• Tidak ada hasil yang ditemukan

GOVERNANCE STRUCTURE

MENEMBUS BATAS KEINGINAN LAPORAN

II. GOVERNANCE STRUCTURE

Untuk mendukung tercapainya Visi, Misi dan Strateginya, Bank Mandiri telah melaksanakan penyempurnaan struktur organisasi yang menjamin adanya check and balance dan mencerminkan akuntabilitas yang jelas dan tegas dari masing-masing organ perusahaan. Governance Structure ini kemudian dituangkan dalam Anggaran Dasar Bank Mandiri dan GCG Charter berupa penataan fungsi, tugas dan wewenang masing-masing organ perseroan antara lain Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi.

Melalui tahapan ini Bank Mandiri telah melakukan beberapa hal penting terkait dengan penyempurnaan Governance Structure, yaitu melalui pemenuhan jumlah dan komposisi Dewan Komisaris serta pembentukan Komite-komite. Adapun penjelasan mengenai struktur

Pada tanggal 4 Mei 2009, Bank Mandiri telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), dengan

keputusan sebagai berikut:

1. Keputusan Agenda Pertama

a. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan termasuk mengesahkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan menyetujui Laporan Tugas Pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris untuk tahun buku 2008. b. Mengesahkan Laporan Tahunan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk tahun buku 2008 yang

telah diaudit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Propinsi DKI Jakarta II.

2. Keputusan Agenda Kedua

Menyetujui dan menetapkan penggunaan Laba bersih tahun buku 2008 sebesar Rp. 5.312.821.488.698.

3. Keputusan Agenda Ketiga

a. Menetapkan Kantor Akuntan Publik Haryanto Sahari & Rekan sebagai Kantor Akuntan Publik yang akan mengaudit Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009. b. Menetapkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Propinsi DKI Jakarta II sebagai

Auditor yang akan mengaudit Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.

c. Memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan honorarium dan persyaratan lainnya bagi Kantor Akuntan Publik dan Auditor tersebut.

4. Keputusan Agenda Keempat

a. Menyetujui penyesuaian gaji Direktur Utama menjadi sebesar Rp. 166 juta netto per bulan atau kenaikannya sebesar 11,06% dari gaji netto yang berlaku saat ini dengan pembulatan ke bawah dalam angka jutaan penuh yang berlaku terhitung sejak tanggal 1 Januari 2009.

b. Gaji anggota Direksi, honorarium anggota Dewan Komisaris dan Sekretaris Dewan Komisaris yaitu Direktur Utama sebesar 100%, Komisaris Utama sebesar 50%, Wakil Komisaris Utama 47,5%, anggota Dewan Komisaris lainnya sebesar 45% dan Sekretaris Dewan Komisaris sebesar 18,75% masing-masing dari gaji Direktur Utama; adapun gaji Wakil Direktur Utama dan anggota Direksi lainnya ditetapkan oleh Dewan Komisaris dengan mempertimbangkan bobot

pekerjaan, pencapaian kinerja dan kontribusi masing-masing Direktur yang bersangkutan selama tahun buku 2008. c. Menyetujui pemberian tantiem sebesar Rp. 61,65 miliar atau sebesar 1,16% gross dari laba bersih Perseroan periode 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2008 yang telah dianggarkan sebelumnya, untuk dibayarkan kepada segenap anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan Sekretaris Dewan Komisaris yang menjabat dalam tahun 2008.

d. Porsi tantiem untuk anggota Dewan Komisaris dan Sekretaris Dewan Komisaris adalah sebesar 22,14% dari total

tantiem, dengan proporsi tantiem Komisaris Utama sebesar 100%, Wakil Komisaris Utama sebesar 95%, anggota

Dewan Komisaris lainnya sebesar 90% dan Sekretaris Dewan Komisaris sebesar 37,5% masing-masing dari tantiem

Komisaris Utama dengan mempertimbangkan lamanya menjabat pada tahun 2008; sedangkan porsi tantiem untuk Direksi adalah sebesar 77,86% dari total tantiem, dibagikan kepada masing-masing anggota Direksi dengan proporsi yang akan ditentukan dalam Rapat Dewan Komisaris dengan mempertimbangkan pencapaian kinerja dan kontribusi serta lamanya menjabat masing-masing anggota Direksi pada tahun 2008.

