• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Pokok

TEKNIK-TEKNIK DALAM PENELITIAN SEJARAH

PAKET 12

TEKNIK-TEKNIK DALAM PENELITIAN SEJARAH

Pendahuluan

Suatu penelitian sejarah akan berhasil dengan baik, jika persiapannya sitematis dan terstruktur. Sebaliknya jika persiapan dalam penelitian tersebut tidak terencana maka, yang didapatkan adalah kegagalan dalam penelitian, terutama yang menyangkut kesiapan ilmiah, mental maupun kesiapan material.

Pada bab terakhir ini, akan dibahas beberapa teknik dalam melakukan sebuah penelitian sejarah. Adapun beberapa teknik tersebut antara lain:

1. Studi pendahuluan 2. Pembuatan proposal 3. Pembatasan masalah 4. Perumusan masalah

5. Teknik membuat kerangka berpikir dan hipotesis 6. Teknik pengumpulan data

Pada perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai teknik-teknik dalam penelitian sejarah. Materi ini sebagai bahan diskusi yang terakhir selama satu semester sebelum nantinya mahasiswa mempraktekkannya dalam sebuah penelitian, sehingga materi ini menjadi sangat signifikan.

Sebelum mulai perkuliahan, dosen memberikan pengantar yang terkait dengan pengertian teknik-teknik dalam penelitian sejarah kemudian dilanjutkan dengan penjelasan secara aplikatif teknik tersebut. Model pembelajaran seperti ini, mahasiswa diharapkan lebih cepat dalam memahami materi ini, sehingga akan lebih mudah mendiskusikan dan mempraktekkannya. Dosen melakukan persiapan terkait dengan penyediaan seperangkat media pembelajaran sebelum perkuliahan dimulai, di antara media yang perlu dipersiapkan adalah white-board, laptop, LCD, spidol dan kertas plano sebagai media belajar ketika di dalam kelas. Media yang

digunakan tersebut diharapkan bisa memberikan pemahaman dan kejelasan yang maksimal bagi para mahasiswa.

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan

Kompetensi Dasar

Mahasiswa mengetahui, memahami dan dapat mempraktekkan materi perkuliahan yang membahas tentang teknik-teknik dalam penelitian sejarah.

Indikator

Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menjelaskan tentang pengertian teknik-teknik penelitian sejarah 2. Menjelaskan tentang macam-macam teknik dalam penelitian sejarah. 3. Mengetahui macam-macam langkah aplikatif dalam penelitian sejarah.

4. Memberikan contoh-contoh secara jelas dan aplikatif dari masing-masing teknik penelitian sejarah.

Waktu

2X 50 menit Materi Pokok

1. Pengertian teknik-teknik penelitian sejarah. 2. Macam-macam teknik penelitin sejarah.

3. Contoh-contoh aplikatif teknik penelitian sejarah 4. Das Sollen dan Das Sein dalam penelitian sejarah

Kegiatan Perkuliahan

Kegiatan Awal (15 menit):

1. Reviewing, untuk mengetahui pemahaman mahasiswa tentang teknik-teknik dalam melakukan penelitian sejarah.

2. Mendeskripsikan teknik-teknik dalam penelitian sejarah.

3. Mendeskripsikan contoh-contoh yang aplikatif, teknik-teknik dalam melakukan suatu penelitian sejarah.

Kegiatan Inti (70 menit)

1. Dosen membagi mahasiswa menjadi enam kelompok.

2. Masing-masing kelompok diberikan topik penelitian sejarah yang berbeda. 3. Mendiskusikan tentang teknik-teknik dalam melakukan penelitian sejarah.

4. Presentasi tentang teknik-teknik dalam penelitian sejarah berikut contoh-contohnya. 5. Mahasiswa di sela-sela presentasi diskusi kelompok dapat memberikan pengayaan

wawasan, atau memberikan tambahan penting bagi bahasan tentang teknik penelitian sejarah.

6. Dosen pengampu memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang poin-poin penting apa saja yang telah dibahas.

Kegiatan Penutup (10 menit):

1. Dosen menuliskan poin-poin penting di white-board dan menyimpulkan paket 12 (Teknik-Teknik Dalam Penelitian Sejarah).

2. Dosen memberikan ringkasan bahasan tentang teknik-teknik dalam penelitian sejarah.

Kegiatan tindak lanjut (5 menit)

1. Dosen memberikan tugas latihan kepada mahasiswa. 2. Dosen mempersiapkan tugas akhir bagi mahasiswa.

Lembar Kegiatan

Mahasiswa membuat rancangan penelitian di atas kertas plano, secara berkelompok sesuai dengan arahan dari dosen.

Petunjuk:

Mahasiswa diminta berkelompok, kemudian mengambil kertas yang berisi topik penelitian sejarah yang sudah disiapkan dosen, masing-masing kelompok kemudian diminta menyusun topic tersebut ke dalam sebuah rancangan penelitian.

Tujuan:

Mahasiswa dapat mengetahui, memahami serta menjelaskan secara aplikatif teknik-teknik dalam melakukan penelitian sejarah.

Bahan dan alat

LCD, white-board, kertas plano dan spidol,

Langkah Kegiatan

1. Bagilah Mahasiswa menjadi empat kelompok yang saling berkompetisi!

2. Pilihlah seorang mahaiswa sebagai delegasi mewakili masing-masing kelompok!

3. Perintahkan masing-masing delegasi untuk menempelkan kertas plano pada dinding kelas.

4. Mahasiswa diminta untuk menuliskan langkah-langkah aplikatif dalam penelitian sejarah.

Uraian Materi

TEKNIK-TEKNIK DALAM PENELITIAN SEJARAH

A. Teknik Mencari Masalah, Membatasi dan Merumuskannya

Dalam melakukan sebuah penelitian, setidaknya ada beberapa teknik yang harus diketahui oleh seorang peneliti baik dari seorang akademisi (dosen/mahasiswa) maupun seorang sejarawan ataupun pengamat sejarah.

Dalam uraian materi ini, antara lain:

1. Studi Pendahuluan, merupakan bagian dari perencanaan penelitian. Hal ini dilakukan sebelum peneliti memulai penelitiannya baik yang menyangkut studi kepustakaan maupun studi lapangan (field research). Kegunaannya untuk mencari berbagai informasi dan data awal tentang permasalahan yang akan diteliti, termasuk telaah mengenai apa-apa yang telah diteliti orang lain, teori, konsep-konsep atau aspek apa yang telah dikaji peneliti lain. Selain itu untuk mengetahui respons masyarakat tentang topik yang akan diteliti. Dengan studi pendahuluan tersebut peneliti akan memiliki gambaran tentang permasalahan yang akan dibahas.

2. Pembuatan proposal, dengan gambaran awal yang diperoleh dari studi pendahuluan maka, peneliti mulai mencoba untuk membuat deskripsi uraian singkat yang disebut dengan “Proposal Penelitian”1.

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu, mencari dan menentukan topik permasalahan, mengidentifikasi masalah, membatasi ruang lingkup dan merumuskannya. Secara teoritis masalah adalah suatu yang belum terjawab, belum ada pemecahannya, masalah merupakan problem yang akan dicarikan solusinya. Masalah juga merupakan kesenjangan antara teori dan realitas, ada perbedaan antara yang seharusnya dengan kenyataan atau antara harapan dan kenyataan, antara cita dan fakta ( das Sollen dan das Sein)2.

3. Membatasi masalah, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi masalah dan menjadi fokus penelitian, dengan ciri-ciri sebagai berikut.

a. Masalah tersebut memiliki nilai atau berguna bagi orang banyak dan penting bagi kehidupan sosial.

1 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 34.

b. Topik tersebut harus orisinil, dalam arti penemuan baru atau penelitian ulang, tetapi lebih sempurna dengan ditemukannya bukti-bukti baru yang lebih akurat.

c. Masalah (topik) tersebut harus praktis, artinya terjangkau oleh peneliti baik waktu yang tersedia, kemampuan ilmiah, cukup sumber, referensi, dana, di samping menarik minat peneliti3. Selanjutnya topik tersebut dibatasi ruang lingkupnya, agar tidak terlalu meluas dan tidak terlalu menyempit dengan cara mengajukan pertanyaan 5w: apa, siapa, di mana, kapan dan bagaimana?.

