• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN KEMAMPUAN POTENSIAL

C. HASIL PENELITIAN

1. Pola Kata dalam Tuturan ATMR Berdasarkan Kemampuan Aktual dan Kemampuan Potensial

Berdasarkan kemampuan aktual, di dalam tuturan ATMR ditemukan kata dengan pola satu suku kata, dua suku kata, tiga

suku kata, dan empat suku kata. Sementara itu, berdasarkan kemampuan potensial juga ditemukan kata dengan pola satu suku kata, dua suku kata, tiga suku kata, dan empat suku kata.

Secara rinci, temuan penelitian tentang pola kata berdasarkan kemampuan aktual dan potensial disajikan pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1: Pola Kata dalam Tuturan ATMR Berdasarkan Kemampuan Aktual dan Potensial

Pola Kata

(PKT) Kemampuan Aktual Kemampuan Potensial

PKT-1SK 5 23

PKT-2SK 134 626

PKT-3SK 69 175

PKT-4SK 27 64

Berdasarkan Tabel 1 tampak bahwa berdasarkan kemampuan aktual ditemukan kata dengan pola satu suku kata, dua suku kata, tiga suku kata, dan empat suku kata. Berdasarkan kemampuan potensial juga ditemukan kata dengan pola satu suku kata, dua suku kata, tiga suku kata, empat suku kata. Probingquestion yang diberikan guru kepada ATMR tidak meningkatkan jumlah suku kata sebuah kata atau kata-kata dalam tuturan ATMR.

Atas dasar hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ATMR hanya mampu memproduksi kata potensial terdiri atas empat suku kata. Meskipun probing question tidak dapat meningkatkan jumlah suku kata sebuah kata atau kata-kata dalam tuturannya, probing question penting dilakukan kepada ATMR karena dapat meningkatkan panjang tuturannya, terbukti jumlah kata-kata yang ditemukan dalam tuturannya bertambah dari sisi jumlahnya.

Terbatasnya kemampuan ATMR dalam memproduksi kata berdasarkan jumlah suku katanya, yaitu potensial terdiri atas empat

suku kata, menurut Dardjowidjoyo (2010) akibat adanya cidera di daerah broka yang berefek langsung terhadap pemroduksian bahasa sehingga ATMR kesulitan dalam mengembangkan tuturannya (6). Kemampuan ATMR dalam memproduksi kata berdasarkan jumlah suku katanya setara dengan kemampun Echa ketika berusia 5 tahun dalam penelitian. Echa pada saat usia lima tahun dapat memproduksi kata dengan pola empat suku kata, seperti dilahirkan, menempelkan, menakutkan, mewarnai, hanomannya, dan lain sebagainya. Jadi, kemampuan ATMR kelas 5 dalam memproduksi kata berdasarkan jumlah suku katanya setara dengan anak normal usia 5 tahun

2. Pola Frasa dalam Tuturan ATMR Berdasarkan Kemampuan Aktual dan Kemampuan Potensial

Berdasarkan kemampuan aktual, dalam tuturan ATMR ditemukan pola frasa dengan unsur pembentuk kata dan kata serta kata dan frasa. Pola frasa dengan unsur pembentuk frasa dan kata dikategorikan sebagai data outlyer karena hanya muncul pada dua sumber data penelitian, masing-masing satu frasa, sehingga tidak mewakili kemampuan kelompok ATMR. Sementara itu, frasa dengan pola “frasa dan frasa” serta “kata dan klausa “ tidak ditemukan. Atas dasar kemampuan potensial, dalam tuturan ATMR ditemukan pola frasa dengan unsur pembentuk kata dan kata, kata dan frasa, serta frasa dan kata. Pola frasa dengan unsur pembentuk frasa dan frasa walau ditemukan dikategorikan sebagai data outlayer karena hanya muncul pada ATMR 1 sebanyak satu frasa sehingga tidak mewakili kemampuan kelompok ATMR. Sementara itu frasa dengan pola kata dan klausa tidak ditemukan dalam tuturan ATMR. Berdasarkan analisis tentang pola frasa dalam tuturan ATMR berdasarkan kemampuan aktual dan potensial, secara rinci disajikan dalam Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2: Pola Frasa dalam Tuturan ATMR Menurut Kemampuan Aktual dan Potensial

Pola Frasa (PF) Kemampuan

Aktual Kemampuan

Potensial

PF-K+K 46 148

PF-K+F 23 45

PF-F+K 1 (outlyer) 10

PF-F+F 0 1 (outlyer)

PF-K+KL 0 0

Tabel 2 secara rinci menyajikan pola frasa dalam tuturan ATMR berdasarkan kemampuan aktual dan potensial. Menurut kemampuan aktual, dalam tuturan ATMR ditemukan frasa dengan pola kata dan kata serta kata dan frasa. Frasa dengan pola frasa dan kata dikategorikan sebagai data outlyer karena hanya ditemukan pada satu sumber data penelitian sebanyak satu frasa.

Sementara itu frasa dengan pola frasa dan frasa serta frasa dengan pola kata dan klausa tidak ditemukan. Berdasarkan kemampuan potensial, ditemukan frasa dengan pola kata dan kata, kata dan frasa, serta frasa dan kata. Frasa dengan pola frasa dan frasa dikategorikan sebagai data yang outlyer karena hanya ditemukan pada satu sumber data penelitian sebanyak satu frasa. Frasa dengan pola kata dan klausa tidak ditemukan dalam tuturan ATMR.

