• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.10 Grafik

Grafik hasil Analisa data dapat dilihat sebagai berikut.

a. Data Pemakaian Solar Keterangan Jenis Bahan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

Series1 Series2

b. Data Pemakaian Cangkang dan Fiber

Gambar 4.2 Grafik Pemakaian Cangkang dan Fiber

c. Perbandingan Suku bunga 6% dan 12% pada Setiap Jenis Bahan Bakar

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Suku bunga 6% dan 12% pada Setiap Jenis Bahan Bakar

Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

solar

Suku Bunga 6% Suku Bunga 12%

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari data pengamatan dilapangan dan data yang diperoleh, maka dapat didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Harga listrik di PT. Barumun Agro Sentosa berdasarkan perhitungan menggunakan suku bunga 6% dan 12% dengan menggunakan bahan bakar solar 6% = Rp.459.7957 kWh, 12% = Rp. kWh dan pada cangkang 6%=Rp.396.0627 kWh, 12% = Rp.526.7166 kWh dan Fiber dengan 6% = Rp.396.0387 kWh, 12% = Rp.526.6926 kWh.

2. Penggunaan bahan bakar Cangkang dan Fiber lebih ekonomis dan lebih menguntungkan pada pembangkit listrik tenaga uap yang berada pada PKS PT. Barumun Agro Sentosa dan Break Event Point yang didapat yaitu 0.039 Tahun dengan Total Biaya Pokok Produksi dalam setahun adalah Rp.616.500.000.000,-

3. Dari segi kinerja penggunaan bahan bakar Cangkang dan Fiber dapat memenuhi kebutuhan pada pembakaran boiler dengan besar 659.700.000 Mj/tahun yang dimana energi yang dihasilkan Cangkang dan Fiber adalah sebesar 798.807.688.404 Mj/Tahun. Dengan demikian penggunaan cangkang dan fiber sangat memenuhi kebutuhan pada boiler.

4. Biaya produksi listrik PLTU dalam kebutuhan pengolahan pabrik kelapa sawit sangat ekonomis dibanding dengan harga pada PT. PLN yaitu Rp.

1467.28 per kWh.

5.2 Saran

1. Memanfaatkan limbah sawit lain nya atau bahan bakar minyak lain nya dan bahan bakar lain yang memiliki nilai kalor sebagai alternatif bahan bakar pada PLTU.

2. Sebaiknya perbanyak pemakaian bahan bakar cangkang dan fiber dibanding bahan bakar solar agar mengurangi biaya pembangkitan mengurangi tenaga kerja dari karyawan yang lembur untuk pada pembangkitan listrik tenaga uap agar lebih efisien lagi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Hendra Zulkarnain, Pembangkit Tenaga Listrik, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2019.

[2] Butar-butar, David Partogi, Analisis Biaya Produksi Listrik per kWh Menggunakan Bahan Bakar Biogas Limbah Cair Kelapa Sawit (Aplikasi pada PLTBGS PKS Tandun), Universitas Sumatera Utara, Medan, 2013.

[3] Wardjito, Sugiyanto, Analisis Konsumsi Bahan Bakar Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Unit 3 Dan 4 Gresik, Universitas Gresik, Gresik, 2013.

[4] Nurmalita, Analisis Efisiensi Energi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT. Energi Alamraya Semesta Di Kabupaten Nagan Raya Nanggroe Aceh Darussalam Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2012.

[5] Michel dkk, Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Sawit Pada PT. Fajar Saudara Kusuma, Universitas Tanjungpura, Pontianak, 2019.

[6] Erhaneli dkk, Pemanfaatan Cangkang Dan Serabut Sawit Sebagai Bahan Bakar Pada PLTU Untuk Memenuhi Kebutuhan Listrik Masyarakat Kabupaten Bungo, Institut Teknologi Padang, Padang, 2017.

[7] Arief Tajalli, Panduan Penilaian Potensi Biomassa Sebagai

[8] Nazaruddin dkk, Analisa Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Sawit (PLTBS) PT. Perkebunan Nusantara 1 Aceh, Universitas Samudera, Aceh, 2014.

