• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAKET 4

METODE SEJARAH

Pendahuluan

Setelah membahas tentang konsep dasar ilmu sejarah, pada materi selanjutnya akan dibahas tentang metode sejarah, yang jika merujuk pada para ahli akan ditemukan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. di antaranya:

a. Hasan Usman, metode sejarah adalah periodesasi atau tahapan-tahapan yang ditempuh dalam suatu penelitian, sehingga hakikat sejarah dapat dicapai dan disampaikan kepada para ahli dan pembaca umum.

b. Louis Gottschalk, metode sejarah adalah sebuah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau manusia. Rekonstruksi yang imajinatif dari masa lampau itu berdasarkan data yang diperoleh (melalui kritik sumber) dan itu disebut historiografi.

c. Gilbert J. Carraghan, metode sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip-prinsip yang sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan mensintesiskan dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tulisan. Ia menyebutnya :

“A systematic body of principles and rules designed to add effect tivety in gathering the source materials of history, appraising them critically and presenting a synthesis (generally in written) of the result achieved”

Pada perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai metode sejarah. Materi ini sebagai bahan diskusi yang sangat signifikan untuk diketahui mahasiswa karena memiliki kedudukan yang penting dalam sebuah penelitian. Sebelum mulai perkuliahan, dosen memberikan pengantar yang terkait dengan pengertian metode penelitian kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang langkah-langkah yang aplikatif dalam menerapkan metode sejarah. Model pembelajaran seperti ini, diharapkan mahasiswa lebih cepat dalam memahami materi ini, sehingga akan lebih mudah ketika

melakukan sebuah penelitian sejarah.

Dosen melakukan persiapan terkait dengan penyediaan seperangkat media pembelajaran sebelum perkuliahan dimulai, di antara media yang perlu dipersiapkan adalah white-board, laptop, LCD, spidol dan kertas plano sebagai media belajar ketika di dalam kelas. Media yang digunakan tersebut diharapkan bisa memberikan pemahaman dan kejelasan yang maksimal bagi para mahasiswa.

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan Kompetensi Dasar

Mahasiswa mengetahui, memahami dan menjelaskan materi perkuliahan yang membahas tentang metode sejarah.

Indikator

Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menjelaskan tentang pengertian metode sejarah.

2. Menjelaskan tentang tahapan-tahapan dalam metode sejarah.

3. Mengetahui langkah-langkah aplikatif dalam menerapkan metode sejarah. 4. Memberikan contoh-contoh secara aplikatif tentang metode sejarah.

Waktu 2X 50 menit

Materi Pokok

1. Pengertian metode sejarah

2. Tahapan-tahapan dalam metode sejarah

3. Pengertian heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi 4. Contoh aplikatif pada masing-masing metode sejarah

Kegiatan Awal (15 menit):

1. Reviewing, untuk mengetahui pemahaman mahasiswa tentang pengertian metode sejarah. 2. Mendeskripsikan secara global tentang tahapan-tahapan dalam metode sejarah.

3. Mendeskripsikan masing-masing tahapan metode sejarah berikut contoh-contoh aplikatifnya.

Kegiatan Inti (70 menit)

1. Membagi mahasiswa dalam beberapa empat kelompok.

2. Mendiskusikan tentang metode sejarah dan langkah-langkah aplikatifnya. 3. Presentasi tentang metode sejarah berikut contoh-contohnya.

4. Mahasiswa di sela-sela presentasi diskusi kelompok dapat memberikan pengayaan wawasan, atau memberikan tambahan penting bagi bahasan tentang metode sejarah. 5. Dosen pengampu memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang

poin-poin penting apa saja yang telah dibahas.

Kegiatan Penutup (10 menit):

1. Dosen menuliskan poin-poin penting di white-board dan menyimpulkan paket 4 (metode sejarah).

2. Dosen memberikan ringkasan tentang metode sejarah.

Kegiatan tinak lanjut (5 menit)

1. Dosen memberikan tugas latihan kepada mahasiswa. 2. Dosen mempersiapkan perkuliahan selanjutnya.

Lembar Kegiatan

Mahasiswa yang telah terbagi dalam empat kelompok, masing-masing membuat tabel tentang bagaimana langkah-langkah aplikatif dalam menerapkan metode sejarah

Petunjuk:

Mahasiswa diminta membentuk kelompok sesuai dengan arahan dari dosen, kemudian masing-masing kelompok diminta mengambil kertas yang berisi tahapan-tahapan dalam metode sejarah.

