• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELATISASI ION ALUMINIUM OLEH ASAM ORGANIK

GLUCOSIDES UBIKAYU

Abstrak

Pengaruh Brachiaria decumbens (BD), arbuscular mycorrhiza (AM) dan kompos jerami padi diperkaya kalium selain diamati terhadap sifat-sifat tanah masam, juga terhadap pertumbuhan, hasil dan mutu hasil ubikayu. Pengamatan ini dilakukan baik pada percobaan di laboratorium (Lab) lapang (Kebun Percobaan Tegineneng BPTP Lampung), maupun di lapangan (lahan petani). Tujuan percobaan adalah mengevaluasi efektivitas Brachiaria, mikoriza dan kompos jerami padi diperkaya kalium terhadap peningkatan hasil, pati dan penekanan senyawa sianogen ubikayu pada tanah masam. Rancangan penelitian selengkapnya untuk percobaan di Lab lapang dikemukakan di dalam makalah kedua dari disertasi ini. Penelitian di lapangan menggunakan rancangan split-split plot diulang 5 kali. Sebagai petak utama adalah BD yaitu tanpa (B0) dan dengan tanaman sela BD (B1). Anak petak adalah AM yaitu tanpa (M0) dan dengan inokulasi AM (M1) dan anak-anak petak adalah kompos jerami padi diperkaya 0 (K0), 50 (K50), 100 (K100) dan 200 (K200) kg KCl ha-1. Masing-masing ulangan ditempatkan pada tanah masam berbeda (5 tanah) yaitu di Kanhapludult Tegineneng, Hapludoks Kalibalangan, Plinthudult A. Semulih, Kandiudult KB Selatan dan Hapludoks Tugusari di Propinsi Lampung. Hasil percobaan di Lab lapang memperlihatkan BD dan AM serta interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap perbaikan pertumbuhan, peningkatan hasil dan pati serta penurunan kadar senyawa sianogen ubikayu dan demikian pula dengan kompos jerami padi diperkaya kalium. Khusus perlakuan interaksi BD, AM dan kompos jerami diperkaya 200 kg KCl ha-1 dapat meningkatkan kadar pati umbi 13% (%BK) dan 24% (%BB) serta menurunkan kadar senyawa sianogen total sebesar 42% dari pada yang terukur di dalam ubikayu pada perlakuan kontrol. Pada penelitian di lapangan, hasil ubikayu lebih nyata dipengaruhi perlakuan kompos jerami diperkaya 100 dan 200 KCl ha-1. Secara rata-rata perlakuan tersebut masing- masing meningkatkan 17% dan 28% hasil ubikayu. Perlakuan interaksi BD, AM dan kompos jerami diperkaya 100 dan 200 kg KCl ha-1 dapat meningkatkan kadar pati umbi sekitar 13% dari kadar pati ubikayu perlakuan kontrol. Interaksi BD, AM dan kompos jerami diperkaya 200 kg KCl ha-1 juga menurunkan kadar senyawa sianogen total sekitar 41 %.

Kata kunci: Brachiaria decumbens, Mikoriza, Kompos jerami padi diperkaya kalium, Pati ubikayu, Tanah masam

Abstract

The effects of B. decumbens (BD), arbuscular mycorrhiza (AM) and rice straw compost enriched with potassium interaction treatments were observed both on acid soil characteristics and on yield and yield quality of cassava. The observation was conducted on the experiment at field Lab of Tegineneng Experimental Station of Institute for Agricultural Technology Assessment (IATA) Lampung province and at Farmer’s field. The aim of the experiment was to

