• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan penelitian sebelumnya yang kurang lebih memiliki variabel yang sama dengan penelitian ini. Penelitian tersebut dilakukan oleh Pratama dkk. (Pratama dkk., 2016)

(Pratama dkk., 2016) melakukan penelitian dengan judul Perilaku Agresif Siswa dari keluarga Broken Home di SMA 11 Padang. Peneltiaan yang dilakukan oleh Pratama dkk bertujuan untuk mengetahui perilaku agresif siswa dari keluarga

27

broken home secara fisik dan verbal dan bagaimana implikasi layanan Bimbingan dan Konseling untuk mengatasi perilaku agresif siswa dari keluarga broken home di SMA 11 Padang. Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif, dengan sampel sebanyak 35 orang siswa yang berasal dari keluarga broken home yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian angket. Data analisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah perilaku agresif pada siswa yang berasal dari keluarga broken home SMA 11 Padang sebagian besar berada pada kategori sedang. Adapun rincian yang berkaitan dengan sub variabel menyerang orang secara fisik, menyerang orang secara verbal dan merusak dan menghancurkan harta benda dan kekayaan orang lain dikemukakan beberapa kesimpulan, yakni:

1. Perilaku agresif siswa yang berasal dari keluarga broken home di SMA N 11 Padang untuk sub variabel menyerang secara fisik sebagian besar berada pada kategori rendah.

2. Perilaku agresif siswa yang berasal dari keluarga broken home di SMA N 11 Padang untuk sub variabel menyerang orang secara verbal sebagian besar berada pada kategori sedang.

3. Perilaku agresif siswa yang berasal dari keluarga broken home di SMA N 11 Padang untuk sub variabel merusak dan menghancurkan harta benda dan kekayaan orang lain sebagian besar berada pada kategori sedang.

28 E. Kerangka Berpikir

Bentuk-Bentuk Agresivitas 1. Agresi Fisik

2. Agresi Verbal 3. Agresi Kemarahan 4. Agresi Permusuhan

Faktor-faktor Agresivitas 1. Frustasi

2. Pembelajaran sosial dan hadiah 3. Pengaruh lingkungan kelompok 4.Pengaruh lingkungan fisik Asumsi Awal

Tingkat Agresivitas Mahasiswa Yang berasal dari Keluarga Broken Home

Tingkat Agresivitas Mahasiswa Broken Home FKIP

Daftar Item Penyusunan Tingkat Agresivitas yang perolehan skornya tinggi

29 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari uraian jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, devinisi operasional, variabel penelitian, teknik dan istrumen pengumpulan data penelitian, validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data penelitian.

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif memecahkan masalah berdasarkan cara menggambarkan obyek penelitian pada masa sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya. Fakta-fakta tersebut kemudian dianalisis dan diinterpretasikan dalam bentuk survei dan studi perkembangan.

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Sugiyono (2013) mengatakan bahwa metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/sciecentific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka dan analisis menggunakan statistik.

30 B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma dan dilaksanakan secara online dengan menggunakan google form mengingat sedang adanya pandemi covid-19 yang mengharuskan mahasiswa belajar di rumah secara online. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan Juni 2021.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma yang berasal dari keluarga broken home. Jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 35 mahasiswa. Teknik penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013), purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria yang sudah ditentukan pada penelitian ini yaitu mahasiswa yang berusia 18 โ€“ 25 tahun, berasal dari keluarga broken home.

Tabel 3. 1 Subjek Penelitian

Program Pendidikan Jumlah

BK 10

Pendidikan Matematika 2

Pendidikan Fisika 1

Pendidikan Kimia -

Pendidikan Biologi 1

Pendidikan Bahasa Inggris 9 Pendidikan Bahasa Indonesia 3

PGSD 2

Pendidikan Sejarah 2

Pendidikan Ekonomi 2

Pendidikan Akuntansi 1 Pendidikan Agama Katolik 2

Jumlah 35

31 D. Definisi Operasional

Agresivitas merupakan tindakan yang bersifat kekerasan yang dilakukan oleh manusia terhadap sesamanya yang dapat membahayakan, menyakiti, atau mencederai orang lain seperti fisik dan non fisik.. Semakin tinggi skor yang dihasilkan pada alat ukur menunjukan bahwa tingkat agresivitas yang dimiliki individu juga tinggi. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh dari alat ukur menunjukan bahwa tingkat Agresivitas yang dimiliki individu juga rendah.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2013) mengatakan bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik angket. Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden. Angket yang dibuat harus berlandaskan pada faktor dalam prinsip penulisan angket.

