• Tidak ada hasil yang ditemukan

Goal, Outcome dan Logical Framework

Dalam dokumen Dokumen RAN-PG 2015-2019_edit12April.doc (Halaman 38-46)

BAB III RENCANA AKSI MULTI-SEKTOR

3.2. Goal, Outcome dan Logical Framework

Cita-cita yang ingin diwujudkan dengan adanya perbaikan pangan dan gizi dengan pendekatan multi-sektor adalah terbentuknya sumber daya manusia yang cerdas, sehat, produktif secara berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi.

Outcome

Outcome yang ingin dicapai dari upaya perbaikan pangan dan gizi Error: Reference source not foundsebagaimana target yang ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019 khususnya dalam bidang pangan dan gizi tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3 Indikator Outcome Perbaikan Gizi

No Indikator Status awal (2014) Target (2019)

1 Produksi padi (juta ton) 70,6 82,0

2 Produksi jagung (juta ton) 19,1 24,1

3 Produksi kedelai (juta ton) 0,9 2,6

3 Produksi gula (juta ton) 2,6 3,8

4 Produksi daging sapi (ribu ton) 452,7 755,1

5 Produksi ikan (juta ton) diluar rumput laut 12,4 18,8

6 Produksi garam (juta ton) 2,5 4,5

7 Skor PPH 81,8* 92,5

8 Tingkat konsumsi kalori (kkal/kapita/hari) 1967 Kkal 2150 Kkal

9 Konsumsi ikan (kg/kap/tahun) 38,0 54,5

10 Prevalensi anemia pada ibu hamil (persen)

37,1 28

11 Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (persen)

10,2 8

12 Persentase bayi dengan usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif (persen)

38,0 50

13 Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (persen)

19,6 17

14 Prevalensi kurus (wasting) pada anak balita (persen)

12 9,5

15 Prevalensi pendek dan sangat pendek (stunting) pada anak baduta (bayi di bawah 2 tahun) (persen)

32,9 28

16 Prevalensi berat badan lebih dan obesitas pada penduduk usia >18 tahun (persen)

15,4 15,4

Ket= * 2014

Untuk mencapai indikator tersebut diperlukan peran lintas sektor yang contoh peranannya diperlihatkan oleh gambar 11, Sedangkan penjabaran lebih rinci terkait peran lintas sektor ditampilkan pada Tabel 3 yang didalamnya terdapat alur pikir (logical

framework) dari peranan setiap stakeholder dan tabel 3 ini merupakan modifikasi dari

kegiatan yang tercantum pada RPJMN dan Rencana Strategis K/L. Sementara itu, untuk mencapai outcome tersebut setiap sektor memiliki indikator kinerja utama key performance

indicator/KPI atau indikator output yang merupakan indikator kinerja setiap K/L yang

diantaranya bersumber dari RPJMN dan Renstra K/L. KPI untuk setiap K/L yang terlibat dikelompokkan berdasarkan intervensi gizi spesifik dan sensitif yang tercantum pada Tabel 7 (lampiran).

Tabel 4 Logical Framework RAN-PG Multi Sektor 2015-2019 Impact

Peningkatan Kualitas SDM Outcome

1. Produksi padi mencapai 82,0 juta ton 2. Produksi jagung mencapai 24,1 juta ton 3. Produksi kedelai mencapai 2,6 juta ton 4. Produksi gula mencapai 3,8 juta ton

5. Produksi daging sapi mencapai 755,1 ribu ton

6. Produksi ikan (diluar rumput laut) mencapai 18,8 juta ton 7. Produksi garam mencapai 4,5 juta ton

8. Skor pola pangan harapan (PPH) mencapai 92,5 9. Konsumsi kalori mencapai 2150 kkal/kapita/hari

10. Prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 28 persen

11. Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) mencapai 8 persen

12. Persentase bayi dengan usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif mencapai 50 persen 13. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita mencapai 17 persen

14. Prevalensi kurus (wasting) pada anak balita mencapai 9,5 persen

15. Prevalensi pendek dan sangat pendek (stunting) pada anak baduta (bayi di bawah 2 tahun) mencapai 28 persen 16. Prevalensi berat badan lebih dan obesitas pada penduduk usia >18 tahun mencapai 15,4 persen.