5. Keputusan Agenda Kelima

Menyetujui pelimpahan kewenangan RUPS kepada Dewan Komisaris untuk menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor Perseroan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 29 Mei 2009.

Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai

dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

Susunan Anggota Dewan Komisaris

• Edwin Gerungan Komisaris Utama merangkap

Komisaris Independen

• Muchayat Wakil Komisaris Utama

• Mahmuddin Yasin Komisaris

• Soedarjono Komisaris Independen

• Pradjoto Komisaris Independen

• Gunarni Soeworo Komisaris Independen

Komisaris Independen

Sesuai PBI No.8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No.8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Bank harus memiliki Komisaris Independen yakni anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan kepengurusan, kepemilikan

saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau pemegang saham

pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. PBI tersebut juga mengatur bahwa paling kurang 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.

Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris

1. Melakukan Pengawasan terhadap pengurusan Bank yang dilakukan Direksi serta memberi nasihat kepada Direksi termasuk mengenai rencana kerja, pengembangan Bank, pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS dan atau RUPS Luar Biasa dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan dan Keputusan RUPS dan atau RUPS Luar Biasa secara efektif dan efisien serta terpeliharanya efektivitas komunikasi antara Dewan Komisaris dengan Direksi, Auditor Eksternal dan Otoritas Pengawas Bank atau Pasar Modal.

3. Menjaga kepentingan Bank dengan memperhatikan kepentingan para Pemegang Saham dan bertanggung jawab kepada RUPS.

4. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tahunan tersebut.

5. Memberikan pendapat dan saran atas Rencana Kerja dan Anggaran tahunan yang diusulkan Direksi dan mengesahkannya sesuai ketentuan pada Anggaran Dasar.

6. Memonitor perkembangan kegiatan Bank.

7. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Bank.

Sehubungan dengan hal tersebut, dan dalam rangka mendukung GCG Bank, pemegang saham dalam RUPS telah menetapkan Komisaris Independen dengan jumlah dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku guna menjalankan tugas pengawasan terhadap Bank dan kelompok usaha Bank. Sampai dengan saat ini anggota Dewan Komisaris berjumlah 6 (enam) orang dimana 4 (empat) diantaranya merupakan Komisaris Independen.

FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS

Nama Jumlah Rapat Kehadiran Ketidakhadiran % Kehadiran

Edwin Gerungan 18 18 0 100 % Muchayat 18 18 0 100 % Mahmuddin Yasin 18 18 0 100 % Soedarjono 18 18 0 100 % Pradjoto 18 18 0 100 % Gunarni Soeworo 18 18 0 100 %

TRAINING/SEMINAR DEWAN KOMISARIS

Nama Jenis

Soedarjono IIA International Conference 2009-Johannesberg

Gunarni Soeworo Leadership Forum

8. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Bank.

9. Memberitahukan kepada Bank Indonesia paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukannya (a) pelanggaran

peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan dan (b) keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.

Rekomendasi Dewan Komisaris

Dalam rangka pencapaian kinerja bank yang lebih baik dan sustainable, Dewan Komisaris telah menyampaikan rekomendasi

sebagai berikut:

1. Bank Mandiri perlu melakukan legal review secara berkala terhadap dokumen perjanjian/kontrak termasuk perjanjian

kredit oleh pihak independen agar dapat melakukan identifikasi Risiko Hukum secara dini dan melakukan mitigasinya.

2. Terkait dengan jumlah perkara hukum perdata di Bank Mandiri yang sebagian besar berasal dari transaksi kredit, maka terhadap kasus-kasus hukum tersebut perlu dilakukan legal review dan dilengkapi dengan legal dokumen yang benar dan cukup untuk memperkuat alat bukti di pengadilan.

3. Diperlukan strategi dan program kerja masing-masing bisnis unit agar dapat melakukan aliansi antar bisnis unit untuk meningkatkan produk tabungan serta penggunaan transactional account secara intensif.

