• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUGATAN PENGGUGAT I DAN II KABUR (OBSCUUR LIBEL)

DALAM POKOK PERKARA :

3. GUGATAN PENGGUGAT I DAN II KABUR (OBSCUUR LIBEL)

- Bahwa PENGGUGAT I dan II dalam dalil posita gugatannya halaman 2 mengaku dan menyatakan bahwa PENGGUGAT I sebagai pemilik sah bidang tanah obyek perkara berdasarkan Akta Jual Beli Nomor 2691/SH/1988 tanggal 10 Mei 1988 dengan luas 5000 m2 dengan ukuran dan batas-batas sebelah Utara berbatas dengan tanah Jalan Polewali (50 m), sebelah Timur berbatas dengan tanah Daeng Sulaiman (100 m), sebelah Selatan berbatas dengan tanah Drs. R.T. Rachman (50 m) dan sebelah Barat berbatas dengan tanah Amir Aripin (100 m). Sedangkan PENGGUGAT II mengaku sebagai pemilik sah bidang tanah obyek perkara berdasarkan Akta Jual Beli Nomor 3023/SH/1988 tanggal 11 Mei 1988 dengan luas 10000 m2 dengan ukuran dan batas-batas sebelah Utara berbatas dengan tanah Jalan Polewali (50 m), sebelah Timur berbatas dengan tanah Drs. Raja Thamsir Rachman (200 m), sebelah Selatan berbatas dengan tanah belukar (50 m) dan sebelah Barat berbatas dengan tanah Amir Aripin/Daeng Sulaiman (200 m) ;

- Bahwa sedangkan tanah yang diperkarakan PENGGUGAT I dan II berdasarkan Sertipikat Hak Pakai Nomor 617 berbeda ukuran, berbeda sempadan dan berbeda luas tanah dengan obyek perkara ;

- Bahwa selain itu, PENGGUGAT I tidak jelas bukti kepemilikannya atas lahan terperkara yang diklaim miliknya, karena Akta Jual Beli yang diakui PENGGUGAT

Halaman 30 dari 91 halaman Putusan Nomor : 34/G/2014/PTUN-Pbr. I sebagai miliknya bukanlah tercatat atas nama PENGGUGAT I, melainkan tercatat atas nama E.R. Suparti ;

- Bahwa dari hal tersebut, terbukti gugatan PENGGUGAT I dan II kabur, tidak jelas (obscuur libel), sehingga sangat beralasan hukum Gugatan PENGGUGAT I dan II dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard) ;

DALAM POKOK PERKARA :

1. Bahwa mohon dalil-dalil tersebut dalam Eksepsi di atas dinyatakan termuat dan terulang kembali dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan Dalam Pokok Perkara ini ;

2. Bahwa TERGUGAT II INTERVENSI 1 menolak dalil-dalil Gugatan PENGGUGAT I dan II untuk seluruhnya, kecuali terhadap hal-hal yang diakui dengan tegas kebenarannya ; 3. Bahwa PENGGUGAT I dan II dalam dalil gugatannya poin 4 halaman 3 telah

mengakui dengan tegas kalau PENGGUGAT I dan II tidak pernah menguasai obyek perkara, malah PENGGUGAT I dan II tetap mempercayai tanah tersebut dikuasai dan dirawat dan ditanami oleh H. Daeng Sulaiman dan keluarga dan pada poin 5 PENGGUGAT I dan II kembali mempertegas obyek perkara dirawat dan ditanami oleh H. Daeng Sulaiman ;

4. Bahwa dari fakta tersebut terlihat keanehan dimana PENGGUGAT I dan II yang mengatakan bahwa telah membeli tanah obyek sengketa kepada H. Daeng Sulaiman namun ternyata tidak menguasai obyek perkara tersebut malah tetap dikuasai, dirawat dan ditanami oleh H. Daeng Sulaiman, sehingga muncul pertanyaan apakah benar telah terjadi jual beli antara PENGGUGAT I dan II dengan H. Daeng Sulaiman terhadap obyek perkara? Atau kah hal tersebut hanya akal-akalan dari PENGGUGAT I dan II saja, karena seperti telah TERGUGAT II INTERVENSI 1 sampaikan, pada tanggal 13 April 1992, H. Daeng Sulaiman telah membuat Pernyataan dan Pengakuan yang pada pokoknya menyatakan bahwa Beliau telah salah sasaran lokasi dan mengaku dengan sebenarnya bahwa semua lokasi yang telah digarapnya dan telah pula di perjualbelikan/mutasikan berupa hibah dan sebagainya adalah benar milik Drs. Warman dan Drs. Alfian cs (bahagian dari TERGUGAT II INTERVENSI 1) ;

