• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1436 H / 2015 M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1436 H / 2015 M"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN TAMAN PENDIDIKAN ALQURAN (TPA) NURUL IHSAN DALAM MENINGKATKAN BACA TULIS

ALQURAN DI KELURAHAN PAI KEC. BIRINGKANAYA

KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

KURNIATI AGUSTINA NIM. 105 19 01338 11

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1436 H / 2015 M

(2)

i

Ihsan Dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran Di Kelurahan PAI Kec. Biringkanaya Kota Makassar Nama Penulis : Kurniati Agustina

Nim : 105 19 01338 11

Fak/Jurusan : Agama Islam / Pendidikan Agama Islam

Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diajukan dan dipertahankan dihadapan tim penguji ujian skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makasar.

Makassar, 02 Syawal 1436 H 18 Juli 2015 M

Disetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Maryam, M. Th.I Dra. St. Rajiah Rusydi, M. Pd.I NIP: 1960 1231 199303 2007 NIDN. 638 478

ii

(3)
(4)
(5)

i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penulis / peneliti yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar adalah hasil karya penulis / penelitian sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, dibuat atau dibantu secara langsung oleh orang lain baik keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal secara hukum.

Makassar, 02 Syawal 1436 H 18 Juli 2015 M

PENELITI

KURNIATI AGUSTINA

NIM: 105 19 01338 11

(6)

v

بِ سْ بِ رَّلا بِ مَ سْ رَّلا بِ لّٰلا بِ سْ بِ

مَ مَلمَ دُ مَ رَّ ا مَ دُو لرَّلا مَ مَ سْ بِ مَل لاسْ بِّ مَل بِ لّٰلبِا دُ سْ مَ سْا

فِ شْرَ

بِ بِا مَلمَ مَ مَ سْ بِلمَ سْلدُ اسْ مَ بِءآمَ بِ سْنمَلأسْ

دُ سْلمَ رَّ مَ مَ سْ بِلمَ سْ مَ بِ بِ سْ مَلمَ

...

Segala puji dan syukur peneliti ucapkan atas segala kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt, sehingga sampai pada saat ini peneliti masih dalam keadaan sehat wal afiat. Serta salam dan shalawat peneliti peruntukkan kepada Nabi Muhammad Saw.

Mempelajari dan memahami Alquran banyak manfaat yang didapat bagi masyarakat atau manusia, sehingga peneliti merasa tertarik untuk meneliti di Taman Pendidikan Alquran (TPA) tersebut dan mengkaji seperti apa Peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran Di Kelurahan PAI Kec. Biringkanaya Kota Makassar.

Peneliti sadar bahwa dalam menyusun skripsi ini banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi, namun berkat nasehat serta motivasi yang diberikan oleh pihak yang bersangkutan, Alhamdulillah skripsi ini akhirnya dapat peneliti selesaikan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang tercinta

(7)

vi

1. Kepada kedua orang tua peneliti Bapak H. Thamrin dan Ibu Hj. Fatimah yang selama ini membimbing, mengasihi, mengasah, dan mengasuh peneliti dari kecil sampai sekarang, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dan peneliti memohon kepada Allah Swt, semoga senantiasa mengasihi dan melindungi mereka sebagaimana mereka mengasihi dan mengasuh peneliti dari lahir sampai sekarang ini.

2. Kepada Bapak Dr. Irwan Akib, M. Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Kepada Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd.i selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kepada Ibu Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam.Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Kepada Ibu Dr.Hj.Maryam.M. Th.i dan Ibu Dra. St. Rajiah Rusydi, M.Pd.i selaku pembimbing yang selama ini memberikan bimbingan nasehat serta arahannya kepada peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Kepada Bapak dan Ibu Dosen yang juga selama ini telah melakukan transformasi ilmu dan nilai kepada peneliti, sehingga peneliti mendapat tambahan ilmu, wawasan dan pengalaman.

7. Dan terakhir, kepada Muhammad Darling Dahlan, Ernawati Thamrin, teman- teman kelas C dan kepada pihak-pihak yang selama ini juga turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya kepada Allah Swt, peneliti memohon semoga semua pihak yang telah memberikan bantuannya baik moril dan materil mendapat balasan dan amal

(8)

vii

02 Syawal 1436 H Makassar, ---

18 Juli 2015 M

PENELITI

KURNIATI AGUSTINA

NIM: 105 19 01338 11

(9)

viii ABSTRAK

Kurniati Agustina, 105190133811 “Peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran Di Kelurahan PAI Kec. Biringkanaya Kota Makassar”. (dibimbing oleh Hj.

Maryam dan St. Rajiah Rusydi)

Skripsi membahas 1). Bagaimana peranan Taman Pendidikan Alquran Nurul Ihsan dalam upaya meningkatkan baca tulis Alquran di Kelurahan PAI Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. 2). Bagaimana kendala guru Taman Pendidikan Alquran dalam meningkatkan baca tulis Alquran di TPA Nurul Ihsan Kelurahan PAI Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. 3). Bagaimana usaha guru Taman Pendidikan Alquran dalam meningkatkan baca tulis Alquran di TPA Nurul Ihsan Kelurahan PAI Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dan dianalisa secara deskriptif kualitatif yang dilakukan di Kelurahan PAI Kec.

Biringkanaya Kota Makassar sebagai lokasi penelitian. Sebagai variabel dalam penelitian ini adalah Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan, sebagai variabel X (bebas) dan peningkatan baca tulis Alquran, sebagai variabel Y (terikat). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri dan guru yang berjumlah 63 orang, adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah dari jumlah populasi sebanyak 63 orang. Sedangkan dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode presentatif.

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa penelitian yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei menyatakan bahwa Taman Pendidikan Alquran (TPA) Sangat Berperan Dalam Meningkatkan Kualitas Baca Tulis Alquran Anak Di Kelurahan PAI Kec. Biringkanaya Kota Makassar.

Hasil dalam penelitian ini adalah Taman Pendidikan Alquran (TPA) sangat berperan dalam meningkatkan kualitas baca tulis Alquran anak, santri di Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan sebanyak 92% yang sudah fasih membaca Alquran, hal itu membuktikan bahwa santri TPA Nurul Ihsan mampu menghasilkan generasi-generasi Qurani. Disamping itu kualitas guru-guru mengaji melalui keterampilan metodologi mengajar Alquran. Adapun faktor penghambat santri dalam baca tulis Alquran adalah kurangnya kedisiplinan santri serta kurangnya motivasi dari orang tua terhadap pentingnya pendidikan wawasan Alquran, faktor pendukungnya adalah suasana Taman Pendidikan Alquran (TPA) yang bernuansa Islami, sehingga para santri tenang dalam belajar, mudah memahami pembelajaran yang diberikan guru serta sarana dan prasarana yang mendukung.