[9] Agus Dwi Putra dkk, Sudi Potensi Limbah Biomassa Kelapa Sawit Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Di PT.

Perkebunan Nusantara XIII PKS Parindu, Universitas Tanjungpura, Pontianak, 2014.

[10] Ishak Sinaga, Energi Terbarukan Sisa Keluaran Limbah Padat Pengolahan Kelapa Sawit (Studi Kasus Perencanaan Pembangunan PLTBS PKS Blangkahan), Universitas Sumatera Utara, Medan, 2011.

LAMPIRAN 1

LOKASI PERKEBUNAN PT. BARUMUN AGRO SENTOSA

Lokasi perkebunan PT. BARUMUN AGRO SENTOSA berada di Desa Jambu Tonang Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang Lawas Utara Provinsi Sumatera Utara (Peta dapat dilihat pada Gambar 1). Aksesibilitas lokasi kebun dan Pabrik Kelapa Sawit lebih kurang 10 - 12 jam dari Medan ibu kota Provinsi Sumatera Utara atau 5 - 6 jam dari Ibu kota Provinsi Riau yaitu Pekanbaru. Secara administratif PT. Barumun Agro Sentosa dahulu berada di Kabupaten Tapanuli Selatan, setelah pemekaran berada di Kabupaten Padang Lawas Utara dengan Ibu kota Kabupaten Gunung tua yang berjarak lebih kurang 50 Km dari lokasi perkebunan PT. Barumun Agro Sentosa.

LAMPIRAN 2

PETA KERJA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. BARUMUN AGRO SENTOSA

Luas areal perkebunan PT. Barumun Agro Sentosa berdasarkan hasil pengukuran dan peta gambar situasi khusus Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Sumatera Utara No. 7/10/IV/993 tanggal 8 Januari 1993 seluas ± 12.319 Ha, di tambah dengan Izin lokasi ± 1.500 Ha sehingga luas total PT. Barumun Agro Sentosa ± 13.819 Ha dengan Pabrik Kelapa Sawit PT. Barumun Agro Sentosa berada di areal perkebunan PT. Barumun Agro Sentosa. Dalam menjalankan kegiatan perkebunan kelapa sawit PT. Barumun Agro Sentosa juga sangat peduli terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca yang ditimbulkan dari kegiatan perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Sebagai salah satu bentuk komitmen PT. Barumun Agro Sentosa dalam mengurangi kegiatan yang berdampak pada pemanasan global atau gas rumah kaca, PT. Barumun Agro Sentosa telah mendapatkan sertifikat International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) dan dalam melakukan pengendalian lingkungan PT.

Barumun Agro Sentosa juga telah mendapatkan peringkat biru pada sertifikat Program Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER).

Secara operasional PT. Barumun Agro Sentosa mengelola 3 (tiga) unit Sawit PT. Barumun Agro Sentosa memiliki kapasitas produksi 60 Ton/Jam, yang didukung dengan hasil produksi kebun berupa tandan buah segar ± 900 s/d 1.200 ton/hari, yang langsung diolah oleh Pabrik Kelapa Sawit PT. Barumun Agro Sentosa. Pabrik Kelapa Sawit PT. Barumun Agro Sentosa menghasilkan produk Crude Palm Oil (CPO) dan inti. Untuk pembagian wilayah kerja perkebunan dapat di lihat pada Gambar berikut ini.

PETA KERJA KEBUN KELAPA SAWIT PT. BARUMUN AGRO SENTOSA

LAMPIRAN 3 MATERIAL BALANCE

PABRIK KELAPA SAWIT PT. BARUMUN AGRO SENTOSA

Penjelasan flowchart material balance:

1. Tandan buah segar (TBS) terlebih dahulu direbus dengan memakai uap dengan temperatur 150oC dan tekanan maksimum 3,0 kg/cm2.

