• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ki Hajar Dewantara tidak hanya dianggap sebagai tokoh dan pahlawan pendidikan yang tanggalkelahirannya 2 Mei

PADA TEKS BERGENRE PENCERITAAN

3. Ki Hajar Dewantara tidak hanya dianggap sebagai tokoh dan pahlawan pendidikan yang tanggalkelahirannya 2 Mei

dijadikanhari Pendidikan Nasional, tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui surat keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959.

(Buku Siswa Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VIII Kurikulum 2013 hlm. 40-41)

Pada kalimat (3) terdapat penggunaan jenis konjungsi korelatif yang terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan, dan berfungsi menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa berstatus sintaksis yang sama.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini ialah jenis dan fungsi konjung siapakah yang paling dominan pada teks bergenre penceritaan.

Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini mendeskripsikan jenis dan fungsi konjungsi, serta jenis dan fungsi konjungsi yang dominan pada teks bergenre penceritaan kurikulum 2013.

LANDASAN TEORI

Teori yang digunakan untuk mengkaji jenis dan fungsi konjungsi yang digunakan pada teks bergenre penceritaan kurikulum 2013 adalah genre penceritaan dan konjungsi.

Teks Bergenre Penceritaan

Teks bergenre penceritaan adalah teks yang bertujuan untuk menceritakan suatu peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu tertentu (Keraf, 2007:136; Nurudin, 2007:71; Subyantoro, 2009:224).

Ciri-ciri teks bergenre penceritaanya itu mementingkan urutan waktu (secara kronologis), ada tokoh yang diceritakan, berupa peristiwa dalam kehidupan nyata, imajinasi, atau boleh gabungan keduanya, ada konfiks, latar yang berupalatarwaktu dan tempat kejadiannya peristiwa dan memiliki nilai keindahan baikisinya maupun penyajiannya (Keraf, 2000:136; Semi, 2003:31;

Wijayanto, 2006:8).

Jenis-jenis teks bergenre penceritaan menurut Mahsun (2014) yaitu teks penceritaan ulang, anekdot, eksemplum, cerpen, novel, dongeng, legenda, cerita petualang, cerita fantasifabel, sejarah, dan biografi.

Konjungsi

Konjungsi adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan dua satuan bahasa yang mempunyai kedudukan sederajat maupun tidak sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa (Alwidkk, 2010, hlm. 296; Achmad HP, 2005, hlm. 9; Chaer, 2012, hlm.176-177).

Berdasarkan perilaku sintaksisnya dalam kalimat, konjungsi dibagi menjadi tiga, yaitu koordinatif, korelatif, dan subordinatif (Alwidkk, 2010:296; Chaer, 2012:176-177).

Fungsi konjungsi dibedakan berdasarkan jenis konjungsinya.

Konjungsi koordinatif berfungsi sebagai penandahubungan penambahan, pemilihan, perlawanan, dan penegasan, dan konjungsi subordinatif berfungsi sebagai penunjuk waktu, syarat, tujuan, konsesif, perbandingan, sebab, hasil, alat/cara, dan komplementasi/penjelasan (Alwidkk, 2010:296; Chaer, 2012:176-177).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif. Menurut Sudaryanto (2015) jenis penelitian deskriptif kualitatif berkaitan dengan data yang tidak berupa angka-angka, tetapi berupa bentuk bahasa. Pada penelitian ini dideskripsikan jenis dan fungsi konjungsi pada teks bergenre penceritaan yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

Data penelitian ini berupa penggalan kalimat yang menggunakan konjungsi yang bersumber dari teks-teks bergenre penceritaan dalam buku siswa bahasa Indonesia untuk SMP/MTs dan SMA/SMK/MA/MAK.

Metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan teknik catat. Menurut Sudaryanto (2015:203), metode simak atau penyimakan dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Metode ini digunakan untuk memilah kalimat yang menggunakan kata konjungsi di beberapa jenis teks dalam buku siswa bahasa Indonesia untuk berbagai jenjang kelas.

Setelah dilakukan metode simak, dilanjutkan dengan teknik pencatatan pada kartu data untuk dianalisis. Data diperoleh dari

berbagai jenis teks dalam buku siswa bahasa Indonesia. Pencatatan dilakukan setelah data dari penggalan kalimat yang menggunakan kata konjungsi tersebut dinilai cukup untuk dijadikan data penelitian.

Untuk menganalisis penggunaan konjungsi pada teks bergenre penceritaan digunakan metode agih, yaitu metode yang alat penentunya merupakan bagian dari bahasa yang bersangkutan, yaitu berupa wacana tulis yang dibentuk dengan menggunakan bahasa. Menggunakan teknik dasar bagi unsur langsung (BUL) yaitucara yang digunakan pada awal kerjaan alisis dengan membagi satuan lingual data menjadi beberapa bagian atau unsur, dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud. Teknik lanjutan pada penelitianini, yaitu teknik substitusi (Sudaryanto, 2015)

Metode yang digunakan untuk penyajian hasil analisis data pada penilitian ini, yaitu metode informal. Metode informal digunakan untuk mendeskripsikan jenis dan fungsi konjungsi pada penggalan teks bergenre penceritaan, faktual, dan tanggapan Kurikulum 2013. Selain itu, peneliti juga menyajikan data dalam bentuk presentase untuk menyajikan data jenis dan fungsi konjungsi yang dominan pada teks bergenre penceritaan, faktual, dan tanggapan dengan menggunakan diagram lingkaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ciri kebahasaan pada teks bergenre penceritaan dapat ditandai dari jenis dan fungsi konjungsi pada kalimat-kalimat teks bergenre penceritaan. Berikut hasil dan pembahasan jenis dan fungsi konjungsi pada teks bergenre penceritaan, serta jenis dan fungsi konjungsi yang dominan pada teks bergenre penceritaan.

