• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUARANTEES ON THE OBLIGATIONS OF DOMESTIC BANKS

FOR TRADING

46. GUARANTEES ON THE OBLIGATIONS OF DOMESTIC BANKS

Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tanggal

22 September 2004, efektif sejak tanggal

22 September 2005, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin kewajiban tertentu bank-bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku. Undang-Undang tersebut telah diubah dengan Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2008, yang mana telah ditetapkan menjadi undang-undang sejak tanggal

13 Januari 2009 berdasarkan Undang-Undang

Republik Indonesia No. 7 tahun 2009.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66/2008 tanggal 13 Oktober 2008 mengenai besarnya nilai simpanan yang dijamin LPS, pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp2.000 untuk per nasabah per bank. Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut.

Based on Law No. 24 dated 22 September 2004, effective 22 September 2005, Indonesia Deposit Insurance Corporation (LPS) was established to provide guarantee on certain deposits from customers based on prevailing guarantee schemes. The law was changed with the Government Regulation as the Replacement of Law No. 3 Year 2008, which was stipulated as a law since 13 January 2009 based on the Republic of Indonesia Law No. 7 Year 2009.

Based on Government of Republic of Indonesia Regulation No. 66/2008 dated 13 October 2008 regarding the deposit amount guaranteed by LPS, as of 31 December 2016 and 2015, the deposit amount guaranteed by LPS for every customer in a bank was a maximum of Rp2,000.

As of 31 December 2016 and 2015, the Bank was the participant of this guarantee scheme.

47. HAL-HAL LAIN 47. OTHER MATTERS

a. Kegiatan Jasa Kustodian a. Custodial Activities

Bank memberikan jasa kustodian berdasarkan surat izin operasi No. KEP-99/PM/1991 tanggal 22 Oktober 1991 yang ditegaskan kembali berdasarkan Surat Kepala Biro Transaksi & Lembaga Efek atas nama Ketua Bapepam-LK No.S-2631/PM/2002 tanggal 17 Desember 2002 terkait dengan perubahan nama PT Bank Bali Tbk menjadi PT Bank Permata Tbk. Jasa kustodian yang diberikan Bank mencakup jasa-jasa:

The Bank provides custodial services under license No. KEP-99/PM/1991 dated 22 October 1991 which was reaffirmed by the Letter from Head of Transaction & Security Agency Bureau on behalf of the Chairman of Bapepam-LK No. S-2631/PM/2002 dated 17 December 2002 regarding the change of name from PT Bank Bali Tbk to PT Bank Permata Tbk. The custodian services provided by the Bank are as follows:

 Pengelolaan dan penyelesaian transaksi jual-beli efek dengan dan tanpa warkat

 Penyimpanan dan administrasi efek-efek

 Pengurusan hak-hak klien atas kepemilikan

efek-efek

 Perwakilan pada rapat umum pemegang

saham  Lain-lain

 Managing and settlement of securities

transactions, with and without certificate

 Safekeeping and administering securities  Managing client’s rights on the ownership of

securities

 Acting as proxies in sharehoders’ meetings  Others

Bank memiliki nilai portofolio dalam administrasi kustodian masing-masing sebesar Rp30.481.025 dan Rp23.107.417 pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015.

As of 31 December 2016 and 2015, the value of portofolio under the administration of Bank’s custody amounted to Rp30,481,025 and Rp23,107,417, respectively.

191

b. Kegiatan Wali Amanat b. Trusteeship Activity

Bank memberikan jasa wali amanat berdasarkan surat izin operasi No.02/STTD-WA/PM/1996 tanggal 28 Maret 1996 yang ditegaskan kembali berdasarkan Surat Kepala Biro Pengelolaan Investasi dan Riset atas nama Ketua Bapepam-LK No.S-2418/PM/2002 tanggal 11 Nopember 2002 terkait dengan

merger PT Bank Bali Tbk. Jasa wali amanat

yang diberikan Bank mencakup jasa-jasa:

The Bank provides trusteeship activity based on license No.02/STTD-WA/PM/1996 dated 28 March 1996 which was reaffirmed by the Letter from Head of Investment Management and Research Bureau on behalf of the Chairman of Bapepam-LK No.S-2418/PM/2002 dated

11 November 2002 regarding the merger of

PT Bank Bali Tbk. Trusteeship activities provided by the Bank are as follows:

