BAB V PERGESERAN MAKNA ULANG TAHUN KELAHIRAN TIONGHOA
5.2 Makna Upacara Ulang Tahun Kelahiran Masyarakat Tionghoa
Setiap acara yang diadakan masyarakat Tionghoa memiliki makna yang terkandung di dalamnya. Sama juga halnya dalam merayakan upacara ulang tahun kelahiran Tionghoa, juga terdapat makna upacara dan etika yang harus dilaksanakan karena masyarakat Tionghoa adalah masyarakat yang menjunjung tinggi etika kesopanan.
Seseorang tidak boleh merayakan ulang tahun sebelum hari ulang tahun. Saat ini, hari ulang tahun dirayakan sebelum atau sesudah hari ulang tahunnya karena perkembangan zaman dan kesibukan sehari-hari. Perayaan ulang tahun sering diadakan pada akhir pekan. Bagi masyarakat Tionghoa, seseorang harus merayakannya tepat pada hari ulang tahunnya atau sesudahnya. Phillip Cheong (2012 : 58) menyatakan bahwa “…Karena kita hanya makhluk yang tidak hidup selamanya, umur kita sudah ditentukan takdir. Merayakan hari ulang tahun anda lebih awal dipercaya akan sama seperti memperpendek umur.”
Perayaan ulang tahun pada masyarakat Tionghoa memiliki aturan. Nio Joe Lan (2013: 237) menyatakan: “…Merayakan sendiri hari ulang tahunnya dan mengundang sendiri sahabat-sahabatnya, dianggap tidak sesuai dengan peradaban Tionghoa. Bahkan dianggap dengan kesombongan!.”. dalam merayakan ulang tahun seseorang tidak boleh mengundang sendiri teman dan kerabat. Undangan atau orang yang mengundang hanya dapat dilakukan oleh orang tuanya.
Sesuai dengan etika masyarakat Tionghoa, hal ini dikarenakan seseorang harus menghormati orang tuanya sebagai orang yang membesarkannya. Orang tua memiliki hak untuk menentukan boleh atau tidaknya merayakan ulang tahun. Demikian juga dalam menentukan para undangan yang akan diundang dan persiapan yang dilakukan dalam upacara ulang tahun. Sebaliknya apabila orang tua yang berulang tahun anak-anak lah yang harus merayakan ulang tahunnya sebagai bentuk bakti dan hormat atas jasa orang tuanya.
Dalam acara ulang tahun seseorang harus menghormati orang tua. Sesuai dengan etika masyarakat Tionghoa, harus menghormati orang tuanya sebagai orang yang membesarkan dan melaksanakan perayaan ulang tahun kelahiran. Dengan adanya acara ulang tahun orang tua dapat memperkenalkan anaknya kepada para tamu agar semua tamu undangan dapat memberikan doa.
Secara etika normatif, dalam upacara ulang tahun yang pertama sekali yang harus dilakukan adalah mendapat izin daripada orang tua. Apabila tidak diizinkan tetap harus dengan rasa hormat mengucapkan terima kasih. Setelah mendapat izin, segala hal mengenai acara ditentukan oleh orang tua. Untuk orang yang diundang juga ditentukan oleh orang tua, dalam memberikan undangan orang tua dapat memerintah untuk membagikan undangan dan harus dijalankan.
5.2.1 Interaksi dalam Perayaan Ulang Tahun Kelahiran Tionghoa
Setiap acara pasti ada pertemuan antara tamu dan tuan rumah, begitu pula interaksi yang dilakukan dalam acara tersebut pasti memiliki etika. Etika yang dilakukan masyarakat Tionghoa dalam acara ulang tahun kelahiran adalah etika interaksi dalam pertemuan dan perpisahan.
Etika pertemuan dalam ulang tahun adalah etika sosial yang sudah dilakukan orang Tionghoa secara umum. Masyarakat Tionghoa sangat mementingkan kesopanan dan perilaku yang dilakukan di depan umum. Ada etika sosial yang harus dipatuhi. Aturan ini bertujuan untuk menyenangkan tuan rumah dan tamu. Jika tamu merasa senang dengan penghormatan yang ditunjukkan, maka tamu akan merasa bangga.
Etika dalam perayaan ulang tahun disesuaikan dengan etika sosial dengan menjunjung tinggi aturan kesopanan untuk menghormati orang yang lebih tua. Li Xiao Xiang (2003 : 102) mengatakan “… Jamuan ulang tahun dilakukan dengan memakai pakaian baru, tokoh utama
duduk di tengah ruangan untuk menerima ucapan selamat dari keluarga dan tamu. Jika orang yang memberi ucapan selamat berasal dari generasi yang sama, ia akan berdiri untuk menunjukkan rasa hormatnya.” Setelah dilakukan perayaan penerimaan tamu maka jamuan makan pun dimulai. Dalam hal menerima hadiah dari para tamu, orang yang berulang tahun harus menerima dengan kedua tangan sebagai bentuk penghargaan. Kado tidak boleh dibuka di depan pemberi karena dianggap kasar.
Saat seseorang datang dalam perayaan ulang tahun, yang pertama dilakukan adalah menawarkan makanan dan minuman. Minuman merupakan menu utama karena tamu sudah datang dari perjalanan baik jauh maupun dekat pasti merasakan kehausan. Dalam menawarkan teh pada tamu merupakan kebiasaan, apapun status sosialnya. Minuman teh, selalu disajikan walaupun status sosialnya kelas rendah atau tinggi. Menurut Li Xiao Xiang (2003 : 142) “…Jika tuan rumah menawarkan teh, ia harus melakukannya dengan kedua tangan untuk menunjukkan rasa hormat. Cangkir harus ¾ penuh, jangan diisi penuh,. Tamu kemudian menerima teh tersebut dengan kedua tangan dan menghirupnya beberapa kali, haus atau tidak untuk menunjukkan rasa hormat dan penghargaan.”