evaluate the effectiveness of Brachiaria, AM and rice straw compost enriched with potassium in increasing yield and starch, and suppressing cyanogenic glucosides of cassava on acid soil. The complete experimental design of the experiment on Kanhapludult of Tegineneng Experimental Station has been presented in the 2nd paper of this dissertation. The Farmer’s field experimental design was split-split plot with 5 replications. As main plot was BD, i.e. without (B0) and intercropping with BD (B1), the sub-plot was AM, i.e. without (M0) and with AM inoculation (M1), and the sub sub-plot was rice straw compost (2 ton ha-1), enriched with 0 kg (K0), 50 kg (K50), 100 kg (K100) and 200 kg (K200) KCl ha-1, respectively. Each replication was carried out on different acid soils (5 acid soils), i.e. on Kanhapludult Tegineneng, Hapludox Kalibalangan, Plinthudult Abung Semulih, Kandiudult Kotabumi Selatan and Hapludox Tugusari, Lampung province. Result of the field Lab experiment showed that BD, AM and interaction of them, as well as rice straw compost enriched with 50 kg, 100 kg and 200 kg KCl ha-1 treatments significantly improved growth, yield and starch, and reduced cyanogenic glucosides of cassava. The treatment of BD, AM and rice straw compost enriched with 200 kg KCl ha-1 interaction resulted in a 13% (in dry weight) or a 24% (in wet weight) increase of starch and a 42% decrease of cyanogenic compound of cassava. At the farmer’s field experiment, the increase of cassava yield was primarily affected by the rice straw compost enriched with 100 and 200 kg KCl ha-1 treatments. On average, those treatments increased cassava yield about 17% and 28%, respectively. The interaction of BD, AM and rice straw compost enriched with 100 and 200 kg KCl ha-1could also increase cassava starch content as much as 13%.

Keywords: Brachiaria decumbens, Arbuscular mycorrhiza, Potassium enriched rice straw compost, Cassava starch, Acid soil

Rasional

Ubikayu meskipun dikenal sebagai tanaman yang toleran terhadap berbagai faktor pembatas pertumbuhan seperti kondisi kekeringan, kemasaman dan kondisi marginal lainnya (Howeler 2002; Kawano 2003) namun bila tanpa pemupukan hasil tanaman ini akan jauh dari yang diharapkan dan kesuburan tanah di bawah tanaman ini juga akan cepat menurun. Produksi ubikayu yang baik pada tanah masam hanya didapat bila didukung penggunaan pupuk NPK dan bahan organik (Wargiono 2003; Nakviroj et al. 2005). Diantara pupuk makro yang direspon sangat baik oleh ubikayu dan nyata pengaruhnya terhadap peningkatan mutu hasil ubikayu adalah kalium (Suyamto 1998; El-Sharkawy & Cadavid 2000; Howeler 2002).

Bahan organik yang digunakan untuk perbaikan kualitas tanah secara umum di datangkan dari luar, pada hal bahan itu bisa juga didapatkan secara in situ yaitu

dari senyawa organik yang dieksudasi akar tanaman (Violante & Gianfreda 2000). Salah satu tanaman yang berpotensi menghasilkan eksudat akar adalah Brachiaria (Grundy et al. 2006; Wenz et al. 2006). Senyawa organik eksudat akar Brachiaria dinilai mampu memperbaiki kualitas tanah masam karena selain efektif dalam detoksi Al3+ (Gaume et al. 2004; Wenzl et al. 2003; Wenz et al. 2006; Grundy et al. 2006), eksudat akarnya juga memperkaya karbon organik, memperbaiki siklus hara dan agregat tanah (Thierfelder et al. 2004; Agbenin & Adeniyi 2005).

Arbuscular mycorrhiza (AM) diketahui berpotensi memperbaiki serapan hara akar tanaman induk. Ubikayu bila bersimbiosis dengan AM didapatkan tumbuh baik pada tanah dengan kandungan P rendah. Tanaman ubikayu bila kekurangan P akan mengalami gangguan proses metabolisme sehingga dapat menghambat serapan hara lainnya termasuk hara kalium (Howeler (2002). Inokulasi AM pada ubikayu yang ditanam pada tanah masam, selain meningkatkan serapan hara P juga diharapkan berkorelasi positif dengan peningkatan ketersediaan kalium tanah yang ditanah masam juga rendah (Mulyani et al.2003; Rachim 2007). Perbaikan ketersediaan hara K dan stabilitas agregat tanah masam diharapkan dapat meningkatkan hasil dan mutu hasil ubikayu terkait kadar pati dan penurunan kandungan cyanogenic glucosides umbi yang bersifat racun ( El-Sharkawy & Cadavid 2000; González & Sotomayor 2005).

Makalah ini merupakan hasil penelitian di Lab lapang dan di lapangan dengan tujuan mengevaluasi efektivitas Brachiaria, mikoriza dan kompos jerami padi diperkaya kalium terhadap peningkatan hasil, pati dan penekanan senyawa sianogen ubikayu pada tanah masam.