Halaman 31 dari 91 halaman Putusan Nomor : 34/G/2014/PTUN-Pbr. 5. Bahwa benar berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2003 saat ini secara yuridis administratif obyek perkara telah pindah wilayah dari Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya masuk ke dalam wilayah Kelurahan Sidomulyo Timur Kecamatan Marpoyan Damai, yang mulai diberlakukan sejak tanggal 17 Juni 2003, namun menurut Keterangan dari staff kantor Tata Pemerintahan Kecamatan Marpoyan Damai, khusus untuk masalah administrasi pertanahan, perpindahan wilayah tersebut baru mulai diberlakukan pada Januari 2004 ;

6. Bahwa untuk poin 7 dalil gugatan PENGGUGAT I dan II perlu TERGUGAT II INTERVENSI 1 tegaskan bahwa Bukti Pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) bukanlah bukti kepemilikan Hak atas tanah ;

7. Bahwa PENGGUGAT I dan II mendalilkan pada poin 8 dan 9 dalil gugatannya yang menyatakan kelengkapan persyaratan permohonan pengukuran tanah, namun permohonan pengukuran tanah tersebut tidak ditandatangani oleh Ketua RW. 10 (Zamri) maupun Ketua RT. 03 (Muhammad Very) ;

Bahwa dengan tidak ditandatangani oleh Ketua RW dan Ketua RT tersebut walaupun semua persyaratan sudah lengkap menurut penilaian PENGGUGAT I dan II, namun faktanya apa yang PENGGUGAT I dan II mohonkan untuk dilakukan pengukuran tersebut adalah menyalahi aturan karena yang dilakukan pengukuran tersebut adalah obyek sengketa yang merupakan milik TERGUGAT II INTERVENSI 1 selaku pemegang Sertipikat Hak Pakai No. 617/Kelurahan simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004, Surat ukur No. 1621/Simp.Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004 seluas 18.415 M2 ; 8. Bahwa dalil PENGGUGAT I dan II pada halaman 5 poin 15 yang menyatakan

TERGUGAT dalam menerbitkan objek sengketa Nomor 617 tanggal 17 Mei 2004 atas nama Ir. Alhadi. MM. MT, Charijah, Drs, Alfian jelas bertentangan dengan Pasal 42 Tahun 1996 adalah tidak benar, karena TERGUGAT II INTERVENSI 1 selaku pemegang Sertipikat Hak pakai No. 617/Kelurahan Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004, Surat ukur No. 1621/Simp.Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004 seluas 18.415 M2., yang mana prosedur penerbitan Sertipikat Hak Pakai tersebut telah sesuai berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

Halaman 32 dari 91 halaman Putusan Nomor : 34/G/2014/PTUN-Pbr. Justru, PENGGUGAT I dan II lah yang telah mengada-ada dengan menyatakan obyek perkara adalah milik PENGGUGAT I dan II yang diperoleh melalui cara jual beli dari H. Daeng Sulaiman pada tahun 1988, namun hal tersebut telah terbantahkan oleh adanya Surat Pernyataan/pengakuan dari H. Daeng Sulaiman sendiri pada tanggal 13 April 1992 yang menyatakan bahwa Beliau telah salah sasaran lokasi dan mengaku dengan sebenarnya bahwa semua lokasi yang telah digarapnya dan telah pula diperjualbelikan/mutasikan berupa hibah dan sebagainya adalah benar milik dari Drs. Warman dan Drs. Alfian cs (termasuk dalam hal ini TERGUGAT II INTERVENSI 1) ; 9. Bahwa dalil PENGGUGAT I dan II poin 16 sampai dengan Poin 17 adalah dalil dan

tuduhan yang tidak mendasar dimana apa yang telah dilakukan oleh TERGUGAT dalam menerbitkan sertipikat obyek sengketa sudah melalui prosedur yang tepat dan benar, karena obyek perkara diterbitkan berdasarkan dan berpedoman kepada Peraturan Pemerintahan dan Perundang-undangan yang berlaku ;

