• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Pokok

A. Hakekat Eksplanasi Sejarah

Uraian Materi

EKSPLANASI SEJARAH

A. Hakekat Eksplanasi Sejarah

Eksplanasi adalah suatu proses yang menunjukkan peristiwa-peristiwa tertentu yang dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa lain melalui penggunaan yang tepat pernyataan-pernyataan yang bersifat umum (general statements). Arti penting dari eksplanasi sejarah sendiri adalah menunjukkan kausalitas yang sesungguhnya mengenai suatu peristiwa sejarah.

Penjelasan sejarah ialah usaha membuat unit sejarah intelligible (dimengerti secara cerdas). Mengapa sekedar “penjelasan” dan bukan “analisis” yang lebih meyakinkan dan pasti ? Kata “analisis ” memang juga dipakai secara bergantian dengan “penjelasan”, di antaranya oleh Marc Bloch, terutma ketika orang menganalisis hubungan kausal antara gejala sejarah. Akan tetapi, karena kata “penjelasan” lebih sesuai untuk sejarah pada umumnya, sedangkan kata “analisis” tidak sepenuhnya sesuai dengan hakikat ilmu sejarah, maka di sini dipakai kata “penjelasan”.

Eksplanasi sejarah merupakan kegiatan yang menghubungkan atau mengkaitkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya melalui penggunaan pernyataan yang tepat dan bersifat umum. Berangkat dari penjelasan umum tersebut maka dilanjutkan dengan penjelasan ilmiah dan penjelasan sejarah.

Penjelasan ilmiah dimulai dengan observasi (pengamatan), dan berakhir dengan konsep-konsep umum (generalisasi), dimana gejala dapat dilihat sebagai kerangka suatu penegakan generalisasi.

Sedangkan penjelasan dalam sejarah berupaya untuk menyelami apa yang ada di dalam suatu peristiwa (dapat menghayati peristiwa sebenarnya dari dalam). Bagian dalam suatu peristiwa adalah pikiran yang ada dibalik wujud fisik.

Sedangkan bagian luar peristiwa sejarah adalah wujud fisik atau gerak dari suatu peristiwa. Eksplanasi sejarah terdiri dari beberapa bagian yaitu konsep, fakta, kontruksi, dan sebab musabab. Konsep adalah kesimpulan dari gejala-gejala dalam suatu peristiwa sejarah. Fakta adalah suatu unsur yang dijabarkan secara langsung atau tidak langsungdari dokumen

sejarah dan dianggap credible (dapat dipercaya). Setelah melalui tahap pengujian sesuai hokum metode sejarah. Kontruksi adalah pembentukan atau penggambaran suatu peristiwa sejarah.

Sebab terbagi menjadi dua bagian, pertama sebab langsung dan kedua sebab tidak langsung. Sebab langsung adalah pemicu peristiwa sejarah yang dapat diketahui dengan observasi, pengamatan, ataupun perekaman. Sedangkan sebab tidak langsung merupakan pemicu terjadinya peristiwa sejarah yang tidak dengan begitu saja dapat dibuktikan namun sebab tidak langsung inilah yang merupakan bagian terpenting dalam pembentukan fakta sejarah. Penyusunan fakta sejarah tidak terlepas dari konsep, ketiga hal ini merupakan bagian terpenting dalam kontruksi sejarah.

Ekspalansi sejarah secara pradikmatikal terdiri atas ekspalandum (ekspalandum), atau pernyataan untuk memberikan ekspalansi dan eksplans atau perangkat pernyataan untuk memberikan ekspalansi. Eugene J. Mehaan dalam T Ibrahim Alfian menyatakan bahwa ekspalansi adalah proses yang dilalui peristiwa-peristiwa tunggal (ekpelikanda) dihubungkan demngan peristiwa-peristiwa tunggal dan fenomena yang terisolasi tidaklah bermakna fakta belaka. Tanpa ekspalansi, fakta itu tidak berarti apa-apa.

James A. Black dan Dean Champion menyebutkan bahwa eksplanasi dapat tercapai jika pertaliannya dapat dibuktikan antara sebab tertentu akibat-akibat yang fundamental dalam eksplanasi yang sifatnya saling terkait atau relation nature.