Bahan dan Metode

Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan dalam 2 tahapan yaitu percobaan di Lab Lapang (Kebun Percobaan Tegineneng BPTP Lampung) dan di lapangan yaitu di lima lokasi (tanah); Kalibalangan (Hapludoks), Abung Semulih (Plinthudult), dan Kotabumi Selatan (Kandiudult) di wilayah kabupaten Lampung Utara dan Tegineneng (Kanhapludult) serta Tugusari (Hapludoks) di daerah Kabupaten Lampung Selatan. Karakteristik tanah lapisan olah dari empat lokasi (tanah)

disajikan pada Tabel 8 dan gambaran letak lokasi di wilayah Propinsi Lampung dapat dilihat pada peta Gambar 12. Sedangkan diskripsi masing-masing profil tanah dikemukakan pada Lampiran 9 (Kanhapludult Tegineneng), 10 (Hapludoks Kalibalangan), 11 (Plinthudult Abung Semulih) dan 12 (Kandiudult Kotabumi Selatan).

Tabel 8 Sifat fisiko-kimia tanah olah masing-masing lokasi ulangan percobaan di Propinsi Lampung

Karakteristik Tanah Hapludok(

Kaliba langan) Plinthudult (Abung Semulih) Kandiudult (Kotabumi Selatan) Kanhaplu dult (Tegi neneng) Tekstur  Pasir (%)  Debu (%)  Liat (%) pH  H2O  KCl Bahan organik  C-organik (%)  N total (%)  C/N P2O5-tersedia (ppm) K2O (HCl 25%)(mg100g-1)

Kation dapat dipertukarkan (NH4-Acetat 1N, pH7)  Ca (cmol kg-1)  Mg (cmol kg-1)  K (cmol kg-1)  Na (cmol kg-1) Jumlah (cmol kg-1) KTK (cmol kg-1) KB (%) Al3+ (cmol kg-1) H+ (cmol kg-1) Kejenuhan Al (%) 39 13 48 4,4 3,9 1,28 0,09 14 9,3 2 1,30 0,39 0,03 0,05 1,77 6,04 29 1,26 0,26 71,1 50 14 36 4,6 4,2 1,16 0,09 13 5,3 4 1,75 1,02 0,08 0,09 2,94 5,02 59 0,47 0,21 16,0 11 17 72 4,4 4,1 1,51 0,11 14 23,2 2 3,00 0,81 0,03 0,07 3,91 8,56 46 0,71 0,17 18,2 17 48 35 4,8 4,3 1,40 0,11 13 13,0 6 2,84 0,51 0,11 0,05 3,01 6,65 45 0,13 0,13 4,3

Gambar 12 Letak dan kondisi agroekologi lokasi percobaan lapang di Propinsi Lampung.

Karakteristik tanah lapisan olah dan profil tanah lokasi Tugusari tidak ditampilkan karena ulangan percobaan pada lokasi ini berjalan tidak sesuai harapan. Pada umur 3-4 bulan BD sebagai tanaman sela ubikayu mati akibat tidak mendapatkan intensitas cahaya yang cukup karena tertutup kanopi ubikayu. yang tumbuh sangat subur pada tanah masam (Hapludoks) yang telah lebih dari 5 tahun tidak digunakan untuk budidaya, meskipun baris BD ditanam pada jarak 60 cm dari baris tanam ubikayu. Walau demikian pertumbuhan dan hasil ubikayu pada lokasi ini tetap diamati (data pada Lampiran 8), akan tetapi datanya tidak diikutkan sebagai ulangan untuk sidik ragam.

Percobaan di Lab lapang Kebun Percobaan Tegineneng BPTP Lampung dilaksanakan dari bulan Juli 2009 sampai dengan April 2010 dan penelitian di lapangan (lahan petani) dilaksanakan dari bulan Nopember 2009 sampai dengan Agustus 2010.