Bahwa oleh karena sertipikat obyek sengketa bukanlah milik PENGGUGAT I dan II jadi tidak ada relevansinya TERGUGAT maupun TERGUGAT II INTERVENSI 1 meminta izin ataupun meminta persetujuan untuk mengalihkan sertipikat obyek sengketa kepada pihak lainnya ;

Bahwa dalil gugatan PENGGUGAT I dan II pada poin 16 alinea 6 halaman 6 kontradiktif dengan apa yang telah PENGGUGAT I dan II nyatakan pada poin 4 halaman 3, dimana pada poin tersebut PENGGUGAT I dan II mendalilkan sejak hak kepemilikan atas tanah tersebut beralih menjadi milik PENGGUGAT I dan II, PENGGUGAT I dan II mempercayai tanah tersebut tetap dikuasai, dirawat dan ditanami oleh H. Daeng Sulaiman dan keluarga, namun kemudian PENGGUGAT I dan II kembali mendalilkan pada poin 16 halaman 6 alinea ke 6 yang menyatakan”... Bahwa selama PENGGUGAT I dan II mengelola tanah milik PENGGUGAT I dan II tersebut, dst..., padahal PENGGUGAT I dan II telah mengakui tidak pernah menguasai tanah tersebut apalagi mengelolanya, jadi nampak dengan jelas semua dalil yang PENGGUGAT I dan II kemukakan adalah dalil yang mengada-ada tanpa dasar hukum yang jelas ;

Halaman 33 dari 91 halaman Putusan Nomor : 34/G/2014/PTUN-Pbr. 10. Bahwa tentang dalil gugatan PENGGUGAT I dan II poin 18 s/d 20 dapat TERGUGAT II INTERVENSI 1 sampaikan bahwa tidak benar TERGUGAT bertindak sewenang-wenang dan melanggar azas profesionalitas dan azas keterbukaan serta bertentangan dengan azas pemerintahan umum pemerintahan yang baik ;

TERGUGAT menerbitkan Sertipikat obyek sengketa diatas tanah milik TERGUGAT II INTERVENSI 1 berdasarkan Permohonan yang telah diajukan oleh TERGUGAT II INTERVENSI 1 pada tanggal 11 November 2003 dan oleh TERGUGAT diterbitkan pada tanggal 17 Mei 2004, dan benar berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 03 Tahun 2003 tanggal 17 Juni 2003 yang telah berlaku sejak diundangkan pada tanggal 20 Juni 2003. Dan sertipikat obyek sengketa yang dulunya Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya masuk ke dalam wilayah Kelurahan Sidomulyo Timur Kecamatan Marpoyan Damai, namun untuk Administrasi Pertanahan dimulai pada Januari 2004, sehingga ketika permohonan sertipikat diajukan masih masuk wilayah Bukit Raya ;

Bahwa proses permohonan sertipikat obyek sengketa telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Permohonan tersebut diajukan oleh TERGUGAT II INTERVENSI 1 pada tanggal 18 November 2003, dan telah diadakan pendaftaran maupun pengukuran oleh Pejabat yang berwenang untuk itu (Pejabat RT, RW, Lurah Maupun Camat), sehingga tidak ada yang harus dibatalkan karena semua proses maupun prosedur penerbitannya telah sesuai dengan peraturan yang berlaku ;

11. Bahwa tentang dalil gugatan PENGGUGAT I dan II poin 21 dan 22 halaman 8 yang yang meminta supaya TERGUGAT diperintahkan untuk mencabut obyek sengketa milik para TERGUGAT II INTERVENSI 1 adalah permintaan yang tidak mendasar, karena tidak ada alasan hukum yang mewajibkan TERGUGAT untuk mencabut Sertipikat obyek sengketa yang merupakan milik TERGUGAT II INTERVENSI 1 selaku pemegang Sertipikat Hak pakai No. 617/Kelurahan simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004, Surat ukur No. 1621/Simp.Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004 seluas 18.415 M2. karena Sertipikat Hak pakai 617 tersebut diterbitkan berdasarkan prosedur yang telah diatur oleh undang-undang yang berlaku ;