 Penyediaan dokumentasi bersama dengan pihak terkait dalam penerbitan obligasi  Menandatangani surat perjanjian dengan

penerbit obligasi

 Memantau kinerja penerbit obligasi  Memfasilitasi dan memimpin rapat umum

pemegang obligasi  Lain-lain

 Providing required documents with relevant

parties in bond issuance

 Signing agreement on bond issuance  Monitoring the performance of bond issuers  Facilitating and chairing the general meeting of

bondholders

 Others Jumlah nasabah yang dimiliki Bank dan nilai

obligasi yang diterbitkan pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebagai berikut:

As of 31 December 2016 and 2015, the number of customers and the value of bonds issued were as follows:

2016 2015

Jumlah nasabah 40 32 Total customers

Nilai obligasi - Rupiah Rp45.404.000 Rp39.153.000 Value of bonds - Rupiah

c. Rasio Pemenuhan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan Bank

c. The Bank’s Ratio of Allowance for Impairment Losses

Rasio pemenuhan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan Bank (persentase cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan yang telah dibentuk terhadap jumlah minimum cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan sesuai ketentuan Bank Indonesia) pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 masing-masing adalah sebesar 226,60% dan 111,49%.

The Bank’s ratio of allowance for impairment losses on financial assets (percentage of allowance for impairment losses on financial assets recorded by the Bank to the minimum allowance for impairment losses on financial assets as required by Bank Indonesia) as of 31 December 2016 and 2015 were 226.60% and 111.49%, respectively.

d. Kualitas Aset Produktif d. Quality of Productive Assets

Tabel di bawah ini menunjukkan peringkat aset produktif Bank menurut peraturan Bank Indonesia yang berlaku, yang disajikan pada nilai tercatatnya sebelum cadangan kerugian penurunan nilai.

The table below presents the Bank’s productive assets based on the grading of financial assets according to Bank Indonesia’s prevailing regulations, presented at their carrying amount before allowance for impairment losses.

192

47. HAL-HAL LAIN (lanjutan) 47. OTHER MATTERS (continued)

d. Kualitas Aset Produktif (lanjutan) d. Quality of Productive Assets (continued)

2016 Lancar/ Current Dalam perhatian khusus/ Special mention Kurang lancar/ Substandard Diragukan/ Doubtful Macet/ Loss Jumlah/ Total Giro pada bank-

bank lain 1.869.343 - - - - 1.869.343 with other banksCurrent accounts

Penempatan pada Bank Indonesia dan

bank-bank lain 8.047.102 - - - - 8.047.102

Placements with Bank Indonesia and other banks

Aset keuangan untuk

diperdagangkan 1.879.548 - - - - 1.879.548 Financial assets heldfor trading

Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual

kembali 3.227.881 - - - - 3.227.881

Securities purchased under resale agreements

Tagihan akseptasi 3.974.853 1.665 6.205 - - 3.982.723 Acceptance receivables

Kredit yang diberikan 84.782.316 11.639.861 4.159.619 2.755.857 2.696.127 106.033.780 Loans

Efek-efek untuk tujuan

investasi 27.402.258 - - - - 27.402.258 Investment securities

Penyertaan saham 2.661.539 - - - - 2.661.539 Investment in shares

Aset lain-lain 1.627.816 11.475 5.792 - - 1.645.083 Other assets

Komitmen dan

kontinjensi 5.471.888 1.934.773 - 3.403 - 7.410.064 Commitments andcontingencies

2015 Lancar/ Current Dalam perhatian khusus/ Special mention Kurang lancar/ Substandard Diragukan/ Doubtful Macet/ Loss Jumlah/ Total Giro pada bank-

bank lain 1.010.187 - - - - 1.010.187 with other banksCurrent accounts

Penempatan pada Bank Indonesia dan

bank-bank lain 8.290.892 - - - - 8.290.892

Placements with Bank Indonesia and other banks

Aset keuangan untuk

diperdagangkan 2.989.551 - - - - 2.989.551 Financial assets heldfor trading

Tagihan akseptasi 4.682.982 38.352 - 6.033 - 4.727.367 Acceptance receivables

Kredit yang diberikan 109.303.871 16.268.920 764.346 879.277 1.939.820 129.156.234 Loans