(10)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI……… ... iii

HALAMAN PENGESAHAN……….. ... iv

HALAMAN KATA PENGANTAR……… ... v

HALAMAN ABSTRAK……….. ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... .. 5

C. Tujuan Penelitian... .. 6

D. Kegunaan Penelitan... . 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peranan Taman Pendidikan Alquran ... 7

1. Pengertian Taman Pendidikan Alquran ... 7

2. Tujuan Taman Pendidikan Alquran... 8

3. Taman Pendidikan Alquran Wadah Pembelajaran Alquran Bagi Anak... 9

B. Analisis Tentang Baca Tulis Alquran ... 12

1. Pengertian Baca Tulis Alquran ... 12

2. Tujuan Pelaksanaan Pengajaran Baca Tulis Alquran ... 17

3. Metode dan Teknik Yang Digunakan Guru Dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran………... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 29

B. Lokasi dan Objek Penelitian... .. 29

C. Variabel Penelitian... . 30

D. Definisi Operasional Variabel………... 30

E. Populasi dan Sampel... 31

F. Instrumen Penelitian... .. 33

(11)

x

G. Teknik Pengumpulan Data... .. 34 H. Teknik Analisis Data... .. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian... 37 B. Peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan... 38 C. Kualitas Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan... 44 D. Faktor Penghambat Dan Pendukung Taman Pendidikan Alquran

(TPA) Nurul Ihsan... 50 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 54 B. Saran-saran... 55 DAFTAR PUSTAKA... 57 LAMPIRAN

(12)

xi

Tabel 2. Keadaan Sampel ... 33 Tabel 3. Daftar Tabulasi Taman Pendidikan Alquran (TPA) Menjadi

Faktor Pendukung Dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran.. ... 41 Tabel 4. Daftar Tabulasi Metode Tertentu Yang Diterapkan Guru

Dalam Mempermudah Santri Baca Tulis Alquran ... 42 Tabel 5. Daftar Tabulasi Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan

Mewajibkan Santri Untuk Fasih Dalam Membaca Alquran ... 43

Tabel 6. Daftar Tabulasi Kemampuan Santri menulis Alquran Dengan Baik Dan Benar ... 44 Tabel 7. Daftar Tabulasi Membaca Dan Menulis Alquran Itu Berat ... 46 Tabel 8. Daftar Tabulasi Ada Sanksi Tersendiri Dari Guru Jika Tidak

Mampu Baca Tulis Alquran ... 47 Tabel 9. Daftar Tabulasi Santri Senang Mengikuti Pembelajaran Baca

Tulis Alquran 48

Tabel 10. Daftar Tabulasi Guru Selalu Menugaskan Santri Untuk Membaca Alquran... 48 Tabel 11. Daftar Tabulasi Guru Selalu Menugaskan Santri Untuk

Menulis Alquran 49

Tabel 12. Daftar Tabulasi Santri Butuh Suasana Yang Tenang Untuk

Baca Tulis Alquran 50

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Tahun 1994, tujuan pembelajaran Alquran sebagai salah satu unsur pokok bidang Studi Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan menengah (SMP dan SMA), anak dituntut memiliki 4 (empat) kemampuan yaitu: 1) fasih membaca surah-surah Alquran pilihan 2) menyalinnya dengan baik 3) mengartikan dengan benar, dan 4) menjelaskan isi kandungannya.

Berkenaan dengan kualitas membaca ayat Alquran yaitu benar bacaannya, baik dan lancar dalam melafalkannya, tepat dan sesuai dari segi makhraj dan ilmu tajwidnya. Sedangkan dari segi penulisan ayat Alquran yaitu:

“Benar dalam menuliskannya, baik dalam menuliskan bentuk- bentuk huruf dan tanda-tanda bacanya, serta benar dalam cara menyambung kata-kata (mufradat/kosa kata kalimat)-nya.”

(Munawiroh, 2007: 1)

Dalam kurikulum 2004 dijelaskan bahwa kompetensi dasar untuk Aspek Alquran diukur dengan indikator anak dapat: 1) membaca dengan fasih, 2) menjelaskan penerapan ilmu tajwid, dan 3) menyimpulkan kandungan surah-surah Alquran. Dengan demikian maka peningkatan anak dalam belajar Alquran penekanannya pada kefasihan dalam membaca. Pada saat membaca anak sudah menerapkan secara praktis

1

(14)

ilmu tajwid serta memahami isi kandungan surah-surah Alquran yang dipelajarinya.

Hingga saat ini masih banyak orang mempertanyakan keberhasilan pendidikan agama di sekolah, salah satunya yaitu kenyataan anak setelah belajar selama 12 tahun (SD, SLTP dan SMA/K), umumnya tidak mampu membaca dan menulis Alquran dengan baik. Karena itu diperlukan pelajaran tambahan khusus untuk belajar membaca Alquran yaitu Taman Pendidikan Alquran (TPA). Berkenaan dengan peningkatan baca tulis Alquran, anak telah mulai belajar membaca dan menulis huruf Alquran pada usia sekolah dasar dan mereka belajar Alquran di pengajian-pengajian (Taman Pendidikan Alquran) melalui guru (ustazh/ustazah) maupun dalam lingkungan keluarga sendiri.

Untuk meningkatkan baca tulis Alquran anak dilakukan Gerakan Bebas Buta Aksara Alquran, juga perlu meningkatkan kualitas guru-guru mengaji (TPA) di tempat pengajian, non-lembaga yang masih diminati oleh masyarakat melalui pemberian keterampilan metodologi mengajar Alquran sehingga anak memiliki kemampuan yaitu membaca, menulis, mengartikan dan menjelaskan isi kandungan yang terdapat dalam Alquran. Dua kemampuan yaitu membaca dan menulis Alquran diharapkan diperoleh pula oleh anak (sebelumnya) dari belajar di lingkungan keluarga.

Pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak, baik dalam kehidupan individu, keluarga, maupun bangsa dan negara.

(15)

3

Karena pada prinsipnya kualitas hidup suatu bangsa tidak hanya dapat dinilai dari kualitas pembangunan fisik saja, tetapi yang lebih utama adalah kualitas manusianya.

Dengan demikian pendidikan tidak lain adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, sesuai dengan fungsi pendidikan nasional yaitu : “Mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat hidup manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional”.

Adapun Pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim yang bertujuan untuk menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan manusia sesamanya, untuk kepentingan hidup di dunia dan di akhirat.

Taman Pendidikan Alquran (TPA) adalah lembaga pendidikan dan pengajaran Islam untuk anak-anak usia 7-12 tahun, yang menjadikan santri membaca Alquran dengan benar sebagai target pokoknya. (Syamsuddin MZ, 2004:2)

Taman Pendidikan Alquran didirikan oleh lembaga penyelenggara di tengah-tengah masyarakat komunitas muslim. Yang keberadaannya dimaksudkan untuk mendukung usaha pemerintah menuju tercapainya tujuan Pendidikan Nasional dan dalam pembinaan Akhlak. Penyelenggara Taman Pendidikan Alquran mendapat dukungan positif dari lembaga- lembaga pengajian atau pendidikan, dan mendapat perhatian serta respon dari pemerintah.

(16)

Taman Pendidikan Alquran merupakan lembaga keagamaan yang akan mengembangkan pengetahuan masyarakat di bidang peningkatan pembacaan Alquran yang tidak benar di masyarakat. Sebab telah diketahui bersama bahwa Alquran merupakan petunjuk bagi umat manusia dan dijadikan sebagai pedoman hidup.

Mempelajari Alquran sebaiknya dimulai sejak masa kanak-kanak tetapi kesempatan yang demikian itu sekarang sudah sangat langka. Para anak banyak yang lupa atau tidak mendapat kesempatan untuk hal itu.

Mereka terlena untuk mengejar pendidikan yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari yaitu ilmu pengetahuan duniawiyah. Akhirnya umur yang terus bertambah dan ilmu yang semakin tinggi melupakan mereka untuk mempelajari Alquran. Dengan adanya Taman Pendidikan Alquran (TPA) dapat membantu anak yang ingin mempelajari Alquran.

Mempelajari dan memahami Alquran banyak manfaat yang didapat bagi masyarakat atau manusia, mengingat isi kandungan Alquran yang penuh dengan petunjuk dan sekaligus menjadi kewajiban umat manusia untuk mempelajari Alquran. Sebagaimana firman Allah Swt dalam (QS. al-An’am (6):155).



















Terjemahnya:

(17)

5

“Dan ini adalah kitab (Alquran) yang kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat”.

(Departemen Agama RI, 2006:128)

Ayat tersebut di atas, menunjukkan bahwa Alquran diberkahi, yang berisi berbagai petunjuk kebaikan untuk kepentingan manusia. Oleh karena itu, manusia diperintahkan agar mengikuti dan mempelajari Alquran supaya diberi rahmat dan petunjuk oleh Allah Swt di dunia maupun di akhirat kelak.

Dari beberapa pengertian di atas serta tujuannya masing-masing.

