BAB V PERGESERAN MAKNA ULANG TAHUN KELAHIRAN TIONGHOA
5.3 Makna Setiap Simbol dalam Ulang Tahun Kelahiran Tionghoa
5.3.2 Hadiah yang Tidak Boleh Diberikan dalam Perayaan Ulang Tahun
Masyarakat Tionghoa juga dikenal sebagai masyarakat yang banyak pantangan atau hal-hal tabu yang tidak boleh dilakukan termasuk dalam pemberian hadiah kepada seseorang yang berulang tahun. Terdapat beberapa benda yang tidak boleh diberikan kepada orang yang berulang tahun, antara lain:
1. Jam Dinding : penunjuk waktu bagi semua kalangan, namun bagi masyarakat Tionghoa jam dinding hanya boleh dibeli untuk dipakai sendiri. Bukan untuk diberikan sebagai hadiah. Hal ini dikarenakan jam dinding dalam lafal mandarin. Menurut Li Xiao Xiang (2003 : 147) “…Jam dinding sama dibaca dalam bahasa mandarin sama artinya dengan hal yang berhubungan pemakaman”. Menurut etika normatif, hadiah jam dinding dalam ulang tahun tidak boleh diberikan, karena bahasa mandarin dari jam dinding adalah Shi zhong sama artinya dengan mati atau dalam kematian.
2. Gunting : alat pemotong serbaguna yang biasa dipakai untuk memotong berbagai benda sampai makanan, namun gunting dalam masyarakat Tionghoa tidak boleh dijadikan hadiah. Menurut Li Xiao Xiang (2003 :147) “…Gunting sebagai hadiah adalah tanda pemutusan hubungan”. Secara etika normatif, gunting tidak boleh diberikan karena masyarakat Tionghoa percaya gunting adalah sebagai tanda untuk mengakhiri suatu hubungan apabila dijadikan hadiah. Baik sebagai teman, pacar maupun saudara.
3. Sapu Tangan : Sapu tangan sering dijadikan hadiah bagi siapa saja, namun tidak demikian bagi masyarakat Tionghoa. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa sapu tangan adalah tanda perpisahan kepada siapa saja. Li Xiao Xiang (2003 : 147) Menyatakan “…Apabila memberi sapu tangan kepada seseorang berarti tidak akan bertemu lagi kepada orang tersebut”. Secara etika normatif, hadiah ulang tahun bagi masyarakat Tionghoa tidak boleh memberikan sapu tangan karena memberi sapu tangan adalah tanda agar orang tersebut akan berpisah dan sebagai tanda untuk selalu mengingat apabila melihat sapu tangan pemberian tersebut.
4. Payung : Pada zaman dinasti Han, payung digunakan sebagai alat untuk menentukan strata sosial seseorang. Payung diartikan sebagai lambang kekayaan dan kemewahan.
Banyak hal-hal yang menggunakan payung seperti upacara adat kerajaan, pernikahan dan tarian. Namun payung tidak boleh dijadikan sebagai hadiah kepada seseorang. Payung dipakai sebagai pelindung untuk hujan dan panas, Li Xiao Xiang (2003 : 147) menyatakan “…Apabila seseorang memberikan payung sebagai hadiah ulang tahun berarti mendoakan orang yang diberi tersebut akan segera terkena malapetaka sehingga memerlukan pelindung”. Secara etika normatif, hadiah payung dalam ulang tahun dilarang oleh masyarakat Tionghoa, karena dianggap mengutuk orang untuk mendapat musibah di kemudian hari.
Saat ini makna hadiah yang tidak boleh diberikan dianggap sebagai takhayul dan kuno karena perkembangan zaman dan pemikiran masyarakat modern yang tidak mempercayai makna tersebut. Dalam aplikasinya, nilai yang harus dipertahankan mengenai hadiah dalam ulang tahun adalah interaksi sosial dalam masyarakat. Kepada kerabat dan saudara harus bisa saling mengerti dan saling memberikan doa dan berkah yang baik. Secara normatif, hadiah yang memiliki makna yang buruk bagi masyarakat Tionghoa, sebaiknya tidak diberikan.