Rancangan penelitian dan penerapan perlakuan

Rancangan percobaan di Lab lapang adalah RAL dalam perlakuan faktorial 2 x 2 x 4 = 16, diulang 3 kali. Faktor 1 adalah rumput BD, yaitu tanpa (B0) dan dengan tanaman sela BD (B1), faktor 2 yaitu AM yaitu tanpa (M0) dan dengan inokulasi AM (M1), dan faktor 3 adalah kompos jerami padi diperkaya kalium, yaitu kompos 2 ton ha-1 masing-masing diperkaya 0 kg (K0), 50 kg (K50), 100 kg (K100) dan 200 kg (K200) KCl ha-1. Kandungan K2O di dalam pupuk KCl yang

digunakan adalah 51,88%. Metodologi penelitian selengkapnya di Lab lapang dapat dilihat pada makalah kedua dari disertasi ini.

Penelitian di lapangan menggunakan rancangan split-split plot 2 x 2 x 4 yaitu 2 perlakuan petak utama, 2 perlakuan anak petak dan 4 perlakuan anak-anak petak. Luasan petak utama adalah 10 m x 12 m=120 m2 dan anak-anak petak berukuran 5 m x 6 m=30 m2. Sebagai petak utama perlakuan adalah BD yaitu tanpa BD (B0) dan dengan tanaman sela BD (B1), sebagai anak petak adalah AM yaitu tanpa (M0) dan inokulasi dengan AM (M1) dan sebagai anak-anak petak adalah perlakuan kompos jerami padi 2 ton ha-1 masing-masing diperkaya 0 kg (K0), 50 kg (K50), 100 kg (K100) dan 200 kg (K200) KCl ha-1. Percobaan diulang 5 kali dan lokasi (tanah masam) yang berbeda adalah ulangan dari percobaan.

Pada penelitian ini populasi ubikayu UJ-5 baik yang didampingi tanaman sela BD atau tanpa BD adalah 11111 ha-1. Baris rumput BD (1 baris) ditanam 60 cm dari baris tanaman ubikayu. Penanaman BD (5-7 tunas untuk satu lobang tanam), ditanam dengan jarak lobang tanam 20 cm, bersamaan dengan penanaman ubikayu UJ-5. Tanaman ubikayu UJ-5 ditanam dalam baris ganda dengan jarak tanam 1 m x 0,6 m. Sedangkan jarak tanam ubikayu tanpa perlakuan BD, tetap dipertahankan dalam sistem baris ganda, yaitu jarak tanam di dalam baris ganda 1 x 0,6 m dan antar baris ganda 1,2 m. Bagaimana denah pertanaman ubikayu dengan BD sebagai tanaman sela pada percobaan di lapangan dapat dilihat pada Gambar 13.

Keterangan = Ubikayu, = Brachiaria

Gambar 13 Denah pertanaman ubikayu secara intercropping dengan Brachiaria pada salah satu petak utama di lapangan.

Perlakuan kompos jerami padi diperkaya kalium diberikan segera sesudah tanam ubikayu di sekeliling batang ubikayu setelah telebih dahulu ubikayu diberi pupuk dasar 200 kg urea ha-1 dan 150 kg SP-36 ha-1 yang diberikan secara larikan di sekeliling batang ubikayu. Sedangkan perlakuan inokulasi AM yaitu berupa

zeolit yang mengandung ± 100 spora AM 10g-1 zeolit, diberikan sebanyak 10 g populasi-1 ubikayu saat 10 hari sesudah pemberian pupuk dasar, dengan cara ditabur dan ditutup dengan sedikit tanah di sekeliling batang ubikayu.

Rumput BD dipangkas setiap bulan dan pangkasannya dikembalikan ke tanah di sepanjang baris ubikayu yang didampingi dengan tanaman sela tersebut. Bagaimana keragaan pelaksanaan percobaan di Lab lapang dan di lapangan dapat dilihat pada Gambar 14 dan 15.

Data yang dikumpulkan

Terkait dengan pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan, hasil dan mutu hasil ubikayu, data yang dikumpulkan adalah diameter batang, tinggi tanaman, pangkasan batang (biomasa), hasil umbi, kadar pati (metoda Somogyi-Nelson) (Nelson 1944) dan kandungan senyawa sianogen total (cyanogenic glucosides) (total HCN, linamarin, acetonecyanohydrin) umbi dengan metoda Bradbury (Bradbury et al. 1997, diacu dalam Hidayat & Damardjati 2003). Khusus untuk analisis kadar pati umbi, contoh serbuk umbi (digiling setelah dikering open pada suhu 50 ºC selama 2x24 jam) digabung dengan porsi yang sama dari masing- masing ulangan dan diaduk merata. Kadar pati dari contoh komposit selanjutnya dianalisis dua kali (duplo).