Efek-efek untuk tujuan

investasi 14.909.320 - - - - 14.909.320 Investment securities

Penyertaan saham 2.638.095 - - - - 2. 638.095 Investment in shares

Aset lain-lain 1.667.936 370.522 - - - 2.038.458 Other assets

Komitmen dan

kontinjensi 8.538.316 300.954 1.285 - - 8.840.555 Commitments andcontingencies

48. PERJANJIAN SIGNIFIKAN 48. SIGNIFICANT AGREEMENTS

a. Pada tanggal 26 Juli 2005, PT Astra International Tbk dan Bank telah menandatangani perjanjian kerjasama yang disebut Business Cooperation

Agreement (BCA). Perjanjian tersebut pada

intinya mengatur bahwa antara PT Astra International Tbk dan Bank akan diadakan sinergi bisnis yang saling menguntungkan kedua belah pihak, serta transaksi-transaksi kerjasama tersebut dilakukan secara wajar dalam kegiatan-kegiatan usaha perbankan pada umumnya.

a. On 26 July 2005, PT Astra International Tbk and the Bank signed Business Cooperation Agreement (BCA). The Agreement mainly stated that there will

be business synergy between PT Astra

International Tbk and the Bank which will mutually be beneficial to both parties, and the transactions will be conducted at arm’s length basis.

b. Pada tanggal 14 April 2010, Bank

menandatangani perjanjian sewa menyewa dengan pihak berelasi, dimana Bank akan menyewa gedung World Trade Center II di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta sebagai Kantor Pusat Bank selama jangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal 1 Pebruari 2013 (Catatan 43).

b. On 14 April 2010, the Bank signed a lease agreement with a related party wherein the Bank will lease World Trade Center II building located at Jalan Jenderal Sudirman Jakarta as the Bank’s Head Office for a period of 10 years and lease commencement date on 1 February 2013 (Note 43).

193

c. Pada tanggal 16 April 2010, Standard Chartered Bank dan Bank menandatangani Perjanjian Dukungan Manajemen (Management Support

Agreement/MSA) yang kemudian diubah dan

dinyatakan kembali dengan perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 10 September 2013. MSA tersebut pada intinya mengatur bahwa Bank memiliki hak untuk meminta transfer best practice, pengetahuan, dan keahlian di setiap area dimana dukungan tersebut diperlukan dalam rangka meningkatkan, mengembangkan serta memperluas bisnis dan operasional Bank.

c. On 16 April 2010, Standard Chartered Bank and

the Bank entered into a Management Support Agreement (MSA), which was amended and restated with the agreement signed on 10 September 2013. The MSA mainly stated that the Bank has the rights to request a transfer of best practices, knowledge and expertise in any areas where support is required in order to improve, develop and expand banking business and operations.

d. Pada tanggal 17 Januari 2014, PT Astra Aviva Life (dahulu PT Asuransi Aviva Indonesia) dan Bank telah menandatangani Bancassurance Distribution

Agreement/BDA dalam rangka kerjasama

penjualan produk bancassurance kepada nasabah Bank. Jangka waktu perjanjian ini adalah 10 tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan target pencapaian penjualan.

d. On 17 January 2014, PT Astra Aviva Life (formerly PT Asuransi Aviva Indonesia) and the Bank entered into a Bancassurance Distribution Agreement/BDA in relation to the cooperation for sales of the bancassurance product to the Bank's customers. The term of the agreement is 10 years and can be extended based on the achievement of such target.

e. Pada tanggal 10 Desember 2015, Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) dan Bank telah menandatangani perjanjian kerjasama dalam rangka penjaminan portofolio kredit tertentu untuk meminimalisasi risiko kreditnya.

e. On 10 December 2015, Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) and the Bank entered into a coorperation agreement in order to insure certain credit portfolio to minimize its credit risk.

49. MASALAH HUKUM 49. LEGAL MATTERS

a. Pada tanggal 24 September 2007, Bank melakukan upaya hukum eksekusi Hak Tanggungan terhadap PT Mandira Prima Perkasa (MPP) dikarenakan MPP telah lalai dalam membayar utangnya berdasarkan perjanjian restrukturisasi utang dengan Bank. Ketua Pengadilan Negeri Cibinong mengabulkan upaya hukum tersebut dengan mengeluarkan Penetapan Eksekusi No. 57/ Pen.Pdt/Eks./Akte/2007/PN.CBN.

a. On 24 September 2007, the Bank submitted the legal action to execute the mortgage of PT Mandira Prima Perkasa (MPP) due to the failure of MPP to settle the debt based on the restructuring agreement with the Bank. The Head of Cibinong District Court accepted the legal action by issuing the Execution Decision No. 57/Pen.Pdt/Eks./Akte/2007/PN.CBN.