5.3.2 Makna Makanan dalam Perayaan Ulang Tahun
Dalam setiap acara, dari pernikahan sampai dengan ulang tahun tidak lepas dari makanan yang harus disajikan untuk para tamu undangan. Begitu juga halnya dengan acara ulang tahun masyarakat Tionghoa. Namun bagi masyarakat Tionghoa, makanan yang disajikan untuk para tamu memiliki makna.
1. Mie : Menurut sejarah, mie pertama dibuat di daratan Cina saat zaman Dinasti Han pada tahun 25-200 AD. Bagi masyarakat Cina, menurut Fu Chun Jiang (2010 : 98) “…Mie adalah simbol kehidupan yang panjang. Bentuknya yang panjang dan tidak mudah putus adalah gambaran harapan umur panjang”. Mie
sering dijadikan sajian wajib pada acara ulang tahun, sebagai lambang umur panjang. Mie digunakan sebagai pengganti kue ulang tahun di China.
2. Telur Merah : Telur dianggap makanan istimewa bagi masyarakat Tionghoa zaman dulu, levelnya setingkat dibawah daging. Namun pada saat itu, telur yang direbus begitu saja tampak kurang menarik, maka khusus untuk yang ulang tahun telur ini diberi pewarna merah. Merah adalah warna yang melambangkan kebahagiaan. Artinya mengharapkan yang berulang tahun mendapatkan kebahagiaan. Sedangkan telur yang bulat melambangkan kesempurnaan bagi yang berulang tahun.
3. Minuman Anggur : Anggur adalah minuman istimewa bagi masyarakat Tionghoa sejak masa kerajaan. Bagi masyarakat Tionghoa, anggur hanya boleh diminum oleh orang dewasa meskipun ada yang tidak mengandung alkohol karena merupakan minuman yang memabukkan. Dalam ulang tahun kelahiran, minuman anggur adalah simbol dari pesta dan kebahagiaan. Dalam bahasa mandarin “Jiu” juga berarti lama atau panjang dengan intonasi yang sama diartikan sebagai umur panjang. Biasanya setiap tamu akan meminum sedikit dan tidak sampai mabuk karena mabuk adalah hal yang buruk bagi masyarakat Tionghoa.
4. Mantou : Mantou terbuat dari tepung gandum dan air yang diadon dengan ragi yang dikukus dengan isi di dalamnya. Mantou ada yang berisi kacang merah, kacang tanah, gula, sayur dan daging. Bagi masyarakat Tionghoa, Mantou dalam ulang tahun kelahiran berarti penuh dengan kebahagiaan. Pada acara ulang tahun kelahiran, Mantou akan dibentuk menjadi buah persik yang melambangkan kekayaan dan panjang umur. Persik merupakan salah satu buah kepercayaan masyarakat Tionghoa yang berasal dari khayangan sehingga dipercaya sebagai buah ajaib yang dapat memperpanjang umur.
Makanan dalam perayaan dalam ulang tahun yang harus disediakan adalah mie dan telur merah. Bagi masyarakat Tionghoa mie adalah doa panjang umur bagi yang berulang tahun dan telur merah adalah berkah dan kebahagiaan.
Nilai-nilai dalam makanan yang disediakan dalam ulang tahun adalah sebagai ganti doa yang diberikan oleh para tamu. Tuan rumah harus menyediakan makanan yang juga memberi berkah kepada para tamu melalui simbol makanan. Interaksi antara tamu dengan yang berulang tahun terjalin dengan baik dan timbal balik. Secara etika normatif, makanan yang mengandung makna harus disajikan dalam ulang tahun karena memiliki makna untuk menghormati budaya leluhur dan para tamu undangan. Apabila makanan-makanan tersebut tidak disediakan maka tuan rumah dianggap tidak menghormati para tamu, dan tidak memberikan doa atau berkah yang lebih penting daripada kemewahan.