4. Perumusan masalah, pada dasarnya merupakan upaya untuk membatasi ruang lingkup persoalan agar menjadi lebih jelas dan lebih mudah merumuskannya4. Setelah diketahui substansi persoalannya maka, selanjutnya bisa dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang lengkap dan rinci dan umumnya dapat dibedakan menjadi tiga pertanyaan, yaitu: a. Pertanyaan deskriptif

b. Pertanyaan komparatif c. Pertanyaan Asosiatif

B. Teknik Membuat Kerangka Berpikir dan Hipotesis

Teknik ini akan membahas tentang pentingnya kerangka berpikir dan hipotesis dalam sebuah penelitian. Sebelum kerangka berpikir dan hipotesis dibuat maka, dibuat terlebih dahulu tentang deskripsi hasil kajian-kajian teori atau tinjauan pustaka yang relevan dengan topik, selain itu juga diungkapkan kelebihan dan kekurangan temuan teori-teori tersebut, hasil temuan peneliti sebelumnya; apakah jawabannya memuaskan atau terdapat hal-hal yang kurang rasional, baik dari metodologinya, teknik yang digunakan maupun akurasi data dan jika permasalahan yang dimaksud belum pernah diteliti maka sebaiknya menggunakan sumber yang asli.

Adapun kerangka berpikir adalah penjelasan sementara terhadap fenomena peristiwa-peristiwa yang menjadi obyek penelitian. Kerangka berpikir disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan. Kerangka berpikir merupakan argumentasi peneliti dalam merumuskan hipotesis. Argumentasi itu harus analitis sistematik dan menggunakan teori yang relevan, agar argumentasi itu kuat dan bisa diterima ilmuan lain.

3 Louis Gottchalk, Mengerti Sejarah, (Jakarta: UI PRESS, 1983), h. 41.

Penyusunan kerangka berpikir yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah akan melahirkan sebuah kesimpulan atau jawaban sementara dari permasalahan yang dibahas, dan itulah yang disebut dengan “hipotesis”5.

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun pembahasan dalam teknik ini, sebagai berikut.

1. Observasi, memaksimalkan seluruh panca indra untuk mengamati objek yang akan diteliti, khususnya penelitian lapangan teknik observasi ini merupakan keharusan bahkan bisa hasil observasi ini menjadi sumber primer jika data-data pendukung yang lain masih kurang. Adapun alat-alat pengumpul data dalam melakukan observasi, antara lain: daftar riwayat kelakuan; catatan berkala; daftar catatan; alat pencatat gejala; alat optic dan elektronik.

2. Wawancara mendalam, merupakan usaha atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula oleh sumber informasi (informan) secara sederhana. Agar wawancara ini berjalan efektif maka, selain suasana diusahakan bebas tetapi terarah, hendaknya menggunakan type wawancara “bebas terpimpin”, agar lebih efisien waktunya sekaligus wawancaranya terarah, efektif dan target hasil dapat dicapai, wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang tetap menggunakan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada sumber informasi, tetapi pelaksanaannya secara teknis tidak kaku, tidak mesti berurutan melainkan melihat situasi dan kondisi. 3. Dokumentasi, teknik mengumpulan data melalui telaah dokumentasi ini merupakan

jenis/teknik yang paling banyak dan paling menonjol digunakan oleh para peneliti sejarah. Istilah lain yang sering digunakan adalah studi kepustakaan (library research). Dalam kaitan ini, pengertian dokumentasi sesungguhnya tidak lagi hanya mengandung pengertian dokumentasi ansich, tetapi mencakup pengertian yang luas. Dokumentasi meliputi berbagai sumber sejarah seperti karya-karya ilmiah, kitab-kitab, dokumen, arsip, majalah, koran, bahkan catatan harian pribadi.

4. Folkrole, pengertian folkrole identik dengan cerita lisan atau cerita rakyat yang merupakan budaya turun menurun yang masih hidup dalam suatu masyarakat. Suatu kisah atau riwayat, pada umumnya disampaikan melalui mulut ke mulut secara turun temurun dan itulah yang di namakan dengan tradisi lisan karena manfaatnya untuk menggali sumber-sumber atau bukti-bukti sejarah yang berbentuk cerita lisan yang masih hidup dalam suatu masyarakat, tetapi usia atau waktu permasalahan dalam cerita lisan tersebut sudah sangat lampau, setidaknya dua ratus tahunan atau bisa lebih.