• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk menyaring informasi yang dapat menggambarkan variabel-variabel penelitian. Suatu instrumen harus teruji validitas dan realibilitasnya agar dapat memperoleh data yang valid dan reliabel pula. Adapun instrumen yang peneliti gunakan adalah:

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan instrumen angket, pedoman wawancara, dan catatan dokumentasi untuk mengetahui hasil dari peningkatan baca tulis Alquran di TPA Nurul Ihsan, maka digunakan instrumen penelitian sebagai berikut :

1. Pedoman Angket, adalah metode pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan tertulis dalam bentuk multiple choice

kepada informan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian.

2. Pedoman Wawancara, adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab atau percakapan dengan informan untuk memperoleh data yang diperlukan, baik dengan menggunakan daftar pertanyaan ataupun percakapan bebas yang berhubungan dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Pedoman ini merupakan pedoman pembantu.

3. Catatan Dokumentasi merupakan alat yang digunakan untuk mencatat/mengumpulkan data dari beberapa dokumen. Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis.

Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menggunakan instrumen catatan dokumentasi berupa keadaan, uztazh/uztazah, santri, gambaran umum TPA Nurul Ihsan, agenda kegiatan pengajian, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian ini.

G. Teknik Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu melengkapi hal-hal yang dibutuhkan seperti menyiapkan proposal penelitian, menyusun instrumen penelitian, mengurus surat izin untuk penelitian kepada pihak-pihak yang bersangkutan.

35

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian:

a. Library research, yaitu penelitian pustaka pada buku yang relavan dengan cara mengutip baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Field research, yaitu penelitian lapangan di TPA Nurul Ihsan Kelurahan PAI Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sebagai berikut:

1. Angket untuk memperoleh gambaran peningkatan baca tulis Alquran di TPA Nurul Ihsan Kelurahan PAI Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.

2. Teknik Wawancara serta Dokumen untuk mengetahui peranan dalam meningkatkan baca tulis Alquran di TPA Nurul Ihsan Kelurahan PAI Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar.

Adapun tahap pelaksanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1) Peneliti memberi penjelasan mengenai hal-hal yang perlu dilakukan antara lain agar santri mengerjakan instrumen dengan jujur dan sungguh-sungguh.

2) Mengatur santri sedemikian rupa agar tidak memungkinkan terjadinya kerja sama dalam mengerjakan instrumen.

H. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data yang telah terkumpul dalam rangka menguji hipotesis dan sekaligus memperoleh suatu kesimpulan yang tepat maka diperlukan adanya teknik analisa data.

Adapun teknik analisa data yang digunakan adalah untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua yaitu untuk mengetahui peningkatan baca tulis Alquran, peneliti menggunakan rumus prosentase dimana data tersebut diperoleh melalui angket. Adapun rumus presentasi adalah sebagai berikut:

P = F

Nx100%

Ket: P = Angka prosentase

F = Frekuensi yang di cari prosentasenya N = Jumlah responden

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1. Sejarah Singkat Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Kelurahan Bulurokeng Kec. Biringkanaya Kota Makassar

Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan didirikan pada tanggal 04 Mei 2009, Taman Pendidikan Alquran ini berlokasi tepatnya di Jalan KHA.

Djabbar Assyiri Kelurahan Bulurokeng Kec. Biringkanaya Kota Makassar.

Sejak dimulainya proses belajar mengajar pada tahun 2009, Taman Pendidikan Alquran ini telah dipimpin oleh 5 orang kepala unit dengan berbagai kemajuan yang telah didapat dari masing-masing kepala unit yang memimpin.

2. Visi Dan Misi Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan a. Visi

Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan adalah pendidikan berwawasan lingkungan melalui metode pembelajaran Alquran yang efektif guna meningkatkan daya saing pengetahuan pengentasan baca tulis Alquran serta dalam upaya penghayatan dan pengamalan Alquran dalam kehidupan sehari-hari dan menciptakan generasi qurani dan santri yang memiliki akhlakul karimah.

37

b. Misi

Adapun misi Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan adalah sebagai berikut:

1) Mengusahakan santri dapat mengagumi dan mencintai Alquran.

2) Memacu peningkatan santri dalam membaca dan menulis Alquran dengan lancar dan benar.

3) Santri dapat menjalankan shalat lima waktu dan menguasai sejumlah hafalan surah pendek dan do’a harian.

4) Menciptakan santri yang memiliki akhlakul karimah serta memiliki ilmu pengetahuan dasar yang memadai.

B. Peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran Di Kelurahan PAI Kec.

Biringkanaya Kota Makassar

Setiap guru (ustazh/ustazah) menginginkan anak didik (santri) mampu membaca dan menulis Alquran dengan baik.Pada saat membaca anak sudah menerapkan secara praktis ilmu tajwid serta memahami isi kandungan surah-surah Alquran yang dipelajarinya.Kemampuan Santri Nurul Ihsan dalam baca tulis Alquran tidak lepas dari para guru (ustazh/ustazah) dan Pembina TPA yang berada di lingkungan TPA yang setia dan memberikan bimbingan.Arus globalisasi informasi melalui teknologi sesungguhnya menuntut diri sendiri untuk tidak terbatas lagi dengan adanya ruang dan waktu untuk bagaimana

39

meningkatkan kualitas diri yang harus seiring sejalan pola pembinaan pendidikan agama.Pembinaan keagamaan tentunya sangat dibutuhkan dalam kehidupan seseorang yang berimplikasi pada perkembangan kejiwaan dan pola interaksi sosial seorang anak didik (santri).

Dalam upaya mengembangkan pengetahuan masyarakat di bidang peningkatan pembacaan Alquran, lembaga pendidikan non formal cukup memberikan alternatif sebagai kebutuhan dasar dalam diri seseorang.Kemahiran seorang guru (ustazh/ustazah) dalam hal mengaji dan membimbing seorang anak didik (santri) menuntut kepercayaan besar atas para anak didik (santri) yang dilakukan melalui pembinaan non formal.

Fenomena demikian menuntut para orang tua untuk mengarahkan anak-anak mereka belajar membaca dan menulis Alquran sejak usia dini dan mempercayakan pembinaan keagamaan anak-anak mereka melalui Taman Pendidikan Alquran yang terkoordinir baik di masjid.

Dengan adanya Taman Pendidikan Alquran (TPA) dapat membantu anak yang ingin mempelajari Alquran dengan dilakukan Gerakan Bebas Buta Aksara Alquran dan sebagai wadah pembelajaran Alquran bagi anak sehingga membantu mengembangkan potensi anak ke arah pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan keagamaan berdasarkan tuntutan Alquran dan As-sunnah.

Dari hasil penelitian, Dg. Hj. Nini salah seorang wargamengungkapkan bahwa:

Sikedde-kedde injo anak-anakka mange angngaji labbi jaiyyangi mange kare’karena punna moteremi mae assikola, niami anne Taman Pendidikan Alquran erokku mingka bajina injo anak-anakka labbi na pentingngangi ngajiya kullei appilajara ngaji supaya labbi caraddeki naisseng agamayya. (wawancara, 20 Maret 2015 di Jl. Muh.Yunus) Dari uraian tersebut di atas, merupakan ungkapan seorang warga bahwa dengan adanya Taman Pendidikan Alquran (TPA) dapat membantu anak-anak membaca dan menulis Alquran, sehinga meningkatkan pengetahuan keagamaan.Dalam hal ini, hampir semua pihak dapat merasakan terlebih lagi bagi kalangan orang tua yang waktunya terbatas dalam memberikan pembelajaran Alquran terhadap anak-anak mereka.

Taman Pendidikan Alquran memotivasi perkembangan pembinaan keagamaan di Kelurahan PAI yaitu dengan adanya program pendidikan dan kegiatan guna memberikan dukungan nyata atas keputusan pemerintah tentang pentingnya pengetahuan pengentasan baca tulis Alquran serta dalam upaya penghayatan dan pengamalan Alquran dalam kehidupan sehari-hari.

