• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

A. Bentuk

4. GT yang Menggunakan Frasa ora ilok ‘tidak pantas’

Sebagai kalimat perintah yang juga merupakan kalimat larangan, GT juga menggunakan frasa ora ilok sebagai penandanya. Biasanya frasa tersebut digunakan di

depan kalimat. Kalimat-kalimat yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain: (13) Ora ilok nggendhong anak disambi nyapu ‘tidak pantas menggendong bayi sambil menyapu’ (14) Ora ilok bayi dijak ngaca ‘tidak pantas bayi diajak berkaca’ (15) Ora ilok bayi dilem ‘tidak pantas bayi dipuji’.

Yang akan dianalisis pertama kali adalah frasa ora ilok ‘tidak pantas’ untuk menentukan kadar keintian penanda negasi tersebut. Data (13a) sampai (15a) akan dianalisis menggunakan teknik lesap.

(13a) *ora ilok nggendhong anak disambi nyapu. ‘*tidak pantas menggendong anak ora becik tidak baik sambil menyapu’

ora oleh tidak boleh

(14a) * ora ilok bayi dijak ngaca. ‘ *tidak pantas bayi diajak berkaca’

ora becik tidak baik

ora oleh tidak boleh

(15a) *ora ilok bayi dilem. ‘ *tidak pantas bayi dipuji’

ora becik tidak baik

ora oleh tidak boleh

Hasil analisis data diatas menunjukkan bahwa jika frasa ora ilok diganti dengan ora becik atau ora oleh, maka kalimatnya tetap gramatikal dan berterima. Jika diganti dengan ora oleh, menjadi tidak termasuk dalam GT. Namun ora becik dapat menggantikan ora ilok dan tetap menjadi GT karena dua frasa tersebut sejajar dan hampir sama artinya.

commit to user

Data (13b) sampai (15b) akan dianalisis verba dalam kalimat tersebut dengan teknik ganti.

(13a) Ora ilok *nggendhong anak disambi nyapu. nyangking

‘Tidak pantas *menggendong anak sambil menyapu ‘ membawa

(14a) Ora ilok bayi dijak *ngaca ‘Tidak pantas bayi diajak *berkaca ‘ dandan bersolek (15a) Ora ilok bayi * dilem . ‘Tidak pantas bayi *dipuji .

dilokne dikatai

Setelah data (13b) – (15b) dianalisis, hasilnya data (13b) dan (14b) tidak gramatikal dan tidak berterima. Tetapi pada data (15b) kalimatnya gramatikal, berterima serta menunjukkan GT.

Selanjutnya data (13c) – (15c) akan dianalisis penanda negasinya, yaitu frasa ora ilok dengan teknik lesap. Hasilnya adalah sebagai berikut:

(13c) Ø nggendhong anak disambi nyapu ‘Ø menggendong bayi sambil menyapu’. (14c) Ø bayi dijak ngaca ‘Ø bayi diajak berkaca’.

(15c) Ø bayi dilem ‘Ø bayi dipuji’.

Setelah dianalisis, ternyata data (13c) – (15c) tetap berterima dan gramatikal serta menunjukkan GT. Dengan kata lain frasa ora ilok tidak wajib hadir dalam tuturan langsung untuk menangkap maksud si penutur bahwa kalimat tersebut adalah piwulang untuk dilaksanakan.

Kemudian data (13d) – (15d) akan dianalisis objeknya dengan teknik lesap. (13) Ora ilok nggendhong Ø disambi nyapu ‘tidak pantas menggendong Ø sambil

menyapu’.

(14) Ora ilok Ø dijak ngaca ‘tidak pantas Ø diajak berkaca’. (15) Ora ilok Ø dilem ‘tidak pantas Ø dipuji’.

Setelah dilesapkan objeknya, ternyata data (13d) gramatikal dan berterima serta masih menunjukkan GT. Sedangkan (14d) dan (15d) tidak gramatikal, tidak berterima serta tidak menunjukkan GT.

5. GT yang Menggunakan kata yen ‘kalau’ yang berada di depan kalimat sebagai penanda kalimat perumpamaan.

Dalam GT yang diucapkan secara langsung dari penutur kepada mitra tutur biasanya ada juga kalimat yang diucapkan dengan kata yen ‘kalau’. Tuturan yang menggunakan kalimat perumpamaan ini antara lain: (16) Yen lelungan aja lali nggawa dlingo bengle karo gunting ‘kalau bepergian jangan lupa membawa dlingo bengle dan gunting’, (17) Yen ngejak bayi nyumbang kudu dijalukne kembang manten, ben ora katutan sawan manten ‘kalau mengajak bayi ke kondangan harus dimintakan bunga pengantin, biar tidak diikuti sawan pengantin’, (18) Yen tilik bayi kudu dijalukne bedhak bayi ‘kalau menjenguk bayi harus dimintakan bedak bayi’, (19) Yen nduwe anak, apameneh yen lanang, mesti rambute brodhol ‘kalau punya anak, apalagi kalau laki-laki, pasti rambutnya rontok’, (20) Yen durung selapan anake ora oleh digawa metu saka omah ‘kalau belum 35 hari anaknya tidak boleh dibawa keluar dari rumah’.

commit to user

Data (16a) – (20a) akan dinalisis kata penanda kalimat perumpamaannya, yaitu kata yen ‘kalau’. Hasilnya adalah sebagai berikut:

(16a) *Yen lelungan aja lali nggawa dlingo bengle karo gunting. * Nek

Umpami

‘ *Kalau bepergian jangan lupa membawa dlingo bengle dan gunting’ *Kalau

Kalau

(17a) *Yen ngejak bayi nyumbang kudu dijalukne kembang manten, ben ora * Nek katutan sawan manten.