Sugiyono (2013) dalam bukunya mengatakan bahwa prinsip penulisan angket menyangkut beberapa faktor yaitu isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka positif negatif. Pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan dan urutan pertanyaan.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun fenomena sosial

32

yang diamati. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup karena pilihan alternatif jawaban untuk setiap item sudah disediakan, sehingga responden hanya perlu memilih salah satu dari keempat alternatif jawaban. Instrumen pengumpulan data diukur menggunakan skala Likert. Sugiyono (2013) mengungkapkan bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi agresivitas sekelompok mahasiswa broken home. Jawaban setiap item instrumen dalam skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Subjek penelitian memberikan tanda checklist (โˆš) pada setiap jawaban dan kolom yang tersedia.

Item dalam kuesioner ini terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable dengan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS). Adapun empat alternatif jawaban yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Favourable (+) Unfavaourable (-)

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

Sebelumnya peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen, setiap butir item dalam angket disajikan berdasar bentuk-bentuk agresivitas menurut Buss and Perry (dalam Ferdiansa & Neviyarni, 2020) sebagai berikut:

Tabel 3. 3

Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Tingkat Agresivitas Mahasiswa Yang Berasal Dari Keluarga Broken Home pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma

No Aspek Indikator Item Jumlah

33

2. 2. Individu terlibat dalam perkelahian

2. 2. Memiliki perasaan kecewa yang

44,57,55,37,38 51,50,59,49,53 10

Total 30 30 60

F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2013). Data yang dapat dikatakan valid apabila data yang dilaporkan peneliti dengan data yang sesungguhnya yang terjadi pada objek penelitian tidak berbeda. Pada penelitian ini menggunakan validitas isi dan validitas statistik.

34

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap alat ukur dengan analisis rasional dengan cara expert judgement (Azwar, 2009).

Validitas isi dilakukan dengan expert judgment oleh dosen pembimbing skripsi.

Pada proses konsultasi, dosen pembimbing memberikan masukan mengenai kesesuaian aspek, indikator dan butir item. Setelah melakukan konsultasi, peneliti kembali merevisi dan melakukan konsultasi lanjutan untuk lebih memantapkan instrumen, sampai mendapatkan final pada instrumen yang sudah dibuat.

Selanjutnya validitas statistik adalah teknik uji yang digunakan adalah dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item yang digunakan terhadap skor-skor ciri melalui pendekatan analisis korelasi Pearson Product Moment.

Formulasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Rumus Pearson Product Moment ๐‘Ÿ๐‘ฅ๐‘ฆ = ๐‘(โˆ‘ ๐‘‹๐‘Œ) โˆ’ (โˆ‘ ๐‘‹)(โˆ‘ ๐‘Œ)

โˆš{๐‘ โˆ‘ ๐‘‹2โˆ’ (โˆ‘ ๐‘‹)2} {๐‘ โˆ‘ ๐‘Œ2โˆ’ (โˆ‘ ๐‘Œ )2} Keterangan:

rxy : Korelasi Produk Moment N : Jumlah Subjek Penelitian

โˆ‘X : Jumlah Skor item/pernyataan

โˆ‘Y : Jumlah skor total item/pernyataan XY : Jumlah hasil skor x dan skor y

Item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap valid dan jika kurang dari 0,30 item dianggap tidak valid (Azwar, 2009).

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistic Product dan Service Solution) for windows 21. Berikut ini

35

disajikan hasil pengujian validitas item tingkat agresivitas mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home:

Tabel 3. 4

Hasil Validitas Pengukuran Item Tingkat Agresivitas Mahasiswa Yang Berasal Dari Keluarga Broken Home 1 Agresi Fisik 1. Melakukan pemukulan dan

penyerangan dengan maksud

2. Individu terlibat dalam perkelahian dengan individu

1. Menyakiti dan menghina perasaan orang lain dengan kata-kata kasar 2. Membicarakan dan

menyebarkan keburukan orang 3 Kemarahan 1. Individu mengekspresikan

kemarahan jika tidak sesuai dengan keinginannya. 2. Memiliki perasaan kecewa

yang berubah menjadi kemarahan yang diluapkan kepada objek maupun orang lain.