Peneliti tertarik untuk menelusuri dan mencari Peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran Di Kelurahan PAI Kec. Biringkanaya Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil beberapa rumusan masalah, antara lain :

1. Bagaimana peranan Taman Pendidikan Alquran Nurul Ihsan dalam upaya meningkatkan baca tulis Alquran di Kelurahan PAI?

2. Bagaimana kendala guru Taman Pendidikan Alquran dalam meningkatkan baca tulis Alquran di TPA Nurul Ihsan Kelurahan PAI?

3. Bagaimana usaha guru Taman Pendidikan Alquran dalam meningkatkan baca tulis Alquran di TPA Nurul Ihsan Kelurahan PAI?

(18)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan-tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peranan Taman Pendidikan Alquran Nurul Ihsan dalam meningkatkan baca tulis Alquran di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hambatan pengajaran baca tulis Alquran di TPA Nurul Ihsan Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar .

3. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengajaran baca tulis Alquran di TPA Nurul Ihsan Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dalam penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Menumbuh wawasan dan memperdalam Khasanah pengetahuan peneliti terutama sekitar pengetahuan tentang pembinaan dan pengajaran baca tulis Alquran pada TPA.

2. Dengan tulisan ini dapat memberikan kontribusi pemikiran baru untuk dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru mengaji.

3. Menjadi bahan bacaan serta bahan rujukan terhadap penelitian serupa ditempat lain dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam.

(19)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peranan Taman Pendidikan Alquran 1. Pengertian Taman Pendidikan Alquran

Taman Pendidikan Alquran merupakan salah satu pendidikan luar sekolah yang mempunyai peranan sebagai mitra pemerintah dalam menyelenggarakan program-program pendidikan, khususnya dalam bidang keagamaan dan kegiatan guna memberikan dukungan nyata atas keputusan pemerintah tentang pentingnya pengetahuan pengentasan baca tulis Alquran, serta dalam upaya penghayatan dan pengamalan Alquran dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber pada Alquran dan As-sunnah. (Warsidi Edi, 2006:32)

Dalam pengajaran Alquran pada TPA dibatasi dan disesuaikan dengan taraf perkembangan anak, yaitu usia 4-6 tahun dan usia 7-12 tahun.

TPA yaitu lembaga non formal tingkat dasar yang bertujuan memberikan bekal dasar kepada anak-anak usia 4-6 tahun dan usia 7-12 tahun agar menjadi generasi yang sholeh-sholehah, yang mampu dan gemar membaca, memahami dan mengamalkan Alquran dalam kehidupan sehari-hari. (M. Budianto, 2006:4)

Keberadaan TPA berdasarkan pada firman Allah (QS. at-Tahrim (66):6).















































(20)

Terjemahnya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

(Departemen Agama RI, 2006: 560)

Dari ayat tersebut di atas, usaha untuk menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka adalah melalui pendidikan dan pengajaran Alquran.

Mempelajari, membaca, mengajarkan dan mengamalkan Alquran adalah suatu kewajiban bagi seluruh umat Islam.

2. Tujuan Taman Pendidikan Alquran 1.) Tujuan Taman Pendidikan Alquran

Taman Pendidikan Alquran sebagai lembaga pendidikan non- formal mempunyai tujuan kelembagaan sebagai berikut:

a. Membantu mengembangkan potensi anak kearah pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan keagamaan, melalui pendekatan yang disesuaikan dengan lingkungan dan taraf pengembangan anak, berdasarkan tuntutan Alquran dan As- sunnah.

b. Mempersiapkan anak agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan keagamaan yang telah dimilikinya melalui program-program pendidikan lanjutannya.

(21)

9

2). Tujuan Pengajaran Taman Pendidikan Alquran

Tujuan pengajaran TPA mempunyai persamaan dan perbedaan tertentu disesuaikan dengan taraf perkembangan daya serap dan pengalaman belajar pada masing-masing kelompok usia anak didik (santri) tersebut. Bahan pengajarannya sendiri disusun dalam bentuk paket pengajaran, yang terdiri dari paket pengajaran materi pokok (bacaan iqra‟, hafalan surah pendek, latihan praktek shalat) dan materi penunjang (doa dan adab harian).

Tujuan pengajaran Taman Pendidikan Alquran (TPA) yaitu:

1) Santri dapat mengagumi dan mencintai Alquran sebagai bacaan istimewa dan pedoman utama.

2) Santri dapat membaca Alquran dengan lancar dan fasih serta memahami hukum-hukum bacaannya berdasarkan kaidah ilmu tajwid.

3) Santri dapat mengerjakan shalat lima waktu dengan tata cara yang benar dan menyadari sebagai kewajiban sehari- hari.

4) Santri dapat menguasai sejumlah hafalan surah pendek dan do‟a harian.

5) Santri dapat mengembangkan perilaku sosial yang baik sesuai dengan tuntunan Islam.

6) Santri dapat menulis huruf Arab dengan baik dan benar.

(Syamsuddin MZ, 2004: 25)

3. Taman Pendidikan Alquran Wadah Pembelajaran Alquran Bagi Anak

a. Pengertian Pembelajaran Anak

Pembelajaran anak adalah bagaimana seorang anak kemudian mengelolah pesan yang diberikan guru (ustazh/ustazah) maupun orang tua sehingga menjadi tahapan-tahapan perubahan dalam diri anak,

(22)

pembelajaran ini bisa saja terjadi di lingkungan sekolah namun pembelajaran anak juga bisa terjadi dalam lingkungan keluarga.

“Belajar merupakan suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku yang merupakan hasil penguatan”. (Ahmad Tafsir, 2001: 60)

Dapat kita pahami ketika anak diinginkan berhasil dalam belajar, maka anak itu harus dibantu dengan penguatan (reinforcement) sehingga tujuan belajar dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan keluarga.

“Belajar adalah suatu proses adaptasi yang berlangsung progresif berdasarkan eksperimennya, kemudian akan menghasilkan sesuatu yang maksimal jika diberi penguat”. (Netty Hartati, 2004: 53)

Dapat disimpulkan bahwa tercapainya pembelajaran merupakan sebuah kesengajaan, keaktifan dan motivasi dari pihak guru (ustazh/ustazah) dan orang tua sehingga tercapailah kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam pembelajaran harus melibatkan pendidik (ustazh/ustazah) dan anak didik (santri) secara penuh dengan komunikasi dan pola pikir yang baik dan efektif dalam proses pembelajaran.

b. Faktor-faktor Psikologis Dalam Belajar Anak

Belajar adalah proses kegiatan untuk anak didik (santri). Adapun beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu : faktor intern (dari dalam) diri anak didik dan faktor ekstern (dari luar) diri anak didik.

(23)

11

Dengan adanya faktor psikologis dalam belajar akan memberikan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar yang optimal, tanpa adanya faktor psikologis, bisa jadi memperlambat pembelajaran dan menambah kesulitan belajar anak.

Adapun beberapa faktor psikologis dalam belajar sebagai berikut : 1) Motivasi

Seseorang akan berhasil dalam belajar, jika pada dirinya ada keinginan untuk belajar, keinginan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi. Motivasi dalam hal ini meliputi:

a) Mengetahui apa yang akan dipelajari

b) Memahami mengapa hal itu patut dipelajari

Dengan berpijak pada kedua unsur motivasi inilah sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar.

2) Konsentrasi

Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap perhatian pada situasi belajar, di dalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail sangat diperlukan sehingga dalam menerima materi pembelajaran murid dapat meningkatkan pemahamannya.

3) Reaksi

Di dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental, sebagai wujud reaksi. Pikiran dan otot-ototnya harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukannya.

(24)

4) Organisasi

Belajar dapat juga dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran kedalam suatu kesatuan pengertian.

5) Pemahaman

Dalam belajar unsur comprehension atau pamahaman itu tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur psikologi yang lain, dengan motivasi, konsentrasi, dan reaksi subjek belajar dapat mengembangkan ide-ide atau skill.

