BAB IV KERANGKA PELAKSANAAN RENCANA AKSI
4.1. Kerangka Kelembagaan
Dalam perencanaan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi, maka koordinasi dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi adalah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas. Sedangkan di dalam pelaksanaan, koordinator
disesuaikan dengan Kementerian/Lembaga, yang dikoordinasikan oleh : Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Sedangkan pelaksanaan di Daerah akan dikoordinasikan oleh Kementerian Dalam Negeri.
Selama ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi, telah terdapat organisasi Percepatan Perbaikan Gizi dengan struktur :
Ketua : Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Wakil Ketua I : Menteri Dalam Negeri
Wakil Ketua II : Menteri Kesehatan
Sekretaris : Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan
Bappenas (merangkap anggota)
Anggota :
1. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas 2. Menteri Pertanian
3. Menteri Kelautan danPerikanan 4. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 5. Menteri Perindustrian
6. Menteri Perdagangan 7. Menteri Sosial
8. Menteri Agama
9. Menteri Komunikasi dan Informatika
10. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 11. Sekretaris Kabinet
Di dalam organisasi RAN-PG tahun 2015-2019, selain Kementerian/Lembaga tersebut juga melibatkan :
1. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2. Badan Koordinasi Keluarga Berencanan Nasional 3. Badan Pengawas Obat dan Makanan
4. Kementerian Pemuda dan Olahraga 5. Kementerian Ketenagakerjaan
6. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 7. Sekretariat Negara
Mengingat RAN-PG terdiri dari multi Kementerian/Lembaga, maka di dalam pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Sementara itu, keorganisasian Gerakan Nasional 1000 HPK juga membentuk Tim Teknis dan Kelompok Kerja.
Struktur Organisasi Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
Pada tingkat Propinsi dibentuk Tim Pengarah dengan struktur organisasi Penanggung Jawab : Gubernur
Ketua : Sekretaris Daerah
Sekretaris : Kepala Bappeda
Anggota : Kepala Dinas teknis/Kepala Instansi menangani : 1. Kesehatan,
2. Pertanian/Ketahanan pangan, 3. Kelautan dan Perikanan, 4. Pendidikan,
5. Perindustrian, 6. Perdagangan, 7. Sosial,
8. Agama, 9. Tenaga Kerja
10.Komunikasi dan Informasi,
11.Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 12.Desa dan PDT dan Transimigrasi,
13.Pemuda dan olahraga
14.Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Aanak, 15.BKKBN
16.Badan pengawas Obat dan Makanan. Di samping Tim Pengarah dibentuk Tim Teknis yang terdiri dari : Ketua : Kepala Bappeda
Sekretaris : Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Instansi Ketahanan Pangan
Sedangkan keanggotaan melibatkan seluruh Perangkat Daerah yang sesuai dan dapat juga menambahkan pemangku kepentingan yang terkait dengan pangan dan gizi. Struktur organisasi di Kabupaten/Kota dapat mengacu kepada struktur organisasi di Provinsi. Struktur organisasi dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah.
Peran Sektor Swasta dan Lembaga Masyarakat
Selain sektor pemerintah, sektor non pemerintah atau swasta dan lembaga masyarakat juga berperan untuk melaksanakan rencana aksi pangan dan gizi. Sektor swasta yang dapat mengambil peran adalah perguruan tinggi, lembaga profesi, lembaga swadaya masyarakat, pelaku usaha, organisasi PBB (UN system), donor, masyarakat madani, dan media.
Perguruan tinggi dapat mendukung pencapaian target perbaikan pangan dan gizi melalui pelaksanaan riset operasional dan penyebarluasan informasi pangan dan gizi terkini kepada mahasiswa, terutama calon tenaga kesehatan, saat proses belajar di dalam kelas. Sementara itu, lembaga profesi dapat melakukan standardisasi kompetensi tenaga gizi dan kesehatan melalui akreditasi. Peran yang dapat diambil oleh mitra pembangunan adalah untuk meningkatan pelaksanaan melalui pembentukan pilot proyek yang akan dijadikan sebagai best practice untuk direplikasi. Selain itu mitra pembangunan juga dapat memberikan bantuan teknis bagi peningkatan kualitas pelaksanaan. Di sisi lain, organisasi kemasyarakatan dapat memperkuat mobilisasi, advokasi, dan komunikasi dan riset serta analisis kebijakan juga pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dan perbaikan gizi. Peranan pelaku usaha adalah dengan melakukan pengembangan produk pangan bergizi yang dapat diakses masyarakat, menjaga kualitas, distribusi ke berbagai daerah sehingga mudah dijangkau, riset, pengembangan teknologi, komunikasi, serta mendorong perilaku hidup sehat bagi karyawannya.
Kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan makanan bergizi yang terjangkau masih sangat sedikit. Di satu sisi, di perkotaan sangat mudah ditemui makanan bergizi untuk anak, namun bagi populasi di pedesaan dengan kuintil kepemilikan rendah tidak ditemukan hal yang sama. Sektor swasta sering kali tidak memilih lokasi dengan tingkat permintaan yang rendah sehingga tidak menyediakan bahan makanan ke lokasi tersebut, sehingga mengakibatkan tidak adanya makanan anak yang berkualitas bagi penduduk yang rentan tersebut. Selain rendahnya permintaan, biaya yang dikeluarkan untuk distribusi sering kali lebih besar ditambah daya beli maysrakatnya rendah, sehingga sektor swasta semakin tidak tertarik untuk menyediakan makanan ke daerah tersebut, kalaupun dilakukan harganya sulit lagi terjangkau. Dengan demikian sektor swasta dapat berperan untuk menyediakan kesempatan untuk membuat makanan bergizi yang terjangkau dan mendorong karyawannya untuk menerapkan pola hidup sehat.
Instansi Pelaksana
Untuk mengimplementasikan rencana aksi ini, terdapat pelaksana dari pihak pemerintah dan non pemerintah yang berada di setiap tingkat administrasi, yaitu di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten, bahkan kecamatan, dan desa. Untuk pihak pemerintah, terdapat K/L yang bekerja di tingkat pusat dan Perangkat Daerah (PD) di tingkat daerah.
Di dalam mempermudah pelaksanaan di lapangan Kementerian/Lembaga dan atau Perangkat Daerah dapat dikelompokkan ke dalam pilar, yaitu :
1. Perbaikan Gizi Masyarakat, melibatkan Kementerian Kesehatan, Kementerian Ketenagakerjaan, BKKBN, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transimigrasi, dan Kementerian Sosial;
2. Peningkatan Aksesibilitas Pangan yang Beragam, melibatkan Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transimigrasi, dan Kementerian Sosial
3. Peningkatan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan, melibatkan Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Perdagangan.
4. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, melibatkan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan Kementerian Komunikasi dan Informasi.
5. Kelembagaan, melibatkan Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Dalam Negeri, Sekretariat Kabinet, dan Sekretariat Negara.