54, 40, 42

60, 46, 34, 32

4 Permusuhan 1. Mengekspresikan rasa kebencian dan permusuhan yang sangat dalam kepada orang lain

Berdasarkan pada tabel 3.4 hasil penelitian ini menunjukan bahwa 23 item pernyataan tidak valid dari total 60 item pernyataan. Dengan demikian item yang valid berjumlah 37 pernyataan.

36 2. Reliabilitas

Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran.

Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpecaya disebut dengan reliabel (Azwar, 2009). Menurut Azwar (2009) pengukuran yang menggunakan instrumen pendidikan dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi, apabila alat ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur.

Perhitungan indeks reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien AlphaCronbach(a). Adapun rumus koefisien reliabilitas AlphaCronbach(a) adalah sebagai berikut :

Rumus Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach (ฮฑ) ๐›ผ = ( ๐‘˜

๐‘˜โˆ’1)(1 โˆ’ โˆ‘ ๐‘†๐‘›2

๐‘†๐‘‹โˆ’๐‘ก๐‘œ๐‘ก) Keterangan:

ฮฑ : Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

k : Jumlah Item

โˆ‘ ๐‘†๐‘›2 : Jumlah Variabel Belahan

๐‘†๐‘‹โˆ’ ๐‘ก๐‘œ๐‘ก : Varian Skor Total Tabel 3. 5

Reliabilitas Instrumen

Cronbach's Alpha N of Items

0,925 37

Berdasarkan perhitungan reliabilitas kuesioner tingkat Agresivitas Mahasiswa yang Berasal dari Keluarga broken home, diketahui 37 item memiliki

37

nilai Cronbach Alpha sebesar 0,925. Selanjutnya hasil tersebut dikonsultasikan ke dalam kriteria Guilford untuk mengetahui hasil kualifikasinya. Kriteria Guilford disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. 6 Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi 1 0,91 โ€“ 1,00 Sangat Tinggi

2 0,71 โ€“ 0,90 Tinggi

3 0,41 โ€“ 0,70 Cukup

4 0,21 โ€“ 0,40 Rendah

5 <0,20 Sangat Rendah

Dalam kriteria Guiford, hasil perhitungan reliabilitas kuesioner tingkat Agresivitas Mahasiswa yang Berasal dari Keluarga broken home sebesar 0,925 termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi. Hal ini menunjukan bahwa alat yang digunakan dalam instrumen ini dapat dipertanggung jawabkan dan dipahami oleh subjek. Kuesioner ini dapat dipercaya dan kestabilan datanya dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif. Noviani (2016) mengatakan bahwa statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan untuk menggeneralisasi. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin menggeneralisasikan data sampel dimana populasi diambil.

Analisis dalam penelitian ini dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data terkumpul. Menurut Sugiyono (2013), kegiatan dalam analisis

38

data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Berikut langkah-langkah teknik analisis yang ditempuh dalam penelitian ini:

1. Menentukan Skor Pengolahan Data

Memberi skor pada item kuesioner dilakukan dengan cara memberi nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable atau unfavorable, selanjutnya memasukkannya ke dalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor subjek serta jumlah skor item dengan menggunakan microsoft office excel.

2. Menentukan Kategori pada Tingkat Agresivitas Mahasiswa

Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok- kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009).

Norma kategorisasi disusun berdasarkan norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2009) yang mengelompokkan ke dalam lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan norma kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 3. 7 Norma Kategorisasi Norma/Kriteria Skor Kategori

Xโ‰ค ยต -1,5ฯƒ Sangat Rendah ยต - 1,5 ฯƒ <Xโ‰ค ยต -0,5 ฯƒ Rendah

39

ยต -0,5 ฯƒ <Xโ‰ค ยต +0,5 ฯƒ Sedang ยต +0,5 ฯƒ <Xโ‰ค ยต +1,5 ฯƒ Tinggi

ยต +1,5 ฯƒ <X Sangat Tinggi Keterangan

Xmaksimum teoritik : Skor tertinggi diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala

Xminimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian menurut perhitungan skala

Standar deviasi (ฯƒ / sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi 6 satuan deviasi sebaran

Mean teoritik (ยต) : Rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum

3. Mencari norma atau patokan yang akan digunakan dengan mencari X maksimum teoritik, X minimum teoritik, standar deviasi, dan mean teoritik.