Halaman 34 dari 91 halaman Putusan Nomor : 34/G/2014/PTUN-Pbr. 12. Bahwa apa yang PENGGUGAT I dan II dalilkan pada poin 24 dalil gugatannya benar yang menyatakan bahwa Surat Keputusan yang diterbitkan oleh TERGUGAT adalah merupakan Surat Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara yang secara hukum telah bersifat konkret, individual dan final, namun dan pada poin 26 yang menyatakan bahwa TERGUGAT menerbitkan Sertipikat obyek sengketa telah merugikan kepentingan PENGGUGAT I dan II adalah tidak benar karena menurut TERGUGAT II INTERVENSI 1 tidak ada akibat hukum apapun apalagi merugikan kepentingan PENGGUGAT I dan II atas diterbitkannya sertipikat obyek sengketa tersebut, karena faktanya sertipikat obyek sengketa bukanlah milik Para Penggugat, walaupun PENGGUGAT I dan II mendalilkan telah membelinya dari H. Daeng Sulaiman pada tahun 1988, namun sekali lagi TERGUGAT II INTERVENSI 1 Tegaskan bahwa H. Daeng Sulaiman telah menyatakan pengakuan pada tanggal 13 April 1992 bahwa sertipikat obyek sengketa adalah milik TERGUGAT II INTERVENSI 1 ;

Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, maka TERGUGAT II INTERVENSI 1 mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia memberikan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :

- Menerima Eksepsi TERGUGAT II INTERVENSI 1 ;

- Menyatakan seluruh gugatan PENGGUGAT I dan II tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard) ;

DALAM POKOK PERKARA :

- Menolak Gugatan PENGGUGAT I dan II untuk seluruhnya ;

- Menyatakan penerbitan Sertipikat Hak Pakai Nomor 617/Kelurahan Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004, Surat ukur No. 1621/Simp.Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004 seluas 18.415 M2, atas nama Ir. Alhadi MM.,MT, Charijah dan Drs. Alfian telah sesuai dengan Prosedur dan ketentuan yang berlaku ;

- Menghukum PENGGUGAT I dan II untuk membayar biaya perkara ;

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, pihak Tergugat II Intervensi 2 telah mengajukan Jawaban pada persidangan tanggal 27 Nopember 2014, dan

Halaman 35 dari 91 halaman Putusan Nomor : 34/G/2014/PTUN-Pbr. mengemukakan hal-hal sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :

1. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PEKANBARU TIDAK BERWENANG MENGADILI PERKARA A QUO

- Bahwa sebagaimana ditegaskan PENGGUGAT I dan II dalam gugatannya posita 1 dan 2, PENGGUGAT I dan II mendasarkan gugatannya pada hak kepemilikannya atas sebidang tanah yang sekarang terletak di wilayah Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, yang semula adalah Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, dengan bukti kepemilikan masih merupakan bukti penguasaan yang harus ditegaskan haknya oleh instansi yang berwenang, yaitu Badan Pertanahan Nasional, karenanya secara hukum PENGGUGAT I dan II belum mempunyai hak atas tanah a quo ;

- Bahwa sementara itu, diatas sebahagian tanah yang diklaim oleh PENGGUGAT I dan II sebagai miliknya tersebut, telah terbit bukti kepemilikan hak yang sah secara hukum berupa Sertipikat Hak Pakai No. 40 tanggal 17 Mei 2004, Surat Ukur Nomor 1617/Simp. Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004 seluas 11.780 m2 atas nama TERGUGAT II INTERVENSI 2, yang mana terhadap Sertipikat Hak Pakai No. 40 tersebut telah mempunyai kekuatan hukum pembuktian yang sempurna, karena sudah lebih dari 5 (lima) tahun tidak pernah ada pihak yang menggugat Sertipikat tersebut ke Pengadilan manapun, baik Pengadilan Tata Usaha Negara maupun Pengadilan Negeri ;

- Bahwa dikarenakan dasar diajukannya gugatan a quo merupakan adanya sengketa kepemilikan hak atas tanah terperkara, maka untuk menguji kebenaran dan keabsahan kepemilikan hak atas tanah terperkara apakah sah sebagai milik PENGGUGAT I dan II berdasarkan bukti penguasaan (alih garapan) berupa Akta Jual Beli Nomor 2691/SH/1988 tanggal 10 Mei 1988 atas nama E.R. Suparti dan Akta Jual Beli Nomor 3023/SH/1988 tanggal 11 Mei 1988 atas nama R. Thamsir Rachman ataukah sah milik TERGUGAT II INTERVENSI 2 berdasarkan Sertipikat