Pada tanggal 23 Nopember 2007, MPP mengajukan upaya hukum bantahan ke Pengadilan Negeri Cibinong dan terdaftar dengan No. 141/Pdt.Bth/2007/PN dengan materi tuntutan bahwa Bank harus mengembalikan kelebihan pembayaran sebesar Rp3.245 dan USD3.748.571,85. Pada tanggal 5 Agustus 2008, Pengadilan Negeri Cibinong menolak bantahan dari MPP. Atas putusan ini, pada tanggal 23 September 2008, MPP menyatakan banding ke Pengadilan Tinggi Bandung.

On 23 November 2007, MPP submitted the objection to District Court of Cibinong and was registered under No. 141/Pdt.Bth/2007/PN with the demand that the Bank shall return the excess repayment of Rp3,245 and USD3,748,571.85. On 5 August 2008, the District Court of Cibinong rejected the objection from MPP. Based on this decision, on 23 September 2008, MPP decided to appeal to High Court of Bandung.

Pada tanggal 30 Maret 2009, Pengadilan Tinggi Bandung melalui putusan perkara No. 48/PDT/2009/PT.BDG menguatkan keputusan yang telah dibuat oleh Pengadilan Negeri Cibinong. Atas putusan Pengadilan Tinggi Bandung ini, MPP mengajukan Memori Kasasi pada tanggal 13 Juli 2009 dan didaftarkan di Mahkamah Agung RI (MARI) dengan No. 2705K/Pdt/2009, dan Bank mengajukan Kontra Memori Kasasi pada tanggal 6 Agustus 2009.

On 30 March 2009, High Court of Bandung through its decision No. 48/PDT/2009/PT.BDG reaffirmed the decision of the District Court of Cibinong. Based on this decision of Bandung High Court, MPP submitted the Cassation Memorandum on 13 July 2009, and was registered in the Supreme Court RI (MARI) with case No. 2705K/Pdt/2009, and the Bank submitted Counter Cassation Memorandum on 6 August 2009.

194

49. MASALAH HUKUM (lanjutan) 49. LEGAL MATTERS (continued)

Pada tanggal 18 Oktober 2010, melalui Putusan Kasasi No. 2705K/Pdt/2009, Mahkamah Agung RI menerima bantahan MPP serta memutuskan antara lain:

(i) Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 48/Pdt/2009/PT.BDG tanggal 30 Maret 2009 dan Putusan Pengadilan Negeri Cibinong No. 141/Pdt.Bth/2007/ PN.CBN tanggal 5 Agustus 2008;

(ii) Bank harus mengembalikan kelebihan

pembayaran kepada MPP sebesar Rp3.245 dan USD3.540.784,51;

(iii) Menyatakan MPP sudah tidak memiliki sisa utang baik dalam mata uang Rupiah maupun Dolar Amerika Setikat (USD) terhadap Bank; dan

(iv) Seluruh Sertifikat Hak Tanggungan tidak mempunyai kekuatan hukum untuk dilakukan eksekusi.

On 18 October 2010, through the Decision No. 2705K/Pdt/2009, the Supreme Court received the MPP objection and decided among others: (i) Cancelled the Bandung High Court decision

No. 48/Pdt/2009/PT.BDG dated 30 March 2009 and the Cibinong District Court’s Decision No. 141/Pdt.Bth/2007/PN.CBN dated 5 August 2008;

(ii) The Bank shall return the excess repayment to MPP amounting to Rp3,245 and USD3,540,784.51;

(iii) Stated that MPP had no remaining outstanding debts to the Bank both in IDR and USD; and (iv) All the Mortgage Certificates were not legally

enforceable to be executed.

Pada tanggal 6 April 2011, MPP mengajukan permohonan Eksekusi atas Putusan Kasasi tersebut berdasarkan penetapan Tegoran/ Aanmaning No. 13/Pen.Pdt/Eks.Aan/2011/PN.CBN jo. No.141/Pdt.Bth/2007/PN CBN.