Kategorisasi tinggi rendahnya tingkat agresivitas mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home, dengan 37 item diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Skor maksimal : 37 x 4 = 148

Skor minimum : 37 x 1 = 37 Luas jarak : 148 โ€“ 37 = 111

Standar deviasi (ฯƒ) : 111 / 6 = 18,5

Rata-rata (ยต) : (148 + 37) / 2 = 92,5

40 Tabel 3. 8

Norma Kategorisasi Tingkat Agresivitas Mahasiswa yang Berasal dari Keluarga Broken Home FKIP Universitas Sanata Dharma

Norma Kategorisasi Interval Kategorisasi ๐œ‡ + 1,5 (๐œŽ) < ๐‘‹ 120,25<X Sangat Tinggi ๐œ‡ + 0,5 (๐œŽ) < ๐‘‹ โ‰ค ๐œ‡ + 1,5(๐œŽ) 101,75<Xโ‰ค 120,25 Tinggi ๐œ‡ โˆ’ 0,5 (๐œŽ) < ๐‘‹ โ‰ค ๐œ‡ + 0,5(๐œŽ) 83,25<Xโ‰ค101,75 Sedang ๐œ‡ โˆ’ 1,5 (๐œŽ) < ๐‘‹ โ‰ค ๐œ‡ โˆ’ 0,5(๐œŽ) 64,75<Xโ‰ค 83,25 Rendah

๐‘‹ โ‰ค ๐œ‡ โˆ’ 1,5(๐œŽ) Xโ‰ค64,75 Sangat Rendah

4. Tahap selanjutnya ialah mengkategorisasikan skor setiap item. Hal ini perlu dilakukan karena untuk memperoleh item-item skala yang nantinya akan digunakan sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

Dalam mengkategorikan skor setiap item ini masih berpedoman pada Azwar (2009) dalam lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Untuk mencari kategorisasi tinggi rendah skor item-item secara keseluruhan dengan menggunakan N = 35 mahasiswa, maka perhitungannya sebagai berikut:

Skor maksimal : 35 x 4 = 140

Skor minimum : 35 x 1 = 35 Luas jarak : 140 โ€“ 35 = 105 Standar deviasi (ฯƒ) : 105 / 6 = 17,5

Rata-rata (ยต) : (140 + 35) / 2 = 87,5

Maka penentuan kategorisasi skor item tingkat agresivitas mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home dapat dilihat sebagai berikut:

41 Tabel 3. 9

Norma Kategorisasi Capaian Skor Item Tingkat Pengukuran Agresivitas Mahasiswa yang Berasal dari Keluarga Broken Home

FKIP Universitas Sanata Dharma

Norma Kategorisasi Interval Kategorisasi ๐œ‡ + 1,5 (๐œŽ) < ๐‘‹ 113,75<X Sangat Tinggi ๐œ‡ + 0,5 (๐œŽ) < ๐‘‹ โ‰ค ๐œ‡ + 1,5(๐œŽ) 96,25<Xโ‰ค113,75 Tinggi ๐œ‡ โˆ’ 0,5 (๐œŽ) < ๐‘‹ โ‰ค ๐œ‡ + 0,5(๐œŽ) 78,75<Xโ‰ค 96,25 Sedang ๐œ‡ โˆ’ 1,5 (๐œŽ) < ๐‘‹ โ‰ค ๐œ‡ โˆ’ 0,5(๐œŽ) 61,25<Xโ‰ค 78,75 Rendah

๐‘‹ โ‰ค ๐œ‡ โˆ’ 1,5(๐œŽ) Xโ‰ค 61,25 Sangat Rendah

5. Selanjutnya, data yang sudah ada kemudian dikelompokkan berdasarkan norma tersebut. Item-item yang memiliki skor yang termasuk dalam kategori tinggi akan dibahas dan dikembangkan menjadi topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

42 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat agresivitas mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home FKIP Universitas Sanata Dharma.

A. Hasil Penelitian

1. Tingkat Agresivitas Mahasiswa Yang Berasal Dari Keluarga Broken Home FKIP Universitas Sanata Dharma

Berdasarkan hasil perolehan data penelitian yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis dengan menggunakan teknik deskriptif kategori agresivitas mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home FKIP Universitas Sanata Dharma, hasil analisis deskriptif kategori diuraikan pada tabel dan grafik di bawah ini:

Tabel 4. 1

Kategorisasi Tingkat Agresivitas Mahasiswa yang Berasal dari Keluarga Broken Home FKIP Universitas Sanata Dharma

Interval Jumlah Persentase Kategorisasi

120,25<X 0 0% Sangat Tinggi

101,75<Xโ‰ค 120,25 0 0% Tinggi

83,25<Xโ‰ค101,75 3 8,57% Sedang 64,75<Xโ‰ค 83,25 9 25,71% Rendah

Xโ‰ค64,75 23 65,71% Sangat Rendah

Jumlah 35 100%

Hasil agresivitas mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home FKIP Universitas Sanata Dharma pada tabel diatas dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

43 Gambar 4. 1

Grafik Agresivitas Mahasiswa yang Berasal dari Keluarga Broken Home FKIP Universitas Sanata Dharma

Berdasarkan pada tabel 4.1 dan grafik pada gambar 4.1, analisis deskriptif dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tidak ada mahasiswa yang berasal keluarga broken home FKIP Universitas Sanata Dharma yang menunjukan tingkat agresivitas dalam kategori sangat tinggi.

b. Tidak ada mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home FKIP Universitas Sanata Dharma yang menunjukan tingkat agresivitas dalam kategori tinggi.

c. Terdapat 8,57% atau 3 Mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home FKIP Universitas Sanata Dharma yang menunjukan tingkat agresivitas dalam kategori sedang.

d. Terdapat 25,71% atau 9 Mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home FKIP Universitas Sanata Dharma yang menunjukkan tingkat agresivitas dalam kategori rendah.

0% 0%

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah sangat Rendah Presentase Skor Subjek

44

e. Terdapat 65,71% atau 23 mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home FKIP Universitas Sanata Dharma yang menunjukkan tingkat agresivitas dalam kategori sangat rendah.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home FKIP memiliki tingkat agresivitas yang tergolong sangat rendah.

2. Capaian Skor Item Tingkat Agresivitas Mahasiswa yang Berasal dari Keluarga Broken Home FKIP Universitas Sanata Dharma

Berdasarkan hasil perolehan data penelitian yang dikumpulkan, dilakukan analisis dengan menggunakan teknik deskriptif kategori pada capaian skor agresivitas mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home FKIP Universitas Sanata Dharma, hasil analisis deskriptif kategori diuraikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 2

Kategorisasi Capaian Skor Item Tingkat Agresivitas Mahasiswa yang Berasal dari Keluarga Broken Home FKIP Universitas Sanata Dharma

Interval Jumlah Presentase % Kategorisasi Nomor Item

113,75<X 0 0% Sangat Tinggi

10 27,02% Rendah 11,22,33,35,40,41,51,56, 55,59

45

Hasil capaian skor item agresivitas mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home FKIP Universitas Sanata Dharma pada tabel di atas dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 4. 2

Grafik Capaian Skor Item Tingkat Agresivitas Mahasiswa yang Berasal dari Keluarga Broken Home FKIP Universitas Sanata Dharma

Berdasarkan pada tabel 4.2 dan grafik pada gambar 4.2, analisis deskriptif capaian skor dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tidak terdapat item yang berada pada kategori Sangat Tinggi b. Tidak terdapat item yang berada pada kategori Tinggi

c. Terdapat 1 item yang berada pada kategori Sedang dengan persentase 2,70%

d. Terdapat 10 item yang berada pada kategori Rendah dengan persentase 27,02%

e. Terdapat 26 item yang berada pada kategori Sangat Rendah dengan persentase 70,27%

Uraian di atas menunjukan bahwa butir-butir item dalam hasil penelitian ini sebagian besar berada pada kategori sangat rendah dan sebagian lagi pada

0% 0% 2,70%

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Presentase skor item

46

kategori sedang dan rendah. Dengan demikian, item pernyataan yang tergolong dalam kategori sedang akan dijadikan dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial. Item pernyataan yang berada pada kategori sedang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 3