2. Setelah tandan buah segar direbus akan mengeluarkan air 12 – 14 %, pada saat terjadi perebusan air yang terdapat didalam TBS akan berubah wujud menjadi uap (Penguapan).

3. Tandan buah yang telah direbus akan berkurang beratnya menjadi 86 - 88%

4. Setelah TBS direbus dimasukkan kesuaatu alat yaitu bantingan (theresser), yang bertujuan untuk memisahkan tandan kosong 2 – 4 % dengan fruit 62 – 69 %.

5. Sementara tandan kosong di aplikasikan ke kebun untuk menjadi pupuk organik.

6. Buah (fruit) dimasukkan kedalam alat kempa (screw press) bertujuan untuk memisahkan daging buah (mesocarp) 50 – 55% dengan biji (Nut) 12 -14 %.

7. Daging buah dimasukkan kedalam alat kempa (screw press) yang bertujuan untuk memisahkan crude 35 – 40 % dengan fibre 15 – 18%.

8. Fibre dipergunakan sebagai bahan bakar boiler

9. Crude dimasukkan kedalam suatu wadah yang disebut dengan continouse setling tank (CST) dengan temperatur 90 – 95oC

10. Dalam CST akan terjadi pemisahan antara minyak (oil) 20 – 23%

dengan sludge 12 -17 %

11. Sementara nut akan dimasukkan kesuatu alat pemecah (Ripple Mill) sehungga terpisah antara Kernel 4 – 5% dengan cangkang 7 – 9 % 12. Cangkang dipergunakan sebagai campuran bahan bakar boiler.

13. Sludge di proses menggunakan alat pemisah secara centrifuge sehinggga terpisah antara solid 2 – 4% dengan liquid 10 – 13 %

14. Solid diaplikasikan kelapangan sebagai pupuk organik, dan juga liquid dapat diaplikasikan kekebun setelah melalui perlakuan (treatment) agar tidak mencemari lingkungan.

15. Hasil akhir (produksi) dari pabrik pengolah kelapa sawit adalah Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK).

LAMPIRAN 4

Oil Losis dalam janjangan kosong max. 0.08 % Oil Losis dalam balen theresser 0.23 %

Oil Losis dalam ampas Pressan max. 0.88 % Oil Losis dalam nut max. 0.04%

Kernel dlm fiber cyclone max 0.203 %

Kriteria Buah : Buah mentah max 2%

Buah matang min 96 %

Oil Losis dlm liquid max 0.17 % Total Oil Losis max 1.56 % dlm solid max 0.06 %

Formulir, Blangko atau Dokumen Pendukung yang digunakan

: 01 April 2011 a) Buah matang Min 96%, b) buah mentah Max 2%, c) buah lewat matang / over ripe max 2% asukan TBS ke dalam riSetiap memasukkan ke Lorry

Menggunakan gancu dan tojokKerugian 2,5 - 3 kg/cm²Recycling (rebusan ulang) Operator Loading Ramp Operator Rebusan

Pemantauan, Pengukuran dan Analisa yang terkait dengan Kualitas

Dampak yang DiakibatkanKriteria Sukses Indicator atau TargetPenanganan jika terjadi KetidaksesuaianMetode atau PeralatanFrekuensiPenanggung Jawab TBS dikemballikan dan tidak ditimbang 100 - 150 °C SPB dan Slip Timbangan Krani Timbang Recycling (rebusan ulang)

Buah tidak memar, kotor, dan busuk, tercecer atau terjatuh

Sesuai dengan Indicator TBS langsung diolah Laporan harian Recycling (rebusan ulang)

Laporan harian Laporan Harian Recycling (rebusan ulang)

Recycling (rebusan ulang)

Time Recorder

Laporan harian penerimaan TBS dari Laporan harian Kerugian rendement CPO dan kernelMaksimum 3 %Operator TyplerRecycling (rebusan ulang) Maksimum 0,08 %Operator Typler Operator Typler

