• Tidak ada hasil yang ditemukan

elodi ialah jiwa dari musik. Oleh karena itu dari perspektif musik pertunjukan jika pemain salah dalam mengiterpretasikan melodi maka permainannya seakan-akan tak berjiwa. Dalam bidang komposisi musik tonal yang bertekstur homofonik, peranan melodi sangat penting. Dalam musik populer misalnya, superioritas lirik bisa menjadi tak berarti tanpa dukungan melodi yang bagus. Secara teknis, melodi adalah sederetan nada yang tersusun sedemikian rupa sehingga menjadi rangkaian bunyi yang enak didengar. Walaupun musik tanpa melodi bisa saja terjadi namun secara umum akan terasa adanya kekurangan. Dengan melodi, musik akan terasa memiliki kehidupan.

Setelah memahami unit-unit sub frase yang terdiri dari figure dan motif yang membentuk frase, dan unit pelengkap frase, kadens, sebagaimana yang terdapat pada bab ketiga, dalam bab ini dibahas jenis-jenis frase yang merupakan unit-unit sub struktur yang lebih luas yaitu kalimat. Berdasarkan pengetahuan tentang frase untuk selanjutnya dalam bab ini juga akan dibahas bentuk-bentuk kalimat dan pengembangannya.

17.1. Frase

Frase ialah suatu seksi dalam suatu alur musikal yang sepadan dengan “klausa” atau “kalimat” pada prosa. (Randel ) Kata “frase” dalam diktat ini diadobsi dari kata bahasa Inggris

phrase, sedangkan “kalimat” dari kata sentence. Frase memiliki

fungsi dan tingkat kepanjangan yang berbeda dari kalimat, yaitu lebih pendek karena merupakan komponen pelengkap struktur kalimat.

Guna memperoleh pemahaman tentang frase, Stein (1962:22) menawarkan empat asumsi. Yang pertama bahwa frase konvensional umumnya adalah sebuah unit yang terdiri dari empat birama; yang kedua bahwa frase adalah unit terpendek yang diakhiri oleh kadens; yang ketiga bahwa sebuah frase biasanya memiliki hubugan dengan frase-frase lain; dan yang keempat bahwa pada dasarnya frase adalah basis struktural bentuk-bentuk

homofonis yang juga diterapkan pada struktur-struktur polifonis tertentu.

17.1.1. Unit empat birama

Sebagai sebuah unit tunggal yang terdiri dari empat birama, frase dapat dijumpai pada musik-musik tradisional Barat seperti himne Ambrosian, lagu-lagu Trubadour/ Minnesinger, berbagai tipe tarian Eropa, dan sebagian karya-karya yang ditulis sejak tahun 1600. Umumnya frase merupakan unit tunggal yang tak terbagi lagi, seperti yang terdapat pada Simfoni No. 5 karya Beethoven:

Ilustrasi 17.1:

Frase tunggal berbirama empat.

Walaupun demikian tidak jarang pula terdapat frase yang terdiri dari dua semi-frase dan masing-masing tersusun dari figur-figur:

Ilustrasi 17.2: Contoh frase lengkap

17.1.2. Unit terpendek yang berakhir dengan kadens

Sebuah frase secara simetris tersusun dari dua semi frase yang dibatasi oleh kadens secara samar atau bukan merupakan kadens yang sebenarnya sebagaimana yang hadir pada akhir frase.

Ilustrasi 17.3.:

Kadens setengah di akhir frase 17.1.3. Hubungan antar Frase

Hubungan suatu frase dengan frase lain dapat terjadi dalam dua hal. Yang pertama ialah sebagai bagian dari pola struktural yang lebih besar dan yang kedua iala sebagai unit pendukung yang berdiri sendiri. Sebagai komponen dari pola yang lebih besar hubungan antara sebuah frase dengan frase lain dapat berupa sebuah kalimat standar dengan dua frase, sebuah kelompok berfrase tiga atau empat, dan sebuah periode ganda berfrase empat. Ekstrak yang dikutip dari bagian pertama Sonata in A major karya Mozart berikut ini merupakan contoh dua buah frase yang membentuk sebuah kalimat standar atau period:

Ilustrasi 17.4.:

Hubungan sebuah frase dalam kesatuan periode

Sebagai unit yang berdiri sendiri sebuah frase berfungsi sebagai unit pendukung yang berdiri sendiri dan memiliki kelengkapan yang tidak berhubungan dengan frase-frase sebelum maupun sesudahnya, sebagai bagian dari kalimat atau kelompk frase. Fenomena seperti ini bisa terjadi dalam beberapa penggunaan seperti introduksi yang berdiri sendiri, postlude, koda atau kodeta,

bagian dari bentuk lagu atau tema yang berdiri sendiri, interlude, transisi atau retransisi.

Perlu dicatat bahwa pengulangan frase pada dasarnya masih merupakan unit tunggal dan bukannya menjadi kalimat berfrase dua. Pengulangan dapat terjadi dalam beberapa hal yaitu: • Secara identik

• Dengan hiasan

• Dengan perubahan harmoni • Dengan perubahan pola iringan • Dengan perubahan register • Dengan perubahan warna

17.1.4. Frase sebagai basis struktural bentuk-bentuk homofoni

Komposisi-komposisi homofoni yang memiliki melodi yang menonjol pada suara teratas umumnya terbagi ke dalam beberapa frase. Pada beberapa bentuk polifonik, khususnya pada suite-suite tarian barok tersusun dari frase-frase. Gerakan-gerakan seperti gavotte, bourree, dan minuet yang cenderung memiliki melodi yang menonjol pada alour suara teratas, jelas tersusun dari frase-frase. Sebagai contoh ialah Allemande dari French Suite in e minor karya Bach yang terdiri dari 28 birama tersusun dari 7 buah frase berbirama empat.

17.2. Frase ireguler

Sebuah frase disebut ireguler jika ia memiliki lebih atau kurang dari empat birama. Keadaan ireguler sebuah frase dapat dimungkinkan oleh dua hal yaitu: (1) memang aslinya ireguler, (2) ireguler sebagai akibat dari proses komposisi yang umumnya melalui jalan perluasan dan kadang-kadang juga kontraksi.

17.2.1. Keadaan ireguler asli

Frase ireguler bisa terjadi di antara dua dan delapan birama. Biasanya fenomena ini terdapat pada karya-karya baru atau musik abad ke-20 (Modern). Pada sebuah birama bermetrik 11/4 Sonata

Op. 1 dari Harris tersirat tiga buah figure dengan perubahan tiga

metric yaitu 4/4, 3/4, dan 4/4.

Ilustrasi 17.5.:

Frase yang terdiri dari satu birama

Contoh lain dari jenis frase ireguler ialah ekstrak Minueto dari Simfoni No. 40 karya Mozart yang terdiri dari tiga birama:

Ilustrasi 17.6.: Frase berbirama tiga

17.2.2. Ireguler karena sebab perluasan

Perluasan frase dapat terjadi di tiga tempat yaitu di awal, di tengah dan di akhir suatu frase.

• Perluasan di awal

Perluasan di awal terjadi sebelum sebuah frase yang sebenarnya dimulai tetapi tidak berdiri sendiri melainkan merupakan bagian dari frase itu sendiri. Bagian perluasan ini terjadi dalam dua kemungkinan. Yang pertama merupakan antisipasi melodi dengan mengambil figur pertama dari frase atau perpanjangan nada pertama saja awal dan permainan pola iringan dengan tujuan untuk mengantisipasi melodi. Yang kedua

Dokumen terkait