On 6 April 2011, MPP submitted the Execution for the Supreme Court Decision based on the Summon Decision/Aanmaning No.13/Pen.Pdt/Eks.Aan/2011/ PN.CBN jo. No.141/Pdt.Bth/ 2007/PN CBN.

Bank melakukan upaya-upaya sebagai berikut: (a) Bank mengajukan Tanggapan dan Keberatan

terhadap penetapan Tegoran/ Aanmaning

No. 13/Pen.Pdt/Eks.Aan/2011/ PN.CBN jo.

No.141/Pdt.Bth/ 2007/PN.CBN melalui surat No.386/IV/Deplit-Law/GDP/AWP/11 tanggal 19 April 2011 kepada Ketua Pengadilan Negeri Cibinong serta Permohonan Perlindungan Hukum dan Penangguhan Eksekusi Atas Putusan Kasasi No.2705/K/PDT/2009 tanggal 18 Oktober 2010, melalui Surat No. 482/V/Deplit-Law/GDP/TRS/11 tanggal 19 Mei 2011 kepada Ketua Pengadilan Negeri Cibinong, serta Surat No. 472/V/ Deplit-Law/GDP/TRS/11 tanggal 18 Mei 2011 dan No. 582/VI/Deplit-Law/GDP/TRS/11 kepada Ketua Mahkamah Agung RI.

The Bank conducted the following responses: (a) The Bank submitted the Response and

Objection toward the Summon Decision/Aanmaning No. 13/Pen.Pdt/ Eks.Aan/2011/PN.CBN jo. No. 141/ Pdt.Bth/2007/PN.CBN through letter No. 386/IV/Deplit-Law/GDP/AWP/11 dated 19 April 2011 to the Head of Cibinong District Court and Legal Protection Request and Suspension of Execution for the Supreme Court Decision No. 2705/K/PDT/2009 dated 18 October 2010, through letter No. 482/V/Deplit-Law/GDP/TRS/11 dated 19 May 2011 to Head of Cibinong District Court, and letter No. 472/V/Deplit-Law/GDP/TRS/11 dated 18 May 2011 and No. 582/VI/Deplit-Law/GDP/TRS/11 to the Chairman of the Supreme Court RI.

(b) Pada tanggal 13 April 2011, Bank mengajukan Permohonan Peninjauan Kembali terhadap putusan Kasasi No.2705/K/Pdt/2009 dan telah dikirimkan kepada Panitera Mahkamah Agung RI pada tanggal 16 Juni 2011.

(b) On 13 April 2011, the Bank submitted a Judicial Review over the Supreme Court Decision No. 2705/K/Pdt/2009, and sent to the Clerk of Supreme Court RI on 16 June 2011.

Berdasarkan Salinan Putusan PK dari Mahkamah Agung RI yang diterima oleh Bank pada tanggal 31 Januari 2013, perkara PK tersebut sudah diputus pada tanggal 2 Pebruari 2012 dengan inti putusan mengabulkan permohonan PK dari Bank dan membatalkan putusan Mahkamah Agung No. 2705 K/Pdt/2009 tanggal 18 Oktober 2010 (Bank menang).

Based on Copy of Judicial Review Decision from the Supreme Court of the Republic of Indonesia that was received by the Bank on 31 January 2013, the case had been decided on 2 February 2012 with the decision to accept the Judicial Review from the Bank and cancelled the decision of the Supreme Court No. 2705 K/Pdt/2009 dated 18 October 2010 (the Bank won).

195

Berdasarkan akta perjanjian perdamaian antara MPP dan Bank tanggal 1 September 2016, kedua belah pihak setuju untuk menyelesaikan sengketa ini melalui langkah-langkah sebagai berikut:

Based on deed of peace agreement between MPP and Bank dated 1 September 2016, both parties agreed to resolved this dispute through the following actions:

(i) MPP akan melakukan pelunasan atas utangnya dengan menyetorkan uang sebesar Rp17.000 paling lambat 30 September 2016.

(i) MPP will transfer Rp17,000 as the payment for the debt at the latest on 30 September 2016.

(ii) Setelah Bank menerima pelunasan, maka Bank akan mencabut permohonan eksekusi jaminan dan debitur akan mencabut semua perkara gugatan/bantahan yang diajukannya.

(ii) After the Bank receives the payment, the Bank will revoke the execution of collateral and MPP will revoke all the lawsuits/objection which is currently underway.

