanggan, HLR mengelola pemetaan antara International Mobile Subcriber Identity (IMSI) dan Mobile Station ISDN Number (MSISDN).

Dokumen terkait