Jenis Konjungsi pada Teks Bergenre Penceritaan

Dalam buku teks Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan untuk jenjang SMP terdapat empat jenis teks bergenre penceritaan, yaitu teks cerita fabel, teks eksemplum, dongeng, dan teks biografi.

Kemudian, dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk jenjang SMA juga terdapat empat jenis teks bergenre penceritaan, yaitu teks cerita pendek, teks cerita fiksi, teks teks biografi, dan teks anekdot. Kedelapan jenis teks tersebut memiliki tujuan sosial yang hampir sama, yakni menceritakan suatu peristiwa. Untuk mendukung tujuan sosial, tiap teks memiliki kaidah kebahasaan. Salah satu kaidah kebahasaan yang terdapat dalam teks bergenre penceritaanya itu konjungsi. Terdapat tiga jenis konjungsi, yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, dan konjungsi subordinatif pada teks bergenre penceritaan dalam buku tersebut.

Konjungsi Koordinatif pada Teks Bergenre Penceritaan Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang kedudukannya sederajat. Contoh: dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan, sebaliknya, melainkan, hanya, bahkan, malah (malahan), lagipula, apalagi, jangankan, kecuali, dan hanya. Berikut data konjungsi koordinatif yang digunakan pada teks bergenre penceritaan.

No Konjungsi Koordinatif Frekuensi

1 Dan 3

2 Hanya 3

3 Bahkan 3

4 Tetapi 1

5 Akan tetapi 2

6 Melainkan 1

7 Sedangkan 2

No Konjungsi Koordinatif Frekuensi

8 Serta 3

9 Namun 3

10 Atau 2

11 Apalagi 1

12 Malah 1

Jumlah 25

Tabel 1. Konjungsi Koordinatif pada Teks Bergenre Penceritaan Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat 25 konjungsi koordinatif yang digunakan pada teks bergenre penceritaan.

Konjungsi Korelatif pada Teks Bergenre Penceritaan

Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Berikut adalah contohnya baik … maupun …; tidak hanya …, tetapi juga …; bukan hanya …, melainkan juga …; demikian … sehingga …; sedemikian rupa … sehingga …; apa(kah) … atau …; entah … entah …; jangankan

…,… pun …. Berikut data konjungsi korelatif yang digunakan pada teks bergenre penceritaan.

No Konjungsi Korelatif Frekuensi

1 Tidakhanya…, tetapi juga… 2

2 Baik… maupun…. 1

Jumlah 3

Tabel 2. Konjungsi Korelatif pada Teks Bergenre Penceritaan Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat 3 konjungsi korelatif yang digunakan pada teks bergenre penceritaan.

Konjungsi Subordinatif pada Teks Bergenre penceritaan

Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang kedudukannya tidak sederajat. Ada konstituen atasan sebagai induk kalimat dan konstituenbawahansebagaianakkaimat. Contohkonjungsi subordinatif, yaitusebab, karena, kalau, jika, jikalau, bila, apabila, bilamana, asal, agar, supaya, meskipun, biarpun, walaupun, sungguhpun, seklaipun, ketika, tatkala, sewaktu, sebelum, sesudah, sehabis, sampai, hingga, sehingga, seperti, sebagai, laksana, dan lain sebagainya. Berikut data konjungsi subordinatif yang digunakan pada teksbergenre penceritaan.

No Konjungsi subordinatif Frekuensi

1 Kemudian 3

2 Lalu 3

3 Ketika 3

4 Setelah 3

5 Seraya 1

6 Selama 2

7 Sebelum 1

8 Sambil 3

9 Sejak 3

10 Sementara 3

11 Sampai 2

12 Hingga 2

13 Kalau 3

14 Untuk 3

15 Agar 3

16 Supaya 2

17 Sampai 2

No Konjungsi subordinatif Frekuensi

18 Meskipun 1

19 Meski 2

20 Sebagai 3

21 Lebih…dari 2

22 Seperti 2

23 Karena 2

24 Sehingga 3

25 Maka 2

26 Dengan 3

27 Tanpa 3

28 Bahwa 2

29 Adalah 3

30 Yaitu 2

Jumlah 72

Tabel 3. Konjungsi Subordinatif pada Teks Bergenre penceritaan Tabel 3 menunjukkan bahwa konjungsi subordinatif yang digunakan pada teks bergenre penceritaan sebanyak 72.

Jenis Konjungsi yang Dominan pada Teks Bergenre penceritaan

Berdasarkan hasil analisis data, konjungsi koordinatif yang digunakan pada teks bergenre penceritaan sebanyak 25 konjungsi. Konjungsi korelatif yang digunakan pada teks bergenre penceritaan sebanyak 3 konjungsi. Konjungsi subordinatif yang digunakan pada teks bergenre penceritaan sebanyak 72 konjungsi.

Berikut penyajian data jenis konjungsi yang dominan pada teks bergenre penceritaan.

Gambar 1. Jenis Konjungsi yang Dominan pada Teks Bergenre penceritaan

Gambar 1 menunjukkan bahwa konjungsi jenis subordinatif mendominasi kalimat-kalimat yang menggunakan konjungsi pada teks bergenre penceritaan dengan data sebesar 72%, dibandingkan dengan dua jenis konjungsi lainnya, yaitu konjungsi koordinatif dengan data sebesar 25% dan konjungsi korelatif dengan data sebesar 3%. Berikut data kalimat yang menggunakan konjungsi pada teks bergenre faktual.

1. Benda di dunia dapat dikelompokkan atas persamaan dan