4. Bank Mandiri perlu melakukan uji kehandalan dan keamanan terhadap sistem informasi bank antara lain dengan menyewa

5. Agar Bank tetap berhati-hati dalam menghadapi perusahaan yang mempunyai struktur organisasi dan kepemilikan yang kompleks dan mempunyai unit usaha di negara-negara “tax heaven” karena berdasarkan pengalaman, perusahaan/debitur

seperti ini cenderung menimbulkan masalah bagi bank.

6. Terkait dengan maraknya penipuan/manipulasi penarikan tabungan dengan menggunakan kartu ATM palsu, maka untuk menjaga/melindungi operasional ATM agar dilakukan pengamanan dan pengadministrasian persedian kartu ATM dan PIN

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7. Sistem pengendalian terpadu yang telah dibuat untuk pencegahan fraud agar dilaksanakan dengan benar dan dipantau terus namun jangan sampai menghambat bisnis dan mengganggu pelayanan kepada nasabah.

8. Untuk memenangkan persaingan di sektor bisnis mikro, maka Bank Mandiri harus mempunyai “product differentiation” serta harus mulai memikirkan dan membuat business plan untuk 5 sampai dengan 10 tahun ke depan baik dari segi pangsa pasar, operasional dan profitability dalam bidang Kredit Mikro.

9. Sehubungan dengan kondisi makro ekonomi dan likuiditas pasar global maupun domestik yang menunjukkan

perkembangan membaik, sebaiknya Bank Mandiri mereview ulang posisi likuiditas Rupiah maupun valas yang dirasakan terlalu tinggi, terutama likuiditas valas, sehingga dapat menurunkan cost of fund dan melakukan pengelolaan risiko likuiditas secara prudent namun tetap mempertimbangkan aspek efisiensi.

KOMITE AUDIT

Komite Audit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sudah dibentuk sejak tanggal 19 Agustus 1999 berdasarkan Keputusan Komisaris

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No. 013/KEP/KOM/1999 dan diperbaharui berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. No. 001/KEP/KOM/2005 tanggal 1 Juli 2005.

Tujuan Pembentukan Komite Audit

Pembentukan Komite Audit Bank Mandiri dilaksanakan dengan mengacu kepada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara

No. 117/M-MBU/2002, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. KEP-29/PM/2004 dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Corporate Governance bagi bank umum dengan tujuan untuk membantu memfasilitasi Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasannya serta dalam memberikan nasehat kepada Direksi atas hal-hal yang terkait dengan informasi keuangan, sistem pengendalian intern, efektivitas pemeriksaan auditor eksternal dan internal, efektivitas pelaksanaan manajemen risiko serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Metodologi yang digunakan Komite Audit dalam menjalankan tugasnya adalah:

a. Melakukan review atas laporan-laporan yang diterima langsung dari unit-unit kerja dan atau yang diterima melalui Komisaris. b. Melakukan review atas laporan hasil pemeriksaan auditor intern dan ekstern.

c. Mengadakan rapat/diskusi dengan unit-unit kerja, auditor intern dan ekstern.

Struktur dan Keanggotaan Komite Audit

• Gunarni Soeworo Sebagai Ketua (Komisaris Independen)

• Soedarjono Sebagai Anggota (Komisaris Independen)

• Zulkili Djaelani Sebagai Anggota (Pihak Independen)

• Imam Sukarno Sebagai Anggota (Pihak Independen)

Tugas dan Tangung Jawab Komite Audit

Komite Audit bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris mengenai laporan dan atau

hal-hal lain yang disampaikan Direksi, serta mengidentiikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris berdasarkan Audit Committee Charter yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 30 Juni 2007, dengan cara:

1. Melakukan penelaahan dan pemantauan atas semua informasi keuangan yang disajikan Manajemen.

2. Melakukan penelaahan dan pemantauan atas efektiitas pelaksanaan pengendalian intern atau internal control. 3. Melakukan penelaahan dan pemantauan atas efektiitas pelaksanaan hasil pemeriksaan oleh Satuan Kerja Audit Intern. 4. Melakukan penelaahan dan pemantauan atas:

a. Independensi dan obyektiitas Kantor Akuntan Public (KAP) yang akan mengikuti vendor.

b. Biaya jasa Audit dan cakupan Audit yang diajukan oleh KAP terpilih. c. Pelaksanaan perkembangan Audit yang dilakukan Oleh KAP d. Laporan hasil Audit yang disampaikan oleh KAP

5. Melakukan penelaahan dan pemantauan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Melakukan penelaahan dan pemantauan serta melaporkan berbagai risiko yang potensial akan terjadi.

7. Melakukan penelaahan dan pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut oleh Manajemen yang berkaitan dengan temuan hasil pemeriksaan Satuan Kerja Audit Intern, Kantor Akuntan Public, Direktorat Pengawasan Bank-Bank Indonesia dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

Selama tahun 2009 Komite Audit telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

b. Hasil akhir audit Laporan Keuangan Bank Mandiri Tahun Buku 2008, beserta Management Letter dan laporan atas kepatuhan atas perundang-undangan dan laporan hasil pemeriksaan sesuai PSA 62 berkaitan dengan kepatuhan pengendalian internal.

c. Rencana dan cakupan audit Laporan Keuangan Bank Mandiri Tahun Buku 2009.

d. Perkembangan pelaksanaan audit (audit progress) Laporan Keuangan Bank Mandiri Tahun Buku 2009 dan temuan-temuan awal yang perlu mendapat perhatian.

6. Melakukan pertemuan bersama-sama dengan Komite

Pemantau Risiko untuk membahas antara lain :

a. Membahas 10 jenis Operational Risk terbesar yang berpotensi fraud serta mitigasinya.

b. Mereview implementasi pelaksanaan basel II.

7. Melakukan pertemuan dengan Human Capital Services Group, Human Capital Strategy & Policy Group dan Learning

Center Group untuk membahas antara lain :

a. Persiapan Sumber Daya Manusia (Standar Kompetensi) untuk menunjang konsep Dominant Multispecialist Bank.

b. Kebijakan dan pelaksanaan “Home Base” pegawai dan rotasi pegawai.

8. Melakukan pertemuan dengan Central Operations Group untuk membahas antara lain pelaksanaan Operasional dan Pengendalian Risiko Operasional dan harmonisasi Sistem Integrasi Aplikasi Eximbills dan eMAS.

9. Melakukan tugas dan kegiatan lain yang diberikan Dewan Komisaris terkait dengan laporan Komisaris Utama dan Dewan Komisaris yang harus disampaikan kepada Bank Indonesia, yaitu laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil

Audit Intern semester II/2008 dan semester I/2009; laporan pengawasan rencana bisnis Bank semester II/2008 dan semester I/2009.

FREKUENSI RAPAT KOMITE AUDIT

Nama Jumlah Rapat Kehadiran Ketidakhadiran % Kehadiran

Gunarni Soeworo 27 27 0 100 %

Soedarjono 27 27 0 100 %

Zulkili Djaelani 27 27 0 100 %

Imam Soekarno 27 27 0 100 %

Keterangan :

Rapat komite dianggap sah apabila dihadiri paling kurang 51% dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris dan Pihak Independen. Keputusan Rapat dilakukan berdasarkan Musyawarah Mufakat, dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasar-kan suara terbanyak.

1. Melakukan pertemuan dengan Accounting Group untuk membahas antara lain perkembangan pemilihan Kantor Akuntan Publik untuk Laporan Keuangan Bank Mandiri tahun Buku 2009 dan masalah-masalah dalam implementasi

PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian

dan Pengungkapan, dan PSAK 55 (revisi 2006) Instrumen

Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

2. Melakukan pertemuan dengan Satuan Kerja Audit Intern

(SKAI) untuk membahas antara lain:

a. Mengenai temuan-temuan signiikan hasil pemeriksaan

SKAI, terutama yang berkaitan dengan implementasi kebijakan dan peraturan, sistem dan prosedur, sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Temuan-temuan signiikan dan kasus-kasus fraud. c. Mengenai perkembangan terakhir penyelesaian

kasus-kasus hukum dan mitigasinya.

3. Melakukan pertemuan dengan Compliance Group untuk

membahas antara lain:

a. Temuan-temuan hasil pemeriksaan Bank Indonesia tahun 2008, tindak lanjut yang sudah dilakukan dan temuan-temuan penting yang tindak lanjutnya masih dalam proses.

b. Perkembangan transaksi-transaksi mencurigakan. c. Masalah-masalah Kepatuhan selama tahun 2009 dan

perbaikannya.

