• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Pelaksanaan Pengajaran Baca Tulis Alquran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Analisis Tentang Baca Tulis Alquran

2. Tujuan Pelaksanaan Pengajaran Baca Tulis Alquran

Alquran sebagai petunjuk jalan hidup bagi umat manusia menjadi penting untuk dibaca dan difahami isinya karena akan menuntun manusia ke arah jalan yang benar. Alquran tidak hanya sebagai petunjuk bagi suatu umat tertentu dan untuk periode waktu tertentu, melainkan menjadi petunjuk yang universal dan sepanjang waktu.

Alquran adalah eksis bagi umat manusia dan meliputi segala aspek kehidupan. Bahkan bagi seorang muslim yang membaca Alquran sekalipun masih dalam tingkat terbata-bata ia akan mendapat pahala.

Karena itu menjadi kewajiban setiap muslim untuk mengajarkan kepada anak-anaknya sedini mungkin untuk belajar membaca Alquran kemudian mempelajari isi kandungannya.

Umat Islam mengarahkan anak-anak mereka belajar membaca dan menulis Alquran sejak usia dini. (Achmadi, 2005: 25).

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kitab suci, membacanya, menjadi petunjuk dan pengajaran bagi kehidupan dunia, menguatkan keimanan, mendorong berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran, mengharap ridha Allah Swt, menanamkan akhlak yang mulia melalui riwayat-riwayat yang terdapat dalam Alquran, menanamkan perasaan keagamaan bertambah dan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Anak didik (santri) di dalam mencari nilai-nilai hidup, harus dapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik, karena menurut ajaran Islam, saat

anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci/fitrah berkewajiban menjaganya dengan cara memelihara kesucian lahir dan batin sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama anak didik (santri). Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam QS. ar-Rum (30): 30

Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah.

Tetapkanlah pada fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah tersebut. Tidak ada perubahan bagi fitrah Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Departemen Agama RI, 2006: 404)

Dari ayat tersebut di atas, jelaslah bahwa pada dasarnya anak itu telah membawa fitrah beragama, dan kemudian bergantung kepada para pendidiknya dalam mengembangkan fitrah itu sendiri sesuai dengan usia anak dalam pertumbuhannya.

Alquran adalah mukjizat Islam yang akan abadi sepanjang zaman, mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Alquran walaupun telah menghadirkan sejuta karya tulis dengan bahasa dan topik yang berbeda, namun ia tetap mengungkap keajaiban-keajaiban yang misterius sekaligus menjawab tantangan zaman sekarang dan dimasa mendatang.

Mencermati kehebatan, kemukjizatan dan keagungan Alquran dari berbagai sisi, tentu ini akan menyadarkan manusia, bahwa ini bukanlah

19

hasil karya manusia, malaikat atau makhluk lain namun semata ciptaan Allah Swt, pencipta langit dan bumi dan beserta isinya. Allah menurunkannya untuk membebaskan manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan di atas, maka upaya yang harus kita lakukan adalah membaca dan menjadikannya sebagai wirid harian, mentadabburi dan menghayati isi kandungannya, mengamalkan ajaran-ajarannya, mendakwahkannya, memasyarakatkan di tengah umat dan menghafal ayat-ayatnya dengan tujuan untuk mendapatkan ridha, pahala, magfirah dan rahmat dari Allah Swt.

Allah Swt dan Rasul-Nya memerintahkan untuk membaca serta memahami Alquran agar pembaca mengetahui prinsip-prinsip pembinaan yang terkandung didalamnya dan dapat menuntun hidupnya dalam semua aspek sesuai dengan prinsip-prinsip didalamnya. Tujuan dari semua itu adalah keselamatan dunia dan akhirat, oleh karena itu tujuan pembacaan Alquran adalah sesuai dengan satu-satunya tujuan keselamatan dari Allah Swt. Hal itu ditekankan dalam QS. an-Naml (27): 92

 barang siapa mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia mendapat petunjuk untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat, maka katakanlah „sesungguhnya Aku‟ ini hanyalah salah seorang pemberi nasehat. (Departemen Agama RI, 2006: 605)

Alquran al-Karim adalah kitab Allah yang memiliki daya mukjizat, tidak akan muncul kebatilan baik dari hadapan maupun dari belakangnya diturunkan dari zat yang maha bijaksana lagi maha terpuji. Berbagai ayat dan surah, mengandung seluruh urusan di dunia dan akhirat, menggabungkan kebahagiaan dunia dan akhirat, diturunkan sebagai petunjuk dan cahaya bagi seluruh manusia. Alquran mengubah komunitas manusia dari abad hitam pekat yang merajalela berbagai landasan thaghut, penyembahan kepada thaghut, mengalirkan darah orang tanpa bersalah, merampas harta dan kehormatan, menjadi komunitas kehidupan yang penuh rasa ridha, rasa aman, tenang, tenteram dan peradaban yang mengantar menuju kebahagiaan individu, masyarakat, bangsa dan segenap manusia. (Irwan Raihan, 2005: 479)

Alquran merupakan pedoman dan petunjuk bagi umat Islam dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana menuju kehidupan akhirat yang kekal. Banyak umat Islam yang lalai bahkan lupa menjadikan Alquran sebagai tuntunan sehingga mereka hidup dalam kegelisahan, kebimbangan yang penuh dengan kemaksiatan. Untuk mengembalikan manusia pada jalan yang diridhai Allah, maka pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran harus menjadi tolak ukur dalam kehidupan.