Analisis data

Analisis statistik terhadap data hasil pengamatan dilakukan dengan menggunakan prosedur model Varian Analisis (SAS Institute). Data rata-rata antar perlakuan dibedakan dengan prosedur perbandingan LSD pada taraf nyata 1% dan 5%.

Hasil

Pertumbuhan dan produksi ubikayu

Sidik ragam untuk data hasil percobaan di Lab lapang mengindikasikan pengaruh interaksi tiga faktor perlakuan (BD, AM, dan kompos jerami padi diperkaya kalium) terhadap pertumbuhan dan hasil ubikayu (diameter batang, tinggi tanaman, bobot umbi pohon-1 dan jumlah produksi umbi pohon-1) tidak

Gambar 14 Keragaan pelaksanaan percobaan di Lab lapang Kebun Percobaan Tegineneng BPTP Lampung.

Gambar 15 Keragaan pelaksanaan percobaan lapang di 4 tanah (lokasi) (Kanhapludult Tegineneng, Hapludoks Kalibalangan, Plinthudult Abung Semulih dan Kandiudult KB Selatan) di Propinsi Lampung.

berbeda nyata. Namun perlakuan interaksi BD dan AM berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan (diameter batang) dan bobot umbi (Tabel 9). Diameter batang dan bobot umbi ubikayu UJ-5 pada perlakuan BD (BD x tanpa AM) dan AM (tanpa BD x dengan AM) lebih baik dibanding kontrol (tanpa BD dan AM). Demikian pula bobot umbi pada perlakuan interaksi BD dan AM juga lebih banyak dan berbeda nyata dengan perlakuan tanpa BD dan AM.

Pengaruh interaksi BD dan kompos jerami padi diperkaya kalium dan interaksi mikoriza dengan kompos jerami padi diperkaya kalium terhadap pertumbuhan dan hasil ubikayu tidak berbeda nyata, namun secara rata-rata perlakuan kompos jerami padi diperkaya kalium 50, 100 dan 200 kg KCl ha-1 berpengaruh nyata terhadap peningkatan hasil ubikayu (bobot umbi) yaitu masing- masing dapat meningkatkan hasil ubikayu sekitar 8%, 12% dan 14% dari pada hasil ubikayu pada perlakuan kompos jerami padi tanpa pengayaan kalium (K0) (Tabel 9).

Dari penelitian di lapangan (rata-rata dari 4 ulangan pada 4 tanah berbeda) didapatkan pengaruh perlakuan interaksi BD, AM dan kompos jerami padi diperkaya kalium terhadap hasil umbi dan biomasa bagian atas ubikayu UJ-5 tidak berbeda nyata. Pada Gambar 16 diperlihatkan hasil umbi dan biomasa bagian atas sebagai respon terhadap perlakuan interaksi tiga faktor perlakuan di masing- masing lokasi (ulangan) percobaan dan pada Gambar 17 adalah rata-rata hasil dan bobot biomasa ubikayu bagian atas pada masing-masing lokasi percobaan.

Hasil umbi dan biomasa bagian atas ubikayu dari masing-masing perlakuan (Gambar 16) dan rata-rata ditiap lokasi (Gambar 17) memperlihatkan respon ubikayu UJ-5 terhadap perlakuan yang diberikan pada empat lokasi, agak berbeda. Rata-rata produksi umbi dan biomasa bagian atas terlihat lebih tinggi pada Hapludoks Kalibalangan dan lebih rendah pada Plinthudult A. Semulih. Parameter yang sama antara percobaan di Kanhapludult Tegineneng dengan di Kandiudult Kotabumi Selatan terlihat hampir sama.

Sidik ragam untuk data pertumbuhan dan hasil ubikayu dari 4 ulangan (4 lokasi) pada percobaan di lapangan memperlihatkan perlakuan BD (B1M0) dan AM (B0M1) berpengaruh nyata hanya terhadap tinggi ubikayu UJ-5 (Tabel 10). Sementara perlakuan pengayaan kompos jerami padi dengan 100 dan 200 kg KCl

ha-1 berpengaruh nyata terhadap hasil umbi yaitu masing-masing dapat meningkatkan hasil ubikayu UJ-5 sekitar 17% dan 28% dari hasil ubikayu pada perlakuan kompos jerami padi tanpa pengayaan K (K0).