Operator Rebusan Laporan Harian Laporan Harian Krani TimbangSesuai dengan IndicatorSPB dikembalikan dan tidak dimasukkan kedalam laporan Kerugian Operator Rebusan Analisa LossesKerugian rendement CPO dan kernelSatu kali per rebusan (1x per Rebusan)

Maksimum 0,06 %

sses brondolan dalam njangan kosong sses minyak dalam njangan kosong

Time Recorderding Analisa LossesKerugian rendement CPO dan kernel sses kernel dalam njangan kosong

Satu kali per rebusan (1x per Rebusan) Satu kali per rebusan (1x per Rebusan)

aktu Analisa Losses

Kerugian90 - 120 menit

rtase buah dengan iteria matang panen ng ditetapkan.

Satu truck per kebunMenganalisa jumlah tandan dari truck yang dijadikan sample

Kuantitas CPO dan Kernel

KerugianSetiap datang

Kerugian Diukur beratnya di jembatan timbang

Setiap datang elengkapan ministrasi

nase buah Bruto, rra dan Netto nderaan Laporan harian sortase buahDipilih sesuai dengan fraksi atau kriteria panen yang ditetapkan

Mandor Sortase

Qua lit y P lan

No Dokumen No DocumentTanggal Mulai Berlaku Effective Date : BAS-MNL-02

D o cume nt Ma nua l P T. BA R U M U N A GR O SEN TOS A

Setiap perebusan Setiap perebusan Setiap perebusan

mperatur kanan Thermometer Pressure Gauge Kerugian

setiap prosesThermometerKerugian CPO & kernel80 - 95 °C setiap prosesManometerKerugian CPO & kernel40 - 90 Bar setiap prosesAmpermeterKerugian CPO & kernel30 - 40 Ampere Laporan Harian Effective Date Formulir, Blangko atau Dokumen Pendukung yang digunakan

Metode atau Peralatan Komunikasi kebagian Operator Mesin Press untuk adjust Tekanan

1x per 2 Jam Temperatur

Dampak yang Diakibatkan Komunikasi ke Pitter Shift / Assisten MaintenanceOperator Klarifikasiselama prosesKerugian CPO dan Mutu

Laporan harian

Laporan harian Operator Pressan Operator Pressan Hour Meter Kerugian CPOMaks 0,06 % dlm solid, 0,17 % dalam Liquit Outlet Sludge Separator

Recycling (Blending) Recycling (Blending) Total Losis CPOSetiap HariPerhitungan TotalKerugian CPOmaks 1.56 %Assisten Proses dan QC

Operator Klarifikasi Operator Klarifikasi1x per 1 Jam Kerugian CPO & MutuMaks 4 %Operator KlarifikasiRecycling (Blending) Recycling (Blending)

: BAS-MNL-02

Qua lit y P lan

No DokumenTanggal Mulai Berlaku : 01 April 2011 No Document Penanganan jika terjadi Ketidaksesuaian

Pemantauan, Pengukuran dan Analisa yang terkait dengan Kualitas Frekuensi Losses CPO

Kriteria Sukses, Indicator atau Target setiap proses Tekanan Vacum- 50 s/d - 65 cmHg - 20 s/d - 26 inHg Operator PressanKomunikasi ke Pitter Shift Komunikasi ke Pitter Shift Komunikasi ke Pitter Shift / Assisten Maintenance Operator PressanKerugian CPOMak. 0,88 % dalam ampas dan 0,04 % dalam nut Komunikasi kebagian Operator Mesin Press untuk adjust Tekanan Losses kernel1x per 2 JamAnalisa LossesKerugian kernel0,20 % kernel pecah Laporan Harian

Komunikasi ke Pitter Shift

pan / s

No Revisi No Revision setiap proses

Laporan / Jurnal per jam Laporan / Jurnal per jam Komunikasi ke Pitter Shift / Assisten MaintenanceLaporan harian Laporan / Jurnal per jam 80 - 95 °C Operator Klarifikasi

Analisa Losses Operator Klarifikasi

Tekanan Hydroulic Ampere Kadar Air Analisa Losis

Kerugian CPO dan Mutu

ThermometerKerugian CPO dan Mutu setiap proses Laporan Harian Analisa kadar air Operator DepricarperAdjust Tekanan Hydrolic

1x per 2 jamAnalisa Losis

Laporan Harian 1x per 2 jam

Kerugian KernelMaks 0,20 % Kernel dalam Fibre CycloneOperator DepricarperAdjust Tekanan Hydrolic Laporan HarianKerugian CPOMaks 0,88% dalam ampaser

Maks 0,5 %Laporan Harian

si Losis Kernel

Laporan Harian

Kerugian CPO dan Mutu

Temperatur Waktu atau retensi

Manometer Losis CPO1x per 2 JamAnalisa Losis Losis CPO

Laporan Harian

Free Fatty Acid (FFA)1x per 1 jamAnalisa FFA

P T. BA R U M U N A GR O SEN TOS A D o cume nt Ma nua l

: 02Halaman Page : 01 dari 02 Operator Pressan

Penanggung Jawab

setiap prosesThermometerMutu50 - 80o C Laporan Harian

Halaman No Revision Setiap Pengiriman Setiap Pengiriman Setiap Pengiriman Setiap Pengiriman

SegelKerugian Pelangganmor LocisSegel bernomor urut dan Logo PT. BAS mpel CPO

Kerugian Pelanggan maks 4 %

No Revisi dar Air dar AirSetiap Pengiriman

Pemantauan, Pengukuran dan Analisa yang terkait dengan Kualitas Hydrometer Laporan Harian Setiap Pengiriman Penanganan jika terjadi Ketidaksesuaian

Formulir, Blangko atau Dokumen Pendukung yang digunakan Botol PlastikKerugian Pelanggan1 botol +/- 80 ml

Diclaim dan ada pemotongan harga Dikembalikan jika locis rusak & perbedaan timbanganKrani Expedisi

Krani Expedisi

Krani Expedisi Verifikasi mutu CPO dengan pelangganKrani Expedisi

Analisa MutuSetiap Pengiriman

Analisa MutuKerugian Mutu

maks 10 % Laporan Harian

Laporan HarianAnalisa MutuKerugian Pelanggan maks 0,5 %

Laporan Harian Diclaim dan ada pemotongan harga

Setiap HariPerhitungan Total

1x per 2 jamAnalisa Losis 1x per 2 jam Pengaturan perbandingan air dan CaCO3

Operator Kernel Sortasi kadar kotoran/Recycling Sortasi kadar kotoran / Recycling Sortasi kadar kotoran / Recycling Adjust valve katup pengatur angin

Dampak yang DiakibatkanKriteria Sukses, Indicator atau TargetMetode atau Peralatan

: BAS-MNL-02 Laporan HarianKerugian Kernel

Laporan Harian Laporan Harian

Laporan Harian

1x per 2 jamAnalisa Losis

Pengaturan perbandingan air dan CaCO3Laporan Harian

Page : 02 dari 02 Penanggung JawabFrekuensi 1x per jam

Qua lit y P lan

No DokumenTanggal Mulai Berlaku : 01 April 2011 No DocumentEffective Date tal Losis

Operator Kernel

Kerugian Kernelmaks 0,09 % Kerugian Kernel maks 10 %Operator Kernel

sis Kernel alam cangkang kering) sis Kernel alam cangkang basah) Krani ExpedisiKernel dikembalikan jika locis rusak & perbedaan timbanganSegel bernomor urut dan Logo PT. BAS

D o cume nt Ma nua l

Analisa MutuKrani ExpedisiDiclaim dan ada pemotongan hargaLaporan Harian

dar kotoran Kerugian Pelangganmaks 10%

Analisa Mutu Laporan Harianmor LocisSegelKerugian Pelanggan Diclaim dan ada pemotongan hargaLaporan Harian dar Air

mperatur rat Jenis Cairan ir + CaCO3)

Adjust Valve Steam / UapLaporan Harian maks 10%Krani Expedisi

Losis Kernel1,12 - 1,14 gr/cm3 Kerugian Pelanggan

Operator Kernel Operator Kernel maks 0,03 % dar kotoran1x per 2 jamAnalisa MutuKerugian Mutu

maks 0,38 %Operator Kernel Operator Kernel

: 02

P T. BA R U M U N A GR O SEN TOS A

PT. BARUMUN AGRO SENTOSA

Standard Operating

Pabrik dijalankan dengan menghidupkan mesin-mesin dimulai dari akhir proses menuju ke awal proses. Dihidupkan dengan menekan push bottom berturut-turut dengan suatu interval tertentu.

Start berikutnya dilakukan setelah alat berjalan normal.

Urutan-urutan menjalankan dan mengoperasikan alat dilakukan sbb : 1. Ketel Uap.

2. Turbin Uap.

3. Lemari Pembagi Listrik ( Swicth Board ).

4. Bejana Uap Bekas.

5. Stasiun Kempa.

6. Stasiun Pemurnian Minyak.

7. Stasiun Pengolah Biji.

8. Stasiun Rebusan.

II.1. Ketel Uap.

Ketel uap dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sbb :

a. Tangki air umpan dalam keadaan penuh dengan mutu air memenuhi Persyaratan air umpan.

b. Pompa air umpan ketel berada dalam kondisi yang baik ( yang digerakkan oleh listrik maupun uap ).

c. Seluruh peralatan pengaman ketel dalam kondisi yang baik.

d. Tinggi permukaan air dalam ketel sesuai dengan batas yang ditentukan.

e. Dapur dalam keadaan bersih.

f. Bahan bakar cukup tersedia.

Menghidupkan ketel uap dilakukan sebagai berikut : a. Buka kran buang udara pada drum super heater.

b. Spei air pada gelas penduga.

c. Hidupkan pompa air umpan listrik dan buka kran buangan air pada drum ( blow down ) selama +/- ½ menit.

PT. BARUMUN AGRO SENTOSA

Standard Operating Procedure

MENJALANKAN PABRIK KELAPA SAWIT

No. Dokumen

No. Document : SOP - PKS - 03 Tanggal Mulai Berlaku

Effective Date : 01 April 2011

Kemudian kran tersebut ditutup dan ketinggian air diatur sampai batas yang ditentukan.

d. Pasang api.

e. Setelah api cukup besar, hidupkan inducef drat fan ( pintu dapur tertutup ) f. Hidupkan conveyor bahan bakar.

g. Hidupkan Force draf fan dan dijaga agar tekanan udara dalam ruang bakar“

minus “ ( +/- 10 : 30 mm Hg ).

h. Pada tekanan 5 kg/cm2 pompa uap dicoba.

i. Pada tekanan 10 kg/cm2 air kondensat pada pipa-pipa dibuang dengan membuka kran selama +/- ½ menit.

j. Tutup kran buang udara pada drum super heater dan buka kran induk belahan-lahan sampai terbuka penuh.

k. Naikkan tekanan ketel sampai tekanan kerja.

II.2. Turbin Uap.

Turbin uap dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut : a. Klep pengaman ( trip emergency valve ) dalam keadaan bebas.

b. Kran uap bekas pada tangki uap buangan ( Back Pressure Vessel ) terbuka.

c. Air pendingin turbin tersedia.

PT. BARUMUN AGRO SENTOSA

Standard Operating

Menghidupkankan dan mengoperasikan Turbin dilakukan sebagai berikut : a. Buka kran air pendingin.

b. Buka kran air condensat.

c. Buka kran uap buangan turbin.

d. Stel load limit “ pada kedudukan skala 2 sampai 3.

e. Stel “ speed drop “ pada kedudukan skala 10.

f. Buka kran uap induk atas sedikit ( +/- 2 draad ), dan kran uap induk bawah dibuka berlahan-lahan sampai penuh.

g. Buka stang steam chest dan turbin mulai berjalan.

h. Periksa putaran dengan melihat rpm pada tachometer , apabila rpm kurang dari 4500 , putar speed control sampai diperoleh putaran normal.

i. Buka uap induk bagian atas perlahan-lahan sampai batas maksimum.

j. Setelah turbin berjalan normal, dan voltage menunjukkan 400 volt, skaklar induk pada swicht board dimasukkan dan turbin siap dibebani.