6) Ulangan

Lupa merupakan sesuatu yang tercela dalam belajar, tetapi lupa adalah sifat umum manusia, sehingga dengan itu untuk mengatasi kelupaan diperlukan kegiatan “ulangan”. (Jalaluddin Rahmat, 2000: 10)

Dari kutipan di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa faktor intern (dari dalam) dan faktor ekstern (dari luar) anak didik mempunyai dampak terhadap pembelajaran anak.

B. Analisis Tentang Baca Tulis Alquran 1. Pengertian Baca Tulis Alquran

Definisi merupakan langkah awal dalam membahas suatu masalah yang akan dikaji, demikian juga dengan qira‟at Alquran tanpa definisi orang tidak biasa mempelajari apalagi mendalaminya lebih jauh, oleh karena itu pada pembahasan ini akan dipaparkan definisi tentang Alquran baik di tinjau dari etimologi (lughawi) maupun terminologi (istilahi).

(25)

13

Qira‟at seakar kata dengan Alquran dari kata qoro’ah, qira‟ah adalah bentuk masdar (verbal noun) dari kata Qoro’ah juga yang berarti

“Baca‟an”. (M. Quraish Shihab, 2001: 99).

Sementara pengertian qira‟at dari segi istilah, berikut ini beberapa ulama memberikan pengertian qira‟at, antara lain:

“Qira‟at yaitu perbedaan lafadz Alquran, baik menyangkut huruf-hurufnya maupun cara pengucapan huruf-huruf tersebut seperti taklif, tasydid dan lain-lain”. (Badr al-din Muhammad al-Zarkasyi, T.Th: 318).

Pengertian qiraat dalam Abdul al-Azdim al-Zarqani adalah::

“Qira‟at yaitu suatu madzhab tertentu dalam cara pengucapan Alquran yang dianut oleh salah seorang imam qira‟at yang berbeda dengan madzhab lainnya”. (Manna‟ al-Qathan, T.Th: 170)

Suatu madzhab yang dianut oleh seorang imam qira‟at yang berbeda dengan lainnya dalam pengucapan Alquran al-Karim serta sepakat riwayat-riwayat dan jalur-jalur dari padanya, baik perbedaan ini dalam pengucapan huruf-huruf maupun dalam pengucapan keadaannya.

(Muhammad Abdul al-Azdim al-Zarqani, T.Th: 489)

“Qira‟at yakni pengetahuan tentang cara-cara melafalkan kalimat-kalimat Alquran dan perbedaannya dengan membangsakan pada penukilnya”.

(Ramli Abdul Wahid, 2002: 116).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwa Qira‟at Alquran dalam bahasan ini, yaitu suatu ilmu yang mengetahui cara pengucapan Alquran pada seorang imam Qira‟at. Baik secara fi’liyyat

(26)

maupun taqririyyat dan ada yang memiliki satu versi qira‟at dan ada juga memiliki beberapa versi qira‟at.

Pengertian baca disini adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003: 89).

Sedangkan tulis adalah huruf (angka) yang dibuat (disurat) dengan pena, bersurat yang sudah disetujui yang ada tulisannya.

(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003: 1219)

Alquran merupakan wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad adalah perintah untuk membaca, dan melalui membaca Allah mengajarkan manusia sesuatu atau pengetahuan yang tidak diketahuinya.

Aktivitas pendidikan sebagai transformasi nilai. (Achmadi, 2005: 25) Ilmu pengetahuan terkandung dalam (QS. al-„Alaq (96): 5)













Terjemahnya:

“Dia yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Departemen Agama RI, 2006: 597)

Dalam perintah membaca tersebut mengandung arti bahwa dengan membaca manusia akan memperoleh ilmu pengetahuan.

Dalam proses membaca ada dua aspek yang saling berhubungan yaitu:

“Pembaca dan objek yang dibaca. Objek bacaan inilah yang kemudian akan menjadikan si pembaca memperoleh pengetahuan baru dari yang dibacanya itu”. (Munawiroh Maidar, 2007: 7)

(27)

15

Dalam kaitan ini objek bacaan adalah tulisan. Dalam hal membaca tulisan, seseorang harus mengenal terlebih dahulu lambang-lambang yang akan dibacanya yaitu dalam bentuk huruf-huruf. Huruf sebagai suatu lambang bunyi dalam suatu bahasa memiliki sistem karena ia dalam strukturnya menuruti kaidah-kaidah tertentu. Ditinjau dari sisi pelakunya, membaca merupakan salah satu dari kemampuan (penguasaan) bahasa seseorang. Kemampuan lainnya dalam berbahasa yaitu, kemampuan menyimak (mendengarkan), berbicara, dan menulis.

Alquran sebagai wahyu Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw berisi petunjuk bagi umat manusia dalam kehidupan untuk mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dan wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw adalah perintah untuk membaca.

Alquran adalah Kitab Suci yang menjadi pedoman hidup umat Islam. Di dalamnya, terdapat petunjuk hidup yang berkaitan dengan hubungan vertikal individu dengan Tuhan maupun hubungan horisontal manusia. (Saiful Ishan, 2005: vii)

Alquran memang senantiasa menganjurkan manusia untuk membaca ayat-ayat Allah. Sebagaimana firman Allah Swt dalam (QS. al- An‟am (6): 155)



















Terjemahnya:

(28)

“Dan ini adalah kitab (Alquran) yang kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat”.

(Departemen Agama RI, 2006: 128)

Ayat tersebut di atas, menunjukkan bahwa Alquran diberkahi, yang berisi berbagai petunjuk kebaikan untuk kepentingan manusia. Oleh karena itu, manusia diperintahkan agar mengikuti dan mempelajari Alquran supaya diberi rahmat dan petunjuk oleh Allah Swt di dunia maupun di akhirat kelak.

Alquran adalah sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan utama. Menurut keyakinan umat Islam yang diakui kebenarannya oleh penelitian ilmiah. Alquran adalah kitab suci yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampaikan oleh malaikat jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah.

(Muhammad Daud, 2013: 93).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibatasi bahwa Alquran kalam Allah yang mengandung kemukjizatan dan diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, sebagai pedoman hidup bagi umat Islam secara khusus dan pedoman umat manusia secara umum. Dengan batasan seperti ini, maka Alquran bukanlah kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya.

Karena itu, fungsi Alquran sebagai pedoman atau petunjuk bagi umat manusia. Dengan ajaran Alquran, jika diamalkan akan menjamin kebahagiaan dalam hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia ini dengan kebahagiaan di akhirat kelak.

(29)

17

2. Tujuan Pelaksanaan Pengajaran Baca Tulis Alquran

Alquran sebagai petunjuk jalan hidup bagi umat manusia menjadi penting untuk dibaca dan difahami isinya karena akan menuntun manusia ke arah jalan yang benar. Alquran tidak hanya sebagai petunjuk bagi suatu umat tertentu dan untuk periode waktu tertentu, melainkan menjadi petunjuk yang universal dan sepanjang waktu.

Alquran adalah eksis bagi umat manusia dan meliputi segala aspek kehidupan. Bahkan bagi seorang muslim yang membaca Alquran sekalipun masih dalam tingkat terbata-bata ia akan mendapat pahala.

Karena itu menjadi kewajiban setiap muslim untuk mengajarkan kepada anak-anaknya sedini mungkin untuk belajar membaca Alquran kemudian mempelajari isi kandungannya.

Umat Islam mengarahkan anak-anak mereka belajar membaca dan menulis Alquran sejak usia dini. (Achmadi, 2005: 25).

