• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Hakekat Mahasiswa sebagai Dewasa Awal

Setiap individu menjalani tugas perkembangan yang harus dilalui agar kehidupan setiap individu tidak mengalami permasalahan. Khususnya bagi dewasa awal. Karena masa dewasa awal ini adalah masa puncak perkembangan bagi setiap orang. Dewasa awal merupakan masa peralihan dari remaja ke masa dewasa (Putri, 2018). Masa dewasa ini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Individu usia dewasa awal diharapkan memainkan peran baru, dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Selain itu individu usia dewasa awal juga diharapkan mampu menyesuaikan diri secara mandiri sesuai dengan pendapat Hurlock (Putri, 2018)

Santrock (dalam Putri, 2018) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 25 tahun. Maka dari itu mahasiswa merupakan salah satu individu yang masuk pada tahap dewasa awal. Menurut Hurlock (dalam Adila & Kurniawan, 2020) individu dewasa awal telah menyelesaikan tahap pertumbuhannya sehingga siap berbaur menjalani kehidupan bermasyarakat dengan orang dewasa lainya. Hurlock (dalam Harsanti, 2015) juga mengungkapkan bahwa masa dewasa awal merupakan

18

suatu masa penyesuain diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperoleh.

2. Ciri-ciri Mahasiswa sebagai Dewasa Awal

Pada masa dewasa awal diharapkan setiap individu sudah bisa menjadi pribadi yang dewasa secara mandiri. Berikut dikemukakan beberapa Ciri-ciri masa dewasa awal menurut Hurlock (dalam Putri, 2018) yang membedakan masa dewasa awal dengan masa kehidupan lainya:

a) Masa Dewasa Awal Sebagai Masa Bermasalah

Pada masa dewasa awal ini banyak masa baru yang harus dihadapi seorang individu, masalah yang dihadapi biasanya berhubungan dengan masalah penyesuaian diri dalam berbagai aspek kehidupan orang dewasa dan biasanya terjadi adalah mereka belum siap untuk menghadapinya.

b) Masa Dewasa Awal Sebagai Masa Ketegangan Emosi

Ketegangan emosional yang ada pada masa ini biasanya tampak pada ketakutan atau kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini biasanya disebabkan oleh kurang mampunya individu yang berada pada masa dewasa awal mengatasi masalah utama dalam hidup mereka dan cenderung membuat mereka terganggu secara emosional.

c) Masa Dewasa Awal Sebagai Masa Keterasingan Sosial

Individu pada masa ini sering merasa terasingkan dengan lingkungan persahabatan mereka sewaktu masa remaja karena biasanya individu pada masa ini sudah masuk pola kehidupan orang dewasa yaitu

19

fokus untuk memusatkan pemikiran pada karir, perkawinan dan rumah tangga.

d) Masa Dewasa Awal Sebagai Masa Komitmen

Pada awal masa dewasa individu mempunyai tanggung jawab baru, pada masa ini individu mengalami perubahan tanggung jawab dari pelajar yang sepenuhnya bergantung pada orang tua menjadi orang dewasa mandiri.

Perubahan tanggung jawab itu membuat perubahan komitmen.

e) Masa dewasa awal sebagai masa ketergantungan

Masa dewasa awal ini memberikan setiap individu status kebebasan untuk mandiri, tetapi masih banyak individu pada masa ini belum mampu untuk mandiri dan sering bergantung pada orang lain.

f) Masa Dewasa Awal Sebagai Perubahan Nilai.

Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah pada masa dewasa karena seiring berjalanya waktu pengalaman dan hubungan sosial yang dialami lebih luas dan dengan orang yang lebih banyak lagi dengan usia yang berbeda-beda pula.

g) Masa Dewasa Awal Sebagai Masa Penyesuaian dengan Cara Hidup Baru Individu yang berada pada masa ini menyesuaikan diri pada suatu gaya hidup yang baru dan sering merasa kesulitan karena pada masa ini seseorang jarang dipersiapkan agar mampu memikul tanggung jawab baru sebagai orang tua atau peran ganda sebagai orangtua sekaligus pencari nafkah.