II.3. Swicth Board.

Sebelum saklar utama dimasukkan, harus memenuhi kondisi sebagai berikut : a. Saklar pembagi dalam keadaan bebas ( OFF ).

b. Instrumen/meteran-meteran dalam keadaan bekerja baik.

Pengoperasian dilakukan sebagai berikut : a. Masukkan saklar induk ( ON ).

b. Masukkan saklar-saklar pembagi untuk setiap stasiun secara berturut-turut.

( saklar-saklar pada setiap stasiun dalam keadaan OFF ).

c. Dalam keadaan beban amper yang tidak memungkinkan dibebankan pada satu mesin listrik, harus dilaksanakan parallel 2 mesin sbb :

- Hidupkan mesin kedua.

PT. BARUMUN AGRO SENTOSA

Standard Operating

- Sesuaikan putaran, frekwensi dan tegangan mesin kedua dengan mesin pertama.

- Perhatikan panel synchronisasi, jika tegangan, frekwensi telah sama dan lampu beban nol telah padam, maka saklar utama pada switch board untuk mesin kedua dapat dimasukkan ( ON ).

- Setelah keadaan mesin terhubung parallel, adakan penyetelan-penyetelan atau penyesuaian-penyesuaian untuk frekwensi dan tegangan antara kedua mesin tersebut agar pada waktu pembebanan tidak terjadi kepincangan-kepincangan yang memungkinkan sambungan parallel terpisah kembali.

II.4. Bejana Uap Bekas.

Uap bekas dari turbin uap ditampung didalam bejana uap bekas, kemudian

dipergunakan untuk processing terutama pada ketel rebusan dan stasiun-stasiun lainnya yang membutuhkan uap.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada bejana uap bekas adalah :

a. Jika tekanan uap kurang dari 3 kg/cm2 maka uap harus diberi tambahan secara otomatis melalui reducer valve atau secaramanual melalui kran uap langsung ( pipa by pass ) dari boiler.

b. Air didalam bejana berada pada batas-batas yang ditentukan pada gelas penduga.

II.5. Stasiun Kempa ( Press ).

Peralatan stasiun pressan dapat dioperasikan apabila memenuhi kondisi sebagai berikut

a. Stasiun dalam keadaan bersih.

b. Digester, press, conveyor dan seluruh peralatan dalam kondisi baik.

c. Seluruh kran uap dan minyak dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran.

Menjalankan stasiun press dilakukan sebagai berikut :

a. Hidupkan conveyor bahan baku ( Fruit Distributing Conveyor ).

b. Hidupkan airlock fibre cyclone.

c. Hidupkan blower fibre cyclone.

d. Hidupkan timba biji ( Nut Elevator )

PT. BARUMUN AGRO SENTOSA

Standard Operating

f. Hidupkan Cake Breaker Conveyor.

g. Hidupkan pompa minyak kasar ( Cruide Oil Pump ).

h. Hidupkan saringan bergetar ( Vibrating Screen ).

i. Hidupkan ketel adukan ( Digester ).

j. Hidupkan conveyor pembagi ( Fruit distributing conveyor ).

k. Hidupkan pengempa ( Screw Press ).

l. Hidupkan conveyor buah ( Fruit Elevator ).

m. Hidupkan coveyor janjangan kosong ( Embty Bunch Conveyor ).

n. Hidupkan penebah ( Thressing Machine ).

II.6. Stasiun Pemurnian Minyak ( Stasiun Klarifikasi ).