Dengan menyadari pentingnya pemahaman terhadap Alquran, maka diperlukan langkah-langkah yang nyata guna untuk mewujudkannya. Langkah pertama adalah memasyarakatkan Alquran melalui pengembangan tilawah Alquran. Melalui pengembangan tilawah

21

Alquran, maka kualitas membaca Alquran bagi anak didik (santri) dapat ditingkatkan. Setelah memiliki kualitas membaca Alquran dituntut untuk memahami dan menghayati yang bertujuan pada pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Langkah kedua adalah menciptakan metode Alquran dengan cepat dan tepat.

Pada munas LPTQ V menghasilkan kemufakatan pentingnya Pengembangan dan memantapkan upaya dalam memasyarakatkan Alquran sesuai dengan tujuan LPTQ, yaitu menghayati dan mengamalkan Alquran dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.

Selanjutnya Menteri Agama (H. Munawir Sjadzali) menegaskan bahwa MTQ adalah tujuan TPA, sebagai tujuan utamanya adalah agar anak lebih mendalami ajaran yang terkandung dalam Alquran.

(Tim penyusun LPTQ, 1994: 132)

Tujuan LPTQ secara garis besar sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan MTQ, baik di tingkat nasional maupun daerah.

2. Menyelenggarakan pembinaan tilawah (baca dan lagu), tahfidz (hafalan), khat (tulisan indah), puitisasi dan pameran Alquran.

3. Meningkatkan pemahaman Alquran, penterjemahan, penafsiran, pengkajian dan klasifikasi ayat-ayat Alquran.

4. Meningkatkan penghayatan dan pengamatan Alquran dalam kehidupan sehari-hari. (Tim penyusun LPTQ, 1994: 61)

Tujuan pengajaran baca tulis Alquran mempunyai beberapa kegunaan, yaitu:

a. Mengakhiri usaha b. Mengarahkan usaha

c. Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan yang lain d. Memberi nilai (sifat) pada usaha-usaha itu

Sebagaimana telah dicantumkan dengan jelas tujuan yang ingin dicapai dari program bebas buta aksara Alquran, yaitu:

a. Membebaskan murid atau siswa sekolah binaan yang beragama Islam dari buta aksara (baca tulis Alquran)

b. Menyadarkan murid atau siswa sekolah binaan yang beragama Islam taat beribadah, terutama shalat lima waktu sesuai ajaran Islam.

(Ahmad D. Marimba, 1962: 45-46)

Melalui tujuan program tersebut, maka Pemerintah Daerah berupaya melahirkan perda No. 06 Thn. 2003, tentang pandai baca tulis Alquran bagi siswa dan calon pengantin dengan menunjuk pasal 1 yaitu:

a. Mampu membaca tulis Alquran dengan baik dan benar serta terbiasa membaca dan mencintai Alquran dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Mampu memahami dan menghafal ayat-ayat Alquran untuk bacaan shalat sekaligus dalam rangka memakmurkan dan mencintai mesjid, mushallah dan serta dapat menjadi imam yang baik dalam shalat. (H.

A. Mahrus Andis, Patabai Pabokor, 2005: 156-157).

Pemerintah daerah menetapkan kebijakan terhadap bagi pemeluk agama Islam pandai baca tulis Alquran untuk:

a. Calon siswa SLTP, SLTA dan Mahasiswa Perguruan Tinggi b. Mata pelajaran Alquran sebagai muatan lokal di SD dan SMP

c. Melakukan pemantauan terhadap kualitas baca tulis Alquran bagi siswa baru di tingkat SLTP dan SMA / SMK

Dalam Departemen Depdikbud Propinsi Sulawesi Selatan, (1998:1) sebagai berikut:

a. Membebaskan murid atau siswa SD, SMTP / SMTA dari buta aksara Alquran.

b. Meminimalisir murid SD, SMTP / SMTA se-Sulawesi Selatan khususnya murid SD, SMTP / SMTA se-Sulawesi Selatan.

c. Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan isi kandungan Alquran.

Dengan keseluruhan uraian tersebut di atas, dimaksudkan melalui pelaksanaan pengajaran baca tulis Alquran dalam pengembangan baca tulis Alquran adalah melihat dilaksanakannya Taman Pendidikan Alquran

23

(TPA) maka akan memberikan motivasi kepada anak didik (santri) pada umumnya dan para orang tua pada khususnya untuk memberi pendidikan dalam meningkatkan kualitas baca tulis Alquran pada anaknya. Dengan adanya TPA ini pula, untuk mengantisipasi kemampuan baca tulis Alquran bagi anak-anak sekolah agar anak yang telah belajar baca tulis Alquran tidak hanya sekedar tahu membaca dan menulis, namun juga mampu membaca dengan tajwid dan suara yang indah serta menulis dengan tulisan indah.

3. Metode Dan Teknik Yang Digunakan Guru Dalam Meningkatkan

Dokumen terkait