4. Melakukan pertemuan dengan Legal Group untuk membahas 10 kasus hukum terbesar dan mitigasinya.

5. Melakukan pertemuan dengan Kantor Akuntan Publik yang terpilih untuk melakukan audit Laporan Keuangan Bank

Mandiri guna membahas mengenai :

a. Perkembangan pelaksanaan audit (audit progress) Laporan Keuangan Bank Mandiri Tahun Buku 2008 dan

Sampai dengan saat ini, kondisi ekonomi global dilihat dari segi sektor keuangan maupun sektor industri

manufacturing masih belum cukup stabil. Ini tercermin dari tingkat pengangguran yang tinggi dan semakin meningkat di sebagian besar negara. Per Desember 2009, tingkat pengangguran di Amerika Serikat mencapai 10%, Canada 8,5%, Uni Eropa 9,8%, Australia 5,7%, Jepang 5,2%, China 4,3% dan India 7,4%.

Walaupun suku bunga pinjaman di negara-negara

maju tersebut terendah sepanjang sejarah, namun perusahaan-perusahaan besar maupun kecil masih takut

untuk berinvestasi. Mereka khawatir dengan tingkat pengangguran yang tinggi tersebut dan diperkirakan masih akan tetap tinggi sampai dengan 5-7 tahun mendatang. Tingkat pengangguran yang tinggi akan menekan daya beli masyarakat.

Berdasarkan keadaan tersebut diatas, Komite Pemantau Risiko selama tahun 2009 bekerja secara lebih proaktif, dan prudent di dalam menganalisa, mengelola dan memitigasi risiko-risiko yang ada dan yang akan ada. Komite juga melakukan analisa profil risiko bank secara konsolidasi dengan anak-anak perusahaan.

Tahun 2009, Komite Pemantau Risiko telah mengadakan pertemuan secara intensif sebanyak 33 kali dengan pihak-pihak yang dianggap relevan dalam masalah risiko yang akan dibahas. Masalah risiko yang diprioritaskan dan difokuskan antara lain

sebagai berikut:

1. Kondisi likuiditas bank baik dalam mata uang rupiah maupun US dollar.

2. Menjaga dan meningkatkan Net Interest Margin bank karena adanya tekanan dari biaya dana deposito.

3. Bersama dengan Manajemen melakukan simulasi stress testing terhadap Non Performing Loan berdasarkan asumsi-asumsi parameter makro.

4. Menjaga permodalan bank (CAR) pada tingkat yang cukup namun eisien.

5. Risiko yang terkait dengan posisi foreign exchange trading dan obligasi/Surat Utang Negara serta menghindar dari produk-produk

derivatif.

6. Menjaga Loan to Deposit Ratio bank ( baik dalam mata uang Rupiah maupun US dollar) pada tingkat/ komposisi yang optimal dan

juga BMPK baik terhadap pihak terkait maupun tidak terkait.

7. Memantau proil risiko dan termasuk secara konsolidasi dengan anak perusahaan.

8. Mereview dampak risiko akibat adanya perubahan peraturan dari otoritas moneter.

9. Secara berkala membahas dengan unit-unit terkait tentang implementasi dari pada penataan kembali organisasi yang berbasis SBU.

10. Memastikan bahwa terdapat sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk menunjang pertumbuhan kredit.

Struktur dan Keanggotaan Komite Pemantau Risiko

• Soedarjono Sebagai Ketua (Komisaris Independen)

• Edwin Gerungan Sebagai Anggota (Komisaris Independen)

• Gunarni Soeworo Sebagai Anggota (Komisaris Independen)

• Tama Widjaja Sebagai Anggota (Pihak Independen)

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko

1. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dalam penyusunan dan perbaikan kebijakan manajemen risiko yang berkaitan dengan pengendalian risiko dibidang pengelolaan asset & liability, likuiditas, perkreditan serta operasional sebelum mendapat persetujuan Dewan Komisaris.

2. Mendiskusikan dengan Direksi atau unit kerja terkait dengan manajemen risiko, menguji pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan membahasnya dalam rapat Dewan Komisaris atau rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi.