Tabel 9 Diameter batang, bobot umbi dan jumlah umbi pohon-1 ubikayu varitas UJ-5 sebagai pengaruh perlakuan BD, AM dan kompos jerami padi diperkaya kalium pada percobaan di Lab lapang Kebun Percobaan Tegineneng BPTP Lampung

Perlakuan

Kompos Jerami Padi Diperkaya K (KCl) BxM**) 0 kg ha-1 50 kg ha-1 100 kg ha-1 200 kg ha-1 Umbi (kg pohon-1) Tanpa BD Tanpa AM 6,6 6,8 7,3 7,8 7,1 b Dengan AM 7,8 8,7 9,0 9,6 8,8 a Dengan BD Tanpa AM 8,1 8,1 8,2 8,2 8,2 a Dengan AM 6,9 8,3 8,5 8,2 8,0 a K*) 7,4 b 8,0 a 8,3 a 8,4 a Diameter batang (cm) Tanpa BD Tanpa AM 2,29 2,30 2,37 2,52 2,37 b Dengan AM 2,45 2,68 2,70 2,73 2,64 a Dengan BD Tanpa AM 2,67 2,70 2,64 2,45 2,62 a Dengan AM 2,17 2,40 2,48 2,60 2,41 ab K 2,39 2,52 2,55 2,58

Jumlah Umbi pohon-1

Tanpa BD Tanpa AM 23,0 23,7 24,3 20,7 22,9

Dengan AM 27,3 29,7 21,7 23,3 25,5

Dengan BD Tanpa AM 19,0 24,7 26,7 28,7 24,8

Dengan AM 21,7 25,3 27,7 28,3 25,8

K 22,8 25,8 25,1 25,3

Keterangan: *) Angka pada baris yang sama untuk variabel yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut LSD.

**) Angka pada kolom yang sama untuk variabel yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut LSD

B=BD, M=AM dan K= Kompos jerami diperkaya kalium Kadar pati

Data kadar pati ubikayu [% bobot basah (% BB) dan % bobot kering (% BK)], sebagai pengaruh interaksi tiga faktor perlakuan pada percobaan di Lab lapang dan di lapangan (Gambar 18) memperlihatkan perlakuan interaksi BD, AM dan kompos jerami diperkaya 100 dan 200 kg KCl ha-1 (B1M1K100 dan B1M1K200) berpengaruh lebih baik terhadap kandungan pati ubikayu. Sementara

kadar pati terendah ditemukan di dalam umbi ubikayu perlakuan kontrol (B0M0K0).

Gambar 16 Keragaan data bobot umbi dan biomasa (BM) ubikayu UJ-5 bagian atas sebagai pengaruh dari perlakuan interaksi BD (B0 dan B1), AM (M0 dan M1) dan kompos jerami padi diperkaya 0 (K0), 50 (K50), 100 (K100) dan 200 (K200) kg KCl ha-1 di 4 tanah (lokasi) di Propinsi Lampung.

Gambar 17 Bobot umbi dan biomasa ubikayu UJ-5 bagian atas dari rata-rata pengujian pada empat tanah (lokasi) (TGN=Kanhapludult Tegineneng, ABS=Plinthudult Abung Semulih, KLB=Hapludoks Kalibalangan, dan KBS= Kandiudult Kotabumi Selatan) di Propinsi Lampung.

Tabel 10 Bobot umbi dan biomasa (BM) bagian atas serta tinggi dan diameter batang (cm) ubikayu sebagai pengaruh interaksi BD, AM dan kompos jerami padi diperkaya kallium pada percobaan di 4 lokasi (ulangan) di Propinsi Lampung

Perlakuan

Kompos Jerami Padi Diperkaya K (KCl) BxM**) 0 kg ha-1 50 kg ha-1 100 kg ha-1 200 kg ha-1 Umbi (ton ha-1) Tanpa BD Tanpa AM 40,2 44,4 46,9 50,5 45,5 Dengan AM 42,2 44,4 51,7 56,2 48,6 Dengan BD Tanpa AM 42,5 46,7 48,6 55,1 48,2 Dengan AM 40,8 42,0 46,0 50,0 44,7 K*) 41,4 c 44,4 bc 48,3 ab 53,0 a