Halaman 36 dari 91 halaman Putusan Nomor : 34/G/2014/PTUN-Pbr. Hak Pakai Nomor 40 tanggal 17 Mei 2004, SEMESTINYA SECARA HUKUM HARUS DIUJI TERLEBIH DAHULU, DAN HAL TERSEBUT JELAS-JELAS SEPENUHNYA MERUPAKAN KOMPETENSI/KEWENANGAN DARI PENGADILAN NEGERI PEKANBARU UNTUK MENGADILI PERKARA A QUO, BUKAN KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PEKANBARU (KEWENANGAN ABSOLUT), sehingga sangat tepat kiranya Majelis Hakim dalam perkara a quo menyatakan diri tidak berwenang mengadili perkara a quo dan menyatakan gugatan PENGGUGAT I dan II tidak dapat diterima ;

2. PENGGUGAT I DAN II TIDAK MEMPUNYAI KAPASITAS HUKUM SEBAGAI PENGGUGAT

- Bahwa PENGGUGAT I dan II pada halaman 2 posita gugatannya menyebutkan “....PENGGUGAT I dan II adalah Pemilik sah dari pada beberapa bidang tanah yang terletak masih dalam satu hamparan serta saling bersempadan satu dan yang lainnya yang sekarang terletak dalam wilayah Kelurahan Sidomulyo Timur Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, yang semula adalah Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, yang perolehan haknya diperdapat dengan cara ganti rugi atau jual beli dari pemilik asalnya yaitu H. Daeng Sulaiman” ;

- Bahwa dalil posita gugatan PENGGUGAT I dan II a quo adalah tidak benar, tidak berdasar dan mengada-ada, karena tanah terperkara adalah sah secara hukum milik TERGUGAT II INTERVENSI 2 selaku Pemegang Sertipikat Hak pakai No.40/Kelurahan Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004, Surat ukur No.1617/Simp.Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004 seluas 11.780 M2 ;

- Bahwa lahan terperkara tersebut, TERGUGAT II INTERVENSI 2 peroleh dengan cara membelinya dari Drs. Alfian berdasarkan Akta Jual Beli Nomor 87/2009 tanggal 28 Desember 2009 yang dibuat di hadapan Yarlinda Saleh, SH, Notaris di Pekanbaru, yang telah pula dibaliknamakan ke atas nama TERGUGAT II INTERVENSI 2, dimana tanah tersebut diperoleh Drs. Alfian selaku Penjual dengan dibantu adiknya Drs. Warman melakukan penebangan

Halaman 37 dari 91 halaman Putusan Nomor : 34/G/2014/PTUN-Pbr. pertama/membuka hutan perawan pada tahun 1973 di Banca Laweh RT 1 RW 1 Lingkungan Purwodadi Kelurahan Simpang Tiga Wilayah Tk II Kampar, ketika itu bersama-sama dengan rekannya bernama Saad Umar, sesuai dengan Surat Keterangan dari Tamari pada tanggal 10 November 1991 yang menyatakan memang benar Drs. Alfian dan adiknya Drs. Warman telah melaksanakan Penebangan Pertama/membuka Hutan Perawan di Banca Laweh RT 1 RW I Lingkungan Purwodadi Kelurahan Simpang Tiga kecamatan Bukit Raya, yang dulunya tanah tersebut masih merupakan kawasan Kecamatan Siak Hulu Wilayah Tingkat II Kampar, dan dinyatakan pula oleh Tamari bahwa Drs. Alfian semasa itu telah melengkapi Surat Keterangan Usaha nya dari Kepala Kecamatan Siak Hulu tanggal 10 Mei 1973 ;

- Bahwa PENGGUGAT I dan II mendalilkan bahwa perolehan haknya atas lahan terperkara diperdapat dengan cara ganti rugi atau jual beli dari pemilik asalnya yaitu H. Daeng Sulaiman ;