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kitab suci, membacanya, menjadi petunjuk dan pengajaran bagi kehidupan dunia, menguatkan keimanan, mendorong berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran, mengharap ridha Allah Swt, menanamkan akhlak yang mulia melalui riwayat-riwayat yang terdapat dalam Alquran, menanamkan perasaan keagamaan bertambah dan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Anak didik (santri) di dalam mencari nilai-nilai hidup, harus dapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik, karena menurut ajaran Islam, saat

(30)

anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci/fitrah berkewajiban menjaganya dengan cara memelihara kesucian lahir dan batin sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama anak didik (santri). Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam QS. ar-Rum (30): 30















































Terjemahnya:

Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah.

Tetapkanlah pada fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah tersebut. Tidak ada perubahan bagi fitrah Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Departemen Agama RI, 2006: 404)

Dari ayat tersebut di atas, jelaslah bahwa pada dasarnya anak itu telah membawa fitrah beragama, dan kemudian bergantung kepada para pendidiknya dalam mengembangkan fitrah itu sendiri sesuai dengan usia anak dalam pertumbuhannya.

Alquran adalah mukjizat Islam yang akan abadi sepanjang zaman, mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Alquran walaupun telah menghadirkan sejuta karya tulis dengan bahasa dan topik yang berbeda, namun ia tetap mengungkap keajaiban-keajaiban yang misterius sekaligus menjawab tantangan zaman sekarang dan dimasa mendatang.

Mencermati kehebatan, kemukjizatan dan keagungan Alquran dari berbagai sisi, tentu ini akan menyadarkan manusia, bahwa ini bukanlah

(31)

19

hasil karya manusia, malaikat atau makhluk lain namun semata ciptaan Allah Swt, pencipta langit dan bumi dan beserta isinya. Allah menurunkannya untuk membebaskan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan di atas, maka upaya yang harus kita lakukan adalah membaca dan menjadikannya sebagai wirid harian, mentadabburi dan menghayati isi kandungannya, mengamalkan ajaran-ajarannya, mendakwahkannya, memasyarakatkan di tengah umat dan menghafal ayat-ayatnya dengan tujuan untuk mendapatkan ridha, pahala, magfirah dan rahmat dari Allah Swt.

Allah Swt dan Rasul-Nya memerintahkan untuk membaca serta memahami Alquran agar pembaca mengetahui prinsip-prinsip pembinaan yang terkandung didalamnya dan dapat menuntun hidupnya dalam semua aspek sesuai dengan prinsip-prinsip didalamnya. Tujuan dari semua itu adalah keselamatan dunia dan akhirat, oleh karena itu tujuan pembacaan Alquran adalah sesuai dengan satu-satunya tujuan keselamatan dari Allah Swt. Hal itu ditekankan dalam QS. an-Naml (27): 92

































Terjemahnya :

Dan supaya Aku membacakan Alquran (kepada manusia) maka barang siapa mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia mendapat petunjuk untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat, maka katakanlah „sesungguhnya Aku‟ ini hanyalah salah seorang pemberi nasehat. (Departemen Agama RI, 2006: 605)

(32)

Alquran al-Karim adalah kitab Allah yang memiliki daya mukjizat, tidak akan muncul kebatilan baik dari hadapan maupun dari belakangnya diturunkan dari zat yang maha bijaksana lagi maha terpuji. Berbagai ayat dan surah, mengandung seluruh urusan di dunia dan akhirat, menggabungkan kebahagiaan dunia dan akhirat, diturunkan sebagai petunjuk dan cahaya bagi seluruh manusia. Alquran mengubah komunitas manusia dari abad hitam pekat yang merajalela berbagai landasan thaghut, penyembahan kepada thaghut, mengalirkan darah orang tanpa bersalah, merampas harta dan kehormatan, menjadi komunitas kehidupan yang penuh rasa ridha, rasa aman, tenang, tenteram dan peradaban yang mengantar menuju kebahagiaan individu, masyarakat, bangsa dan segenap manusia. (Irwan Raihan, 2005: 479)

Alquran merupakan pedoman dan petunjuk bagi umat Islam dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana menuju kehidupan akhirat yang kekal. Banyak umat Islam yang lalai bahkan lupa menjadikan Alquran sebagai tuntunan sehingga mereka hidup dalam kegelisahan, kebimbangan yang penuh dengan kemaksiatan. Untuk mengembalikan manusia pada jalan yang diridhai Allah, maka pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran harus menjadi tolak ukur dalam kehidupan.

Dengan menyadari pentingnya pemahaman terhadap Alquran, maka diperlukan langkah-langkah yang nyata guna untuk mewujudkannya. Langkah pertama adalah memasyarakatkan Alquran melalui pengembangan tilawah Alquran. Melalui pengembangan tilawah

(33)

21

Alquran, maka kualitas membaca Alquran bagi anak didik (santri) dapat ditingkatkan. Setelah memiliki kualitas membaca Alquran dituntut untuk memahami dan menghayati yang bertujuan pada pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Langkah kedua adalah menciptakan metode Alquran dengan cepat dan tepat.

Pada munas LPTQ V menghasilkan kemufakatan pentingnya Pengembangan dan memantapkan upaya dalam memasyarakatkan Alquran sesuai dengan tujuan LPTQ, yaitu menghayati dan mengamalkan Alquran dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.

Selanjutnya Menteri Agama (H. Munawir Sjadzali) menegaskan bahwa MTQ adalah tujuan TPA, sebagai tujuan utamanya adalah agar anak lebih mendalami ajaran yang terkandung dalam Alquran.

(Tim penyusun LPTQ, 1994: 132)

Tujuan LPTQ secara garis besar sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan MTQ, baik di tingkat nasional maupun daerah.

2. Menyelenggarakan pembinaan tilawah (baca dan lagu), tahfidz (hafalan), khat (tulisan indah), puitisasi dan pameran Alquran.

3. Meningkatkan pemahaman Alquran, penterjemahan, penafsiran, pengkajian dan klasifikasi ayat-ayat Alquran.

4. Meningkatkan penghayatan dan pengamatan Alquran dalam kehidupan sehari-hari. (Tim penyusun LPTQ, 1994: 61)

Tujuan pengajaran baca tulis Alquran mempunyai beberapa kegunaan, yaitu:

a. Mengakhiri usaha b. Mengarahkan usaha

c. Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan yang lain d. Memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu

Sebagaimana telah dicantumkan dengan jelas tujuan yang ingin dicapai dari program bebas buta aksara Alquran, yaitu:

a. Membebaskan murid atau siswa sekolah binaan yang beragama Islam dari buta aksara (baca tulis Alquran)

(34)

b. Menyadarkan murid atau siswa sekolah binaan yang beragama Islam taat beribadah, terutama shalat lima waktu sesuai ajaran Islam.

(Ahmad D. Marimba, 1962: 45-46)

Melalui tujuan program tersebut, maka Pemerintah Daerah berupaya melahirkan perda No. 06 Thn. 2003, tentang pandai baca tulis Alquran bagi siswa dan calon pengantin dengan menunjuk pasal 1 yaitu:

a. Mampu membaca tulis Alquran dengan baik dan benar serta terbiasa membaca dan mencintai Alquran dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Mampu memahami dan menghafal ayat-ayat Alquran untuk bacaan shalat sekaligus dalam rangka memakmurkan dan mencintai mesjid, mushallah dan serta dapat menjadi imam yang baik dalam shalat. (H.

A. Mahrus Andis, Patabai Pabokor, 2005: 156-157).

Pemerintah daerah menetapkan kebijakan terhadap bagi pemeluk agama Islam pandai baca tulis Alquran untuk:

a. Calon siswa SLTP, SLTA dan Mahasiswa Perguruan Tinggi b. Mata pelajaran Alquran sebagai muatan lokal di SD dan SMP

c. Melakukan pemantauan terhadap kualitas baca tulis Alquran bagi siswa baru di tingkat SLTP dan SMA / SMK

Dalam Departemen Depdikbud Propinsi Sulawesi Selatan, (1998:1) sebagai berikut:

a. Membebaskan murid atau siswa SD, SMTP / SMTA dari buta aksara Alquran.

b. Meminimalisir murid SD, SMTP / SMTA se-Sulawesi Selatan khususnya murid SD, SMTP / SMTA se-Sulawesi Selatan.

c. Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan isi kandungan Alquran.