20

h) Masa Dewasa Awal Sebagai Masa Kreatif

Bentuk kreativitas pada masa ini akan terlihat tergantung pada minat, kemampuan individu dan kesempatan untuk mewujudkan keinginan serta kegiatan yang memberikan kepuasaan terhadap hidup.

3. Tugas Perkembangan Dewasa Awal

Dalam menjalani kehidupannya, orang dewasa awal sangat perlu dan penting dalam menyelesaikan tugas perkembangannya agar dalam kehidupannya tidak mengalami masalah yang berarti dan merasa bahagia menjalani kehidupan yang akan dijalani selanjutnya. Hurlock (dalam Putri 2018), membagi tugas perkembangan dewasa awal, antara lain:

a. Mendapatkan suatu pekerjaan.

b. Memilih seorang teman hidup.

c. Belajar hidup bersama dengan suami istri membentuk suatu keluarga.

d. Membesakan anak-anak.

e. Mengelolah sebuah rumah tangga.

f. Menerima tanggung jawab sebagai warga negara.

g. Bergabung dalam suatu kelompok sosial.

Setiap individu memiliki tugas-tugas perkembangan pada setiap fase kehidupannya termasuk orang dewasa awal. Setiap tugas perkembangan tersebut akan semakin sulit sesuai tahap perkembangan individu tersebut, oleh karena itu individu harus bisa menyelesaikannya dengan sebaik mungkin. Bagi orang dewasa awal, setiap tugas perkembangan harus bisa dilaksanakan.

Keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan tersebut akan

21

membawa dan menimbulkan kebahagiaan, serta mengarahkan kepada keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada fase selanjutnya.

4. Perilaku Agresivitas mahasiswa dan pemicunya.

Menurut Buss and Perry (dalam ) mengatakan bahwa perilaku agresif yaitu perilaku yang berniat untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun verbal untuk mengkspresikan perasaan negatifnya. Perilaku agresif sering kali muncul di kalangan mahasiswa. Menurut siswoyo (dalam Hulukati & Djibran, 2018) menyatakan bahwa mahasiswa sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang stingkat dengan perguruan tinggi. Perilaku agresif yang terjadi di kalangan mahasiswa terjadi dikarenakan mahasiswa saat ini yang cenderung lebih bebas dan jarang memperhatikan nilai moral yang terkandung dalam setiap perbuatan yang mereka lakukan sehingga sering kali memunculkan perilaku agresif. Contoh perilaku agresif yang dilakukan mahasiswa dilakukan melalui perilaku kekerasan secara individual maupun secara berkelompok, baik kekerasan fisik maupun psikis, seperti tawuran, penganiyaan dan lain-lain (Guswani & Kawuryan, 2011)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Guswani & Kawuryan, 2011) mengatakan adanya beberapa perilaku agresif yang terjadi di kalangan mahasiswa indonesia, misalnya yang terjadi di Makassar pada tanggal 14 Juni 2010 tawuran antar Fakultas olahraga UNM. Peristiwa ini berawal dari adanya saling ejek di sebuah pertadingan futsal. Peristiwa lain yakni tawuran antara mahasiswa Fakultas

22

peternakan dengan mahasiswa Fakultas teknik UNHAS. Bermula dari seorang mahasiswi yang diganggu oleh mahasiswa yang berasal dari Fakultas peternakan.

Lalu tanggal 25 Mei 2010 juga terjadi tawuran antara mahasiswa FISIPOL dengan mahasiswa teknik.

Menurut Mundy (dalam Aryani, 2006) menyatakan bahwa pemicu dari perilaku agresif yang terjadi di kalangan mahasiswa disebabkan oleh situasi-situasi atau keadaan yang tidak menyenangkan di dalam lingkungan sehingga mahasiswa memunculkan perilaku agresif. Selain itu mahasiswa yang melakukan perilaku agresif dipicu oleh pengelolaan emosi yang kurang baik. Mahasiswa yang belum stabil dan kurang matang emosinya dapat lebih mudah melakukan perilaku agresif daripada yang telah matang emosinya (Rahayu, 2008)

C. Hakekat Broken Home

Dokumen terkait