• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar.

Gagne (Abimanyu, 2000:49), menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh modifikasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan perilaku.

Slameto (2003:2), menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Latuheru (Armalasari, 2009: 15), mengklasifikasikan belajar ke dalam ketiga kategori yaitu sebagai berikut:

a. Belajar kognitif, termasuk kemampuan intelektual dari informasi dan pengetahuan, mulai dari ingatan yang sedehana sampai pada pembentukan hubungan yang baru.

b. Belajar afektif, termasuk sikap, perasaan emosi, tentang suatu nilai khusus sampai pada pendalaman suatu kelompok, perasaan nilai atau norma untuk membentuk karakter yang baik.

c. Belajar psikomotorik, termasuk Kecakapan motorik atau keterampilan, mulai dari meniru gerakan sederhana sampai pada kemampuan fisik yang membutuhkan koordinasi susunan syaraf otot yang kompleks.

Menurut Slameto (2003;13-14), ada beberapa ciri–ciri perubahan tingkah laku dalam belajar yaitu:

1. Perubahan terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan ciri–ciri perubahan tingkah laku dalam belajar yaitu:

1. Perubahan terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari bahwa terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah

terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya yang dapat di nilai secara positif. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya yang dia miliki semakin bertambah, kacakapannya bertambah, keterampilannya bertambah, kebiasaanya bertambah, serta segala sesuatu yang mengalami perubahan dalam dirinya.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

Sebagai hasil belajar, perubahan itu terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan belajar dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan–perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu di lakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang di peroleh . Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu itu sendiri.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, menangis dan sebagainya.

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti tingkah laku yang terjadi setelah belajar bersifat menetap.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu karena ada tujuan yang ingin dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin di capai dengan belajar mengetik. Dengan demikian perbuatan belajar yang di lakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah di tetapkan.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang di peroleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.

b. Hasil Belajar

Menurut Morgan (Armalasari, 2009: 17), “hasil belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman.”

Sedangkan menurut (Patta bundu, 2007:16), menyatakan:

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati sesudah mengikuti kegiatan belajar dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan menunjuk pada informasi yang tersimpan dalam pikiran, sedangkan keterampilan menunjuk pada aksi atau reaksi yang di lakukan seseorang dalam mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang di alami oleh individu sebagai akibat dari adanya interaksi dengan lingkunganya seperti pola perbuatan, sikap, apresiasi dan keterampilan.

Hamalik (2001:30), menyatakan:

Menjelaskan hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar maka akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti’’.

Hasil belajar di gunakan oleh guru untuk di jadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat di capai apabila siswa sudah memahami belajar dengan di iringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik.

a. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Caroll (Sudjana 2009: 48) berpendapat bahwa hasil belajar yang di capai siswa di pengaruhi oleh lima faktor, yakni:

(a) Bakat belajar.

(b) Waktu yang tersedia untuk belajar.

(c) Waktu yang di perlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran (d) Kualitas pengajaran dan

(e) Kemampuan individu.

Bloom (Umar, 2008: 31) secara garis besar membagi tiga ranah, yakni:

1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.

2) Ranah apektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Menurut Slameto (2003:76), hasil belajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu:

a) Faktor Internal yaitu:

1) Faktor biologis (jasmaniah)

Keadaan jasmani yang perlu di perhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur.

2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil.

Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut: (1) Intelegensi.

Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang.

(2) Kemauan. Kemauan dapat di katakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. (3) Bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.

b) Faktor Eksternal yaitu:

1) Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

2) Faktor lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah sangat di perlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau di siplin yang di tegakkan secara konsekuen dan konsisten.

3) Faktor lingkungan masyarakat

Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar.

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.

Dokumen terkait