Dengan keseluruhan uraian tersebut di atas, dimaksudkan melalui pelaksanaan pengajaran baca tulis Alquran dalam pengembangan baca tulis Alquran adalah melihat dilaksanakannya Taman Pendidikan Alquran

(35)

23

(TPA) maka akan memberikan motivasi kepada anak didik (santri) pada umumnya dan para orang tua pada khususnya untuk memberi pendidikan dalam meningkatkan kualitas baca tulis Alquran pada anaknya. Dengan adanya TPA ini pula, untuk mengantisipasi kemampuan baca tulis Alquran bagi anak-anak sekolah agar anak yang telah belajar baca tulis Alquran tidak hanya sekedar tahu membaca dan menulis, namun juga mampu membaca dengan tajwid dan suara yang indah serta menulis dengan tulisan indah.

3. Metode Dan Teknik Yang Digunakan Guru Dalam Meningkatkan Baca Tulis Al-Qur’an

Membaca Alquran dalam kondisi-kondisi tertentu sama saja dengan membaca buku-buku biasa, perbedaan yang terlihat adalah tulisannya yang berbahasa Arab. Banyak orang yang membaca Alquran, terutama lebih mengutamakan seni membaca yang bersifat rekreatif semata.

Hasilnya sangat jauh berbeda dengan yang diinginkan Alquran, bahkan dapat bertentangan secara diametral dengan pesan-pesan sebenarnya.

Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, secara khusus bagi mereka yang menginginkan memperoleh pencerdasan Alquran.

Alquran adalah kitab suci yang berisikan firman Allah pencipta alam semesta ini dan Alquran sebagai mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad Saw yang mengandung kebesaran dan kehormatan tak terbandingkan, maka dari itu dalam membacanya harus diiringi dengan adab dan metode atau tata cara tertentu. (H. Soleh Muhammad Basalamah, 2007: 42).

Di dalam Alquran terdapat metode-metode membacanya, yaitu :

(36)

1. Membacanya diawali dengan istiadzah

Jika seseorang akan membaca Alquran, maka hendaklah membaca iztid‟zan (memohon perlindungan Allah Swt). Demikianlah pendapat mayoritas ulama. (Imam Nawawi, 1422 H/2001: 78)

2. Membacanya bersama nama Allah Swt, dalam perspektif Rabb yang menciptakan.

Dalam melakukan apapun, manusia akan selalu disertai setidaknya tiga “tokoh” yang senantiasa mengikutinya dalam berbagai kondisi yaitu Allah Swt, malaikat-malaikat, dan setan-setan. Masing-masing dari ketiga “tokoh” tersebut mempunyai pengaruh tersendiri.

Keikutsertaan Allah Swt dalam perspektif Rabb yang menciptakan akan menumbuhkan nuansa pembelajaran, perlindungan, dan pendidikan yang optimal. Sebagai sosok pencipta, Dia mengetahui persis mengenai manusia yang mempunyai potensi ingin serba mengetahui dan senantiasa ingin melakukan berbagai aktivitas. Hal ini akan berakibat sangat positif terhadap pemahaman dan pengamalan Alquran.

3. Membaca dengan tilawah dengan benar

Tilawah (kegiatan bersifat mukalisasi) sangat ditekankan, sebab unsur- unsur musik atau bahkan karya peracikan nada dan irama dengan kelembutannya, akan memudahkan meresapi sesuatu yang berkaitan dengan aspek hati manusia : mudah menyentuh dan menghanyutkan.

(37)

25

Begitu pula dengan musikalisasi Alquran, sebagai ungkapan verbalistik dan berkarakter spiritualitas Alquran yang sesungguhnya.

4. Membaca di waktu fajar dan membaca diakhir malam

Waktu fajar, sebagai saat-saat malam akan memasuki fase-fase terakhir, dimana manusia-manusia tengah menikmati lelapnya tidur dan mimpi-mimpi indah, membuat kekuatan energi pada saat itu hanya dapat dimanfaatkan oleh sedikit manusia, berlainan di waktu siang, dimana semua makhluk beraktivitas. Maka bagi mereka yang membaca dan melakukan pengkajian terhadap Alquran, akan sangat membantu dengan energi alamiah pada akhir malam dengan jumlah yang tersedia amat banyak.

5. Tidak tergesa-gesa dan disertai dengan berdo‟a

Tergesa-gesa dalam melakukan apapun tidak akan dapat dinikmati secara optimal dan memberikan hasil yang maksimal. Begitu pula dalam membaca dan mengkaji Alquran, perlu ketelitian, kehati-hatian, dan kecermatan.

6. Menelaah dalam perspektif wahyu

Agar Alquran benar-benar menjadi sumber pencerahan-pencerahan maka hendaknya melakukan penelahan dengan perspektif wahyu.

Artinya, ketika membaca Alquran, seakan-akan tengah terjadi dialog langsung dengan Allah Swt. Mencoba mengerti, memahami dan memasukkannya kedalam hati. Apabila hal-hal tersebut di atas

(38)

dilakukan dengan benar maka Alquran akan membentuk kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual.

Dalam buku Pedoman Pengajian Alquran yang diterbitkan Departemen Agama, menyebutkan empat metode yang digunakan oleh sebagian guru dalam mengajarkan baca tulis Alquran, yaitu:

1. Metode Tarkibiyah (metode sintetik), yaitu metode pengajaran membaca dimulai dari mengenal huruf hijaiyyah. Kemudian diberi tanda baca/harakat, lalu disusun menjadi kalimat (kata), kemudian dirangkaikan dalam suatu jumlah (kalimat).

2. Metode Shautiyyah (metode bunyi), yaitu dimulai dengan bunyi huruf baca tulis, bukan nama-nama huruf contoh : Aa-Ba-Ta dan seterusnya.

Dari bunyi ini disusun menjadi satu kata yang kemudian menjadi kata atau kalimat yang teratur.

3. Metode Musyafahah (metode meniru), yaitu meniru dari mulut ke mulut atau mengikuti bacaan seorang guru, sampai hafal. Setelah itu, baru diperkenalkan beberapa buah huruf beserta tanda baca/harakat dari kata-kata atau kalimat yang dibacanya itu.

4. Metode Jaami‟ah (metode campuran), yaitu metode yang menggabungkan metode-metode tersebut di atas (1,2,3) dengan jalan mengambil kebaikan-kebaikannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi. (Departemen Agama RI, 1983: 10-12).

Disamping itu, ditemukan pula metode lain dalam literatur yang berbeda. Metode yang dimaksud yaitu :

(39)

27

Metode iqra‟, adalah metode belajar Alquran dengan menggunakan sistem :

1. Cara belajar siswa aktif (CBSA), guru sebagai penyimak saja 2. Privat, penyimakan secara seorang demi seorang

3. Asistensi, yaitu setiap santri yang lebih tinggi pelajarannya diharapkan membantu menyimak santri lain. (Khaeruddin, 2000:

160)

Metode terakhir yang disebutkan di atas (metode iqra‟) pada umumnya yang paling banyak digunakan di TPA/TPQ dalam proses pengajaran metode iqra‟ sangat sistematis dan para ustazh/ustazah lebih mudah menerapkan bahan pelajaran kepada para anak didik (santri) yang ada di Sulawesi Selatan.

Metode mengajar yang dapat digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Telah disediakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, metode pemberian tugas, dan lain-lain. Guru dapat memilih metode yang paling tepat ia gunakan antara lain:

1. Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan, kematangan, perbedaan individu lainnya.

2. Tujuan yang hendak dicapai, jika tujuannya pembinaan daerah kognitif maka metode drill kurang tepat digunakan.

3. Situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas, situasi lingkungan.

4. Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang akan digunakan.