Masing-masing kelompok akan mendapatkan satu tahapan untuk kemudian harus diisikan dalam tabel berikut langkah aplikatifnya, selanjutnya didiskusikan bersama.

Tujuan:

Mahasiwa dapat mengetahui, memahami serta menjelaskan tahapan-tahapan dalam metode sejarah.

Bahan dan alat

LCD, white-board, kertas plano dan spidol,

Langkah Kegiatan

1. Bagilah Mahasiswa menjadi empat kelompok yang saling berkompetisi!

2. Pilihlah seorang mahaiswa sebagai delegasi mewakili masing-masing kelompok!

3. Perintahkan masing-masing delegasi untuk menempelkan kertas plano pada dinding kelas. 4. Mahasiswa diminta untuk menuliskan salah satu tahapan dalam metode sejarah.

5. Dosen menanggapi dan memberikan penilaian

Uraian Materi

METODE SEJARAH

Dalam metodologi riset, kita sering mendengar metode historis dengan langkah-langkah; Define the problems or questions to be investigated; search for sources of historical

facts; summarize and evaluate the historical sources; and present the pertinent facts within an interpretative framework (Edson,1986: 20) (Gambarkan permasalahan itu atau

mempertanyakan untuk diselidiki; mencari sumber tentang fakta historis; meringkas dan mengevaluasi sumber-sumber historis; dan menyajikan fakta yang bersangkutan di dalam suatu kerangka interpretatif). Sepintas nampaknya begitu mudah untuk mengadakan penelitian historis tersebut, namun dalam praktiknya tidak semudah yang kita bayangkan. Apalagi jika kita

ikuti pendapat Ismaun (1988: 125-131) metode sejarah meliputi; (1) heuristik (pengumpulan sumber-sumber); (2) kritik atau analisis sumber (eksternal dan internal); (3) interpretasi; (4) historiografi (penulisan sejarah). Di sini jelas bahwa untuk melakukan penelitian dan penulisan sejarah dituntut keterampilan-keterampilan khusus tertentu.

Namun seorang sejarawan ideal, apakah itu sejarawan professional maupun maupun sebagai sejarawan pendidik (guru sejarah) perlu mempunyai latar-belakang beberapa kemampuan yang dipersyaratkan. Sjamsuddin (1996: 68- 69) merinci ada tujuh kriteria yang dipersyaratkan sebagai sejarawan:

a. Kemampuan praktis dalam mengartikulasi dan mengekspresi secara menarik pengetahuannya, baik secara tertulis maupun lisan.

b. Kecakapan membaca dan berbicara dalam satu atau dua bahasa asing atau daerah. c. Menguasai satu atau lebih disiplin kedua, terutama ilmu-ilmu social lain seperti

antropologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi atau ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora) seperti, filsafat, seni atau sastra bahkan jika dianggap relevan maka, bisa berhubungan dengan ilmu-ilmu alam.

d. Kelengkapan dalam penggunaan pemahaman (insight) psikologi, kemampuan imajinatif dan empati.

e. Kemampuan membedakan antara profesi sejarah dan sekedar hobi f. Antikuarian yaitu pengumpulan benda-benda antic

g. Pendidikan yang luas (broad culture) selama hidup sejak dari masa kecil

h. Dedikasi pada profesi dan integritas pribadi baik sebagai sejarawan, peneliti maupun pendidik

sejarawan minimalnya ada enam tahap dalam penelitian sejarah: 1. Memilih suatu topik yang sesuai.

2. Mengusut semua evidensi atau bukti yang relevan dengan topik.

3. Membuat catatan-catatan penting dan relevan dengan topik yang ditemukan ketika penelitian diadakan.

4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan atau melakukan kritik sumber secara eksternal dan internal.

5. Mengusut hasil-hasil penelitian dengan mengumpulkan catatan faktafakta secara sistematis.

6. Menyajikannya dalam suatu cara yang menarik serta mengkomunikasikan kepada para pembaca dengan menarik pula.

Dalam metode sejarah, terdapat empat tahapan yang harus dilewati. Keempat tahapan tersebut yakni heuristik, kritik atau verifikasi, interpretasi, dan historiografi (Lubis, 2011: 15-16).