Harus ada hal yang penting, yaitu fakta yang disusun bersamaan dengan mekanisme konseptual yang dapat diterima dan masuk akal

Terdapat dua perangkat masalah yang timbul dalam tugas eksplanasi diantaranya adalah : 1) Masalah menghubungkan fakta antara satu dengan yang lain. Dalam sosiologi dan disiplin-disiplin semacam unit-unit analisis yang relasional disebut variabel;

2) Masalah memahami kaitan antara hal- hal yang saling berhubungan. Disini terlihat,eksistensi fakta merupakan bahan pokok untuk teori-teori kehidupan sosial.

Menurut J. Meehan ada empat kasus yang khas dalam eksplanasi diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Eksplanasi kausal yang menghubungkan explicandum (sesuatu atau peristiwa atau fenomena yang perlu di jelaskan) dengan seperangkat kondisi- kondisi yag terjadi sebelumnya yag perlu ada atau cukup untuk menghasilkan explicandum.

2) Eksplanasi fungsional yang menghubungkan dengan konteks yang lebih lias dengan menunjukkan fungsi yang di embannya, seperti kita menjelaskan fungsi hati dalam organ tubuh. 3) Eksplanasi teleologis yang menghubungkan explicandum dengan tujuan suatu sistem atau maksud si pelaku, seperti perilaku seekor binatang dapat dijelaskan karena ia mencari makan atau perilaku manusia dalam upayanya untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu.

4) Eksplanasi genetik atau eksplanasi sejarah yang menelusuri keadaan- keadaan sebelum suatu peristiwa terjadi dan menunjukkan bagaimana proses yang terjadi.

a. Deskripsi dan Eksplanasi

Deskripsi dan eksplanasi kerap dipersamakan. Padahal, keduanya memiliki perbedaan. Deskripsi merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan faktual dalam peristiwa sejarah, meliputi apa (what), di mana (where), kapan (when), dan siapa (who).Jawaban dari pertanyaan tadi merupakan deskripsi faktual tentang sebuah peristiwa.

Di sisi lain, eksplanasi merupakan perluasan pertanyaan faktual untuk mengetahui alasan dan jalannya sebuah peristiwa. Mengapa (why) dan bagaimana (how)merupakan pertanyaan analisis-kritis yang juga menuntut jawaban analisis-kritis yang bermuara pada penjelasan atau sintesis sejarah. Dalam kaitannya dengan deskripsi, eksplanasi dibangun atas deskripsi-deskripsi faktual karena eksplanasi tanpa deskripsi adalah fantasi.

Secara tuntas deskripsi dan keterangan atau eksplanasi tidak dapat di bedakan satu sama lain. Sebuah laporan faktual mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi pada bulan Agustus 1914 di Eropa mengenai indikasi mengenai sebab meletusnya perang dunia I. Laporan itu mengatur fakta-fakta tertentu, dapat memperlihatkan, bahwa baik mobilisasi tentara Rusia maupun keinginan staf angkatan darat Jerman yang tidak mau buang waktu, menentukan perkembangan seterunya. Mengingat hal itu, maka terdapat filsuf-filsuf sejarah yang mengatakan bahwa secara prinsip mustahil membedakan deskripsi dari keterangan. Menurut mereka, sederetan ucapan singular sudah mampu menerangkan sesuatu atau mempunyai kemampuan eksplikatif. Akan tetapi, biasanya para ahliberpendapat bahwa keterangan dan deskripsi secara hakiki berbeda dari yang lain. Mereka bernalar sebagai berikut: keterangan-keterangan historis, biasanya berupa”karena p, maka q (p dan q merupakan deskripsi-deskripsi mengenai kedaan-keadaan pada masa silam). Misalnya ”karena Bismarck ingin merongrong perjuangan partai sosialis maka ia menerapkan suatu sistem jaminan sosial”.

Sementara itu, para sejarawan berpendapat lain, bahwa eksplanasi dan deskripsi secara hakiki berbeda dengan yang lainnya.

Hakekat suatu eksplanasi sejarah selalu berkaitan antara dua deskripsi mengenai keadaan pada masa silam. Kaitan terssebut selalu berobjek pada kedua deskripsi di sebuah eksplanasi dan bukan merupakan suatu deskripsi mengenai suatu dalam kenyataan sejarah serta merupakan rangkaian peristiwa yang terdapat unsur akibat yang ditimbulkannya.

Sejarah adalah ilmu yang terbuka. Maka sejarawan harus jujur, tidak menyembunyikan data, dan bertanggung jawab terhadap keabsahan data- datanya.