Biomasa tanaman bagian atas (ton ha-1)

Tanpa BD Tanpa AM 16,1 16,0 16,9 20,5 17,4 Dengan AM 17,3 17,5 22,5 23,0 20,1 Dengan BD Tanpa AM 15,9 16,0 18,2 23,2 18,3 Dengan AM 13,7 14,8 16,7 20,1 16,4 K*) 15,8 b 16,1 b 18,6 ab 21,7 a Tinggi tanaman (cm) Tanpa BD Tanpa AM 254 258 251 277 260 c Dengan AM 265 270 297 301 283 a Dengan BD Tanpa AM 262 277 275 306 280 ab Dengan AM 256 257 262 289 266 bc K*) 259 b 265 b 271 b 293 a Diameter batang (cm) Tanpa BD Tanpa AM 2,12 2,20 2,18 2,43 2,23 Dengan AM 2,18 2,15 2,44 2,50 2,32 Dengan BD Tanpa AM 2,27 2,29 2,31 2,49 2,34 Dengan AM 2,17 2,15 2,38 2,48 2,30 K*) 2,19 b 2,20 b 2,33 ab 2,47 a

Keterangan: **) Angka pada kolom yang sama untuk variabel yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut LSD.

*) Angka pada baris yang sama untuk variabel yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut LSD

B=BD, M=AM dan K= Kompos jerami diperkaya kalium

Sidik ragam untuk data kadar pati umbi dari ubikayu hasil percobaan di Lab lapang memperlihatkan perlakuan BD dan AM serta interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap kadar pati umbi (Tabel 11). Kadar pati umbi dalam % BK pada perlakuan BD (B1M0) dan AM (B0M1) serta interaksi keduanya

(B1M1) lebih tinggi dan berbeda nyata dari pada kadar pati umbi pada perlakuan B0M0. Untuk kadar pati dalam %BB hanya kadar pati pada perlakuan AM (B0M1) dan interaksi BD dan AM (B1M1) yang berbeda nyata dengan kadar pati perlakuan B0M0 (Tabel 11). Secara keseluruhan total kadar pati umbi (kg pohon-1) adalah lebih tinggi pada ubikayu yang diperlakukan dengan tanaman sela BD dan inokulasi AM atau interaksi keduanya (B1M1) dibanding tanpa aplikasi perlakuan tersebut (B0M0) (Tabel 11). Demikian pula perlakuan interaksi BD atau AM dengan kompos jerami diperkaya kalium juga berpengaruh lebih baik terhadap kadar pati ubikayu (Tabel 12 dan Tabel 13).

Kadar pati (%BK dan %BB) ubikayu pada perlakuan interaksi BD dengan kompos jerami diperkaya 100 (K100) dan 200 (K200) kg KCL ha-1 (Tabel 12), serta interaksi AM dengan kompos jerami padi diperkaya 100 (K100) dan 200 (K200) kg KCL ha-1 (Tabel 13) berpengaruh lebih baik terhadap kadar pati ubikayu terutama dibandingkan kadar pati ubikayu pada perlakuan kontrol. Perlakuan kompos jerami diperkaya kalium 100 dan 200 kg KCl ha-1 secara rata- rata berpengaruh lebih baik terhadap kadar pati umbi dan berbeda nyata dengan kadar pati umbi pada perlakuan kompos tanpa pengayaan K (Tabel 11).

Sementara itu hasil analisis pati dari produksi ubikayu percobaan di lapangan (rata-rata 4 lokasi) memperlihatkan perlakuan interaksi BD dan AM berpengaruh nyata terhadap kadar pati (% BK) (Tabel 14), demikian pula perlakuan pengayaan kompos jerami padi dengan 100 dan 200 kg KCl ha-1 (Tabel 14). Perlakuan interaksi BD, AM dan kompos jerami padi diperkaya 100 dan 200 kg ha-1 (B1M1K100 dan B1M1K200) meningkatkan kadar pati sekitar 13 % dari kadar pati ubikayu perlakuan B0M0K0 (data pada Gambar 18).