- Bahwa berdasarkan Surat Pernyataan/Pengakuan dari pada H. Daeng Sulaiman pada tanggal 13 April 1992 yang juga di hadiri oleh Lurah simpang Tiga (Burhansyah) dan Sakimun selaku RW I, dimana H. Daeng Sulaiman menyatakan bahwa H. Daeng Sulaiman telah salah sasaran lokasi dan mengaku dengan sebenarnya bahwa semua lokasi yang telah digarapnya dan telah pula di perjual belikan/mutasikan berupa hibah dan sebagainya adalah benar milik dari Drs. Warman, Drs. Alfian cs. (dalam hal ini sekarang sebahagian merupakan milik TERGUGAT II INTERVENSI 2) ;

- Bahwa dengan demikian apa yang telah didalilkan oleh PENGGUGAT I dan II bahwa lahan terperkara miliknya, adalah dalil yang salah, mengada-ada dan tidak mendasar, oleh karena itu, PENGGUGAT I dan II dalam hal ini TIDAK MEMPUNYAI KAPASITAS HUKUM SEBAGAI PENGGUGAT, dan sepatutnya Gugatan PENGGUGAT I dan II dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard) ;

Halaman 38 dari 91 halaman Putusan Nomor : 34/G/2014/PTUN-Pbr. 3. GUGATAN PENGGUGAT I DAN II KABUR (OBSCUUR LIBEL)

- Bahwa PENGGUGAT I dan II dalam dalil posita gugatannya halaman 2 mengaku dan menyatakan bahwa PENGGUGAT I sebagai pemilik sah bidang tanah obyek perkara berdasarkan Akta Jual Beli Nomor 2691/SH/1988 tanggal 10 Mei 1988 dengan luas 5000 m2 dengan ukuran dan batas-batas sebelah Utara berbatas dengan tanah Jalan Polewali (50 m), sebelah Timur berbatas dengan tanah Daeng Sulaiman (100 m), sebelah Selatan berbatas dengan tanah Drs. R.T. Rachman (50 m) dan sebelah Barat berbatas dengan tanah Amir Aripin (100 m). Sedangkan PENGGUGAT II mengaku sebagai pemilik sah bidang tanah obyek perkara berdasarkan Akta Jual Beli Nomor 3023/SH/1988 tanggal 11 Mei 1988 dengan luas 10000 m2 dengan ukuran dan batas-batas sebelah Utara berbatas dengan tanah Jalan Polewali (50 m), sebelah Timur berbatas dengan tanah Drs. Raja Thamsir Rachman (200 m), sebelah Selatan berbatas dengan tanah belukar (50 m) dan sebelah Barat berbatas dengan tanah Amir Aripin/Daeng Sulaiman (200 m) ;

- Bahwa sedangkan tanah yang diperkarakan PENGGUGAT I dan II berdasarkan Sertipikat Hak Pakai Nomor 40 berbeda ukuran, berbeda sempadan dan berbeda luas tanah dengan obyek perkara ;

- Bahwa selain itu, PENGGUGAT I tidak jelas bukti kepemilikannya atas lahan terperkara yang diklaim miliknya, karena Akta Jual Beli yang diakui PENGGUGAT I sebagai miliknya bukanlah tercatat atas nama PENGGUGAT I, melainkan tercatat atas nama E.R. Suparti ;

- Bahwa dari hal tersebut, terbukti gugatan PENGGUGAT I dan II kabur, tidak jelas (obscuur libel), sehingga sangat beralasan hukum Gugatan PENGGUGAT I dan II dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard) ;

DALAM POKOK PERKARA :

1. Bahwa mohon dalil-dalil tersebut dalam Eksepsi di atas dinyatakan termuat dan terulang kembali dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan Dalam Pokok Perkara ini ;

Halaman 39 dari 91 halaman Putusan Nomor : 34/G/2014/PTUN-Pbr. 2. Bahwa TERGUGAT II INTERVENSI 2 menolak dalil-dalil Gugatan PENGGUGAT I dan II untuk seluruhnya, kecuali terhadap hal-hal yang diakui dengan tegas kebenarannya ;

3. Bahwa PENGGUGAT I dan II dalam dalil gugatannya poin 4 halaman 3 telah mengakui dengan tegas kalau PENGGUGAT I dan II tidak pernah menguasai obyek perkara, malah PENGGUGAT I dan II tetap mempercayai tanah tersebut dikuasai dan dirawat dan ditanami oleh H. Daeng Sulaiman dan keluarga dan pada poin 5 PENGGUGAT I dan II kembali mempertegas obyek perkara dirawat dan ditanami oleh H. Daeng Sulaiman ;

