• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1435 H/ 2013 M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1435 H/ 2013 M"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

i

CAMBAJAWAYA KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S, Pd. I) Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

NUR WAHIDAH 291900723

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1435 H/ 2013 M

(2)

ii

JUDUL SKRIPSI : Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Al quran Hadits Pada Siswa MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

NAMA : NUR WAHIDAH

NIM : 291900723

JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS : AGAMA ISLAM

Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi ini di nyatakan telah memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan di depan tim penguji skripsi fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 15 Muharram 1435 H

20 November 2013 M

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Abd Rahim Razaq, M. Pd Amirah Mawardi. S, Ag. M, Si NIDN 0920085902 NIDK 0081970706199032008

(3)

iii

Dengan penuh kesadaran, penulis/ peneliti yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis/ peneliti sendiri, jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat dibuat dan dibantu secara langsung orang lain baik keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar 15 Muharram 1435 H 20 November 2013 M

Peneliti

NUR WAHIDAH

(4)

iv

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, atas curahan rahmat dan karunia- Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Alquran Hadits Pada Siswa MTs Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa” Dapat diselesaikan dengan baik.

Penyelesaian skripsi ini tentu banyak hambatan dan kendala yang dialami penulis. Namun berkat bantuan dan bimbingan serta petunjuk dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat terealisasi. Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua penulis Drs. Kahriar dan Hj. Husnah serta suami tercinta yang dengan sabar membimbing dan memotivasi penulis serta memberikan bantuan moril dan materi sehingga penulis mampu menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd. Dekan Fakultas Agama Islam beserta para wakil Dekan.

4. Dra. Mustahidang Usman, M. Si ketua jurusan dan Amirah Mawardi S, Ag. M, Si sekretaris jurusan pendidikan Agama Islam yang banyak memberikan motivasi yang banyak memberikan motivasi dan bimbingan yang baik semenjak dibangku kuliah maupun sampai selesai.

5. Dr. Abd. Rahim Razaq, M. Pd dan Amirah mawardi. S, Ag. M, Si pembimbing yang luar biasa bagi penulis.

6. Kepala sekolah MTs Muhammadiyah Cambajawaya dan para Guru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengambil data-data yang diperlukan.

7. Semua sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi yang luar biasa bagiku, sehingga skripsi ini dapat rampung dan diselesaikan.

8. Semua pihak yang tidak mampu saya sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, kepada Allah swt, saya memohon agar semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penyelesaiannya skripsi ini senantiasa mendapatkan balasan yang setimpal di sisinya, amin

Makassar 15 Muharram 1435 H 20 November 2013 M

Penulis

Nur Wahidah

(5)

v

NUR WAHIDAH : 291900723 ‘’Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar AlQuran Hadits Pada Siswa Mts Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa’’ (Dibimbing oleh Abd. Rahim Razaq, dan Amirah Mawardi.).

Penelitian ini membahas : 1) Pemanfaatan media audio visual pada pembelajaran Alquran Hadits di MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, 2) Hasil belajar Alquran Hadits Siswa di MTs.

Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, 3) Pemanfaatan audio visual dapat meningkatkan hasil belajar Alquran Hadits pada siswa MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

Data penelitian dianalisis dengan bentuk deskriftif kualitatif dengan memanfaatkan instrument penelitian antara lain pedoman wawancara, angket, dan catatan dokumentasi. Kemudian menyajikan populasi dan sampel seluruh siswa dan dan guru yang ada pada MTs Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa yang berjumlah 66 orang diambil sampel sebanyak 25 orang. Data tersebut diolah dengan cara induktif, deduktif dan presentase.

Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan media audio visual di lokasi penelitian berkategori efektif dengan dilihat tingginya persentase indicator sangat memahami dan memahami pada setiap nomor pertanyaan yang diajukan kepada 25 responden dilokasi penelitian. Tingkat pemahaman pelajaran Alquran hadits bagi MTs Muhammadiyah Cambajawaya ketiga indikator memiliki persentase yang tinggi pada kategori sangat memahami, hal ini suatu gambaran bahwa tingkat pemahaman al quran hadits berkategori sangat baik. Problematika penerapan media audio visual dalam peningkatan hasil belajar siswa MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa yakni: kurangnya minat belajar murid terhadap mata pelajaran Alquran hadits, kurangnya referensi penunjan media audio visual dan terbatasnya alokasi waktu mata pelajaran Alquran hadits.

(6)

vi

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PRAKATA... iv

ABSTRAK... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Audio Visual ... 9

B. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar ... 16

C. Pembelajaran Alquran Hadits ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28

B. Lokasi dan Objek penelitian ... 28

C. Variabel Penelitian ... 29

(7)

vii

F. Instrumen Penelitian ... 32 G. Teknik Pengumpulan Data ... 33 H. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37 B. Pemanfaatan Media Audio Visual Pada Pembelajaran Alquran Hadits di

MTs Muhammadiyah Cambajawaya... 41 C. Hasil Belajar Alquran Hadits Siswa MTs Muhammadiyah Cambajawaya .. 47 D. Pemanfaatan audio visual dalam meningkatkan hasil belajar di MTs

Muhammadiyah Cambajawaya. ... 51

BAB V

A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(8)

viii

Tabel 1 Keadaan Populasi ... 31

Tabel 2 Keadaan Tenaga Pengajar (Guru) MTs Muhammadiyah Cambajawaya . 38 Tabel 3 Keadaan Siswa MTs Muhammadiyah Cambajawaya... 39

Tabel 4 Sarana dan prasarana MTs Muhammadiyah Cambajawaya ... 40

Tabel 5 Pernyataan Siswa tentang kesenangan dalam belajar ... 45

Tabel 6 Daftar Distribusi Frekuensi Penerapan Audio Visual ... 46

Tabel 7 Data Analisis Hasil Belajar Siswa ... 48

Tabel 8 Pemahaman Hasil Belajar Pertemuan Pertama ... 50

Tabel 9 Pemahaman Hasil Belajar Pertemuan Kedua ... 50

Tabel 10 Tingkat Kesukaan Siswa Terhadap Mata Pelajaran ... 52

Table 11 Daftar Distribusi Ketersediaan Alat Bantu Media ... 54

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan berjangka panjang, di mana berbagai aspek yang tercakup saling terkait satu sama lain dan bermuara pada terwujudnya manusia yang memiliki nilai, pengetahuan dan keterampilan hidup. Salah satu tujuan pendidikan nasional tercantum dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 3 (2005: 7) bahwa:

Tujuan pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.

Madrasah Tsanawiyah merupakan institusi pendidikan yang tumbuh dan berkembang oleh dan dari masyarakat, sebagai lembaga pendidikan untuk membina jiwa agama dan akhlak anak didik. Karakter itulah yang membedakan Madrasah dengan sekolah umum. Sementara mutu pendidikan tergambar dari seberapa tinggi nilai hasil Ujian Nasional yang di ikutinya dan seberapa lengkap standar pendidikan yang di penuhinya.

Madrasah Tsanawiyah adalah jenjang dasar pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan sekolah menengah pertama yang pengelolaanya di lakukan oleh Departemen Agama. Pendidikan Madrasah Tsanawiyah

(10)

ditempuh dalam 3 tahun, mulai dari kelas VII sampai kelas IX. Kurikulum Madrasah Tsanawiyah sama dengan kurikulum sekolah menengah pertama, hanya saja MTs terdapat porsi lebih banyak mengenai pendidikan agama islam, misalnya mata pelajaran Bahasa Arab, Alquran Hadits, Fiqih, Aqidah Ahlak, dan sejarah kebudayaan Islam.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang sangat kompleks, dimana peran guru tidak hanya sebagai penyampaian informasi kepada siswa tetapi bagaimana memberi rangsangan, bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Pembelajaran yang baik melibatkan aspek – aspek yang berhubungan dengan apa yang sebenarnya dipelajari oleh siswa melalui partisipasinya.

Alquran merupakan pedoman umat Islam yang utama. Oleh karena itu, mempelajari Alquran sangatlah penting. Hal tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan-pendidikan formal dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah umum, maupun terpisah menjadi mata pelajaran tersendiri terutama di sekolah-sekolah berbasis agama Islam. Maka, keberadaan buku diktat Alquran sangat penting untuk menunjang pembelajaran tersebut.

Hadits adalah segala ucapan, perbuatan, dan keadaan Nabi Muhammad saw berupa ucapan, perbuatan, takrir (peneguhan kebenaran dengan alasan). Menurut ahli Ushul Fiqih hadits adalah segala perkataan, perbuatan, dan takrir Nabi Muhammad saw yang bersangkut paut dengan hukum.

(11)

Pengetahuan awal siswa berupa keterampilan dan sikap dalam segala hal berasal dari berbagai sumber. Siswa datang ke sekolah berasal dari latar belakang lingkungan yang berbeda-beda. Pengalaman siswa juga tentu berbeda-beda diwarnai oleh lingkungannya masing-masing, Dalam hal ini lingkungan bukanlah satu-satunya wahana untuk mengenal masyarakat.

Untuk itu pentingnya pembelajaran Alquran Hadits diajarkan di sekolah ialah agar para siswa dapat menyaring informasi, dan kemampuan yang telah di miliki tentang bagaimana berinteraksi dengan lingkugan disekitar kita.

Pengajaran Alquran Hadits di Madrasah Tsanawiyah (MTs) di berikan kepada siswa sebagai bekal untuk mempersiapkan diri menjadi orang yang lebih baik, bertanggung jawab terhadap setiap persoalan yang di hadapinya serta bermasyarakat dengan penuh kebersamaan dan kekeluargaan, serta menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan di masyarakat. Untuk itulah dalam pembelajaran Alquran Hadits guru di harapkan mampu membawa siswa pada kenyataan hidup yang sebenarnya dan dapat di hayati, di mengerti dan di analisis oleh mereka, serta guru di harapkan mampu terampil memilih dan menentukan media yang tepat, agar pembelajaran dapat mencapai tujuan seperti yang di harapkan.

Miarso (1989:11), menyatakan:

Di era globalisasi seperti sekarang ini, disadari atau tidak pengaruhnya semakin terasa dengan semakain banyaknya saluran informasi dalam berbagai bentuk media. Media telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Di negara maju, media telah mempengaruhi kehidupan hampir sepanjang waktu.

(12)

Waktu terpanjang yang paling berpengaruh itu adalah waktu yang digunakan di dunia pendidikan khususnya untuk sekolah’’.

Dalam proses pembelajaran, pengembangan materi/bahan ajar dapat melalui berbagai cara, salah satunya adalah pengembangan bahan ajar dengan optimalisasi media. Media yang digunakan untuk memperlancar komunikasi dalam proses pembelajaran sering di istilahkan media pembelajaran. Berbagai upaya untuk menumbuhkan kreativitas dan motivasi guru dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Di harapkan agar program pembelajaran yang di rencanakan selayaknya berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta di arahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang di capai.

Maka salah satu media yang di gunakan dalam pembelajaran adalah media audio visual. Dengan penggunaan media pembelajaran audio visual ini di harapkan dapat mengatasi masalah yang ada.

Media audio visual merupakan salah satu alternatif dalam melakukan proses pembelajaran. Audio visual pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana alternatif dalam mengoptimalkan proses pembelajaran di karenakan beberapa aspek antara lain: mudah di kemas dalam proses pembelajaran, lebih menarik untuk pembelajaran, dapat di perbaiki setiap saat. Dengan pemanfaatan media audio visual materi pelajaran dapat lebih menarik, dan juga pembelajaran dapat lebih interaktif.

(13)

Pemilihan media pembelajaran audio visual dalam pembelajaran Alquran Hadits dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini di karenakan dengan penggunaan media pembelajaran audio visual siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan proses pembelajaran.

Jadi penerapan media pembelajaran audio visual dalam pembelajaran Alquran Hadits dapat menjadikan siswa lebih termotivasi dan aktif dalam kegiatan proses pembelajaran.

Berdasarkan temuan masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan tindakan perbaikan dalam pembelajaran Alquran Hadits melalui Penelitian dengan judul “Pemanfaatan audio visual dalam meningkatkan hasil belajar Alquran Hadits Pada Siswa MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian berdasarkan latar belakang masalah di atas adalah:

1. Bagaimana pemanfaatan media audio visual pada pembelajaran Alquran Hadits di MTs Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa?

2. Bagaimana hasil belajar Alquran Hadits Siswa di MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa?

(14)

3. Apakah pemanfaatan audiuo visual dapat meningkatkan hasil belajar Alquran Hadits Pada Siswa MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui:

1. Pemanfaatan media audio visual pada pembelajaran Alquran Hadits di MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

2. Hasil belajar Alquran Hadits Siswa di MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

3. Pemanfaatan audio visual dapat meningkatkan hasil belajar Alquran Hadits pada siswa MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoretis

a. Bagi akademis/lembaga pendidikan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi akademis/lembaga pendidikan tentang pentingnya penggunaan audio visual dalam mendukung proses pembelajaran khususnya pelaksanaan pembelajaran Alquran Hadits.

