• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGATURAN TANAH KARANG DESA

2.3. Hak dan Kewajiban Krama Desa

Luas Tanah Karang Desa Katung dapat di gambarkan melalui tabel sebagai berikut:

Tanah Karang Desa Katung

Tanah Desa Katung Luas

Tanah Karang Desa 109,10 Ha (Hektar) Tanah Laba Pura 102 Ha ( Hektar ) Tanah Ayahan Desa 104 Ha ( Hektar )

2.3. Hak dan Kewajiban Krama Desa

Ada juga hak dan kewajiban krama desa yaitu sebagai berikut16: a. Pengarep

Krama pengarep, mempunyai hak dan kewajiban pemegang (waris) tanah karang desa adalah “ngayahan” karang tersebut. Ngayah

yaitu memikul tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban yang di timbulkan oleh karang tersebut, kewajiban- kewajiban, tugas-tugas yang mengikuti karang itu, jelasnya di sebut sebagai unsur bawaan dari

karang itu. Unsur bawaannya adalah memikul kewajiban langsung ke desa, memikul kewajiban langsung ke pura khayangan tiga. Tentang pemikul kewajiban langsung dan utama, umumnya di sebut “ pengayah ngarep”.

16 Miall ,Agustus 2002,” Kedudukan, Fungsi dan Peranan Desa Adat Sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat”, Raja Grafindo hal. 17

23 b. Pengempian

Keluarga-keluarga atau saudara-saudara yang menyusul muncul meminta bagian karang desa kepada saudaranya yang memegang terlebih dahulu (ngarep) disebut “ pengayah ngele” (ngempi).

Krama pengempian (pengele) memiliki hak dan kewajiban mengeluarkan keuangan dan benda hanya separuh (1/2) dari krama pengarep, sedangkan gotong royong tetap sepenuhnya.

Dalam desa pakraman secara umum ada dua jenis pengelompokan krama

desa yaitu krama pengarep dan krama pengempian (ngele).

Masing-masing desa mempunyai istilah yang berbeda-beda tentang sebutan pengarep dan pengampel tersebut, di desa pakraman Katung, Kintamani, Bangli memakai istilah pengarep dan pengele.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Benesa Adat Katung adanya Hak dan Kewajiban Krama Desa adalah sebagai berikut:

a. Hak Krama Desa

Adapun Hak Krama Desa atau Krama Banjar Sebagai Berikut:

1. Setiap krama desa atau krama banjar berhak menempati tanah desa yang biasanya terletak dalam satu kesatuan dengan Krama Desa atau Banjar yang lain.

2. Setiap krama desa atau krama banjar berhak dikremasi di setra

24

3. Setiap krama desa atau krama banjar berhak untuk mengeluarkan suara dalam setiap sangkepan di desa atau banjar.

4. Setiap krama banjar berhak mendapatkan bantuan dari krama lain dalam setiap kegiatan upacara seperti menikah, potong gigi maupun

ngaben.

b. Kewajiban Krama Desa

1. Krama banjar wajib mentaati semua aturan yang disepakati sebagaimana yang tertuang dalam awig-awig dan simakrama.

2. Setiap anggota desa atau banjar wajib menjaga nama baik desa atau

banjarnya dan saling membantu sesama anggota banjar dengan bergotong royong.

3. Setiap krama desa atau banjar diwajibkan untuk ikut terlibat dalam setiap kegiatan baik upacara adat maupun persembahyangan di Pura dengan pembagian, pengeluaran (kenan-kenan) yang adil dan dilaksanakan secara bergiliran.

4. Setiap krama desa atau banjar yang absen dalam suatu kegiatan akan dikenakan dose ( denda ) berupa materi ataupun uang yang besarnya sesuai dengan kesepakatan yang diiambil pada saat sangkepan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Benesa Adat Katung mengenai Hak dan Kewajiban Krama Desa yang Beralih Agama yaitu sebagai berikut: a. Hak Krama Desa Beralih Agama

25

Maka dapat di paparkan beberapa hak jaminan bagi krama /orang yang beralih agama yaitu sebagai berikut:

1. Pengayoman dari segala macam bahaya (Pasayuban skala,Pasayuban kapancabayan), seperti pertolongan bila terjadi musibah hanyut karena banjir ,kebakaran, pencurian, penganiayaan dan lain-lain. 2. Pengawasan dan Perlindungan Keamanan