5. Kemampuan mengajar tentu menentukan, mencakup kemampuan fisik, keahlian.

6. Bahan pengajaran dalam proses pembelajaran. (Ahmad Tafsir, 2004:

33-34).

Dalam mengembangkan tugas sebagai guru (ustazh/ustazah) selalu berusaha memperbaiki dan memperbarui metode atau cara kerjanya dalam mendidik sesuai dengan tuntutan zamannya.

(40)

Seseorang dikatakan profesional, bilamana pada dirinya melekat sikap dedikatif yang tinggi terhadap tugasnya, sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous improvement yang dilandasi oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas mendidik adalah menyiapkan generasi penerus yang akan hidup pada zamannya di masa depan. (Muhaimin, 2001: 44).

Dari pengertian profesional, bagaimana seorang guru (ustazh/ustazah) dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi anak didik (santri) dalam proses pembelajaran.

(41)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang menggunakan riset lapangan (field research), yaitu mencari dan mengumpulkan informasi tentang masalah yang dibahas dari lapangan (tempat melakukan penelitian tersebut). Peneliti juga menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Deskripsi kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya saat penelitian dilakukan. Kualitatif yaitu harus dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjuk pada pernyataan keadaan, ukuran kualitas.

Maka penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, data-data, situasi- situasi atau kejadian dan karakteristik populasi, yaitu mengenai Peningkatan Baca Tulis Alquran di TPA Nurul Ihsan yang terfokus pada Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan di Kelurahan PAI Kec.Biringkanaya Kota Makassar.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Kelurahan PAI Kec. Biringkanaya Kota Makassar. Adapun yang menjadi alasan penetapan lokasi ini adalah

(42)

di samping masjid tersebut sebagai tempat ibadah di masyarakat sekitar juga tempat membina pengajian TPA. Adapun objek penelitian ini adalah para guru dan santri pada TPA Nurul Ihsan.

C. Variabel Penelitian

“Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. (Suharsimi Arikunto, 2013: 160).

Skripsi ini berjudul “Peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran Di Kelurahan PAI Kec. Biringkanaya Kota Makassar”. Menyimak judul ini maka yang menjadi variabelnya adalah:

1. Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan, yang disimbolkan dengan variabel X (bebas).

2. Peningkatan Baca Tulis Alquran, yang disimbolkan dengan variabel Y (terikat).

D. Definisi Operasional Variabel

Maksud ditetapkannya definisi penelitian adalah agar proses penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan alur penelitian dan menghindari kesalah pahaman dalam memahami pembahasan lebih lanjut, maka peneliti akan menegaskan beberapa definisi operasional variabel sebagai berikut:

a. Taman Pendidikan Alquran adalah wadah Pendidikan yang mempunyai visi dan misi mengembangkan kemampuan umat Islam

(43)

31

dalam mengetahui dan meningkatkan pemahamannya tentang baca tulis aksara Alquran.

b. Meningkatkan baca tulis Alquran adalah suatu tingkat kemauan atau kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang untuk mengetahui baca tulis Alquran.

Dari beberapa uraian tersebut di atas, maka yang dimaksud dari judul di atas adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan baca tulis anak didik (santri) dalam membaca Alquran di TPA Nurul Ihsan.

E. Populasi Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. (Sugiono, 2013: 80)

Untuk lebih jelasnya, populasi dapat dilihat pada tabel berikut:

(44)

Tabel I : Populasi TPA Nurul Ihsan Kota Makassar

No. Objek Penelitian

Jenis Kelamin Jumlah Populasi Laki-laki Perempuan

1. Santri 26 33 59

2. Guru 4 - 4

Jumlah Populasi 30 33 63

Sumber data : TPA Nurul Ihsan Makassar 2015

Adapun nantinya dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh santri yang berada di TPA Nurul Ihsan Kelurahan PAI Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.

2. Sampel

Penelitian ini digunakan kepada semua santri yang berada di Taman Pendidikan Alquran Nurul Ihsan Kelurahan PAI Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Seperti yang dikatakan Suharsimi Arikunto (2013: 173), seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Pada populasi, apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua. Selanjutnya jika subjeknya besar maka dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. (Arikunto, 1996: 120)

Untuk lebih jelasnya, sampel populasi dapat dilihat pada tabel berikut:

(45)

33

Tabel II : Sampel Populasi TPA Nurul Ihsan Kota Makassar

No. Objek Penelitian

Jenis Kelamin Jumlah Sampel Laki-laki Perempuan

1. Santri 26 33 59

2. Guru 4 - 4

Jumlah Sampel 30 33 63

Sumber data : TPA Nurul Ihsan Makassar 2015

Dalam melakukan penelitian, apabila jumlah populasi tidak mencapai 100, maka seluruh populasi harus diambil dan dijadikan sampel populasi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk menyaring informasi yang dapat menggambarkan variabel-variabel penelitian. Suatu instrumen harus teruji validitas dan realibilitasnya agar dapat memperoleh data yang valid dan reliabel pula. Adapun instrumen yang peneliti gunakan adalah:

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan instrumen angket, pedoman wawancara, dan catatan dokumentasi untuk mengetahui hasil dari peningkatan baca tulis Alquran di TPA Nurul Ihsan, maka digunakan instrumen penelitian sebagai berikut :

1. Pedoman Angket, adalah metode pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan tertulis dalam bentuk multiple choice

(46)

kepada informan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian.

2. Pedoman Wawancara, adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab atau percakapan dengan informan untuk memperoleh data yang diperlukan, baik dengan menggunakan daftar pertanyaan ataupun percakapan bebas yang berhubungan dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Pedoman ini merupakan pedoman pembantu.

3. Catatan Dokumentasi merupakan alat yang digunakan untuk mencatat/mengumpulkan data dari beberapa dokumen. Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis.

Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menggunakan instrumen catatan dokumentasi berupa keadaan, uztazh/uztazah, santri, gambaran umum TPA Nurul Ihsan, agenda kegiatan pengajian, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian ini.

G. Teknik Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu melengkapi hal-hal yang dibutuhkan seperti menyiapkan proposal penelitian, menyusun instrumen penelitian, mengurus surat izin untuk penelitian kepada pihak-pihak yang bersangkutan.

(47)

35

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian:

a. Library research, yaitu penelitian pustaka pada buku yang relavan dengan cara mengutip baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Field research, yaitu penelitian lapangan di TPA Nurul Ihsan Kelurahan PAI Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sebagai berikut:

1. Angket untuk memperoleh gambaran peningkatan baca tulis Alquran di TPA Nurul Ihsan Kelurahan PAI Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.

2. Teknik Wawancara serta Dokumen untuk mengetahui peranan dalam meningkatkan baca tulis Alquran di TPA Nurul Ihsan Kelurahan PAI Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.

Adapun tahap pelaksanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1) Peneliti memberi penjelasan mengenai hal-hal yang perlu dilakukan antara lain agar santri mengerjakan instrumen dengan jujur dan sungguh-sungguh.

2) Mengatur santri sedemikian rupa agar tidak memungkinkan terjadinya kerja sama dalam mengerjakan instrumen.

(48)

H. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data yang telah terkumpul dalam rangka menguji hipotesis dan sekaligus memperoleh suatu kesimpulan yang tepat maka diperlukan adanya teknik analisa data.

Adapun teknik analisa data yang digunakan adalah untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua yaitu untuk mengetahui peningkatan baca tulis Alquran, peneliti menggunakan rumus prosentase dimana data tersebut diperoleh melalui angket. Adapun rumus presentasi adalah sebagai berikut:

P = F

Nx100%

Ket: P = Angka prosentase

F = Frekuensi yang di cari prosentasenya N = Jumlah responden

(49)

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1. Sejarah Singkat Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Kelurahan Bulurokeng Kec. Biringkanaya Kota Makassar

Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan didirikan pada tanggal 04 Mei 2009, Taman Pendidikan Alquran ini berlokasi tepatnya di Jalan KHA.