Dalam hal berjabat tangan, biasanya para tamu akan berjabat tangan dengan yang berulang tahun. Jabat tangan dilakukan dengan kedua pihak mengulurkan tangan kanan. Sebelum bersalaman singkirkan dulu sarung tangan apabila menggunakannya. Menurut Li Xiao Xiang (2003 : 144) “…Jika pihak lain itu seorang wanita, tunggulah agar ia mengulurkan tangannya terlebih dahulu. Jabat tangan yang ringan dan cepat sudah cukup. Di luar itu bisa dianggap kasar.” Apabila tamu merupakan orang yang lebih tua, maka yang berulang tahun harus melangkah lebih cepat untuk berjabat tangan dan mempersilahkan masuk ke dalam ruangan terlebih dahulu. Hal ini merupakan etika yang harus dilakukan dalam pertemuan saat ulang tahun.
Etika interaksi perpisahan, yang berulang tahun mengantar kepergian tamu. Apabila tamu pamit mintalah untuk tinggal lebih lama dan undanglah untuk datang kembali. Tuan rumah harus berdiri saat mengantarnya ke pintu. Setelah mengantarnya keluar, lihatlah sampai cukup jauh. Jangan membalikkan punggung segera, setelah mengatakan selamat tinggal karena hal tersebut dianggap kasar. Li Xiao Xiang menyatakan : “…Jika tamu anda adalah senior anda atau seseorang yang lebih tua, antarkan tamu anda turun tangga, atau ke halte bis atau panggilkan taksi untuknya.”. Hal ini menunjukkan etika kesopanan sangat penting dalam budaya Tionghoa.
Masyarakat Tionghoa dalam berinteraksi sangat menjunjung tinggi etika kesopanan. Sedikit kesalahan dalam berinteraksi dapat berarti fatal bagi kehidupan sosial orang tersebut karena dapat dikucilkan apabila dianggap tidak sopan. Oleh karena itu, hal ini merupakan salah satu makna terpenting dalam kehidupan masyarakat Tionghoa dalam melakukan segala hal.
Menurut teori etika normatif, interaksi sosial dalam masyarakat Tionghoa adalah menghormati orang yang lebih tua tanpa memandang status sosial. Saat bertemu siapapun di dalam acara ulang tahun harus bersikap santun, wajah harus tersenyum dan bersahabat. Setiap aturan yang tidak tertulis dalam masyarakat Tionghoa mengenai cara berinteraksi adalah tradisi yang harus dipatuhi dalam bersosialisasi. Etika kesopanan bagi masyarakat Tionghoa yaitu :
1. Menghormati orang yang lebih tua. 2. Bersikap sopan.
3. Wajah harus bersahabat. 4. Bersikap rendah hati.
Etika Kesopanan adalah salah satu faktor penting dalam kesuksesan masyarakat Tionghoa karena bersifat normatif. Apabila tidak dilaksanakan akan dikucilkan dari masyarakat dan dianggap tidak memiliki rasa hormat kepada semua orang. Masyarakat Tionghoa sangat teliti dan sensitif dalam melihat kesopanan seseorang dalam suatu acara terlebih lagi kepada tuan rumah. Oleh karena itu, hal ini harus sudah mulai dipelajari sebelum masuk ke dalam masyarakat. Dimulai dari sopan santun terhadap orang tua dan saudara di rumah. Dalam acara ulang tahun, bagi generasi muda sebagai proses pembelajaran dan para orang tua dapat mengajarkan hal tersebut.
5.2.2 Ucapan-Ucapan Selamat dalam Ulang Tahun Kelahiran Tionghoa
Setiap perayaan dalam masyarakat Tionghoa memiliki ucapan selamat yang memiliki makna. Pada perayaan hari ulang tahun, para orang tua tidak suka pada ucapan selamat, seperti : “Semoga anda hidup sampai seratus tahun (zhu ni huo dao yi bai nian)”. Apabila orang tersebut sudah berumur 99 tahun, karena dianggap anda mendoakan agar orang yang yang berumur 99 tahun tersebut akan meninggal tahun depan yaitu pada umur 100 tahun. Sebaiknya tidak menggunakan ungkapan tersebut, jika merayakan ulang tahun untuk orang yang berumur 60 tahun ke atas karena dapat menyakiti perasaan orang tersebut.
Untuk orang yang sudah lanjut usia, mempunyai kesehatan yang baik, dan hidup bahagia sampai tua sungguh pencapaian yang luar biasa. Orang Tionghoa sangat menyukai analogi, beberapa analogi yang sering diucapkan, yaitu : “Semoga anda diberkahi energi yang berlimpah”, “ Semoga umur anda setua pohon cemara” atau “ Semoga energi dan kekuatan menyertai anda selalu”.
Pemberian ucapan selamat pada perayaan ulang tahun, harus dipertimbangkan supaya tidak menyakiti orang lain. Ada sebuah pepatah Cina mengatakan “病从口入,灾从口出 (bing cong kou ru, zai cong kou chu)” yang berarti penyakit masuk dari mulut, bencana
keluar dari mulut. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Tionghoa harus sangat berhati-hati dalam bertutur kata.
Secara etika normatif, dalam bertutur kata masyarakat Tionghoa harus mengerti dan berpikir terlebih dahulu maksud yang ingin disampaikan kepada seseorang. Kata-kata harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Kesalahan bertutur kata dapat mencerminkan kecerobohan dan ketidaksopanan, sehingga dapat dikucilkan dan dijauhi dari masyarakat.