• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoretik

2. Hakekat Keterampilan Berbicara…

Berbicara merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan secara lisan kepada orang lain (Nurjamal, 2011: 4). Keterampilan berbicara merupakan keterampilan berikutnya yang kita kuasai setelah keterampilan menyimak. Prinsip dari keterampilan berbicara adalah kita harus dapat menguasai apa yang akan kita bicarakan. Melalui keterampilan berbicara yang baik, kita dapat menyampaikan pesan dan maksud kepada orang lain, sehingga orang lain dapat memahami apa yang kita sampaikan.

Menurut Iskandarwassid (2009: 241) keterampilan berbicara merupakan keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Proses pembelajaran akan menjadi mudah jika peserta didik terlibat aktif berkomunikasi. Berbicara menurut kamus Langenscheidt merupakan “die Fähigkeit haben, aus einzelnen Lauten Wörter oder Sätze zu bilden.“ Dalam hal ini berbicara adalah kemampuan untuk membunyikan kata atau membuat kalimat. Untuk itu

18

keterampilan berbicara dapat dikatakan keterampilan yang penting dipelajari oleh peserta didik. Terlebih lagi apabila peserta didik mempelajari bahasa asing, keterampilan ini harus diasah secara terus menerus karena peserta didik harus dapat menguasai lafal, struktur, dan kosakata dalam bahasa asing.

Bahasa asing seperti bahasa Jerman, memerlukan penguasaan kosakata dan pelafalan yang baik, agar gagasan yang ingin disampaikan oleh pembicara dengan lawan bicara dapat dipahami dengan baik. Kesalahan pengucapan yang dilakukan seseorang, akan mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman. Untuk menghindari hal itu, pembicara harus terus melatih kemampuan berbicaranya dalam bahasa Jerman dan menguasai struktur dan kosakata dalam bahasa Jerman itu sendiri.

Keterampilan berbicara merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan suatu gagasan secara lisan dan seseorang harus dapat berkomunikasi yang baik agar orang mudah untuk menerima informasi. Menurut Lado (1961: 240-241) pengertian kemampuan berbicara dalam bahasa asing dapat ditinjau dari dua hal, antara lain situasi dari luar bahasa dan elemen bahasa (the element of language). Kemampuan berbicara ditinjau dari situasi di luar bahasa (outside of language) antara lain sebagai berikut.

(1) Speaking ability of described as ability to report acts or situation in imprecise word, or the ability to converse or to express a sequence of ideal fluently. (2) Speaking is as ability to use in essensially communications the signaling system of the pronunciation stress, intonationgrammatical structure, and the vocabulary of the foreign language at a normal rate of delivery for native speaker of language.” Pernyataan tersebut berarti pertama kemampuan berbicara digambarkan sebagai kemampuan untuk mengekspresikan diri dalam situasi yang hidup dengan kata-kata yang tepat atau kemampuan untuk bercakap-cakap atau untuk

19

mengekspresikan gagasan dengan lancar, lalu yang kedua berbicara merupakan kemampuan untuk menggunakan sistem tanda pengucapan, tekanan, intonasi, struktur gramatikal dan kosakata bahasa asing dalam situasi komunikasi yang normal dengan kecepatan normal penutur asli bahasa tersebut.

Berbicara pada penelitian ini merupakan upaya peneliti bersama dengan pendidik untuk memperbaiki keterampilan berbicara peserta didik yang dirasa sangat kurang. Keadaan yang terlihat pada saat peneliti melakukan observasi didapatkan peserta didik yang tidak dapat mengungkapkan gagasan serta berkomunikasi menggunakan bahasa Jerman dengan pelafalan yang kurang baik, serta kosakata yang dimiliki peserta didik tidak meningkat sehingga membuat peserta didik kesulitan untuk mengungkapkan kalimat dalam bahasa Jerman dan kemampuan berbicara mereka meningkat menjadi baik. Peserta didik juga tidak dapat memaparkan informasi atau bercerita sesuai dengan tema yang diajarkan oleh pendidik.

Hal yang harus dilakukan oleh pendidik adalah pendidik harus terus melatih peserta didik untuk berbicara bahasa Jerman, serta meminta peserta didik untuk menambah kosakata, agar peserta didik tidak kesulitan untuk mengungkapkan kalimat dikarenakan peserta didik telah memiliki banyak kosakata. Selain itu dengan melatih peserta didik untuk selalu berkomunikasi dengan bahasa Jerman, kemampuan peserta didik dapat terasah, sehingga selain dapat mengutarakan pendapat dengan pelafalan yang baik, peserta didik juga dapat mengutarakan dengan struktur gramatikal serta intonasi yang tepat agar lawan bicara dapat memahami kata-kata yang dimaksud oleh pembicara. Dalam penelitian

20

ini, keterampilan berbicara yang ingin diupayakan oleh peneliti dan pendidik adalah memperbaiki pelafalan peserta didik agar dapat mengutarakan pendapat dengan pelafalan serta intonasi yang benar. Melalui penggunaan kartu domino peserta didik diminta untuk dapat bercerita sesuai dengan kartu domino yang didapatkannya tersebut, sehingga peserta didik dapat bercerita sesuai dengan tema pembelajaran dan peserta didik dapat memiliki tambahan kosakata baru setiap pertemuan pada pembelajaran bahasa Jerman.

Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara pendidik dan peneliti, peserta didik dilatih untuk berbicara bahasa Jerman setiap pertemuannya. Beberapa hal yang dilatih di antaranya (1) melatih peserta didik untuk berani mengutarakan kalimat bahasa Jerman, (2) peserta didik dilatih untuk melafalkan serta menggunakan intonasi kalimat bahasa Jerman dengan baik, (3) kosakata peserta didik ditambah oleh pendidik agar kemampuan berbicara bahasa Jerman peserta didik diimbangi dengan bertambahnya kosakata peserta didik, (4) melalui kartu domino, peserta didik dilatih untuk berani bercerita sesuai dengan tema yang diajarkan pendidik dalam pembelajaran bahasa Jerman. Dalam hal ini, pendidik bertindak untuk selalu memotivasi peserta didik agar tidak takut untuk mengutarakan kalimat dalam bahasa Jerman, serta memberikan pancingan pertanyaan kepada peserta didik agar dapat mengetahui sampai sejauh mana keterampilan berbicara peserta didik, serta mengupayakan agar keterampilan berbicara peserta didik dapat diperbaiki melalui latihan yang dilakukan oleh pendidik.

21

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan suatu gagasan secara lisan dan seseorang harus dapat berkomunikasi yang baik agar orang mudah untuk menerima informasi. Keterampilan berbicara menggunakan kata atau kalimat yang tepat dalam berkomunikasi sesuai gagasan penutur dengan lancar.