4. Bahwa dari fakta tersebut terlihat keanehan dimana PENGGUGAT I dan II yang mengatakan bahwa telah membeli tanah obyek sengketa kepada H. Daeng Sulaiman namun ternyata tidak menguasai obyek perkara tersebut malah tetap dikuasai, dirawat dan ditanami oleh H. Daeng Sulaiman, sehingga muncul pertanyaan apakah benar telah terjadi jual beli antara PENGGUGAT I dan II dengan H. Daeng Sulaiman terhadap obyek perkara? Atau kah hal tersebut hanya akal-akalan dari PENGGUGAT I dan II saja, karena seperti telah TERGUGAT II INTERVENSI 2 sampaikan, pada tanggal 13 April 1992, H. Daeng Sulaiman telah membuat Pernyataan dan Pengakuan yang pada pokoknya menyatakan bahwa Beliau telah salah sasaran lokasi dan mengaku dengan sebenarnya bahwa semua lokasi yang telah digarapnya dan telah pula di perjualbelikan/mutasikan berupa hibah dan sebagainya adalah benar milik Drs. Warman dan Drs. Alfian cs (bahagian dari TERGUGAT II INTERVENSI 1) ;

5. Bahwa benar berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2003 saat ini secara yuridis administratif obyek perkara telah pindah wilayah dari Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya masuk ke dalam wilayah Kelurahan Sidomulyo Timur Kecamatan Marpoyan Damai, yang mulai diberlakukan sejak tanggal 17 Juni 2003, namun menurut Keterangan dari staff kantor Tata Pemerintahan Kecamatan Marpoyan Damai, khusus untuk masalah administrasi pertanahan, perpindahan wilayah tersebut baru mulai diberlakukan pada Januari 2004 ;

Halaman 40 dari 91 halaman Putusan Nomor : 34/G/2014/PTUN-Pbr. 6. Bahwa untuk poin 7 dalil gugatan PENGGUGAT I dan II perlu TERGUGAT II INTERVENSI 2 tegaskan bahwa Bukti Pembayaran PBB (Pajak Bumi dan bangunan) bukanlah bukti kepemilikan Hak atas tanah ;

7. Bahwa PENGGUGAT I dan II mendalilkan pada poin 8 dan 9 dalil gugatannya yang menyatakan kelengkapan persyaratan permohonan pengukuran tanah, namun permohonan pengukuran tanah tersebut tidak ditandatangani oleh Ketua RW. 10 (Zamri) maupun Ketua RT. 03 (Muhammad Very).

Bahwa dengan tidak ditandatangani oleh Ketua RW dan Ketua RT tersebut walaupun semua persyaratan sudah lengkap menurut penilaian PENGGUGAT I dan II, namun faktanya apa yang PENGGUGAT I dan II mohonkan untuk dilakukan pengukuran tersebut adalah menyalahi aturan karena yang dilakukan pengukuran tersebut adalah obyek sengketa yang merupakan milik TERGUGAT II INTERVENSI 2 selaku pemegang Sertipikat Hak Pakai No. 40/Kelurahan simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004, Surat ukur No. 1617/Simp.Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004 seluas 11.780 M2, yang sebelumnya Sertipikat Hak Pakai Nomor 619/Kelurahan Simpang Tiga ;

8. Bahwa dalil PENGGUGAT I dan II pada halaman 5 poin 15 yang menyatakan TERGUGAT dalam menerbitkan objek sengketa Nomor 40 tanggal 17 Mei 2004 atas nama PT ROBINA PUTRA PERKASA jelas bertentangan dengan Pasal 42 Tahun 1996 adalah tidak benar, karena TERGUGAT II INTERVENSI 2 selaku pemegang Sertipikat Hak pakai No. 40/Kelurahan Simpang Tiga tanggal 17 Mei 2004, Surat ukur No. 1617/Simp.Tiga/2004 tanggal 25 Februari 2004 seluas 11.780 M2., yang mana prosedur penerbitan Sertipikat Hak Pakai tersebut telah sesuai berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

Justru, PENGGUGAT I dan II lah yang telah mengada-ada dengan menyatakan obyek perkara adalah milik PENGGUGAT I dan II yang diperoleh melalui cara jual beli dari

Dokumen terkait