Melalui surat yang dikirimkan pada tanggal 30 September 2016, MPP meminta perpanjangan batas waktu pelunasan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2016, Bank belum menerima pembayaran dari MPP.

Through the letter dated 30 September 2016, MPP requested to extend the deadline for the payment. As of 31 December 2016, the Bank has not recived the payment from MPP.

b. Pada tanggal 24 September 1999, melalui Surat Penetapan No. 448/Pdt.G/1999/PN.Jak.Sel, PT Era Giat Prima (EGP) mengajukan gugatan terhadap Bank sehubungan dengan perjanjian pengalihan/cessie atas tagihan BDNI dan BUN dari Bank kepada EGP. Gugatan ini timbul karena Bank dianggap telah melakukan wanprestasi. Oleh karena itu, EGP mengajukan sita terhadap tanah dan bangunan milik Bank yang dikenal sebagai Bank Bali Tower dan Bintaro serta ganti kerugian sebesar Rp2.536.000 dan meminta agar dinyatakan sebagai pemilik dana hasil pencairan piutang tersebut yang diletakkan dalam escrow

account.

b. On 24 September 1999, based on Decision Letter No. 448/Pdt.G/1999/PN.Jak.Sel, PT Era Giat Prima (EGP) filed a lawsuit against the Bank in relation to the transfer/cessie agreement for BDNI’s and BUN’s claims from the Bank to EGP. The Bank was deemed to have breached its agreement with EGP. Because of this, EGP claimed for the confiscation of the Bank’s land and buildings known as Bank Bali Tower and Bintaro as well as compensation for immaterial losses amounting to Rp2,536,000. EGP also demanded to be stated as the owner of the funds from the settlement of the above claims, which was deposited in the escrow account.

Selain mengajukan jawaban atas gugatan EGP tersebut, Bank juga mengajukan gugatan balik (rekonpensi) kepada EGP dengan menuntut agar dana yang berada dalam escrow account tersebut adalah milik Bank, mengingat perjanjian pengalihan/cessie telah dibatalkan oleh Surat Keputusan Ketua BPPN No. 423 tanggal 15 Oktober 1999.

In addition to submitting the answer on EGP’s claims, the Bank also submitted a counter lawsuit (reconvention) to EGP with a claim that the funds in the escrow account belong to the Bank, because the transfer/cessie agreement had already been cancelled by Decision Letter of the Chairman of IBRA No. 423 dated 15 October 1999.

196

49. MASALAH HUKUM (lanjutan) 49. LEGAL MATTERS (continued)

Pada tanggal 18 April 2000, melalui penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengenai perkara No. 448/Pdt.G/1999/PN.Jak.Sel, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menyatakan perjanjian pengalihan/cessie atas tagihan BDNI dan BUN dari Bank kepada EGP adalah sah dan mengikat sehingga EGP berhak atas dana yang diletakkan dalam escrow account sebesar Rp546.466. Pada tanggal 5 Juni 2000 terhadap putusan tersebut, Bank telah mengajukan banding dan terdaftar dengan No. 487/Pdt/ 2000/PT.DKI. Perkara banding tersebut telah diputus oleh Pengadilan Tinggi DKI pada tanggal 23 Maret 2001, dengan inti putusan menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 448/Pdt.G/1999/PN.Jak.Sel tanggal 18 April 2000. Atas putusan Pengadilan Tinggi tersebut, Bank telah menyatakan kasasi ke Mahkamah Agung pada tanggal 6 Juni 2001 dan menyerahkan Memori Kasasi tanggal 18 Juni 2001. Perkara Kasasi tersebut telah diputus oleh Mahkamah Agung pada tanggal 8 Maret 2004, melalui putusan No. 3025 K/Pdt/2001 dengan putusan adalah membatalkan putusan pengadilan Tinggi Jakarta No. 487/Pdt/2000/ PT.DKI tanggal 23 Maret 2001 dan menyatakan bahwa dana escrow account sebesar Rp546.466 adalah milik Bank (Catatan 17).

On 18 April 2000, based on decision of the South Jakarta District Court regarding the case No. 448/Pdt.G/1999/PN.Jak.Sel, the South Jakarta District Court declared that the transfer/cessie agreement for BDNI’s and BUN’s claims from the Bank to EGP was valid and binding. Therefore, EGP