Pengawasan dan perlindungan keamanan ini dilakukan oleh petugas keamanan banjar adat yaitu pecalang atau langlang,

Pecalang atau Langlang mempunyai tugas dan wewenang untuk menjaga keamanan dan ketertiban wilayah, baik ditingkat banjar dan atau di wilayah Desa Pakraman, Pacalang melaksanakan tugas-tugas pengamanan di wilayah Desa Pakraman dalam hubungan pelaksanaan tugas agama dan adat serta acara-acara penting lainnya apabila dimohon oleh instansi/lembaga resmi dan sesuai pararem

Desa Pakraman. Pengawasan dan perlindungan keamanan yang diberikan banjar terhadap penduduk pendatang meliputi banyak hal, baik keamanan diri maupun keamanan ritual keagamaan yang dijalaninya, Seperti perlindungan saat menjalankan upacara keagamaan dan Lain-lain.

3. Berhak Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Dan Pengobatan Gratis Bagi warga yang sudah tinggal di wilayah Banjar Adat dan sudah menjalankan kewajibannya, maka mereka berhak juga

26

mendapatkan pengobatan gratis dari Posyandu yang ada di lingkungan Banjar tersebut.

4. Berhak menggunakan fasilitas Banjar Adat/Desa Pakraman

Apabila krama yang beralih agama melaksanakan kegiatan seperti melaksanakan hajatan maka di perbolehkan menggunakan fasilitas yang di miliki oleh banjar adat seperti menggunakan

palemahan (Wilayah).

5. Setiap penduduk beralih agama diberikan dokumen kependudukan berupa, Surat Keterangan Tinggal.

6. Setiap penduduk beralih agama atau juga pendatang tinggal menetap diberikan dokumen kependudukan berupa, Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

b. Kewajiban Krama Desa Beralih Agama

Kewajiban Setiap penduduk beralih agama atau di anggap sebagai penduduk pendatang akan dikenai biaya administrasi Rp. 50.000, untuk Kartu Identitas Penduduk dan Rp. 5.000,bagi Surat Tanda Pendaftaran Penduduk, setiap penduduk yang sudah beralih agama akan dikenakan juga iuran sebesar 900.000/kk, setiap tahunya,tapi bagi yang kurang mampu biasanya bisa di cicil atau di bayar sebesar 75.000/kk setiap bulanya atau bisa dibayar juga dengan beras seharga 900.000/ tahunnya dan bagi yang kurang mampu bisa membayar dengan beras setiap bulannya sebanyak 13kg/kk.

27

Desa Pakraman kemudian membuat aturan sendiri tentang besarnya pungutan dana krama tamiu tersebut. yang selanjutnya dituangkan dalam

pararem atau awig awig Desa Pakraman.

Penarikan pungutan dana krama yang beralih agama tersebut dilakukan setiap satu bulan sekali yang biasanya dilakukan pada awal bulan minggu pertama.

Tidak ada perjanjian khusus yang dilakukan antara penduduk Beralih agama dengan Desa Pakraman , apabila mereka hendak tinggal di wilayah Banjar Adat/Desa Pakraman . Namun ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh penduduk beralih agaama agar mereka bisa tinggal di lingkungan Desa Pakraman.

Hasil dari pungutan dana krama beralih agama tersebut juga digunakan untuk membayar pecalang , untuk upacara adat, perbaikan pura serta untuk kepentingan Banjar Adat/Desa Pakraman dalam menjalankan tugasnya sebagai bagian dari Desa Pakraman Katung,Kintamani,Bangli.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Benesa Adat Katung Bapak I Ketut Mastrem Pada Tanggal (23 Mei 2017) menjelaskan Sebagai berikut:

“Setiap Krama Desa Yang sudah Mebanjar Wajib menaati aturan di desa

Pakraman yang di tuangkan dalam Awig-Awig desa, termasuk mengenai Hak dan Kewajiban Krama Desa baik yang Beragama Hindu maupun yang sudah beralih agama menjadi agama Kristen”

28 BAB III

KEDUDUKAN KRAMA DESA BERALIH AGAMA

Dokumen terkait