• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

B. Al-Qur’an Hadis

1. Pengertian Al-Qur’an Hadis a. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah wahyu Alla 1 yang dibukukan, yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW selagai suatu mukjizat, membacanya dianggap ibadah, sumber utama ajaran Islam.9

Pelajaran Al-Qur’an dipelajari secara khusus dan menempati suatu ilmu tersendiri karena Al-Qur’an itu mempunyai keistimewaan antara lain:

1) Al-Qur’an itu ialah kalamullah (wahyu Allah) yang dibukukan, kemumian dan eksistensinya dijamin pemeliharaannya oleh Allah sendiri.

2) Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pikiran, diterima oleh Nabi dengan perasaan yang khusus

3) Al-Qur’an mengandung ajaran yang bersifat universal, berlaku pada segala tempat dan situasi, menjadi pedoman sepanjang jaman.

4) Al-Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang tidak dapat ditandingi baik dari segi isi, susunan kalimat (bahasa) dan keabadian berlakunya

5) Kemumian dan keaslian Al-Qur’an teijamin dengan pemeliharaan Allah sendiri.

9 Zakiah Darajat, dkk, M etodik K husus P en gajaran A gam a Islam, B um i Aksara, Jakarta, 1995, him. 89.

23

6) Ajaran yang dikandung oleh Al-Qur’an secara umum dan prinsip

meliputi seluruh aspek kehidupan

7) Membaca Al-Qur’an (walaupun belum mengerti terjemahnya) dinilai sebagai suatu ibadah.

8) Kebenaran yang dibawa oleh Al-Qur’an bersifat mutlak, tidak diragukan dan tidak meragukan.

b. Pengertian Hadis

Arti ash dari had is adalah baru. Di dalam Al-Qur’an, kata hadis ini berarti berita (kabar). Hadis nabi berarti berita dari nabi. Menurut ahli ilmu hadis, hadis ialah segala sesuatu yang bersurnber dari nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan ataupun sifat fisik / kepribadian.10

Adapun tujuan yang akan dicapai dengan pengajaran hadis ini adalah setelah mempelajari hadis ialah orang mengerti akan ajaran Islam yang berhubungan dengan masalah yang dibicarakan. Setiap masalah yang dibicarakan dalam arti dan maksud hadis hendaknya selalu berorientasi kepada kenyataan dan kebutuhan pada waktu tertentu. Cara dan kemungkinan pengalamannya harus dapat dipahami sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai. Supaya pengajaran hadis ini tidak mati dan tidak membosankan, disamping dengan cara yang menarik dan masuk akal sesuai dengan alam pikiran anak yang belajar, isi dan orientasinya harus

dapat rnengikuti perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan kebutuhan yang logis dan wajar.

Mata pelajaran Al-Qur’an Hadis adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Ibtidaiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadis sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai manifestasi iman dan taqwa kepada Allah SWT.

2. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Ibtidaiyah Standar kompetensi mata pelajaran Al-Qur’an Hadis berisi sekumpulan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh mata pelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Ibtidaiyah. Kemampuan ini berorientasi kepada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan, ketaqwaan dan itadah kepada Allah SWT. Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam standar kompetensi ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang harus dicapai oleh peserta didik di tmgkat Madrasah Ibtidaiyah.

Kemampuan-kemampuan tersebut meliputi:

a. Memahami cara melafalkan huruf-huruf hijaiyah dan tanda bacariya.

b. Menyusun kata-kata dengan huruf hijaiyah baik secara terpisah maupun bersambung.

c. Memahami cara melafalkan dan menghafal surat-surat tertentu dalam Juz’Amma.

25

d. Memahami arti surat tertentu dalam Juz ‘Amma.

e. Menerapkan kaidah-kaidah ilmu tajw id dalam bacaan Al-Qur’an.

f. Memahami dan menghafal hadis tertentu tentang persaudaraan, kebersihan, niat, hormat kepada orai.g tua, silaturahmi, menyayangi anak yutim, taqwa, sholat berjamaah, ciri-ciri orang munafiq, keutamaan memberi dan amal shaleh.

3. Materi Al-Qur’an Hadis Kelas V

Materi pelajaran Al-Qur’an Hadis Kelas V yaitu: Surat Al-Kafirun, Surat Al-Ma’un, Surat At-Takatsur, Hadis tentang menyayangi anak yatim, Terjemahan surat Al-Qadr, Memahami hadis tentang taqwa, Memahami hadis tentang sholat beijamaah, dan Hadis tentang ciri-ciri munafik.

C. Metode Drill

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

Dalam menentukan metode, guru harus mengenal, memahami, dan mempertimbangkan faktor-faktor yang lain. Karena sebagai suatu cara metode tidak berdiri sendiri. Guru akan lebih mudah dalam menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang dihadapinya, jika memahami sifat- sifat masing-masing metode tersebut.11 Menurut Winamo Surakhmad yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

11 S yaifu l Bahri Djam arah, A sw an Zain, S tra teg i B ela ja r M en gajar, R ineka Cipta, 1995, him.

a. AnakDidik

Di dalam kelas guru akan menghadapi anak didik dengan latar

belakang kehidupan yang berbeda-beda. Status sosial mereka juga bermacam-macam. Perilaku anak didik juga selalu menunjukkan perbedaan, ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada yang suka bicara, ada yang peraurung, ada yang periang dan sebagainya. Sehingga kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.

b. Tujuan

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Perumusan indikator akan mempengaruhi kemampuan yang bagaimana yang terjadi pada diri anak didik. Pemilihan metode harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Sehingga metode harus sesuai dengan kehendak tujuan, kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.

c. Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru cbtakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka atau di luar kelas. Maka guru harus memilih untuk mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.