Peralatan di stasiun pemurnian minyak baru dapat dioperasikan apabila : a. Semua peralatan dalam keadaan bersih.

b.Kran minyak, uap dan air dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran-kebocoran.

c. Pompa minyak dan air dalam keadaan baik dan tidak ada kebocoran.

d. Alat-alat pengukur ( Manometer & Thermometer ) dalam keadaan baik.

e. Temperatur minyak dan air sesuai dengan ketentuan.

1. Hidupkan Sentrifuse Minyak ( Purifier ) sebagai berikut : - Rem dalam posisi bebas ( terbuka ).

- Tangki air pengisi ( dingin ) harus tersedia.

- Control valve pada posisi angka 2 ( air pengisi bowl terbuka ).

- Tutup kran minyak ke floater tank.

- Buka kran minyak by pass ke oil tank.

- Buka kran air panas.

- Start motor penggerak.

PT. BARUMUN AGRO SENTOSA

Standard Operating

Perhatikan apabila getaran terlalu kuat agar mesin dihentikan, kemungkinan bowl kurang bersih.

Selama putaran belum normal, beban motor berkisar antara 12 s/d 13 amp. Hal ini berlangsung lebih kurang 3 – 4 menit ( dalam kondisi clutch yang baik ).

Setelah putaran normal :

- Putaran normal apabila thecometer menunjukkan angka 1420 – 1500 rpm, atau pada rovolution counter 118 – 125 rpm

- Bowl ditutup dengan memutar control valve pada posisi angka 3.

- Tunggu sampai aliran cairan keluar melalui pipa indicator dan bowl akan tertutup.

- Kemudian putar control valve pada posisi angka 4 ( Posisi kerja ).

- Buka kran minyak masuk ke oil pump perlahan-lahan dan tutup kran air panas.

- Tunggu sampai minyak telah jernih ( berwarna terang ) pada gelas.

- Buka kran minyak ke float tank dan kran minyak ke oil tank ditutup.

- Beban normal +/- 9 s/d 10 amp.

- Apabila bowl kotor yang ditandai dengan terjadinya getaran pada mesin, maka harus diadakan pencucian.

2. Hidupkan pompa reclaim tank.

3. Hidupkan Decanter dengan cara :

- Periksa baut-baut casing apakah sudah terikat kuat.

- Hidupkan power suplay ( switch on ) pada panel.

- Tekan starting bottom ( sirkulasi oil pump ) untuk menjalankan lubrikasi dan setelah 10 detik tekanan press naik 20 kg/cm2, main motor akan bekerja secara automatis.

- Waktu starting up 2 menit, dapat dilihat dari ampermeter menunjukkan 35 s/d 40 amper.

- Biarkan berjalan kosong, untuk pemanasan kira-kira 20 menit ( kran air dan cruide oil tertutup ).

- Periksa solid conveyor apakah aman dari tenaga manusia, atau pun benda-benda yang dapat merusak dan kalau telah teliti, jalankan conveyor dengan menekan tombol push bottom.

- Buka kran air panas dengan pengisian 2 m3/jam selama 5 menit.

PT. BARUMUN AGRO SENTOSA

Standard Operating

- Periksa kran air dan steam mulai dari press, cruide oil tank dan pipa-pipa untuk mendapatkan temperatur cruide oil 95 derajat Celsius.

- Jalankan cruide oil pump untuk mengisi buffer tank ( Pada buffer tank ditambah pemanasan ).

- Tutup kran air panas yang masuk ke decanter dan kran cruide oil dibuka perlahan-lahan sampai mencapai 10 s/d 12 m3/jam.

- Perhatikan pengisian agar beban tidak terlalu berat.

- Ampermeter menunjukkan angka 60 s/d 70 amp ( Normal ).

II.7. Stasiun Pengolahan Biji ( Kernel Plant )

Stasiun pengolah biji dapat dioperasikan apabila kondisi telah memenuhi syarat sebagai berikut :

- Semua peralatan dalam keadaan bersih.

- Semua peralatan dalam keadaan bersih.