Pelaksana Input Output

Kemenkes 1) Promosi dan kampanye 1000 HPK, ASI eksklusif dan pedoman gizi seimbang, serta pemantauan berat badan pada anak dan remaja

2) Pelatihan tenaga kesehatan dan kader posyandu tentang 1000 HPK, tumbuh kembang anak, status gizi prahamil dan saat hamil, inisiasi menyusu dini, ASI eksklusif

3) Edukasi gizi saat pemeriksaan ANC, pelaksanaan kelas ibu hamil 4) Penyebaran media KIE gizi di fasilitas kesehatan dan sekolah 5) Pengawasan pemasaran susu formula

6) Pelatihan pemberian makan balita

7) Intensifikasi penggunaan informasi yang ada pada kartu menuju sehat 8) Standardisasi pengetahuan gizi bagi tenaga gizi.

Peningkatan

pengetahuan gizi remaja, wanita usia subur, dan ibu

Pelaksana Input Output Kemendikbud 1) Menambahkan kurikulum gizi seimbang dan pentingnya 1000 HPK serta ASI eksklusif dalam

pelajaran SD, SMP, dan SMA 2) Aktivasi program UKS, dokter kecil

3) Edukasi dan promosi terkait jajanan sehat Kemenpora Memasyarakatkan olahraga

Perguruan Tinggi Menyelenggarakan penelitian dan penyebarluasan informasi mengenai 1000 HPK kepada mahasiswa, terutama calon tenaga kesehatan

Masyarakat Madani 1) Aktif dalam mencari informasi tentang gizi remaja, wanita usia subur, dan kesehatan ibu 2) Berpartisipasi dalam kegiatan konseling dan edukasi gizi dan kesehatan

3) Menerapkan pola konsumsi gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari 4) Melakukan aktivitas fisik yang cukup

Lembaga Profesi Standardisasi kapasitas tenaga kesehatan melalui akreditasi Pelaku usaha 1) Tidak mempromosikan penggunaan susu formula

2) Mempromosikan ASI eksklusif dan pola makan gizi seimbang

Media Menyediakan rubrik, segmen, dan/atau acara dengan konten kesehatan dan gizi, terutama terkait konsep 1000 HPK

Kemenkes 1) Suplementasi tablet besi-folat/ Multiple Micronutrient Supplementation (MMS) bagi ibu hamil dan remaja putri

2) Suplementasi vitamin A pada anak 3) Fortifikasi garam beryodium 4) PMT pada ibu KEK

5) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui penimbangan di Posyandu dan pengisian kartu menuju sehat.

Konsumsi energi dan zat gizi tercukupi, terutama bagi kelompok rentan, yaitu remaja putri, ibu hamil dan menyusui, dan

balita serta

pemantauan

tumbuh kembang anak dan stimulasi Kementan 1) Promosi dan kampanye dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat untuk mengonsumsi aneka ragam pangan sehingga terjadi diversifikasi konsumsi pangan

2) Meningkatkan keterampilan dalam pengembangan olahan pangan lokal

3) Mengembangkan dan mendiseminasikan tekonologi tepat guna untuk pengolahan pangan lokal.

Pelaksana Input Output Dunia usaha 1) Membuat produk bernilai gizi tinggi yang dapat diakses masyarakat secara ekonomi

2) Fortifikasi zat gizi pada produk, seperti terigu, minyak goreng, garam Kemenkes 1) Imunisasi dasar lengkap bagi bayi dan anak

2) Peningkatan sanitasi

3) Memasyarakatkan olah raga dengan promosi, edukasi, dan dukungan untuk melakukan aktivitas fisik yang cukup sehingga mencapai keseimbangan energi.

Manajemen dan pencegahan

penyakit Kemenpora 1) Memasyarakatkan olah raga

2) Mengolahragakan masyarakat dengan menyediakan fasilitas yang mendukung aktivitas fisik

BPOM 1) Pengawasan keamanan obat dan makanan

2) Regulasi pelabelan, promosi, serta iklan makanan

Kemendikbud Pembenahan kantin sekolah dan aturan terkait jajan di luar sekolah Mitra Pembangunan

(UNICEF, WHO) Mendukung program pemerintah melalui penyediaan teknis Kemenkes 1) Surveilens dan skrining gizi

2) Melakukan penatalaksanaan kasus gizi buruk akut

Penanggulangan gizi buruk akut Donor Mendukung program pemerintah dengan mensgisi gap sumber daya

Masyarakat Madani Mendukung program pemerintah dengan memperkuat komunitas dan masyarakat Kementan 1) Peningkatan poduksi padi, jagung, kedelai, gula dan daging sapi

2) Model kawasan mandiri pangan

3) Penguatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi 4) Model lumbung pangan masyarakat

5) Pemantauan distribus, harga, dan cadangan pangan

6) Optimalisasi pemanfaatan pekarangan, diantaranya melalui Program Kawasan Rumah Pangan Lestari

7) Promosi dan kampanye terkait diversifikasi pangan 8) Peningkatan keterampilan dalam pengembangan olahan

9) Diseminasi tekonologi tepat guna untuk pengolahan pangan lokal

Ketersediaan pangan, akses ekonomi, dan pemanfaatan pangan Mitra Pembangunan (FAO)

1) Mendukung program pemerintah dengan memperkuat komunitas dan masyarakat 2) Mendukung pendanaan dan asistensi teknis untuk penanggulangan gizi buruk akut

BPOM 1) Pengembangan Desa Pangan Aman (PAMAN)

2) Peningkatan pemberdayaan kader keamanan pangan desa 3) Peningkatan kualitas manajemen keamanan pangan sekolah

4) Pembinaan dan pengawasan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)

Pelaksana Input Output

District Food Inspector (DFI)

Kemensos 1) Pelaksanaan program keluarga harapan

2) Pemberian stimulus Usaha Ekonomi Produktif Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kemendag 1) Memantau stabilitas harga bahan pangan

2) Melakukan operasi pasar

3) Melakukan pengawasan terhadap promosi susu formula Kemenperin 1) Dukungan terhadap industri pangan dan makanan

2) Regulasi terkait fortifikasi

Kemenaker 1) Pembinaan penyediaan ruang laktasi di perusahaan Kemen KKP 1) Peningkatan produksi dan akses untuk memperoleh ikan

2) Peningkatan produksi ikan budi daya 3) Peningkatan produksi ikan tangkap

Kemendikbud Menggalakkan kembali program kebun sekolah

Dunia usaha 1) Menggunakan teknologi pertanian untuk meningkatkan jumlah produksi 2) Memperluas distribusi hasil panen

3) Mendukung pemerintah dalam menstabilkan harga hingga tingkat konsumen

4) Tukar menukar pengalaman dalam sistem distribusi pangan dan gizi, termasuk penggunaan teknologi

5) Menyalurkan dana CSR untuk intervensi pangan dan gizi

Kemensos Bantuan tunai bersyarat melalui PKH. Peningkatan

cakupan kesehatan dan gizi

Kemenkes 1) Pelaksanaan program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)

2) Edukasi penerapan PHBS (terutama penggunaan jamban sehat dan penggunaan air bersih)

Peningkatan

sanitasi dan akses air bersih

Kemen PU dan PR 1) Pembangunan Saluran PAM ke rumah tangga 2) Pembangunan infrastruktur limbah.