Atas dasar temuan pola frasa dalam tuturan ATMR seperti yang disajikan pada Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa (1) dengan pertanyaan menggali dapat mengembangkan kemampuan potensial, yaitu ditemukannya pola frasa dengan unsur frasa dan kata yang berdasarkan kemampuan aktual tidak ditemukan, (2) tuturan ATMR berdasarkan kemampuan aktual dan potensial tidak ditemukan frasa dengan pola frasa dan frasa serta frasa dengan pola kata dan klausa. Jadi, ATMR hanya dapat memproduksi

frasa dengan pola kata dan kata, kata dan frasa, serta frasa dan kata. Sementara itu, ATMR mengalami kesulitan memproduksi frasa dengan pola frasa dan frasa serta kata dan klausa karena kemampuan kognisinya terbatas.

3. Pola Kalimat dalam Tuturan ATMR Berdasarkan Kemampuan Aktual dan Kemampuan Potensial

Berdasarkan kemampuan aktual, dalam tuturan ATMR ditemukan banyak kalimat tidak berpola. Dari 78 tuturan yang dijadikan data penelitian, ditemukan 65 kalimat tidak berpola.

Kalimat-kalimat tersebut dikatakan tidak berpola karena tidak bersubjek, tidak berpredikat, susunan kata dalam kalimat kacau, dan berupa frasa. Kalimat berpola yang ditemukan sejumlah 13 kalimat. Kalimat-kalimat berpola tersebut terdiri atas kalimat dengan pola dasar S-P dan S-P-Ket sejumlah 9 kalimat dan pola kalimat lain di luar 8 pola kalimat dasar, yaitu pola Ket-S-P-Ket, Ket-S-P, dan Ket-S-Ket-P sejumlah 4 kalimat.

Berdasarkan kemampuan potensial, ditemukan banyak kalimat tidak berpola. Dari 231 tuturan yang menjadi data penelitian, ditemukan 189 tuturan yang tidak berpola karena tidak bersubjek, susunan kata kacau sehingga maksud tuturan tidak jelas, juga berupa frasa dan kalimat berpola sebanyak 42 tuturan.

Pola kalimat yang ditemukan dalam data penelitian adalah kalimat dengan pola dasar S-P, S-P-Ket, dan S-P-Pel. Selain pola kalimat dasar tersebut, juga ditemukan pola lain, yaitu kalimat dengan pola Ket-S-P-Ket, Ket-S-P, S-Ket-P, dan Ket-S-P-Pel. Kalimat dengan pola dasar S-P dan S-P-Ket, serta kalimat dengan pola lain di luar 8 pola kalimat dasar, yaitu pola Ket-S-P-Ket ditemukan dalam tuturan ATMR1. Temuan penelitian secara rinci berkait dengan pola kalimat dalam tuturan ATMR berdasarkan kemampuan aktual dan potensial disajikan dalam Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3: Pola Kalimat dalam Tuturan ATMR Berdasarkan Kemampuan Aktual dan Potensial

Kemampuan Aktual Kemampuan Potensial Pola Dasar

Kalimat Pola Lain Pola Dasar

Kalimat Pola Lain

S-P Ket-S-P-Ket S-P Ket-S-P-Ket

S-P-Ket Ket-S-P S-P-Ket Ket-S-P

Ket-S-Ket-P S-P-Pel S-Ket-P Ket-S-P-Pel Berdasarkan Tabel 3 dapat dipaparkan bahwa pola kalimat yang diproduksi ATMR sangat terbatas. Selain itu, pola kalimat yang diproduksinya juga kurang bervariasi. Pola kalimat yang ditemukan dalam tuturan ATMR banyak berpola SP dan Ket dengan letak bervariasi. Temuan atas pola kalimat tersebut sejalan dengan temuan pola kata dan pola frasa. Berdasarkan pola kalimat yang ditemukan dalam tuturan ATMR, menggambarkan bahwa kalimat yang diproduksi ATMR berupa kalimat sederhana dan pendek. Hal tersebut sejalan dengan temuan pola kata yang didominasi dengan pola kata dua suku kata. Temuan fungsi “Keterangan” di setiap kalimat yang diproduksinya sejalan dengan temuan atas pola frasa berdasarkan unsur pembentuknya yang didominasi oleh “frasa keterangan.” Selebihnya, kalimat yang diproduksi ATMR justru didominasi dengan kalimat yang tidak berpola.

Kondisi yang dialami oleh ATMR berkait dengan pola kata, frasa, dan kalimat yang diproduksinya sejalan dengan temuan McLean dan Synder (dalam 15) bahwa ATMR mengalami kesulitan dalam keterampilan berbahasa, meliputi morfologi, sintaksis. Sementara itu, Bernstein dan Tigerman (dalam 13)mengemukakan bahwa ATMR karena mengalami gangguan bahasa sehingga kalimat yang diproduksinya berupa kalimat pendek dan sederhana.

Kondisi ATMR kelas 5 dalam memproduksi kalimat berdasarkan pola kalimat dapat dikatakan mengalami defisit. ATMR setelah mendapat probing question hanya dapat dikembangkan kemampuannya untuk memproduksi kalimat berpola Ket-S-P-Pel.

Sementara itu fungsi Objek belum ditemukan dalam tuturan ATMR kelas 5. Apabila disandingkan dengan kemampuan Echa dalam penelitian Dardjowidjojo (2010), Echa dapat memproduksi kalimat berpola S-P-Pel ketika berusia 3;0 tahun. Kalimat tersebut antara lain Panelan itu dikutuk sama nenek sihil maksudnya Pangeran itu dikutuk sama nenek sihir (6).