(15)

b. Bagi peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya, yaitu penelitian yang berhubungan dengan pemanfaatan audio visual sebagai bahan kajian untuk meningkatkan hasil belajar Alquran Hadits pada siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengingat, berkonsentrasi, dan membuat catatan yang efektif.

2) Siswa dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasinya dalam membaca Alquran.

3) Siswa dapat termotivasi agar aktif dalam proses pembelajaran.

4) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar Alqurannya

b. Bagi Guru

1) Hasil penelitian ini di harapkan dapat di jadikan sebagai masukan untuk meningkatkan proses pembelajaran dengan menambah variasi metode.

2) Di harapkan dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan melaksanakan

(16)

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai.

c. Bagi Sekolah

1) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah, khususnya pembelajaran Alquran Hadits dan umumnya seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah.

2) Dapat memberikan masukan dalam mengefektifkan pembinaan dan pengelolaan proses belajar mengajar dalam pelaksanaan pendidikan.

(17)

9

KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran Audio Visual.

a. Media

a). Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara ( لئ اسو ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Hadits tentang Media Pembelajaran

, اًعَّبَزُم اَّطَخ َمَّلَسًَ ِوْيَلَع ُالله ََّلَص ُِِّبَّنلا َّطَخ : َلاَق ُوْنَع ُالله َِِضَر ِالله ِدْبَع ْنَع ا ًجِراَخ ِطَسٌَْلا ِِف اًّطَخ َّطَخًَ

ِطَسٌَْلا ِِف ُِذَّلا اَذَى ََلِإ اًراَغِص اًطُطُخ َّطَخًَ,ُوْنِم

ِوِب َطْيِحُم ُوُلَجَأ اَذَىًَ , ُناَسْن ِ ْلْا اَذَى( :َلاَقًَ ,ِطَسٌَْلا ِِف ُِذَّلا ِوِبِناَج ْنِم : ًَْأ -

ِّصلا ُطُطُخْلا ِهِذَىًَ ,ُوُلَمَأ ٌجِراَخ ٌَُى ُِذَّلا اَذَىًَ ِوِب َطاَحَأ ْدَق , ُضاَزْعَ ْلْا ُراَغ

)ٍراخبلا هاًر( )اَذَى ُوَشَيَن , اَذَى ُهَأَط ْخَأ ْنِإًَ ,اَذَى ُوَشَيَن , اَذَى ُهَأَط ْخَأ ْنِإَف

Artinya:

Nabi S.a.w membuat gambar persegi empat, lalu menggambar garis panjang di tengah persegi empat tadi dan keluar melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga membuat garis-garis kecil di dalam persegi tadi, di sampingnya: (persegi yang digambar Nabi). Dan beliau bersabda : “Ini adalah manusia, dan (persegi empat) ini adalah ajal yang mengelilinginya, dan garis (panjang) yang keluar ini, adalah cita- citanya. Dan garis-garis kecil ini adalah penghalang-penghalangnya.

Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini, maka kena (garis) yang ini. Jika tidak kena (garis) yang itu, maka kena (garis) yang setelahnya.

(18)

Jika tidak mengenai semua (penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa ketuarentaan.(HR. Bukhari)

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

Latuheru (Hamdani, 2005), menyatakan:

Media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendukung keberhasilan proses belajar mengajar itu. Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media pendidikan adalah suatu bagian yang integral dari proses pendidikan dan merupakan satu aspek yang harus dikuasai oleh setiap guru dalam menjalankan fungsi profesionalnya.

Sadiman (2002: 6), menyatakan:

Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaa,n, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Gerlach (Arhar Arsyad 2007:3), menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memeroleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap’’.

(19)

Hartono (Sadiman, 1997:21), menyatakan bahwa “media adalah segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar pada diri siswa”.

Ruseffendi (1992:109) memberikan defenisi media adalah alat yang di gunakan untuk menjelaskan pelajaran menjadi lebih konkrit serta mendorong siswa belajar lebih baik serta menciptakan situasi belajar yang bervariasi dan yang menyenangkan serta harus di laksanakan sehingga pokok bahasan mudah di mengerti serta di berikan kesempatan siswa untuk memanipulasi media yang di gunakan.

Pendapat ini di perkuat oleh Bahri (2006:12) yang mengatakan “media adalah alat bantu apa saja yang dapat di jadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran”.

Berdasarkan pendapat di atas menunjukkan bahwa media merupakan alat bantu yang dapat di gunakan oleh guru dalam menyajikan informasi atau mata pelajaran kepada siswa demi mencapai tujuan pembelajaran.

Penggunaan media dapat membuat materi yang di ajarkan lebih menarik dan menuntut siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

b). Jenis–jenis media

Bahri (2006:216) menjelaskan penggolongan media ke dalam 3 bagian yaitu:

a) Di lihat dari jenis, media di bagi dalam:

(20)

- Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja.

- Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.

- Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

b) Di lihat dari daya liputnya, media di bagi dalam : - Media daya liput luas dan serentak.

- Media daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat.

- Media untuk pengajaran individual.

c) Di lihat dari dahan pembuatannya, media di bagi dalam:

- Media sederhana.

- Media kompleks

c). Fungsi, Tujuan dan Manfaat Media

Media dalam pembelajaran di Sekolah sangat penting dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Media menjadi alat bantu bagi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan media, pembelajaran menjadi mudah dipahami oleh siswa dan juga media membantu guru menyampaikan materi kepada siswa.

Adapun fungsi media menurut Sudjana (2002:99) adalah :

a) Penggunaan media dalam proses belajar sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

b) Penggunaan media merupakan bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar.

c) Media dalam pembelajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.

d) Penggunaan media bukan sekedar semata–mata alat hubungan, dalam arti di gunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

e) Penggunaan media dalam pambelajaran lebih di utamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa untuk menangkap pengertian yang di berikan oleh guru.

f) Penggunaan media dalam pembelajaran di utamakan untuk mempertinggi motivasi belajar siswa sehingga pembelajaran mempunyai nilai yang tinggi.

(21)

Sudjana (2002:99), menyatakan:

Tujuan penggunaan media yaitu membantu guru dan siswa agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien”. Jadi penggunaan media selain bertujuan untuk memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran juga membantu guru dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

Sudjana (2001:2), mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa yaitu:

a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih di pahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pelajaran lebih baik.

c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain- lain.

Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa eksistensi media dalam proses pembelajaran sangat penting dalam menunjang pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu, media sebagai alat bantu seharusnya di gunakan oleh guru sesuai dengan tuntutan materi pelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal.

b. Audio Visual

a). Pengertian Audio Visual

Rohani (1997: 97-98), menyatakan:

(22)

Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap’’.

Media audio visual adalah media penyampaian informasi yang memiliki karakteristik audia (suara) dan visual (gambar). Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua karakteristik tersebut. Media audio visual dibagi dua yaitu; audio visual diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara, film bingkai suara dan cetak suara. audio visual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara gambar yang bergerak seperti film suara vidio.

Media audio visual merupakan salah satu alternatif dalam melakukan proses pembelajaran. Audio visual pembelajaran dapat di gunakan sebagai sarana alternatif dalam mengoptimalkan proses pembelajaran di karenakan beberapa aspek antara lain: mudah di kemas dalam proses pembelajaran, lebih menarik untuk pembelajaran, dapat di perbaiki setiap saat. Dengan pemanfaatan media audio visual materi pelajaran dapat lebih menarik, dan juga pembelajaran dapat lebih interaktif.

Salah satu aspek kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran adalah dengan mengoptimalkan media audio visual. Media berbasis audio visual memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

Media audio visual dapat memperlancar pemahaman dan pemperkuat ingatan, sehingga pada akhirnya di harapkan siswa dapat mengoptimalkan

(23)

kemampuannya dan potensinya. Hamalik (1986: 95), pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa.

b). Cici-ciri dan Manfaat Media Pembelajaran Audio Visual.

Soedjarwono (1997: 175), menyatakan beberapa ciri-ciri media pembelajaran audio visual :

a) Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.

b) Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.

c) Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board.

d) Media visual gerak contoh, film bisu

e) Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan sebagainya

f) Media seni gerak

g) Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya h) Media cetak contoh, televisi

Munandi (2008:127), menyatakan ada beberapa manfaat media pembelajaran Audio Visual :

a) Mengatasi jarak dan waktu

b) Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat

c) Dapat di ulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan d) Pesan yang di sampaikannya cepat dan mudah di ingat.

e) Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa f) Mengembangkan imajinasi

g) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik.

h) Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas

(24)

i) Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.

c). Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Audio Visual Kelebihan media pembelajaran Audio Visual.

Beberapa Kelebihan atau kegunaan media audio-visual pembelajaran yaitu:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)

2. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: Objek yang terlalu besar di gantikan dengan realitas, gambar, filmbingkai, film atau video. Obyek yang kecil di bantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar dll.

Kekurangan media pembelajaran Audio Visual

1. Media audio-visual tidak dapat di gunakan dimana saja dan kapan saja, karena media audio-visual cenderung tetap di tempat.

2. Biaya pengadaannya relative mahal

3. Apabila guru tidak mampu berpartisipasi aktif maka siswa akan cenderung menikmati visualisasi dan suaranya saja.

B. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar.

a. Pengertian Belajar.

Gagne (Abimanyu, 2000:49), menyatakan bahwa Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh modifikasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan perilaku.

(25)

Slameto (2003:2), menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Latuheru (Armalasari, 2009: 15), mengklasifikasikan belajar ke dalam ketiga kategori yaitu sebagai berikut:

a. Belajar kognitif, termasuk kemampuan intelektual dari informasi dan pengetahuan, mulai dari ingatan yang sedehana sampai pada pembentukan hubungan yang baru.

b. Belajar afektif, termasuk sikap, perasaan emosi, tentang suatu nilai khusus sampai pada pendalaman suatu kelompok, perasaan nilai atau norma untuk membentuk karakter yang baik.

c. Belajar psikomotorik, termasuk Kecakapan motorik atau keterampilan, mulai dari meniru gerakan sederhana sampai pada kemampuan fisik yang membutuhkan koordinasi susunan syaraf otot yang kompleks.

Menurut Slameto (2003;13-14), ada beberapa ciri–ciri perubahan tingkah laku dalam belajar yaitu:

1. Perubahan terjadi secara sadar.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan ciri–ciri perubahan tingkah laku dalam belajar yaitu:

1. Perubahan terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari bahwa terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah

(26)

terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya yang dapat di nilai secara positif. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya yang dia miliki semakin bertambah, kacakapannya bertambah, keterampilannya bertambah, kebiasaanya bertambah, serta segala sesuatu yang mengalami perubahan dalam dirinya.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

Sebagai hasil belajar, perubahan itu terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan belajar dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan–perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu di lakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang di peroleh . Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu itu sendiri.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, menangis dan sebagainya.

(27)

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti tingkah laku yang terjadi setelah belajar bersifat menetap.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu karena ada tujuan yang ingin dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin di capai dengan belajar mengetik. Dengan demikian perbuatan belajar yang di lakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah di tetapkan.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang di peroleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.

b. Hasil Belajar

Menurut Morgan (Armalasari, 2009: 17), “hasil belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman.”

Sedangkan menurut (Patta bundu, 2007:16), menyatakan:

(28)

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati sesudah mengikuti kegiatan belajar dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan menunjuk pada informasi yang tersimpan dalam pikiran, sedangkan keterampilan menunjuk pada aksi atau reaksi yang di lakukan seseorang dalam mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang di alami oleh individu sebagai akibat dari adanya interaksi dengan lingkunganya seperti pola perbuatan, sikap, apresiasi dan keterampilan.

Hamalik (2001:30), menyatakan:

Menjelaskan hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar maka akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti’’.

Hasil belajar di gunakan oleh guru untuk di jadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat di capai apabila siswa sudah memahami belajar dengan di iringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik.

a. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Caroll (Sudjana 2009: 48) berpendapat bahwa hasil belajar yang di capai siswa di pengaruhi oleh lima faktor, yakni:

(a) Bakat belajar.

(b) Waktu yang tersedia untuk belajar.

(c) Waktu yang di perlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran (d) Kualitas pengajaran dan

(e) Kemampuan individu.

(29)

Bloom (Umar, 2008: 31) secara garis besar membagi tiga ranah, yakni:

1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.

2) Ranah apektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.

Menurut Slameto (2003:76), hasil belajar di pengaruhi oleh dua faktor yaitu:

a) Faktor Internal yaitu:

1) Faktor biologis (jasmaniah)

Keadaan jasmani yang perlu di perhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur.

2) Faktor Psikologis

(30)

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil.

Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut: (1) Intelegensi.

Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang.

(2) Kemauan. Kemauan dapat di katakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. (3) Bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.

b) Faktor Eksternal yaitu:

1) Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

(31)

2) Faktor lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah sangat di perlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau di siplin yang di tegakkan secara konsekuen dan konsisten.

3) Faktor lingkungan masyarakat

Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar.

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.

C. Pembelajaran Alquran Hadits

a). Hakikat Pembelajaran Alquran Hadits.

Alquran adalah sumber utama ajaran islam dan merupakan pedoman hidup bagi semua muslim. Alquran bukan sekedar petunjuk tentang

(32)

hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, bahkan hubungan manusia dengan alam.

Selain itu, Alquran juga memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syari’ah, dan ahlak, dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsipil mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah swt menugaskan Rasul saw untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu.

Alquran adalah kalam Allah swt yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat jibril dengan lafal dan maknanya. Alquran sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfunsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Alquran mempunyai fungsi sebagai, pedoman hidup yang harus di pegang erat oleh kaum muslimin, petunjuk bagi umat manusia, pembeda antara yang benar dan yang salah, inspirator dan pemacu terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, penyembuh bagi orang-orang mukmin, rahmat (limpahan kasih sayang) bagi orang-orang mukmin, pemberi peringatan bagi orang-orang yang lalai, bacaan utama yang bernilai ibadah.

Ajaran yang terkandung dalam Alquran itu terdiri dari dua konsep besar, yaitu berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut akidah dan yang berhubungan dengan amal yang disebut syari’ah.

Alquran mempunyai beberapa kekhususan yang membedakannya dengan kitab-kitab lain. Ia merupakan kitab ilahi, mukjizat, kitab yang jelas

(33)

dan mudah, kitab yang terjaga, kitab semua agama, kitab untuk semua zaman dan di peruntukkan bagi semua jenis manusia. Alquran mempunyai tujuan dan sasaran, yaitu meluruskan akidah dan persepsi tentang uluhiyah, nubuwah dan pembahasan, manusia serta hak-haknya, dan lain-lain.

Sementara itu didalam Alquran di tegaskan bahwasanya Alquran juga mengintroduksikan dirinya sebagai pemberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus. Petunjuk-petunjuknya bertujuan memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi manusia, baik secara pribadi maupun kelompok, dan karena itu di temukan petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam kedua bentuk tersebut.

Hadits menurut bahasa berarti al-jadid (sesuatu yang baru), lawan kata dari al-qadim (sesuatu yang lama). Hadits juga berarti al-khabar (berita) yaitu sesuatu yang di percakapakan dan di pindahkan dari seseorang kepada orang lain. Sedangkan pengertian hadits secara terminologi ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi saw, berupa perkataan, perbuatan, taqrir, dan sifatnya.

Hadits adalah segala ucapan, perbuatan, dan keadaan Nabi Muhammad saw berupa ucapan, perbuatan, takrir (peneguhan kebenaran dengan alasan). Menurut ahli Ushul Fiqih Hadits adalah segala perkataan, perbuatan, dan takrir Nabi Muhammad saw yang bersangkut paut dengan hukum.

(34)

Adapun berdasarkan kedudukannya Alquran dan hadits sebagai pedoman hidup dan sumber ajaran Islam, antara satu dengan yang lainnya tidak dapat di pisahkan. Alquransebagai sumber pertama memuat ajaran- ajaran yang bersifat umum dan global, yang perlu di jelaskan lebih lanjut dan terperinci. Di sinilah hadits menduduki dan menempati fungsinya sebagai sumber ajaran kedua ia menjadi penjelas (mabbayin) isi kandungan Alquran.

b). Tujuan Pembelajaran Alquran Hadits

Tujuan merupakan salah satu faktor yang terdapat dalam pembelajaran, dengan kata lain bahwa kegiatan pembelajaran itu adalah satu peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan di laksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tujuan pembelajaran Alquran hadits yaitu memberikan bekal kepada anak didik/ siswa agar dapat menggali dan mendalami isi ajaran yang meliputi membaca, menulis, mengartikan, dan mencari makna yang terkandung di dalamnya, sehingga Alquran dan Hadits sebagai pedoman hidup umat Islam dapat terpelihara dan dapt di amalkan nilai-nilai ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Alquran tidak lepas dari tujuan Allah SWT menciptakan manusia itu seindiri, yaitu pendidikan penyerahan diri secara ikhlas kepada sang Kholik yang mengarah pada tercapainya kebahagiaan hidup dunia maupun akhirat, sebagaimna Firman-nya dalam (QS. Adz-Dzariyat: 56) :

Terjemahan: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-ku (QS Adz-Dzariyat (51) : 56).

(35)

Menurut Armai Arief (2007:175), menyatakan:

bahwa tujuan pendidikan dalam Alquran adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok, sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah SWT. dan kholifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang diciptakan Allah.

Adapun pembelajaran Alquran Hadits di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari Alquran Hadits serta menanamkan pengertian, pemahaman, pengahayatan isi kandungan ayat- ayat Alquran Hadits untuk mendorong, membina dan membimbing ahlak dan perilaku siswa agar berpedoman kepada dan sesuai dengan isi kandungan ayat-ayat Alquran Hadits.

(36)

28

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dalam hal ini peneliti berusaha memberikan gambaran tentang pemanfaatan audio visual dalam meningkatkan hasil belajar Alquran Hadits pada siswa MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

Suharsimi Arikunto (2007: 117), menyatakan:

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis yakni penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan memberikan gambaran mendalam terhadap suatu organisasi atau lembaga tertentu yang akan di amati.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi Penelitian ini di laksanakan di MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Lokasi penelitian ini di tetapkan berdasarkan pertimbangan karena masih banyak siswa di sekolah tersebut yang memiliki nilai rendah dalam mata pelajaran Alquran Hadits dan adanya dukungan dari kepala sekolah dan guru terhadap pelaksanaan penelitian ini.

(37)

Objek dalam penelitian ini adalah Guru dan Siswa MTs.

Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

C. Variabel Penelitian

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Pemanfaatan audio visual (Indevendent Variabel) yaitu variabel yang menyebabkan terjadinya atau berubahnya variabel terikat.

2. Hasil belajar (devendent Variabel) yaitu variabel yang di pengaruhi oleh intensitas variabel bebas.

D. Defenisi Operasional Variabel

Dalam rangka memahami secara utuh uraian penelitian dalam penelitian ini. Adapun defenisi operasional adalah:

1. Media audio visual adalah media penyampaian informasi yang memiliki karakteristik audia (suara) dan visual (gambar).

2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat di amati sesudah mengikuti kegiatan belajar dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan. Dengan demikian, untuk mengetahui defenisi secara operasional dari judul penelitian ini adalah pemanfaatan audio visual dalam meningkatkan hasil belajar Alquran Hadits pada siswa di MTs.

Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

(38)

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah sejumlah penduduk atau kelompok individu benda, atau unsur yang diteliti/diselidiki dalam pelaksanaan penelitian, karena itu merupakan salah satu bagian yang di perlukan untuk memecahkan suatu masalah untuk menunjang keberhasilan penelitian itu sendiri yang merupakan menifestasi dari cara manusia dalam mencari dan menemukan pengetahuan yang dilakukan secara ilmiah (berdasarkan fakta, data secara empiris), sistematis atau mengikuti suatu aturan tertentu dan logis sesuai dengan daya analisis manusia.

Suharmisi (Arikunto, 2007:102), menyataan populasi yaitu

‘’kesluruhan gejala-gejala peristiwa atau fakta-fakta yang menjadi objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada diwilayah penelitian itu, merupakan penelitian populasi’’.

Berpangkal dari defenisi tersebut, maka peneliti dapat menarik suatu kesimpulan dengan melihat unsur-unsur persamaan dan perbandingan (comparative) bahwa populasi adalah keseluruhan dari umber daya yang menjadi objek penelitian benda, tempat, manusia dan sebagainaya.

Untuk lebih memahami tentang populasi dalam penelitian, berikut di sajikan data guru dan siswa yang ada di MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, yang

(39)

terdiri satu guru dari tiga kelas dengan jumlah populasi sebanyak orang yang di tampilkan dalam tabel berikut :

Tabel I Keadaan populasi

No Objek Jumlah

1. Guru 1 orang

2. Kelas VII 25 orang

3. Kelas XIII 13 orang

4. Kelas IX 27 orang

Total 66 orang

Sumber Data: MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

2. Sampel

Nasution (1982:99), menyatakan bahwa ‘’sampel adalah kesimpulan yang merupakan generalisasi, yang dianggap berlaku bagi keseluruhan populasi itu’’.

Sudjana (1996: 6), menyatakan ‘’sampel merupakan bagian yang diambil dari populasi, seluruh populasi dianggap sam dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel penelitian’’.

Mardalis (1993: 55), menyatakan:

mengungkapkan bahwa ‘’sampel merupakan sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian, Tujuan penentuan sampel ialah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati sebagian dari populasi, suatu

(40)

reduksi terhadap sejumlah objek penelitian. Tujuan lain dari penentuan sampel adalah untuk mengemukakan dengan tepat sifat-sifat umum dari populasi dan untuk menarik generalisasi dari hasil penyelidikan.

Suharsimi Arikunto (2002:111), menyatakan bahwa ‘’apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi’’.

Cholid Narbuko (2003:109), menyatakan ‘’sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal tetapi walaupun mewakili sampel bukan merupakan duplikat dari populasi’’.

Karena jumlah populasi kurang dari 100 orang maka sampel dalam penelitian ini menjadi penelitian populasi. Penentuan besarnya sampel yang dipilih berdasarkan teori Suharsimi Arikunto (1996: 120), bahwa ‘’popilasi yang objeknya kurang daro 100, lebih baik diambil semua sehingga menjadi penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah objeknya lebih besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih’’.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang di gunakan oleh openeliti dalam melaksanakan tugas yang di sesuaikan dengan instrumen yang di gunakan. Dalam penelitian ini, instrumen yang di gunakan bertujuan mendapatkan data informasi yang dapat di pertanggung jawabkan.

(41)

Instrumen ini di harapkan dapat membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian dan mempermudah mendapatkan informasi guna melengkapi hasil penelitian.

Adapun instrumen yang dimaksud sebagai berikut:

1. Pedoman wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi dan komunkasi yang di lakukan secara berhadapan.

2. Angket

Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang harus di jawab, secara tertulis oleh responden. Angket merupakan instrumen dalam teknik komunikasi, dengan demikian data yang di himpun bersifat informasi tanpa penjelasan berupa pendapat, buah pikir, ungkapan, dan lain-lain.

3. Catatan Dokumentasi

Teknik dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data melalui dokumen-dokumen sekolah sesuai dengan permasalahan serta bukti fisik dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan berupa jumlah murid, hasil belajar siswa MTs Muhammadiyah Cambajawaya.

G. Teknik Pengumpulan Data

(42)

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pengamatan (observasi)

Pengamatan yang di lakukan yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung. Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap proses belajar yang berlangsung pada siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Alquran Hadits.

2. Library reseach

Suatu metode yang di gunakan dalam mengumpulkan data dengan jalan membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan materi yang di bahas dalam skripsi ini dengan menggunakan teknik-teknik kutipan.

3. Wawancara

Wawancara adalah salah satu bentuk atau alat instrumen yang sering di gunakan dalam penelitian atau dalam pengumpulan data, yang tujuannya untuk memperoleh keterangan secara langsung dari responden. Oleh sebab itu jika teknik ini di gunakan dalam penelitian maka perlu di ketahui terlebih dahulu sasaran maksud dan masalah yang di butuhkan oleh sipeneliti, sebab dalam suatu wawancara dapat di peroleh keterangan yang berkaitan dan ada kalanya tidak sesuai

(43)

dengan maksud peneliti. Oleh karena itu sebelum melakukan wawancara kepada responden.

4. Angket.

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis digunakan untuk untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

5. Tes

Sumber data ini di peroleh dengan melakukan tes tertulis di akhir pertemuan pada setiap siklus. Untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah di ajarkan dalam proses belajar- mengajar.

6. Dokumentasi

Teknik dokumentasi di maksudkan untuk memperoleh data melalui dokumen-dokumen sekolah sesuai dengan permasalahan serta bukti fisik dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan berupa jumlah murid, hasil belajar murid, lembar observasi murid MTs. Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif, yaitu menjawab dan memecahkan masalah dengan melakukan pemahaman

(44)

dan pendalaman secara menyeluruh dan utuh dari obyek yang di teliti guna mendapatkan kesimpulan yang bersifat deskriptif sesuai dengan kondisi dan waktu. Adapun data yang di peroleh melaui wawancara dan observasi dianalisis secara kualitatif. Sedangkan hasil belajar yang di peroleh siswa akan di analiis secara kuantitaif kemudian di deskriptifkan secara sistematis sehingga dapat di peroleh suatu kesimpulan, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

∑FX

M = X 100 n

( Umar, 2007: 15), menyatakan:

Di mana:

M : Mean (rata-rata)

∑FX : Jumlah nilai n : Jumlah siswa

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.

1. Sejarah singkat MTs Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

Sekolah Madrasah Tsanawiyah ini adalah satu dari lembaga pendidikan yang memiliki komitmen pada penerapan keimanan dan ketakwaan terhadap agama islam. MTs Muhammadiyah Cambajawaya berdiri pada tahun 1988, atas inisiatif salah satu tokoh masyarakat, karena jauhnya jangkauan pendidikan sehingga sekolah ini dibangun meskipun dalam keadaan yang sangat sederhana. Madrasah Tsanawiyah ini merupakan yayasan yang berstatus swasta dan berada dibawah naungan Kementerian Agama.

2. Visi dan Misi a. Visi

MTs Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa adalah:

Beriman dan Bertakwa Terdidik dan Terlatih b. Misi

Adapun misi MTs Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa adalah :

37

(46)

1. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan 2. Mengembangkan wawasan kebangsaan

3. Membentuk manusia yang cerdas dan terampil

Demikianlah lembaga pendidikan tersebut sebagai wadah untuk memebina ilmu pengetahuan yang diharapkan benar-benar difungsikan oleh siswa untuk menjadi pola dasar dalam mengarungi kehidupan dunia modern dewasa ini.

3. Keadaan Tenaga pengajar MTs Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

a. Keadaan Tenaga Pengajar dan Karyawan Tabel. 2

Keadaan tenaga pengajar (Guru) MTs Muhammadiyah Cambajawaya

No Nama Tempat/ Tanggal

Lahir

Pendidikan

Terakhir

Nip

Jabatan

1 Dra. Hj. ST. Musyawarah Gowa 12-6-1967 S1 Kepala Sekolah

2 Dra. Hj. ST. Muliati Gowa 31-12-1962 S1 Wakil Kepala Sekolah

3 Syamsuddin S. Pd Gowa 28-3-1970 S1 Guru

4 Roslina S, Pd Cambajawaya 9-3-1978 S1 Guru

5 Muh. Ishak S, Pd Bunea 12-11-1975 S1 Guru

6 Zainuddin S, Pd. I Cambajawaya 3-2-1983 S1 Guru

7 ABD. Rahman S, Pd. I Allu 25-6-1983 S1 Guru

(47)

8 ST. Yuniarti S, Pd Likuboddong 26-4-1982 S1 Guru

9 Roslina S, Pd Gowa 28-5-1980 S1 Guru

10 Rahmawati I. A, Ma K Daeng 6-4-1982 D3 Guru

11 ST. Bidasari S, Pd K Daeng 23-7-1989 S1 Guru

12 Nur Wahidah Talakalabbua 4-4-1989 - Guru

13 Muh. Ilyas Cambajawaya 6-6-1986 - Bujang Sekolah

Sumber Data : Dokumentasi MTs Muhammadiyah Cambajawaya.

a. Keadaan Siswa

Tabel 3

Keadaan siswa MTs Muhammadiyah Cambajawaya

No Kelas

Jenis kelamin

Jumlah Siswa Laki-Laki Perempuan

1 Kelas I 14 11 25

2 Kelas II 6 7 13

3 Kelas III 19 8 27

Jumlah 39 26 65

Sumber Data : Kantor Tata Usaha MTs Muhammadiyah Cambajawaya.

b. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat menunjang proses belajar mengajar.

Dengan kata lain bahwa keberhasilan pengajaran bukanlah semata-mata

(48)

ditentukan oleh tingkat kemampuan siswa menerima pelajaran, guru selaku sutradara dalam proses pengajaran, namun ada faktor lain yang tidak bisa diabaikan, yakni fasilitas atau sarana dan prasarana yang ada pada sekolah tersabut.

Fasilitas yang dimiliki oleh MTs Muhammadiyah Cambajawaya sudah memadai untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan kondusif. Hal ini dapat dilihat dari adanya ruangan belajar, Ruangan Kantor, dan fasilitas pendukung lainnya.

Tabel 4

Sarana dan prasarana MTs Muhammadiyah Cambajawaya

No Sarana dan prasarana

Keterangan

Jumlah

Baik Rusak

1. Ruang kepala Sekolah 1 - 1

2 Ruang Guru 1 - 1

3 Ruang Perpustakaan 1 - 1

4 Lemari 7 - 7

5 Meja guru 7 - 7

6 Kursi Guru 7 - 7

7 Bangku Siswa 60 - 60

8 Meja siswa 60 - 60

9 Papan Tulis 3 - 3

(49)

10 Papan Potensi Data 3 - 3

11 Papan Absen Umum 1 - 1

12 Papan Pengumuman 1 - 1

13 Televisi - 1 1

14 Komputer 18 - 18

15 Laptop 1 - 1

Sumber Data : dokumentasi MTs Muhammadiyah Cambajawaya, Tahun 2013.

Melihat tabel diatas maka MTs Cambajawaya mempunyai sarana yang cukup dimana dengan alat lengkap sehingga siswa dapat kreatif praktek tentang pelajaran Alquran Hadits, sedangkan perpustakaan sendiri memiliki buku bacaan yang cukup.

B. Pemanfaatan Media Audio Visual Pada Pembelajaran Alquran Hadits di MTs Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

1. Penerapan Media Audio Visual

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam mendukung keberhasilan proses belajar mengajar itu. Media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media pendidikan adalah suatu bagian yang integral dari proses pendidikan dan

(50)

merupakan satu aspek yang harus dikuasai oleh setiap guru dalam menjalankan fungsi profesionalnya.

salah satu media yang dapat di gunakan dalam pembelajaran Alquran Hadits adalah media audio visual. Dengan penggunaan media pembelajaran audio visual ini di harapkan dapat mengatasi masalah yang ada. Media audio

visual merupakan salah satu alternatif dalam melakukan proses pembelajaran. Audio visual pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana alternatif dalam mengoptimalkan proses pembelajaran di karenakan beberapa aspek antara lain: mudah di kemas dalam proses pembelajaran, lebih menarik untuk pembelajaran, dapat di perbaiki setiap saat. Dengan pemanfaatan media audio visual materi pelajaran dapat lebih menarik, dan juga pembelajaran dapat lebih interaktif.

Dalam pelaksanaan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dari bidang studi Alquran hadits dengan memanfaatkan audio visual berbentuk VCD. Sebelum menyampaikan materi terlebih dahulu guru mempersiapkan VCD yang akan diperlihatkan kepada siswa. Dengan mempersiapkan kebutuhan pengajaran, pelaksanaan pembelajaran yang disampaikan guru dapat berjalan efektif, inovatif, menyenangkan dan tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Mempelajari media VDC, kemudian guru melakukan observasi terhadap media VCD, sebelumnya guru melakukan pencatatan : pertama, mempelajari media pembelajaran VCD kemudian disesuaikan dengan bidang studi Alquran hadits. Setelah melakukan

(51)

observasi pada VCD guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam pembelajaran terlebih dahulu mempersiapkan perlengkapan media yang akan diajarkan kepada siswa, mengkordinir keadaan siswa agar pembelajaran kreatif, inovatif dan menyenangkan setelah itu disela-sela langkah-langkah pembelajaran guru memanfaatkan media VCD sebagai bahan ajar. Kegiatan belajar diawali dengan menerangkan materi pelajaran kemudian menayangkan VCD tentang materi pelajaran. Selama dalam proses pembelajaran, siswa sangat antusias dan merespon dengan baik terhadap tayangan VCD yang diperlihatkan, hal ini dikarenakan dengan menayangkan VCD merupakan hal yang baru bagi siswa dan siswa dapat secara langsung melihat materi pelajaran yang disajikan oleh guru.

Setelah diperlihatkannya VCD kemudian guru melakukan Tanya jawab mengenai materi yang sudah dipelajari kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa dalam materi dan seberapa efektif pelaksanaan pembelajaran menggunakan media VCD. Dari hasil Tanya jawab peneliti mengetahui atau memperoleh fakta bahwasanya terdapat keefektifan penggunaan media VCD terhadap pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari.

2. Efektifitas penggunaan media Audio Visual

Media dalam pembelajaran di sekolah sangat penting dalam menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Media menjadi alat bantu bagi

(52)

guru dan murid dalam proses belajar mengajar. Dengan media, pembelajaran menjadi mudah dipahami oleh murid dan juga media membantu guru menyampaikan materi kepada murid.

Sudjana (2002:99), menyatakan:

Tujuan penggunaan media yaitu membantu guru dan siswa agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien”. Jadi penggunaan media selain bertujuan untuk memudahkan murid dalam menerima materi pelajaran juga membantu guru dalam menyampaikan pelajaran kepada murid dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

Selanjutnya untuk mendapatkan data tenatang efektivitas metode demonstrasi dalam peningkatan pemahaman pelajaran Alquran hadits Siswa MTs Muhammadiyah Cambajawaya Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, maka indicator dari itu adalah sebagai berikut:

1. Pernyataan siswa tentang kesenangan dalam belajar Alquran Hadits 2. Kuantitas penerapan media audio visual dalam pembelajaran Alquran

Hadits.

Untuk lebih jelasnya berikut pembahasan dari hasil penelitian dengan menggunakan teknik distribusi angket dalam system skal likerrts dengan menggunakan alternative jawaban, lalu dianalisis dalam teknik deskriftif dengan menggunakan table-tabel sederhana dan persentase.

1. Pernyataan siswa tentang kesenangan dalam belajar Alquran Hadits

(53)

Tabel 5

Pernyataan siswa tentang kesenangan dalam belajar Alquran Hadits

No Jawaban Responden Frekuensi

Persentase (%)

1

Saya senang belajar Pendidikan Agama Islam

Sangat senang 22 88%

Senang 3 12%

Kurang Senang 0 0%

Tidak Senang 0 0%

Jumlah 25% 100%

Sumber data : Tabulasi angket No.1 2013

Pernyataan tentang siswa menyatakan sangat senang belajar Alquran hadits terdapat 22 orang atau 88% dan diantaranya menyatakan senang 3 orang atau 12 %. Siswa yang menyatakan sangat senang atau senang terhadap pelajaran Alquran hadits Membuktikan tentang kematangan dalam melihat fakta atau hal yang terjadi dalam dunia sekolah lebih khususnya kepada Guru Alquran hadits yang tentunya ada hal yang mengganjal dalam proses belajar mengajar sehingga anak tersebut memiliki jawaban yang

(54)

berbeda. Diantara siswa yang memiliki jawaban sangat senang belajar karena guru Alquran haditsnya baik.

a. Kuantitas penerapan media audio visual dalam pembelajaran Alquran Hadits.

Tabel 6

Daftar distribusi frekuensi penerapan media audio visual

No Pernyataan siswa Frekuensi

Persentase

%

2

Saya Senang Dengan media audio visual

Senang 21 84%

Kurang Senang 3 12%

Kadang-kadang 1 4%

Tidak senang 0 0%

Jumlah 25% 100%

Sumber data : tabulasi angket No. 2 2013

Pernyataan siswa yang menyatakan kesenangan terhadap penerapan media audio visual, terdapat 21 atau 84% orang siswa yang menyatakan senang, 3 orang siswa atau 12% yang menyatakan kurang senang, dan 1 orang siswa atau 4% yang menyatakan kadang-kadang. Ini menyatakan bahwa semua siswa yang menyatakan senang, kurang senang,

Gambar

Tabel I  Keadaan populasi
Tabel 7 DATA ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA PERTEMUAN I dan II  NO  NAMA  JK  Pertemuan  I  Ket  Pertemuan II  Ket

Referensi

Dokumen terkait

Alquran, maka kualitas membaca Alquran bagi anak didik (santri) dapat ditingkatkan. Setelah memiliki kualitas membaca Alquran dituntut untuk memahami dan menghayati

Interval nilai variable pendidikan agama islam dalam keluarga.. Sehingga dapat diketahui peranan perhatian orang tua terhadap perkembangan akhlak anak. Ini juga menunjukkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode kerja kelompok di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar sudah cukup efektif dari 35 siswa yang

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana persepsi Pengajar Sekolah Islam Tariq Pittayapat Phuket terhadap Bank Syariah beserta faktor yang mempengaruhi

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ke aktifan siswa dalam ruangan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran tutor sebaya dalam

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Mempelajari cara pengolahan data dari hasil kalkulasi citra RoI menggunakan microsoft excel untuk mendapatkan prediksi nilai BMI menggunakan regresi linear dan melihat korelasi

Proses yang telah berlangsung dengan baik dijaga dan dikendalikan agar tetap berada pada batas atas (UCL) dan batas bawah (LCL) dan dilakukan secara