Djabbar Assyiri Kelurahan Bulurokeng Kec. Biringkanaya Kota Makassar.

Sejak dimulainya proses belajar mengajar pada tahun 2009, Taman Pendidikan Alquran ini telah dipimpin oleh 5 orang kepala unit dengan berbagai kemajuan yang telah didapat dari masing-masing kepala unit yang memimpin.

2. Visi Dan Misi Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan a. Visi

Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan adalah pendidikan berwawasan lingkungan melalui metode pembelajaran Alquran yang efektif guna meningkatkan daya saing pengetahuan pengentasan baca tulis Alquran serta dalam upaya penghayatan dan pengamalan Alquran dalam kehidupan sehari-hari dan menciptakan generasi qurani dan santri yang memiliki akhlakul karimah.

37

(50)

b. Misi

Adapun misi Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan adalah sebagai berikut:

1) Mengusahakan santri dapat mengagumi dan mencintai Alquran.

2) Memacu peningkatan santri dalam membaca dan menulis Alquran dengan lancar dan benar.

3) Santri dapat menjalankan shalat lima waktu dan menguasai sejumlah hafalan surah pendek dan do’a harian.

4) Menciptakan santri yang memiliki akhlakul karimah serta memiliki ilmu pengetahuan dasar yang memadai.

B. Peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran Di Kelurahan PAI Kec.

Biringkanaya Kota Makassar

Setiap guru (ustazh/ustazah) menginginkan anak didik (santri) mampu membaca dan menulis Alquran dengan baik.Pada saat membaca anak sudah menerapkan secara praktis ilmu tajwid serta memahami isi kandungan surah- surah Alquran yang dipelajarinya.Kemampuan Santri Nurul Ihsan dalam baca tulis Alquran tidak lepas dari para guru (ustazh/ustazah) dan Pembina TPA yang berada di lingkungan TPA yang setia dan memberikan bimbingan.Arus globalisasi informasi melalui teknologi sesungguhnya menuntut diri sendiri untuk tidak terbatas lagi dengan adanya ruang dan waktu untuk bagaimana

(51)

39

meningkatkan kualitas diri yang harus seiring sejalan pola pembinaan pendidikan agama.Pembinaan keagamaan tentunya sangat dibutuhkan dalam kehidupan seseorang yang berimplikasi pada perkembangan kejiwaan dan pola interaksi sosial seorang anak didik (santri).

Dalam upaya mengembangkan pengetahuan masyarakat di bidang peningkatan pembacaan Alquran, lembaga pendidikan non formal cukup memberikan alternatif sebagai kebutuhan dasar dalam diri seseorang.Kemahiran seorang guru (ustazh/ustazah) dalam hal mengaji dan membimbing seorang anak didik (santri) menuntut kepercayaan besar atas para anak didik (santri) yang dilakukan melalui pembinaan non formal.

Fenomena demikian menuntut para orang tua untuk mengarahkan anak-anak mereka belajar membaca dan menulis Alquran sejak usia dini dan mempercayakan pembinaan keagamaan anak-anak mereka melalui Taman Pendidikan Alquran yang terkoordinir baik di masjid.

Dengan adanya Taman Pendidikan Alquran (TPA) dapat membantu anak yang ingin mempelajari Alquran dengan dilakukan Gerakan Bebas Buta Aksara Alquran dan sebagai wadah pembelajaran Alquran bagi anak sehingga membantu mengembangkan potensi anak ke arah pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan keagamaan berdasarkan tuntutan Alquran dan As-sunnah.

(52)

Dari hasil penelitian, Dg. Hj. Nini salah seorang wargamengungkapkan bahwa:

Sikedde-kedde injo anak-anakka mange angngaji labbi jaiyyangi mange kare’karena punna moteremi mae assikola, niami anne Taman Pendidikan Alquran erokku mingka bajina injo anak-anakka labbi na pentingngangi ngajiya kullei appilajara ngaji supaya labbi caraddeki naisseng agamayya. (wawancara, 20 Maret 2015 di Jl. Muh.Yunus) Dari uraian tersebut di atas, merupakan ungkapan seorang warga bahwa dengan adanya Taman Pendidikan Alquran (TPA) dapat membantu anak-anak membaca dan menulis Alquran, sehinga meningkatkan pengetahuan keagamaan.Dalam hal ini, hampir semua pihak dapat merasakan terlebih lagi bagi kalangan orang tua yang waktunya terbatas dalam memberikan pembelajaran Alquran terhadap anak-anak mereka.

Taman Pendidikan Alquran memotivasi perkembangan pembinaan keagamaan di Kelurahan PAI yaitu dengan adanya program pendidikan dan kegiatan guna memberikan dukungan nyata atas keputusan pemerintah tentang pentingnya pengetahuan pengentasan baca tulis Alquran serta dalam upaya penghayatan dan pengamalan Alquran dalam kehidupan sehari-hari.

Pada pembinaan keagamaan anak usia pendidikan dasar, apalagi dengan penguatan pada sektor pembinaan secara umum sangat mendukung aktivitas keagamaan hampir di semua masjid setiap saat. Dengan berbagai kegiatan keagamaan yang menjadikan para anak didik (santri) untuk dapat membaca, menulis dan memahami isi kandungan Alquran dan dasar-dasar

(53)

41

ajaran Agama Islam yang meliputi (aqidah, thaharah dan ibadah), memahami dasar ilmu pengetahuan umum serta dapat memahami dan mengamalkan akhlakul karimah.

Peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Kelurahan PAI Kec. Biringkanaya Kota Makassar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel III:Taman Pendidikan Alquran (TPA) Menjadi Faktor Pendukung Dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran

No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Ya 49 83%

2 Kadang-kadang 10 17%

3 Tidak - -

Jumlah 59 100%

Tabulasi Angket No.1

Dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan dalam meningkatkan baca tulis Alquran sangat mendukung, terbukti dari 59 responden yang menjawab

“Berperan” ada 49 orang santri atau 83% sedangkan yang menjawab

“Kurang Berperan” sebanyak 10 santri atau 17% santri dan yang menjawab

“Tidak Berperan” tidak ada. Jadi, dapat disimpulkan bahwa para santri merasa peranan Taman Pendidikan Alquran sangat membantu mereka

Gambar

Tabel 2. Keadaan Sampel  ........................................................................
Tabel I  : Populasi TPA Nurul Ihsan Kota Makassar
Tabel  II  : Sampel Populasi TPA Nurul Ihsan Kota Makassar
Tabel  III:Taman  Pendidikan  Alquran  (TPA)  Menjadi  Faktor  Pendukung  Dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Broken home biasanya digambarkan untuk menggambarkan keluarga yang berantakan akibat orangtua yang tidak lagi peduli dengan situasi dan keadaan keluarga di

Konsep mengguna ulang objek-objek yang dilakukan oleh subkultur, seperti busana dan simbol-simbol merupakan bagian dari wacana postmodernisme. Postmodernisme mempermainkan

Menjadi pengetahuan baru dalam sudut pandang kefilsafatan perkembangan filsafat sosial yang berkaitan dengan komunikasi dalam kehidupan sosialitas.. masyarakat

Hubungan antara waktu reaksi dengan densitas biodiesel pada suhu reaksi 50 o C Hubungan antara waktu reaksi terhadap densitas biodiesel dengan berbagai variasi

dan waktu penyadapan pada suhu yang relatif lebih tinggi pada siang hari menghasilkan jumlah getah sadapan jauh lebih besar daripada penyadapan pada pohon Keruing

Pengukuran dilakukan pada akhir peneltian, berat basah akar dihitung dengan cara menimbang akar yang telah dipisahkan dari batang dan daun bibit yang telah

[r]

bukan memakai azimat dan tangkal (SPA: 63). Si Lamat beranggapan bahwa putra yang dilahirkan Putri Akal adalah anak kandungnya. Putri Aka! sebetulnya sangat benci