3. Mempelajari dan mengkaji ulang kebijakan dan peraturan- peraturan internal tentang kebijakan manajemen risiko.

4. Mempertimbangkan aspek risiko produk dan perubahan keadaaan atau kejadian yang berasal dari internal maupun eksternal Bank.

5. Secara periodik mengkaji manajemen risiko dan pedoman pelaksanaannya dan penyesuaiannya.

6. Mengevaluasi akurasi model dan validitas data pengukuran risiko.

7. Mengikuti dan mempelajari keputusan Risk and Capital Committee.

8. Mengkaji konsep laporan triwulanan profil risiko Bank secara individual dan konsolidasi serta menyampaikan masukan kepada Dewan Komisaris atas hal-hal yang perlu didiskusikan lebih lanjut dengan Direksi.

Komite Pemantau Risiko juga bekerja sama dengan Komite Audit mengadakan rapat gabungan dengan mengundang pihak-pihak terkait dalam masalah risiko yang akan dibahas.

Adapun kajian-kajian yang dilakukan antara lain sebagai berikut:

1. Melakukan review terhadap kebijakan-kebijakan operational bank sehingga bisa mencegah/ meminimalisasi terjadinya fraud. 2. Memonitor tahapan kemajuan dari implementasi Basel II dan PSAK 50 (revisi 2006) dan 55 (revisi 2006).

3. Mengukur potensi risiko hukum dan melakukan pencegahannya.

4. Memperbaiki secara berkala hal-hal penting yang belum sesuai/comply dengan peraturan baru Bank Indonesia.

FREKUENSI RAPAT KOMITE PEMANTAU RISIKO

Nama Jumlah Rapat Kehadiran Ketidakhadiran % Kehadiran

Soedarjono 33 33 0 100 %

Edwin Gerungan 33 4 29 12,12 %

Gunarni Soeworo 33 31 2 93,94 %

Tama Widjaja 33 32 1 96,97 %

Group Head Market &

Operational Risk 33 33 0 100 %

Keterangan :

Rapat sah dan dapat mengambil keputusan

apabila dihadiri 2/3 dari jumlah anggota

komite dan harus dihadiri oleh Ketua komite. Dalam hal Ketua komite karena sesuatu hal tidak dapat hadir, sedangkan masalah yang dibahas sangat mendesak, Ketua dapat menunjuk salah seorang ang-gota untuk memimpin rapat. Keputusan rapat adalah sah bila disetujui oleh lebih dari ½ dari jumlah anggota yang hadir.

Komite Remunerasi dan Nominasi dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan penetapan kualifikasi dan proses nominasi serta remunerasi Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif.

Struktur dan Keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi

• Edwin Gerungan Sebagai Ketua (Komisaris Independen)

• Muchayat Sebagai Anggota (Komisaris)

• Soedarjono Sebagai Anggota (Komisaris Independen)

• Pradjoto Sebagai Anggota (Komisaris Independen)

• Gunarni Soeworo Sebagai Anggota (Komisaris Independen) • Mahmuddin Yasin Sebagai Anggota (Komisaris)

• Group Head - Sebagai Sekretaris (ex-oficio)

Human Capital – Non Voting Member

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi

1. Menyusun konsep dan analisa yang berhubungan dengan fungsi Komite Remunerasi dan Nominasi.

2. Membantu Dewan Komisaris untuk memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Komisaris dan Direksi.

3. Membantu Dewan Komisaris dalam penetapan Kebijakan Umum Sumber Daya Manusia.

4. Merekomendasikan persetujuan perubahan struktur organisasi sampai dengan satu tingkat di bawah Direksi.

5. Membantu Dewan Komisaris memperoleh dan menganalisa data bakal calon pejabat satu tingkat di bawah Direksi secara triwulanan dan setiap waktu jika ada perubahan.

6. Membantu Dewan Komisaris dalam memberikan rekomendasi tentang opsi kepada Dewan Komisaris, Direksi dan Pegawai, antara lain opsi saham serta pengawasan pelaksanaannya.

7. Memiliki data base calon-calon Direksi dan Dewan Komisaris.

8. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris

mengenai :

a. Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

b. Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.

9. Memberikan rekomendasi mengenai sistem serta

prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan

Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

10. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai

calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada