• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 22 Hasil perhitungan (OA) dan (KA) pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m

ALOS PASAR Resolusi 50m

Variabel Anak Petak (%) ? (%)

(%)

3x3 4x4

OA KA OA KA OA KA OA KA

HV+umur 60,65 39,85 67,21 50,06 70,49 55,05 70,49 54,85

Tabel 23 Hasil perhitungan (OA) dan (KA)

pada citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m

ALOS PASAR Resolusi 12,5 m

Variabel Anak Petak (%) ? (%)

(%)

5x5 7x7

OA KA OA KA OA KA OA KA

HV+umur 61,90 42,87 59,01 37,34 65,57 47,25 67,21 49,89

Berdasarkan Tabel tersebut citra hasil memiliki hasil akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan biomassa yang dipetakan berdasarkan anak petak dan berdasarkan piksel . Berdasarkan Tabel 22 dan 23, didapatkan

nilai (OA) dan (KA) terbesar diperoleh pada

hasil 7x7 pada ALOS PALSAR resolusi 12,5m dan 3x3 pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m. merupakan suatu prosedur atau fungsi matematis yang menggunakan matriks bujur sangkar ( ) sebagai alat utama yang biasanya akan dikenakan terhadap citra.

Pemetaan biomassa berdasarkan anak petak cendrung memiliki nilai

(OA) dan (KA) yang lebih rendah dibandingkan dengan pemetaan biomassa berbasis piksel. Hal tersebut dikarenakan data petak yang dirisalah cenderung homogen pada saat perisalahan sehingga pemetaan dengan cara ini lebih global dibandingkan dengan pemetaan dengan menggunakan basis piksel. Seiring berjalanya waktu banyak hal yang terjadi pada petak tersebut. Misalnya saja pencurian dan hama yang menyebabkan pertumbuhan dan jumlah pohon per petaknya terganggu. HalIhal tersebut bisa diminimalisir berdasarkan pemetaan dengan basis piksel. Selain itu juga berguna untuk

menghilangkan dan pada citra radar sehingga hasil ketelitian yang dihasilkan lebih akurat.

Proses membantu menstabilkan nilai disekitar titik pengamatan. Hal ini bisa untuk meminimalisir bias yang dapat ditimbulkan akibat adanya pergeseran * titik pengamatan pada citra karena banyaknya

. Pada pendugaan pemetaan secara spasial hal ini penting dilakukan karena sekelompok * memiliki faktor lokal yang bisa mempengaruhi nilai . Berikut ini merupakan Peta Sebaran Biomassa biomassa yang merupakan hasil terbaik berdasarkan nilai OA dan KA.

Gambar 5 Peta sebaran biomassa di KPH Kebonharjo resolusi 50 m berdasarkan anak petak.

Gambar 6 Peta sebaran biomassa di KPH Kebonharjo resolusi 50 m berdasarkan piksel dengan 3x3.

Berdasarkan Gambar 5 dan Gambar 6 nilai yang

didapatkan pada pemetaan dengan basis piksel lebih tinggi dari pada pemetaan dengan anak petak. Kedua jenis pemetan pada resolusi 50 m ini memiliki penampakan yang hampir serupa, namun apabila dilihat dengan seksama terdapat perbedaan pada sebaran spasial kelas biomassa tersebut. Biomassa yang seharusnya dikelaskan menjadi kelas tiga cenderung dikelaskan menjadi biomassa kelas dua pada pemetaan dengan menggunakan anak petak. Peta biomassa pada resolusi 50 m tersebut juga menunjukan bahwa sebagian besar biomassa di KPH Kebonharjo didominasi oleh biomassa kelas satu yang digambarkan dengan warna ungu dan kelas dua yang digambarkan dengan warna biru. Selain menggunakan resolusi 50 m dilakukan juga pemetaan dengan kedua metode tersebut pada resolusi 12,5 m. Gambar berikut merupakan peta sebaran biomassa dengan menggunakan anak petak dan basis piksel pada resolusi 12,5 m.

Gambar 7 Peta sebaran biomassa di KPH Kebonharjo resolusi 12,5 m berdasarkan anak petak.

Gambar 8 Peta sebaran biomassa di KPH Kebonharjo resolusi 12,5 m berdasarkan piksel dengan 7x7.

Dari hasil yang diperoleh pada Gambar 7 dan Gambar 8 nilai

yang didapatkan pada pemetaan dengan basis piksel 7x7 lebih tinggi dari pada pemetaan dengan anak petak pada resolusi 12,5 m. Peta biomassa dengan basis piksel memiliki penampakan biomassa yang lebih detail dibandingkan dengan peta sebaran biomassa dengan menggunakan anak petak. Hal tersebut dapat dilihat dari sebaran biomassa secara spasial yang dapat digambarkan dengan baik khususnya pada biomassa kelas tiga.

Kesalahan yang sering terjadi ialah biomassa kelas tiga cenderung dipetakan menjadi biomassa kelas dua dan biomassa kelas dua cenderung dikelaskan menjadi kelas satu pada pemetaan dengan menggunakan anak petak. Hal tersebut terjadi karena satuan areal yang digunakan oleh pemetaan dengan menggunakan anak petak lebih luas dibandingkan dengan menggunakan basis piksel, sehingga informasi yang digunakan untuk pembangunan peta tersebut juga akan lebih general pada pemetaan dengan menggunakan anak petak. Pada pemetaan dengan basis piksel biomassa diduga berdasarkan areal seluas piksel itu sendiri, yaitu 12,5m x 12,5 m sehingga penampakanya akan lebih detail. Peta biomassa pada resolusi 12,5 m tersebut juga menunjukan bahwa sebagian besar biomassa di KPH Kebonharjo didominasi oleh biomassa kelas satu dan kelas dua, namun terdapat pula sebaran biomassa kelas tiga khususnya pada bagian tengah areal KPH Kebonharjo.

Peta sebaran biomassa dengan nilai akurasi yang tinggi didapatkan pada pemetaan biomassa dengan basis piksel dibandingkan dengan anak petak, baik pada resolusi 50 m maupun resolusi 12,5 m. Tentu saja terdapat perbedaan sebaran biomassa antara kedua jenis resolusi tersebut karena perbedaan resolusi spasial akan mempengaruhi suatu peta. Peta sebaran biomassa pada Gambar 6 dan 8 merupakan peta sebaran biomassa dengan nilai akurasi yang terbaik pada resolusi 50 m dan 12,5 m. Pada peta tersebut dapat dilihat bahwa sebaran biomassa di KPH Kebonharjo didominasi oleh kelas satu dan kelas dua. Peta sebaran biomassa resolusi 12,5 m memiliki penampakan yang lebih detail daripada 50 m. Hal tersebut dipengaruhi oleh resolusi citra. Karena resolusinya lebih tinggi, citra resolusi 12,5 m dapat menduga biomassa dalam satuan luasan yang lebih kecil dibanding dengan citra resolusi 50 m. Selain itu pula kandungan

biomassa yang terdapat pada peta sebaran biomassa resolusi 12,5 m dapat digambarkan dengan baik dibandingkan dengan peta sebaran biomassa resolusi 50 m, hal tersebut dapat dilihat dari biomassa kelas tiga yang mampu digambarkan dengan lebih detail dan menyebar terutama pada bagian tengah areal KPH tersebut. Selain itu pula pada bagian kiri atas areal dapat dilihat bahwa biomassa kelas dua mampu diidentifikasi pada peta sebaran biomassa resolusi 12,5 m.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Syarif (2011) di tempat yang sama dengan pemetaan menggunakan hubungan biomassa dan

saja, nilai KA dan OA terbesar didapatkan pada peta sebaran biomassa berdasarkan anak petak. Nilai KA 30,06% dan nilai OA 55,56% pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m. Sedangkan pada citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 m nilai KA dan OA terbaiknya yaitu sebesar 37,15% dan 60,32%. Dengan demikian penambahan variabel lapangan berupa umur pohon terhadap peta sebaran biomassa terbukti dapat meningkatkan nilai KA dan OA.

Apabila dibandingkan dengan nilai KA pada peta sebaran biomassa berdasarkan anak petak dengan menambahkan variabel umur. Maka nilai KA dengan penambahan variabel umur pohon akan meningkat sebesar 9,79% pada resolusi 50 m dan 5,72% pada resolusi 12,5 m. Sedangakan nilai OA akan meningkati 5,09% pada 50 m dan 1,58% pada 12,5 m. Tabel 24 dan 25 berikut ini merupakan Tabel perbandingan nilai KA dan OA sebelum ditambahkan variabel umur dan setelah ditambahkan variabel umur.

Tabel 24 Perbandingan nilai KA dan OA sebelum dan sesudah di tambahkan variabel umur pada peta sebaran biomassa berdasarkan anak petak

Variabel

Resolusi Polarisasi BS BS + Umur

OA(%) KA(%) OA(%) KA(%)

50 m HV 55,56 30,06 60,65 39,85

12,5 m HV 60,32 37,15 61,90 42,87

Tabel 25 Perbandingan nilai KA dan OA sebelum dan sesudah di tambahkan variabel umur pada peta sebaran biomassa berdasarkan piksel

Variabel

Resolusi Polarisasi BS BS + Umur

OA(%) KA(%) OA(%) KA(%)

50 m HV 53,97 27,3 70,49 55,05

12,5 m HV 55,56 29,75 67,21 49,89

Keterangan : OA= ; KA= <BS; -

Pada tabel tersebut dapat dilihat juga peningkatan nilai KA dan OA pada peta sebaran biomassa dengan basis piksel, Penambahan variabel umur akan menambah nilai KA sebesar 27,75% pada resolusi 50 m dan 20,41% pada resolusi 12,5 m, Sedangakan nilai OA akan meningkati 16,52% pada 50 m dan 11,65% pada 12,5 m, Dari dua jenis pemetaan sebaran biomassa tersebut dapat di lihat bahwa nilai KA dan OA akan meningkat apabila ditambahkan dengan variabel umur baik pada pemetaan dengan basis piksel maupun dengan pemetaan berdasarkan anak petak, Peningkatan yang signifikan terjadi pada jenis pemetaan berdasarkan piksel, Sementara itu resolusi spasial juga mempengaruhi nilai akurasi pemetaan, Dari hasil yang didapat pada jenis pemetaan berdasarkan anak petak ALOS PALSAR dengan resolusi 12,5 m memiliki nilai akurasi yang lebih baik di bandingkan resolusi 50 m, Selain itu juga ALOS PALSAR resolusi 12,5 m terbukti dapat menggambarkan kelas biomassa 3 lebih baik dari citra ALOS PALSAR resolusi 50 m.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait