• Tidak ada hasil yang ditemukan

Goa Mangleng

Dalam dokumen LAPORAN PENELITIAN ILMIAH ARKEOLOGIS DAN (Halaman 34-53)

B. Tim Survei Arkeologi 2

2. Goa Mangleng

Sesuai data peta survei, Goa Mangleng berada di dalam grid survei D3 kawasan Resort Rowobendo tepatnya di titik koordinat UTM Zona 50 S 0211444 mE 9045081 mN. Goa ini berada 200 meter dari hutan produksi dan vegetasi di sekitar goa adalah bambu berduri dan kondisinya kering. Goa yang terletak di bagian lereng tengah ini memiliki kemiringan antara 35o-55o (termasuk sangat curam) dengan elevasi 147 mdpal. Mulut goa menghadap ke arah barat dengan ukuran tinggi 3 meter dan lebar 10 meter. Goa ini terdiri dari satu ruang utama dengan pilar di tengahnya. Ukuran lebar ruangan 15 meter, tinggi 5 meter dan kedalamannya mencapai 36 meter.

Di tengah ruangan di temukan tumpukan-tumpukan batu dan dua buah payung yang berdiri di atasnya serta terpal plastik yang menjadi alas adalah bagian kegiatan ritual yang sering dilakukan masyarakat. Di ruangan goa bagian depan dekat dengan mulut goa ditemukan tanda-tanda aktivitas manusia yang menggunakan goa sebagai tempat tinggalnya seperti ranjang, alat-alat makan dan alat-alat memasak. Selain sebagai tempat kegiatan ritual dan tempat tinggal, air yang menetes dari stalaktit goa ditampung untuk digunakan oleh para lelono/penghuni goa. Ruangan bagian belakang yang dijadikan habitat kalelawar cenderung lebih lembab dan memiliki intensitas cahayanya lebih sedikit dibandingkan bagian ruangan yang lebih dekat dengan mulut goa.

Test pit dilakukan pada oa ini untuk mengetahui potensi tinggalan arkeologis di bawah permukaan lantai. Letak kotak galian test pit berada di antara stasiun 6 dan stasiun 7 dengan ukuran 50x50 cm dan kedalaman 10 cm. Alasan pemilihan kotak test pit tersebut karena di tepi dinding goa sehingga berpotensi adanya tinggalan arkeologis seperti umumnya tinggalan arkeologis di goa berada di tepi dinding goa. Dari hasil test pit tidak ditemukan tinggalan arkeologis namun hanya lapisan tanah yang memadat. Lapisan ini berbeda dengan lapisan atas yang lebih gembur. Berdasarkan kesaksian lelono yang telah meninggali goa tersebut selama 2,5 tahun ada kebiasaan para lelono menyimpan makanan di dalam tanah terutama di tepi dinding goa. Oleh karena itu, tanah di tepi dinding goa menjadi gembur.

Foto 12. Kondisi di dalam Goa Mangleng

Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

Foto 13. Kondisi langit-langit Goa Mangleng Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

Foto 14. Hasil Test pit di Goa Mangleng Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

3. Goa Landak

Goa landak merupakan salah satu goa yang termasuk dalam blok Goa Mangleng, ditemukan tidak jauh sekitar 10 meter ke arah selatan. Goa yang sesuai peta survei masih termasuk dalam grid D3 kawasan Resort Rowobendo ini berada pada koordinat UTM Zona 50 S 0211467 mE 9045058 mN. Kemiringan lantai goa termasuk sangat curam (antara 35o- 55o) dengan elevasi 135 mdpal. Goa Landak ini menghadap ke barat dengan ukuran ruang yang relatif kecil untuk dihuni manusia.

Kedalamannya mencapai 2 meter dengan tinggi 70 cm dan lebar 1,5 meter. Ukuran mulut goa memiliki tinggi 1 meter dan lebar 1,5 meter. Goa ini dikenal sebagai Goa Landak karena menurut pengakuan masyarakat goa ini sebelumnya menjadi tempat hunian hewan landak meski saat pelaksanaan survei tidak ada tanda-tanda adanya hewan ini. Di permukaan lantai goa ini ditemukan cangkang kerang dengan jumlah yang sedikit dan tidak terkonsentrasi.

Foto 15. Mulut Goa Landak Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

Foto 16. Kondisi di dalam Goa Landak Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

4. Goa Kerang/Goa 1

Goa 1 terletak di titik koordinat UTM Zona 50 S 0211538 mE 9045362 mN sesuai peta survei ekspedisi termasuk di dalam grid survei D3 kawasan Resort Rowobendo. Goa 1 merupakan penamaan kami berdasar kode waypoint GPS, sedangkan masyarakat lokal lebih mengenal goa ini sebagai Goa Kerang. Goa ini berada di lereng bagian tengah dengan elevasi 139 mdpal dan kemiringannya termasuk sangat curam (antara 35o-55o). Posisi Goa ini berada di lereng timur Goa 45. Di antara lereng Goa Kerang dengan Goa 45 terdapat penampakan aliran sungai yang telah mengering.

Berdasarkan ketinggian letak ruangannya goa ini terdiri dari 3 tingkat. Ruangan tingkat 1 berada di atas tanah dengan ukuran mulut goanya adalah lebar 4 meter dan tinggi 70 cm sedangkan ukuran ruangannya adalah lebar 4 meter, kedalaman 2 meter dan tinggi 50 cm dan ada pilar ditengah ruangannya. Ruangan tingkat kedua dan tingkat ketiga untuk akses masuknya harus dilalui dengan cara memanjat.

Ruangan tingkat pertama dan tingkat kedua masih bisa diakses oleh manusia dengan ditemukannya sampah-sampah berupa kulit kacang yang tersebar di atas lantai goa tingkat 1 maupun tingkat 2 dan sisa pembakaran kegiatan ritual di atas lantai 1. Pada goa tingkat 2 dan tingkat 3 menjadi habitat kalelawar. Selain itu, di lantai goa tingkat 1 dijumpai cangkang kerang yang tersebar.

Dengan adanya temuan permukaan berupa cangkang kerang yang tersebar di lantai goa maka tim survei pada goa ini melakukan test pit untuk mengetahui potensi tinggalan-tinggalan yang terkubur di lantai goa. Kotak test pit tersebut berukuran 50x50 cm dengan kedalaman 10 cm. Berdasarkan hasil test pit tersebut tidak ditemukan temuan apapun.

Foto 17. Kondisi Goa Kerang dari depan Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

Foto 18. Kondisi Lantai Goa Kerang Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

Foto 19. (Kiri) Kondisi permukaan di dalam ruangan tingkat pertama Goa Kerang. (Kanan) Mulut ruangan Tingkat 2 G. Kerang.

Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

Foto 20. Mulut ruangan tingkat 3 Goa Kerang Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

Foto 21. Contoh temuan permukaan di Goa 1 Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

5. Goa 2

Goa 2 ini terletak di titik koordinat UTM Zona 50 S 0211906 mE 9044745 mN dan sesuai peta termasuk dalam grid survei D3 kawasan Resort Rowobendo. Goa 2 merupakan kode waypoint GPS pada cavern yang ditemukan. Cavern adalah sistem pergoaan karena adanya sungai bawah tanah tapi bukan yang utama. Penampakan Goa 2 ini berupa lubang jika dilihat dari bawah (tanah) karena goa tersebut berada di tengah dinding lereng. Di sekitar dinding tebing ini ditumbuhi tumbuhan menjalar dan di sekitarnya ditumbuhi tumbuhan lebat dan kondisinya kering. Tidak terdapat akses masuk selain dengan cara memanjat yang cukup beresiko. Goa ini berseberangan dengan Goa 3 atau dikenal Goa Bujeng yang juga dekat dengan aliran sungai yang telah mengering. Vegetasi yang ada di sekitar goa didominasi oleh bambu yang memiliki tingkat kerapatan cukup tinggi.

6. Goa Bujeng/Goa 3

Goa 3 merupakan kode waypoint GPS sedangkan sebutan Goa Bujeng berasal dari masyarakat sekitar. Goa ini terletak di titik koordinat UTM Zona 50 S 0211983 mE 9044781 mN. Pada peta survei eksedisi goa ini masuk dalam grid survei D3 kawasan Resort Rowobendo. Goa ini berada dilereng bagian tengah dengan kemiringan yang termasuk curam (antara 16o-35o) dan elevasinya adalah 130 mdpal. Kondisi di sekitar goa kering dengan vegetasinya hutan lebat. Goa ini berada di sisi barat laut aliran sungai yang telah mengering.

Arah hadap mulut Goa Bujeng ini menghadap ke tenggara. Ukuran mulut goanya memiliki tinggi 2 meter dan lebar 6 meter. Ruangan depan goa ini berukuran lebar 6 meter dan tinggi 5 meter. Di lantai goaditemukan terpal dengan tanah gembur. Dari ruangan depan ini terdapat lorong untuk memasuki ruangan ke bagian perut goa. Pada goa ini tidak ditemukan tinggalan arkeologis selain tanda-tanda adanya aktivitas manusia seperti alat-alat memasak pada ceruk di sebelah mulut goa dan terpal yang berada di atas lantai goa.

Foto 22. (Kiri) Kondisi Goa Bujeng dari depan. (Kanan) Kondisi di samping Goa Bujeng Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014.

7. Ceruk 1

Ceruk 1 terletak di titik koordinat UTM Zona 50 S 0211770 mE 9044617 mN. Pada peta suvei termasuk dalam grid survei D3 kawasan Resort Rowobendo. Goa ini berada dekat dengan Pura Petirtan Mas dan aliran sungai yang telah mengering. Kondisi di sekitar goa ini kering dan vegetasinya hutan lebat. Pada ceruk ini ditemukan sebaran cangkang kerang di atas permukaan lantai ceruknya. Selain itu, ditemukan adanya aktivitas manusia yaitu sisa pembakaran dan tembikar berukuran kecil serta sampah plastik.

Foto 23. (Kiri) Kondisi Ceruk1. (Kanan) Kondisi lahan di sekitar Ceruk

Foto 24. (Kiri) Contoh temuan permukaan di Ceruk 1. (Kanan) Contoh tembikar yang ditemukandi ceruk 1

Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014 8. Ceruk 2

Ceruk 2 terletak di titik koordinat UTM Zona 50 S 0211466 mE 9045049 mN. Berada di dalam grid survei D3 kawasan Resort Rowobendo. Ceruk ini berada di lereng bagian tengah dengan kemiringan yang termasuk sangat curam (antara 35o dan 55o) dan elevasinya adalah 114 mdpal. Ceruk ini berada diantara Goa Mangleng dann Goa Landak karena berada di satu lereng yang sama. Di sekitar ceruk ini kondisinya kering dengan sebagian besar vegetasi berupa bambu berduri.

Arah hadap ceruk ini adalah ke arah barat. Ukuran mulut ceruk ini adalah lebarnya 4 meter dan tingginya 60 cm sedangkan ukuran ruangannya adalah lebarnya 4 meter, tingginya 50 cm dan kedalamannya 2 meter. Pada lantai ceruk ditemukan temuan permukaan berupa cangkang kerang yang tersebar. Tingkat transformasi pada ceruk ini termasuk rendah.

Foto 25. (Kiri) Kondisi Ceruk 2 dari depan. (Kanan) Contoh temuan permukaan di Ceruk 2 Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

9. Ceruk 3

Pada peta survei Ceruk 3 termasuk di dalam grid D3 kawasan Rowobendo tepatnya terletak di titik koordinat UTM Zona 50 S 0211502 mE 9045304 mN. Ceruk ini berada di satu lereng yang samadengangoa 45 tepatnya di sisi timur Goa 45. Ceruk ini berada di lereng bagian tengah dengan kemiringan yang termasuk sangat curam (antara 35o dan 55o) dan memiliki tingkat elevasi 138 mdpal. Kondisi di sekitar ceruk kering dan vegetasi didominasi oleh bambu berduri. Ceruk ini mrnghadap ke arah barat laut. Ukuran mulut ceruk memiliki lebar 2 meter dan tinggi 1,5 meter dengan lebar ruangan 2 meter, tinggi 1,5 meter dan kedalamannya 1,5 meter. Di ceruk ini tidak ditemukan temuan arkeologis.

Foto 26. Kondisi Ceruk 3 dari samping Dok. oleh Uswatun Khasanah, 2014

Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

10.Ceruk 4

Pada peta survei Ceruk 4 termasuk di dalam grid D3 kawasan Rowobendo tepatnya terletak di titik koordinat X UTM Zona 50 S 0211538 mE 9045363 mN. Ceruk ini berada pada lereng yang sama dengan Goa 1, ceruk 5 dan ceruk 6. Ceruk ini berada di sisi utara Goa 1. Ceruk ini berada di lereng bagian tengah dengan kemiringan yang termasuk sangat curam (antara 35o dan 55o) dan elevasinya adalah 144 mdpal. Sepanjang lereng ceruk 4, ceruk 5, ceruk 6 dan Goa 1 terdapat aliran sungai yang telah mengering. Kondisi di sekitarnya kering dengan vegetasinya adalah hutan lebat.

Arah hadap ceruk ini ke arah timurdengan ukuran mulut ceruknya adalah; lebar 10 meter dan tinggi 3 meter. Ukuran ruangannya adalah lebar 10 meter, tinggi 3 meter dan kedalamannya 2 meter. di ceruk ini tidak ditemukan temuan arkeologis dan tingkat transformasinya rendah.

11.Ceruk 5

Ceruk 5 terletak di titik koordinat UTM Zona 50 S 0211547 mE 9045327 mN dan sesuai peta suvei termasuk di dalam grid D3 kawasan Rowobendo. Ceruk ini berada pada lereng bagian tengah yang sama dengan Goa 1, ceruk 4 dan ceruk 6 dan berada di kemiringan yang termasuk sangat curam (antara 35o dan 55o). Ceruk yang berada di sisi selatan Goa 1 ini memiliki arah hadap ke barat. Ukuran mulut ceruknya adalah lebar 5 meter dan 2,5 meter sedangkan ukuran ruangannya adalah lebar 5 meter, tinggi 2,5 meter dan kedalaman 2 meter. Pada ceruk ini tidak ditemukan temuan permukaan.

12.Ceruk 6

Ceruk 6 terletak di titik koordinat UTM Zona 50 S 0211548 mE 9045327 mN. Pada peta survei termasuk di dalam grid D3 kawasan Resort Rowobendo. Ceruk ini berada pada lereng bagian tengah yang sama dengan Goa 1, ceruk 4 dan ceruk 5 dan berada di kemiringan yang termasuk sangat curam (antara 35o dan 55o). Ceruk ini menghadap ke arah selatan. Ukuran mulut ceruk ini adalah lebar 10 meter dan tinggi 10 meter sedangkan ukuran ruangannya adalah lebar 10 meter, kedalaman 50 cm dan tinggi 10 meter. Pada ceruk ini ditemukan temuan permukaan berupa cangkang kerang yang tersebar di atas lantai ceruk.

Foto 28. Kondisi Ceruk 6 dari samping Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014 13.Ceruk 7

Ceruk 7 terletak di titik koordinat UTM Zona 50 S 0211849 mE 9044748 mN. Pada peta survei termasuk di dalam grid D3 kawasan Resort Rowobendo. Ceruk ini berada pada lereng bagian tengah dengan kemiringan yang termasuk curam (antara 16o dan 35o) dan elevasinya adalah 108 mdpal. Ceruk ini menghadap ke arah tenggara. Ukuran mulut ceruknya adalah lebar 6 meter dan tinggi 3 meter sedangkan ukuran ruangannya adalah lebar 6 meter, kedalaman 2,5 meter dan tinggi 3 meter. Dia atas lantai permukaan ceruk 7 ditemukan temuan permukaan berupa cangkan kerang yang tersebar. Selain itu, ada sampah plastik yang tersebar di atas lantai ceruknya.

Foto 29. (Kiri) Kondisi Ceruk 7 dari depan. (Kanan) Kondisi di dalam Ceruk 7 Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

14.Ceruk 8

Ceruk 8 terletak di titik koordinat UTM Zona 50 S 0211823 mE 9044742 mN. Pada peta survei termasuk di dalam grid D3 kawasan Resort Rowobendo. Ceruk ini berada pada lereng bagian tengah dengan kemiringan yang termasuk curam dan elevasinya adalah 125 mdpal. Di sekitar ceruk ditumbuhi hutan lebat dan kondisi di sekitarnya kering. Ceruk ini berada di sisi timur Pura Pethirtan Mas dan di sisi timur laut sungai kering.

Ceruk yang menghadap ke arah tenggara memiliki ukuran mulut ceruk dengan lebar 10 meter dan tinggi 2 meter sedangkan ukuran ruangannya adalah lebar 10 meter, kedalaman 3 meter dan tinggi 2 meter. Di Ceruk 8 ini ditemukan temuan permukaan di atas lantainya yaitu cangkang kerang yang tersebar.

Foto 30. (Kiri) Kondisi di dalam Ceruk 8. (Kanan) Kondisi ruangan di dalam ceruk 8 Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

15.Ceruk 9

Ceruk 9 terletak di titik koordinat UTM Zona 50 S 0211846 mE 904474 mN. Pada peta survei termasuk di dalam grid D3 Kawasan Resort Rowobendo. Ceruk ini berada pada lereng bagian tengah dengan kemiringan yang termasuk curam dan elevasinya adalah 126 mdpal. Ceruk yang menghadap ke arah tenggara ini memiliki ukuran mulut dengan lebar 1 meter dan tinggi 2 meter, sedangkan ukuran ruangannya lebar 1 meter dan tingginya 2 meter. Pada ceruk ini tidak ditemukan temuan arkeologis.

Foto 31. Kondisi Ceruk 9 Dok. oleh Izzal F. Audina, 2014

C. Tim SurveiArkeologi 3

Wilayah survei arkeologis Tim 3 meliputi bagian selatan dari T.N. Alas Purwo, yakni di wilayah di sekitar Goa Lowo pada koordinat UTM Zona 50 S 0211640 mE 9033988 mN. Wilayah awal eksplorasi Tim 3 mencakup area seluas 1 kilometer di sekitar Goa Lowo. Data mengenai koordinat awal ini diperoleh ASC. Meskipun telah mendapatkan data awal dari organisasi lain, survei Tim 3 tetap harus mencari potensi goa hunian di wilayah survei ini. Dengan data awal satu titik goa dalam area survei, tim melakukan penjelajahan wilayah kearah pesisir selatan. Delam penjelajahan melintasi batas wilayah survei yang telah ditetapkan, temuan goa yang memiliki indikasi sebagai goa hunian manusia prasejarah tetap minim. Hanya ditemukan dua ceruk lain yang saling berdekatan, dengan lokasi yang berada di pantai.

Wilayah survei di bagian selatan Resort Pancur memiliki kontur lahan yang relatif landai. Titik tertinggi yang terdapat di wilayah sekitar Goa Lowo hanya berada di bawah 100 meter dari atas permukaan laut. Terdapat banyak bekas aliran sungai di daerah ini, muara sungai pun hanya tergenang air, tidak mengalir ke laut. Hutan di sekitar Goa Lowo didominasi oleh tumbuhan merambat dan bambu duri, meskipun tetap ada tumbuhan berkayu besar. Lain halnya dengan wilayah pesisir yang didominasi tumbuhan pandan hutan dan bakau. Pada lokasi ceruk yang ditemukan tumbuhan pandan hutan lebih mendominasi daripada tumbuhan lainnya. Temuan- temuan yang didapat dari survei di wilayah selatan Resort Pancur TNAP yang berupa goa dan ceruk akan dikupas lebih jauh pada uraian berikutnya.

1. Goa Lowo 1

Goa Lowo Iadalah salah satu goa yang terletak perbukitan sisi barat Resort Pancur Taman Nasional Alas Purwo. Penamaan “Lowo” oleh warga sekitar disebabkan karena goa ini merupakan habitat kelelawar. Goa ini terletak pada lereng tengah, dengan arah hadap 320o azimuth, koordinat UTM Zona 50 S 0211640 mE 9033988 mN dan elevasi 76 mdpal.

Lingkungan sekitar goa berupa hutan alami dengan vegetasi bambu yang tumbuh rapat dan sangat dominan. Petunjuk geografis terdekat dari goa ini adalah bekas aliran sungai di kaki bukit. Goa Lowo 1 memiliki ukuran mulut selebar 931 cm dengan tinggi 337 cm. Bagian mulut goa sangat curam, menyerupai goa vertikal tetapi bagian dalamnya berupa ruangan dengan lorong- lorong horizontal yang cukup luas. Ruangan utamanya memiliki lebar hingga 3663 cm.

Tingkat transformasi goa ini lebih disebabkan oleh faktor alam, hal tersebut tampak dari adanya sedimentasi kotoran kelelawar di bagian tengah dan dalam goa. Terdapat runtuhan di bagian mulut goa dan lorong timur goa. Selain itu bagian dalam goa terdapat bekas aliran air yang kemungkinan terisisaat hujan.Kondisi goa ini sangat lembab, dan basah. Bagian dalam goa sangat gelap dan pengap karena tidak ada ventilasi selain mulut goa, apalagi bagian mulut goalebih sempit dibandingkan ruangan goa yang relatif luas dan memiliki banyak lorong.Goa ini juga masih mengalami pertumbuhan, terlihat dari tetesan air pada stalaktit dan dinding goa.

Belum dijumpai temuan arkeologis di dalam goa ini, yang di temukan hanya beberapa tulang binatang yang masih relatif baru dan belum memfosil. Temuan tersebut berupa satu buah tengkorak kera lengkap dengan rahang bawahnya, sepasang tulang pelvis kera, dan satu buah fragmen tulang yang diduga tulang femur.

Dok. Oleh Cindra Krisna T., 2014

Foto 33. Runtuhan pada bagian mulut goa Dok. Oleh Cindra Krisna T., 2014

Foto 34. Tulang tengkorak dan rahang bawah kera Dok. Oleh Cindra Krisna T., 2014

Dok. Oleh Cindra Krisna T., 2014

Foto 36. Fragmen tulang yang diduga tulang femur Dok. Oleh Cindra Krisna T., 2014

2. Ceruk 1

Ceruk ini berada di pesisir selatan Resort Pancur, tepatnya pada koordinat UTM Zona 50 S 0217145 mE 9031648 mN menghadap ke barat laut (205o azimuth). Dengan letaknya yang berada di pantai berakibat kondisi lingkungan agak lembab dan dengan vegetasi yang didominasi oleh pandan hutan. Pada bentang geografis pantai, ceruk ini terletak di tebing yang tidak terlalu tinggi dengan kemiringan lahan yang landai.

Ceruk yang kemudian disebut dengan ceruk 1 ini memiliki ukuran yang tidak terlalu besar, dengan lebar mulut 7.2m tinggi 3.5 m sertaukuranpanjang ruang 5.3m dan lebar 2.2m. Lantai dari ceruk ini cukup datar dan tidak banyak terdapat batu. Akan tetapi kondisi saat ini lantai ceruk telah teraduk oleh aktivitas penghunian binatang. Hal ini terlihat dari bekas-bekas cakaran yang membentuk cekungan-cekungan pada lantai ceruk.

Kondisi alam yang dapat menjadi sumber penghidupan manusia seperti sumber bahan makanan dan sumber air kurang dapat dilihat buktinya saat ini. Di daerah sekitar ceruk berada hanya terdapat muara-muara sungai yang kemungkinan hanya terdapat air pada musim tertentu. Dengan kondisi lingkungan dan kondisi ceruk yang demikian tidak ditemukan tinggalan permukan.

Foto 37. Mulut ceruk 1 Dok. Oleh Cindra Krisna T., 2014 3. Ceruk 2

Ceruk yang berada pada koordinat UTM Zona 50 S 0217279 mE 9031653 mN ini memiliki kondisi yang mirip dengan ceruk 1, menghadap langsung ke Samudera Indonesia (189o azimuth). Dengan kondisi kelembaban yang cukup tinggi dan dengan vegetasi yang didominasi oleh tumbuhan pandan hutan. Kondisi ceruk dengan ukuran lebar mulut 10 meter dan tinggi 3.2 meter dan kedalaman ceruk 9.3 meter ini juga mirip dengan ceruk 1. Kondisi lantai goa menampakkan bekas-bekas penghunian oleh binatang. Temuan arkeologis pada permukaan lantai juga tidak ada.

Foto 38. Mulut ceruk 2 Dok. Oleh Cindra Krisna T., 2014

Foto 39. Kondisi lantai yang berantakan Dok. Oleh Cindra Krisna T., 2014

Dalam dokumen LAPORAN PENELITIAN ILMIAH ARKEOLOGIS DAN (Halaman 34-53)

Dokumen terkait