Umpami

‘ *Kalau mengajak bayi ke kondangan harus dimintakan bunga pengantin, biar *Kalau tidak diikuti sawan pengantin’

Kalau

(18a) *Yen tilik bayi kudu dijalukne bedhak bayi. *Nek

Umpami

*Kalau menjenguk bayi harus dimintakan bedak bayi’ *Kalau

Kalau

(19a) *Yen nduwe anak, apameneh yen lanang, mesti rambute brodhol. *Nek

*Kalau punya anak, apalagi kalau laki-laki, pasti rambutnya rontok’ *Kalau

Kalau

(20a) *Yen durung selapan anake ora oleh digawa metu saka omah. *Nek

Umpami

*Kalau belum 35 hari anaknya tidak boleh dibawa keluar dari rumah’ *Kalau

Kalau

Dilihat dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa kata nek ‘kalau’ dapat menggantikan kata yen ‘kalau’ Karena mempunyai arti yang sama dan sejajar. Sedangkan jika diganti dengan kata umpami ‘kalau’, maka kalimat tersebut menjadi tidak gramatikal dan tidak berterima serta tidak menunjukkan GT karena kedua kata tersebut tidak sejajar walaupun mempunyai arti yang sama.

Selanjutnya objek nomina pada data (16b) –(20b) akan dianalisis menggunakan teknik ganti.

(16b) Yen lelungan aja lali nggawa *dlingo bengle karo gunting. kunir asem

beras kencur

‘Kalau bepergian jangan lupa membawa *dlingo bengle dan gunting.’ kuyit asam

commit to user

(17b) Yen ngejak bayi nyumbang kudu dijalukne *kembang manten , ben ora katutan keris manten sawan manten.

kembar mayang

‘Kalau mengajak bayi ke kondangan harus dimintakan *bunga pengantin , biar tidak keris pengantin

kembar mayang diikuti sawan pengantin.’

(18b) Yen tilik bayi kudu dijalukne *bedak bayi . minyak telon

‘Kalau menjenguk bayi harus dimintakan *bedak bayi. ‘ minyak telon

(19b) Yen nduwe anak, apameneh yen lanang, mesti *rambute brodol. idepe

‘Kalau punya anak, apalagi kalau laki-laki, pasti *rambutnya rontok.’ bulu matanya

(20b) Yen durung selapan anake ora oleh digawa metu saka *omah ‘ kamar latar ‘Kalau belum 35 hari anaknya tidak boleh dibawa keluar dari *rumah ‘

kamar halaman

Hasil analisis data (16b) – (20b) diatas menunjukkan hasil yang gramatikal dan berterima, namun tidak menunjukkan GT walaupun kata yang diganti memiliki arti yang sejajar.

Selanjutnya kata yen ‘kalau’ pada data (16c) – (20c) akan dianalisis menggunakan teknik lesap. Hasilnya adalah sebagai berikut:

(16) Ø lelungan aja lali nggawa dlingo bengle karo gunting.

„Øbepergian jangan lupa membawa dlingo bengle dan gunting.’

(17) Ø ngejak bayi nyumbang kudu dijalukne kembang manten, ben ora katutan sawan manten.

„Ø mengajak bayi ke kondangan harus dimintakan bunga pengantin, biar tidak diikuti sawan pengantin.’

(18) Ø tilik bayi kudu dijalukne bedak bayi.

„Ømenjenguk bayi harus dimintakan bedak bayi.’

(19) Ø nduwe anak, apameneh yen lanang, mesti rambute brodol. „Ø punya anak, apalagi kalau laki-laki, pasti rambutnya rontok.’ (20) Ø durung selapan anake ora oleh digawa metu saka omah.

„Øbelum 35 hari anaknya tidak boleh dibawa keluar dari rumah.’

Analisis diatas menunjukkan bahwa jika kata yen ‘kalau’ dilesapkan, maka kalimatnya tetap gramatikal, berterima dan menunjukkan GT.

Data (16d) – (20d) akan dianalisis verbanya juga menggunkana teknik lesap. Dan hasilnya adalah sebagai berikut:

(16) Yen lelungan aja lali Ø dlingo bengle karo gunting.

commit to user

(17) Yen ngejak bayi nyumbang kudu Ø kembang manten, ben ora katutan sawan manten.

‘Kalau mengajak bayi ke kondangan harus Ø bunga pengantin, biar tidak diikuti sawan pengantin.’

(18) Yen tilik bayi kudu Ø bedak bayi.

‘Kalau menjenguk bayi harus Ø bedak bayi.’

(19) Yen nduwe anak, apameneh yen lanang, mesti rambute Ø. ‘Kalau punya anak, apalagi kalau laki-laki, pasti rambutnya Ø.k (20) Yen durung selapan anake ora oleh Ø metu saka omah.

‘Kalau belum 35 hari anaknya tidak boleh Ø keluar dari rumah.’

Hasil analisis data diatas menunjukkan data (17d), (18d), dan (19d) tidak gramatikal dan tidak berterima serta tidak menunjukkan GT. Namun data (16d) dan (20d) tetap berterima dan gramatikal serta bermakna GT.

6. GT yang Menggunakan Kata nek ‘kalau’ atau yen ‘kalau’ yang Berada di

Dokumen terkait