Ubikayu UJ-5 yang ditanam pada tanah masam berbeda ternyata juga cenderung mempunyai kadar pati berbeda (Gambar 19). Produksi umbi yang cenderung lebih tinggi untuk UJ-5 yang ditanam pada Hapludoks Kalibalangan (57 ton ha-1) (Gambar 17), ternyata secara rata-rata mengandung kadar pati yang lebih rendah dibanding dengan yang ditanam pada tanah masam lainnya.

Gambar 18 Kadar pati ubikayu varitas UJ-5 dalam % bobot basah dan % bobot kering sebagai pengaruh perlakuan interaksi BD [(tanpa (B0) dan dengan BD (B1)], AM [tanpa (M0) dan dengan AM (M1)] dan kompos jerami padi diperkaya 0 (K0), 50 (K50), 100 (K100) dan 200 (K200) kg KCl ha-1 pada percobaan di Lab lapang (Kanhapludult Tegineneng) dan percobaan di lapang (Kanhapludult Tegineneng, Plinthudult A. Semulih, Hapludoks Kalibalangan dan Kandiudult KB. Selatan), Propinsi Lampung.

Kadar senyawa sianogen (cyanogenic glucosides)

Data pengaruh interaksi tiga faktor perlakuan terhadap kandungan senyawa sianogen (linamarin, asetonsianohidrin dan HCN CN-1) dari ubikayu produksi percobaan di Lab lapang ditampilkan pada Gambar 20. Sedangkan rata-rata senyawa sianogen total dari ubikayu hasil percobaan di lapangan (4 lokasi) ditampilkan pada Gambar 21. Pada Gambar 22 ditampilkan data rata-rata senyawa sianogen total ubikayu hasil penanaman di Kanhapludult Tegineneng (TGN), Plinthudult A. Semulih (ABS), Hapludoks Kalibalangan (KBL) dan Kandiudult KB. Selatan (KBS).

Data hasil analisis senyawa sianogen umbi dari penelitian di Lab lapang (Gambar 20) dan di lapangan (Gambar 21) memperlihatkan bahwa kadar senyawa

Tabel 11 Kadar pati ubikayu varitas UJ-5 dan total pati pohon-1 sebagai pengaruh interaksi BD, AM dan kompos jerami padi diperkaya kalium pada percobaan di Lab lapang Kebun Percobaan Tegineneng BPTP Lampung

Perlakuan

Kompos Jerami Padi Diperkaya Kalium (KCl) BxM**) 0 kg KCl ha-1 50 kg KCl ha-1 100 kg KCl ha-1 200 kg KCl ha- 1 Pati (% Bobot basah)

Tanpa BD Tanpa AM 28,8 27,6 30,1 31,3 29,5 c

Dengan AM 29,7 32,4 33,5 32,7 32,1 ab

Dengan BD Tanpa AM 30,3 29,6 31,5 32,3 30,9 bc

Dengan AM 31,7 33,9 34,3 35,8 33,9 a

K*) 30,1 d 30,9 c 32,4 b 33,0 a

Pati (% Bobot kering)

Tanpa BD Tanpa AM 73,1 73,5 77,9 76,1 75,2 c

Dengan AM 73,5 78,5 75,9 79,1 76,7 b

Dengan BD Tanpa AM 76,3 76,3 77,0 79,8 77,3 b

Dengan AM 78,1 78,6 80,5 82,5 79,9 a

K*) 75,2 c 76,7 bc 77,8 ab 79,4 a

Total pati (kg pohon-1)

Tanpa BD Tanpa AM 1,90 1,88 2,19 2,43 2,10 b

Dengan AM 2,31 2,81 3,02 3,12 2,82 a

Dengan BD Tanpa AM 2,46 2,41 2,59 2,64 2,52 a

Dengan AM 2,20 2,80 2,93 2,92 2,71 a

K*) 2,22 c 2,47 b 2,68 a 2,78 a

Keterangan: **) Angka pada kolom yang sama untuk variabel yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut LSD.

*) Angka pada baris yang sama untuk variabel yang sama diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % menurut LSD

B=BD, M=AM dan K= Kompos jerami diperkaya kalium

sianogen total ubikayu cenderung lebih dipengaruhi oleh perlakuan pengayaan kompos jerami padi dengan kalium. Semakin banyak kalium di dalam kompos

Dokumen terkait