Daerah/Kemendagri 1) Penerapan dan pengawasan terhadap aturan untuk tidak membuang sampah sembarangan dan buang air di sungai

2) Mendorong daerah agar menjaga kebersihan sungai dan sumber air lainnya Mitra Pembangunan

(UNICEF, UNDP

WHO)

1) Bekerjasama dan mendukung program pemerintah melalui dukungan dana dan asistensi teknis

2) Melakukan sinergitas agenda perbaikan gizi nasional dan global. BKKBN 1) Peningkatan kualitas ber-KB

2) Pembinaan keluarga sejahtera

Pelayanan

Pelaksana Input Output

3) Mengkampanyekan usia kehamilan >18 tahun keluarga berencana

Kemenkes 1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

2) Jumlah dan distribusi tenaga kesehatan serta fasilitas kesehatan yang memenuhi standar tandar pelayanan minimal

Kemendikbud 1) Pelatihan gizi dan tumbuh kembang anak bagi guru

2) Program kecakapan hidup perempuan dan keayahbundaan

Pendidikan dan pemberdayaan perempuan, serta perkembangan anak usia dini BKKBN Pengasuhan tumbuh kembang balita dan anak

Kementerian Agama 1) Pembinaan UKS di satuan pendidikan agama (tingkat dasar)

2) Pendidikan persiapan perkawinan ditinjau dari aspek usia, kesehatan, dan budaya Kemen PPPA 1) Pelaksanaan pemenuhan hak perempuan

2) Pelaksanaan pemenuhan hak kesehatan anak

3) Mengkampanyekan usia terbaik pernikahan >18 tahun Kementerian Desa

Pembangunan

Daerah Tertinggal, & Transmigrasi,

/Kemendagri

1) Fasilitasi peningkatan pembardayaan kesejahteraan keluarga (PKK) termasuk penguatan kelembagaan posyandu dalam pelayanan sosial dasar masyarakat

Mitra Pembangunan (UNICEF, ILO)

1) Bekerjasama dan mendukung program pemerintah melalui dukungan dana dan asistensi teknis

2) melakukan sinergitas agenda perbaikan gizi nasional dan global. Mitra Pembangunan 1) Mendukung intensitas kerjasama nasional dan global

2) Memberikan bantuan teknis kepada pemerintah untuk intervensi gizi spesifik dan sensitif Donor Mendukung program pemerintah dengan mengisi gap sumber daya

Masyarakat Madani Mendukung program pemerintah dengan memperkuat komunitas dan masyarakat Bappenas 1) Pertemuan advokasi berjenjang, workshop

2) Mempublikasikan dan menyebarluaskan Policy brief kepada pengambil kebijakan Strategi Advokasi Kemenko bidang

PMK, Perekonomian, dan Kemaritiman

1) Koordinasi Kementerian/Lembaga

Bappenas Koordinasi rutin Gernas 1000 HPK di tingkat pusat dan pemantauannya di tingkat daerah Koordinasi vertikal horizontal

Kemenko PMK Koordinasi Gernas 1000 HPK

Kemendagri 1) Koordinasi dengan pemerintah daerah

Pelaksana Input Output Bappenas 1) Koordinasi perencanaan, monitoring dan evaluasi RAN-PG

2) Penyebarluasan konsep 1000 HPK

3) Memberikan apresiasi bagi daerah yang memfokuskan 1000 HPK

Investasi kapasitas, mobilisasi

DPR 1) Memberikan dukungan penganggaran untuk pembangunan pangan dan gizi 2) Menjadikan konsep 1000 HPK sebagai arus utama dalam penyusunan regulasi Donor Mengisi kesenjangan dana yang tidak dapat disediakan oleh pemerintah

Mitra Pembangunan Bantuan teknis terkait perencanaan, implementasi kegiatan, dan monev Pelaku Usaha Penyaluran dana CSR untuk intervensi gizi, terutama 1000 HPK

K/L 1) Menindaklanjuti umpan balik atas hasil evaluasi internal dan eksternal;

2) Penyelenggaraan survei Riskesdas dan data rutin terkait indikator kinerja intervensi gizi spesifik dan sensitif terkait

Monitoring dan evalusi tepat

BPS Penyelenggaraan survei terkait pangan dan gizi Bappenas 1) Monitoring dan koordinasi K/L

3.3. Prinsip dan Pendekatan Kunci

Dalam dokumen Dokumen RAN-PG 2015-2019_edit12April.doc (Halaman 38-46)

Dokumen terkait