27

d. Fasilitas

Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas b dajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. Tidak ada labora orium untuk praktik IPA misalnya, kurang mendukung untuk menggunakan metode eksperimen atau metode demonstrasi.

e. Guru

Setiap guru mempunyai kepri >adiun yang berbedu. Demikian juga latar belakang pendidikan guru juga akan mempengaruhi komptensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menja'3’’ kendala dalam memilih dan menentukan metode.

2. Metode Drill

Zuharini mendefinisikan bahwa metode Drill adalah “suatu metode dalam pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan” 12

Menurut Roestijah N.K. sebagaimana dikutip oleh Dr. Armei Arief, MA., metode Drill adalah “suatu teknik yang dapat diartikan dengan suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan latihan-latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari”.13

12 A rm ei A rief, P en gan lar llm u dan M eto d o lo g i P endidikan Islam, C IP U T A T Press, Jakarta, 2 0 0 2 , him. 174.

Latihan dimaksudkan agar pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya.14

Pengajaran yang diberikan melalui metode Drill dengan baik selalu akan menghasilkan hal-hal sebagai beriku:

a. Anak didik itu akan dapat mempergunakan daya berpikimya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang b«ik maka anak didik akan menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatnya. Ini berarti daya berpikir bertambah.

b. Pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai segi dan anak didik tersebut akan memperoleh paham yang lebih baik dan lebih mendalam. Guru berkewajiban menyelidiki sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh anak didik dalam proses belajar mengajar.

Agar penggunaan metode Drill dapat efektif, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Sebelum pelajaran dimulai, hendaknya diawali terlebih dahulu dengan pemberian pengertian dasar.

b. Metode ini dipakai hanya untuk bahan pelajaran kecekatan-kecekatan yang bersifat rutin dan otomatis.

c. Diusahakan hendaknya masa latihan dilakukan secara singkat, hal ini dimungkinkan agar tidak membosankan siswa.

d. Maksud diadakannya latihan ulang harus memiliki tujuan yang lebih luas.

14 Zakiah Darajat, dkk, M etodik K husus P en gajaran A gam a Islam , B u m i Aksara, Jakarta, 1995, him. 302.

29

e. Latihan diatur sedemikian rupa sehingga bersifat menarik dan dapat menimbulkan motivasi belajar anak.

Langkah-langkah penggunaan metode Drill

a. Drill hanyalah untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis. b. Latihan harus memiliki arti dalam rangka yang lebih luas.

1) Sebelum diadakan latihan, anak didik perlu mengetahui terlabih dahulu arti latihan itu sendiri.

2) Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan mereka selanjutnya.

3) Siswa harus mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar.

c. Latihan-latihan itu pertama-pertama harus ditekankan kepada diagnosa 1) Pada taraf-taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang

mengurus.

2) Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.

3) Respon yang benar artinya harus dikenal siswa, sedangkan respon yang salah harus diperbaiki.

4) Siswa memerlukan waktu untuk mewarisi latihan, perkembangan arti dan kontrol.

5) Di dalam latihan, pertama-tama ketetapan, kemudian kecepatan dan pada akhimya kedua-duanya harus tercapai.

d. Masa latihan harus relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan pada waktu lain.

e. Masa latihan hams menarik, gembira dan menyenangkan. 1) Agar hasil latihan memuaskan, minat instrinstif diperlukan 2) Setiap kemajuan siswa hams jelas

3) Hasil latihan terbaik, dengan sedikit menggunakan emosi. f. Pada waktu latihan, hams mendahulukan proses yang esensial.

g. Proses latihan dan kebutuhan hams disesuaikan dengan perbedaan individu.

1) Tingkat kecakapan yang diterima pada suatu saat tidak harus sama. 2) Latihan secara perseorangan sangat perlu untuk menambah latihan

kelompok.

Dengan langkah-langkah di atas, latihan diharapkan dap at betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan tersebut, serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan prakte'c.

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, bahwa materi pelajaran ada dua macam yaitu secara teori dan secara praktek. Sementara pemeriksaan / penilaian kedua-duanya adalah metode Drill dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

a. Secara klasikal, yaitu murid menukar pelajarannya dengan pekerjaan teman-temannya yang lain.

b. Secara individual, yaitu guna membi at jawaban yang benar, selanjutnya anak didik mencocokkannya dengan latihan mereka masing-masing.

31

c. Anak didik mencocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia lebih

dahulu.

Sedangkan manfaat adanya penilaian / pemeriksaan ini dilakukan terhadap guru dan anak didik, antara lain:

a. Untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

b. Untuk menentukan angka kemajuan / hasil belajar r.iasing-masing anak didik.

c. Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat. Untuk mengenal latar belakang (psikologi, fisik, lingkungan) anak didik yang menjalani kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan tersebut.15

Keleb’han dan Kekurangan Metode Drill a. Kelebihan Metode Drill

1) Untuk memperoleh kecakapan motorik seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat (mesin permainan dan atletik) dan terampil menggunakan peralatan olahraga.

2) Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlahkan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (simbol) dan sebagainya.

3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta dan sebagainya.

4) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.

5) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.

6) Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks dan rumit menjadi otomatis.

b. Kekurangan Metode Drill

1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.

2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

3) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton mudah membosankan.

4) Membentuk kebiasaan yang kaku karena bersifat otomatis. 5) Dapat menimbulkan \ erbalisme.16

16

BAB III

Dokumen terkait