• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI

E. Hak dan Kewajiban Penjual dalam Perjanjian Jual Beli

Hak penjual adalah menuntut harga pembayaran atas barang-barang yang diserahkannya kepada pembeli (Pasal 1457 KUHPerdata).Kewajiban penjual adalah menyerahkan barang ke dalam kekuasaan dan kepunyaan si pembeli (Pasal 1457 KUHPerdata) dan menanggung terhadap barang yang dijual itu.65

Sementara pihak penjual ada dua kewajiban utama yaitu:66 1. Menyerahkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan

Kewajiban menyerahkan hak milik meliputi segala perbuatan yang menurut hukum diperlukan untuk mengalihkan hak milik atas barang yang diperjual belikan itu dari si penjual kepada si pembeli. Oleh karena KUHPerdata mengenal tiga macam barang yaitu:barang bergerak, barang tetap dan barang tak bertubuh (dengan mana dimaksudkan piutang, penagihan atau claim), maka menurut KUHPerdatajuga ada tiga macam penyerahan milik yang masing-masing berlaku untuk masing-masing macam barang itu.

a. Untuk barang bergerak cukup dengan penyerahan kekuasaan atas barang itu, hal ini diatur dalam Pasal 612KUHPerdata dinyatakan bahwa, “Penyerahan kebendaan bergerak terkecuali yang tak bertubuh dilakukan dengan penyerahan yang nyata akan kebendaaan itu oleh atau atas nama pemilik, atau dengan penyerahan kunci-kunci dari bangunan dalam mana kebendaan itu

64

Ahmadi Miru(1), Op.cit, hal 15

65

Qirom Syamsudin Meliala(1),Op.cit, hal 44

66

berada. Penyerahan tidak perlu dilakukan, apabila kebendaan yang harus diserahkan dengan alasan hak lain, telah dikuasai oleh orang yang hendak menerimanya”. Dari ketentuan tersebut dapat dilihat adanya kemungkinan menyerahkan kunci saja kalau yang dijual adalah barang-barang yang berada dalam suatu gudang, hal mana merupakan suatu penyerahan kekuasaan secara simbolis, sedangkan apabila barangnya sudah berada dalam kekuasaan si pembeli,penyerahan cukup dilakukan dengan suatu pernyataan saja. Cara ini terkenal dengan nama “Traditio brevi manu” yang artinya penyerahan dengan tangan pendek.

b. Untuk barang tetap (tidak bergerak) dengan perbuatan yang dinamakan

“overshrijving” atau yang dinamakan balik nama dimuka Pegawai Kadaster

yang juga dinamakan Pegawai Balik Nama atau Pegawai Penyimpan Hipotik, yaitu menurut Pasal 616 dihubungkan dengan Pasal 620, dinyatakan bahwa, “ Penyerahan atau penunjukan akan kebendaan tidak bergerak dilakukan dengan pengumuman akan akta yang bersangkutan dengan cara seperti yang dinyatakan dalam Pasal 620 yaitu dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan termuat dalam tiga pasal yang lalu, pengumuman termaksud diatas dilakukan dengan memindahkan sebuah salinan otentik yang lengkap dari akta otentik atau keputusan yang bersangkutan ke kantor penyimpanan hipotik, yang mana dalam lingkungannya barang-barang tidak bergerak yang harus diserahkan berada, dan dengan membukukannya dalam register. Bersama-sama dengan pemindahan tersebut,pihak yang berkepentingan harus menyampaikan juga kepada penyimpan hipotik sebuah salinan otentik yang kedua atau sebuah

petikan dari akta atau keputusan itu, agar penyimpan mencatat di dalamnya hari pemindahan beserta bagian dan nomor dari register yang bersangkutan”. c. Barang tak bertubuh dengan perbuatan yang dinamakan “cessie” sebagaimana

diatur dalam Pasal 613KUHPerdata dinyatakan bahwa, “Penyerahan akan piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya dilakukan dengan membuat sebuah akta otentik atau dibawah tangan, dengan mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain. Penyeraha demikian bagi si berhutang tiada akibatnya melainkan setelah penyerahan itu diberitahukan kepadanya secara tertulis dan diakuinya. Penyerahan tiap-tiap piutang karena surat bawa dilakukan dengan penyerahan surat itu; penyerahan tiap-tiap piutang karena surat tunjuk dilakukan dengan penyerahan surat disertai dengan endosemen.”

Sebagaimana diketahui bahwaKUHPerdata menganut sistem perjanjian jual beli itu hanya obligatoir saja yang artinya perjanjian jual beli meletakkan hak dan kewajiban bertimbal balik antara kedua belah pihak yaitu kepada penjual dan pembeli. Meletakkan kewajiban kepada si penjual untuk menyerahkan hak milik atas barang yang dijualnya, sekaligus memberikan kepadanya hak untuk menuntut pembayaran harga yang telah disetujui dan disebelah lain meletakkan kewajiban kepada si pembeli untuk membayar harga barang sebagai imbalan haknya untuk menuntut penyerahan hak milik atas barang yang dibelinya. Dengan perkataan lain, perjanjian jual beli menurut KUHPerdataitu belum memindahkan hak milik. Hak milik baru berpindah dengan dilakukannya levering atau penyerahan. Mengenai Levering tersebut dalam KUHPerdatamenganut sistem causal yaitu

suatu sistem yang mengantungkan sahnya levering itu pada dua syarat yaitu dengan sahnya titel yang menjadi dasar dilakukannya levering dan levering

tersebut dilakukan oleh orang yang berhak berbuat bebas “beschikkingsbevoegd”

terhadap barang-barang yang dilevering tersebut.

2. Menanggung kenikmatan tenteram atas barang tersebut dan menanggung terhadap cacat-cacat yang tersembunyi

Kewajiban untuk menanggung kenikmatan tenteram merupakan konsekuensi daripada jaminan yang oleh penjual diberikan kepada pembeli bahwa barang yang dijual itu adalah sungguh-sungguh miliknya sendiri yang bebas dari sesuatu beban atau tuntutan dari sesuatu pihak.Kewajiban tersebut menemukan realisasinya dalam kewajiban untuk memberikan penggantian kerugian jika sampai terjadi si pembeli karena suatu gugatan dari pihak ketiga, dengan keputusan hakim dihukum untuk menyerahkan barang yang telah dibelinya kepada pihak ketiga tersebut.67

a. Meskipun telah diperjanjikan bahwa si penjual tidak akan menganggung sesuatu apapun namun ia tetap bertanggung jawab tentang apa yang berupa akibat dari suatu perbuatan yang telah dilakukan olehnya, semua persetujuan yang bertentangan dengan ini adalah batal (Pasal 1494)

Dalam menjalankan kewajiban sebagai seorang penjual dan pembeli, kedua belah pihak diperbolehkan dengan janji-janji khusus untuk memperluas atau mengurangi kewajiban yang telah ditetapkan oleh Undang-undang, namun ada pembatasannya yaitu sebagai berikut:

67

b. Si penjual, dalam hal adanya janji yang sama, jika terjadi suatu penghukuman terhadap si pembeli untuk menyerahkan barangnya kepada seorang lain, diwajibkan mengembalikan harga pembelian, kecuali apabila si pembeli ini pada waktu pembelian dilakukan, mengetahui tentang adanya putusan hakim untuk menyerahkan barang yang dibelinya itu atau jika ia telah membeli abrang itu dengan pernyataan tegas akan memikul sendiri untung ruginya (Pasal 1495)

Dokumen terkait