Heuristik

Tahapan yang pertama adalah heuristik. Heuristik berasal dari bahasa Yunani “heuriskein” yang berarti menemukan atau memperoleh (Renier, 1997:113 dalam Lubis, 2011:17). Sejarawan Nina Herlina Lubis (2011:15) mendefinisikan heuristik sebagai tahapan / kegiatan menemukan dan menghimpun sumber, informasi, jejak masa lampau. Jadi, heuristik merupakan tahapan proses mengumpulkan sumber – sumber sejarah. Di samping sumber tertulis, terdapat pula sumber lisan. Menurut Sartono Kartodirjo, sejarah lisan merupakan cerita-cerita tentang pengalaman kolektif yang disampaikan secara lisan (Dienaputra, 2006:12). Sejarah lisan diperlukan untuk melengkapi sumber – sumber tertulis. Dalam sejarah lisan, terdapat informasi – informasi yang tidak tercantum dalam sumber – sumber tertulis. Untuk mendapatkan informasi – informasi itu, penulis harus melakukan wawancara dengan naarsumber

yang disebut sebagai pengkisah dengan menggunakan alat rekam dan kaset (Dienaputra,2006:35).

Kritik

Tahapan yang kedua adalah kritik. Sumber – sumber yang telah diperoleh melalui tahapan heuristik, selanjutnya harus melalui tahapan verifikasi. Terdapat dua macam kritik, yakni kritik ekstern untuk meneliti otentisitas atau keaslian sumber, dan kritik intern untuk meneliti kredibilitas sumber (Kuntowijoyo, 2005: 100). Singkatnya, tahapan kritik ini merupakan tahapan untuk memilih sumber – sumber asli dari sumber – sumber palsu. Untuk mendapatkan fakta sejarah, perlu melakaukan proses koroborasi, yakni pendukungan suatu data dari suatu sumber sejarah dengan sumber lain (dua atau lebih), dimana tidak ada hubungan kepentingn di antara sumber-sumber tersebut, atau sumber bersifat merdeka (Herlina, 2011: 34).

Interpretasi

Tahapan yang ketiga adalah interpretasi. Interpretasi merupakan tahapan / kegiatan menafsirkan fakta-fakta serta menetapkan makna dan saling hubungan daripada fakta-fakta yang diperoleh (Herlina, 2011:15). Terdapat dua macam interpretasi, yakni analisis yang berarti menguraikan dan sintesis yang berarti menyatukan. Melalui tahapan interpretasi ini lah, kemampuan intelektual seorang sejarawan benar – benar diuji. Sejarawan dituntut untuk dapat berimajinasi membayangkan bagaimana peristiwa di masa lalu itu terjadi. Namun, bukan berarti imajinasi yang bebas seperti seorang sastrawan. Imajinasi seorang sejarawan dibatasi oleh fakta – fakta sejarah yang ada.

Historiografi

Tahapan yang keempat adalah historiografi. Historiografi (Gottschalk, 2006:39) adalah rekonstruksi yang imajinatif daripada masa lampau berdasarkan data yang diperolah dengan menempuh proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Dalam melakukan penulisan sejarah, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, penyeleksian atas fakta-fakta, untaian fakta-fakta, yang dipilihnya berdasarkan dua kriteria: relevansi peristiwa-peristiwa dan kelayakannya. Kedua, imajinasi yang

digunakan untuk merangkai fakta-fakta yang dimaksudkan untuk merumuskan suatu hipotesis (Reiner, 1997:194 dalam Herlina, 2011:57). Ketiga, kronologis. Dalam tahapan historiografi ini lah, seluruh imajinasi dari serangkaian fakta yang ada dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Potongan – potongan fakta sejarah ditulis hingga menjadi sebuah tulisan kisah sejarah yang kronologis. Tahapan – tahapan metode sejarah mempermudah sejarawan dalam melakukan penelitian. Mulai dari proses pengumpulan sumber – sumber, memilih sumber – sumber asli, menginterpretasikan sumber – sumber, hingga penulisan sejarah.

PAKET 5