Item Tingkat Agresivitas Mahasiswa yang Berasal dari Keluarga Broken Home FKIP Universitas Sanata Dharma Kategori Sedang

No No

Item Item Aspek Skor

1 4 Saya menegur orang lain dengan perkataan kasar jika ada yang menyinggung saya

Agresi

Verbal 91

B. Pembahasan

1. Deskripsi Tingkat Agresivitas Mahasiswa yang Berasal dari Keluarga Broken Home FKIP Universitas Sanata Dharma.

Berdasarkan hasil penelitian tingkat agresivitas mahasiswa yang berasal dari keluarga broken FKIP Universitas Sanata Dharma menunjukan bahwa ada 3 mahasiswa (8,57%) yang mempunyai tingkat agresivitas yang sedang. Ada 9 (25,71%) yang mempunyai tingkat agresivitas yang rendah. Kemudian ada 23 (65,71) mahasiswa yang mempunyai tingkat agresivitas dalam kategori sangat rendah. Dari hasil penelitian tersebut Tingkat Agresivitas mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home FKIP Universitas Sanata Dharma sebagian besar berada pada kategori yang sangat rendah.

Mahasiswa yang termasuk dalam kategori agresivitas sangat rendah berarti mereka termasuk mahasiswa yang mempunyai kemampuan dalam mengontrol perilaku dirinya sendiri dan menghindari dari perilaku yang dapat merugikan orang lain dan diri sendiri serta dapat menjaga sosialisasi dengan orang lain dan lingkunganya. Hal ini sejalan dengan Baron (dalam Hayati, 2016) mengatakan bahwa perilaku agresif adalah perilaku yang menyakiti dan mencelakai orang lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut.

47

Sejalan dengan Baron, Anantasari (dalam Hanifah & Handayani, 2014) mengatakan bahwa ciri perilaku agresif ada tiga hal yaitu menyakiti diri sendiri, orang lain atau obyek pengganti. Pertama, bahaya kesakitan yang ditimbukan dapat berupa kesakitan fisik dan kesakitan psikis. Kedua, tidak diinginkan oleh orang yang menjadi sasaranya. Ketiga, sering kali merupakan perilaku yang melanggar norma sosial.

Berdasarkan penelitian ini bahwa asumsi awal peneliti yang menyatakan bahwa mahasiswa yang berasal dari keluarga broken FKIP Universitas Sanata Dharma ini memiliki Agresivitas tinggi ternyata tidak benar, dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa agresivitas Mahasiswa yang berasal dari keluarga broken home FKIP Universitas Sanata Dharma berada dalam kategori sangat rendah. Selain itu mahasiswa broken home FKIP yang melakukan tindakan agresif sedang hanya dilakukan beberapa orang saja, artinya tidak semua Mahasiswa broken home FKIP yang memiliki perilaku agresi di dalam dirinya. Peneliti memiliki dugaan adanya hal yang mempengaruhi ketidaksesuaian hasil dengan fenomena yang ditemukan. Hal ini disebabkan karena jangka waktu cukup jauh saat wawancara dan proses penelitiaan. Selain itu juga adanya dukungan dari universitas yang sudah menyiapkan dan melaksanakan program untuk mahasiswa seperti dalam mata kuliah Teologi moral atau Filsafat moral. Dalam mata kuliah Teologi moral atau filsafat moral mahasiswa diberikan materi mengenai bagaimana mahasiswa dapat lebih mengenal dirinya sendiri dan memahami etika serta moral yang berlaku di masyarakat. Pada akhir semester ditutup dengan kegiatan weekend moral, pada kegiatan ini mahasiswa diajak untuk berefleksi dan sharing bersama mengenai cara mengaplikasikan perilaku dan moral yang baik di masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Koeswara (dalam Kulsum, 2014) mengenai cara atau teknik sebagai langkah konkret yang dapat diambil untuk mencegah kemunculan atau berkembangan tingkah laku agresif yaitu Penanaman moral merupakan langkah yang paling tepat untuk mencegah perilaku agresif., Pengembangan kemampuan memberikan empati. Pencegahan tingkah laku agresi bisa perlu

48

menyertakan pengembangan kemampuan mencintai pada individu-individu dan

menyertakan pengembangan kemampuan mencintai pada individu-individu dan

Dokumen terkait