Pada pembinaan keagamaan anak usia pendidikan dasar, apalagi dengan penguatan pada sektor pembinaan secara umum sangat mendukung aktivitas keagamaan hampir di semua masjid setiap saat. Dengan berbagai kegiatan keagamaan yang menjadikan para anak didik (santri) untuk dapat membaca, menulis dan memahami isi kandungan Alquran dan dasar-dasar

41

ajaran Agama Islam yang meliputi (aqidah, thaharah dan ibadah), memahami dasar ilmu pengetahuan umum serta dapat memahami dan mengamalkan akhlakul karimah.

Peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Kelurahan PAI Kec. Biringkanaya Kota Makassar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel III:Taman Pendidikan Alquran (TPA) Menjadi Faktor Pendukung Dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran

No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Ya 49 83%

2 Kadang-kadang 10 17%

3 Tidak - -

Jumlah 59 100%

Tabulasi Angket No.1

Dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan dalam meningkatkan baca tulis Alquran sangat mendukung, terbukti dari 59 responden yang menjawab

“Berperan” ada 49 orang santri atau 83% sedangkan yang menjawab

“Kurang Berperan” sebanyak 10 santri atau 17% santri dan yang menjawab

“Tidak Berperan” tidak ada. Jadi, dapat disimpulkan bahwa para santri merasa peranan Taman Pendidikan Alquran sangat membantu mereka

dalam baca tulis Alquran.Karena Taman Pendidikan Alquran memberikan bekal dasar bagi anak-anak (santri) sehingga mampu dan gemar membaca dan menulis Alquran.

Peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan dalam meningkatkan baca tulis Alquran juga dapat dilihat pada hasil wawancara yang dilakukan peneliti.Berikut hasil wawancara peneliti dengan Bapak Muh.

Syahrir Subair salah satu Guru TPA Nurul Ihsan mengungkapkan bahwa:

Peranan Taman Pendidikan Alquran adalah lembaga pengajaran Islam yang mengajarkan anak usia dini sehingga anak dapat mencintai dan membaca Alquran dengan lancar dan fasih serta menjadi anak yang sholeh dan sholehah. (wawancara,17 Maret 2015 di TPA Nurul Ihsan)

Tabel IV :Metode Tertentu Yang Diterapkan Guru Dalam Mempermudah Santri Baca Tulis Alquran

No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Ya 59 100%

2 Kadang-kadang - -

3 Tidak - -

Jumlah 59 100%

Tabulasi Angket No.2

Dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dari 59 responden, peneliti mengetahui bahwa 59 atau 100% responden menyatakan “Ya”, tidak

43

ada responden menyatakan “Tidak” dan tidak ada pula responden yang menyatakan “Biasa Saja” sehingga peneliti menyimpulkan bahwa di Taman Pendidikan Alquran Nurul Ihsan diterapkan metode tertentu dalam mempermudah santri baca tulis Alquran.

Tabel V :Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Mewajibkan Santri Untuk Fasih Dalam Membaca Alquran

No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Ya 59 100%

2 Tidak - -

3 Biasa Saja - -

Jumlah 59 100%

Tabulasi Angket No.3

Dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dari 59 responden, peneliti mengetahui bahwa 59 atau 100% responden menyatakan “Ya”, tidak ada responden menyatakan “Tidak” dan tidak ada pula responden yang menyatakan “Biasa Saja” sehingga peneliti menyimpulkan bahwa di Taman Pendidikan Alquran Nurul Ihsan diwajibkan untuk fasih dalam membaca Alquran.

Tabel VI :Kemampuan Santri menulis Alquran Dengan Baik Dan Benar

No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Mampu 53 90%

2 Mampu 4 7%

3 Tidak Mampu 2 3%

Jumlah 59 100%

Tabulasi Angket No.4

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dari 59 responden, peneliti mengetahui bahwa 53 atau 90% responden menyatakan “Sangat mampu”

dan 4 atau 7% responden menyatakan “Mampu” serta 2 atau 3% responden yang menyatakan “Tidak mampu”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa santri mampu menulis Alquran dengan baik dan benar.

C. KualitasTaman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Dalam Baca Tulis Alquran

Mempelajari dan memahami Alquran banyak manfaat yang didapat bagi masyarakat atau manusia, yang sekaligus menjadi kewajiban umat manusia untuk mempelajari Alquran.Alquran adalah kitab Allah yang memiliki daya mukjizat, tidak akan muncul kebatilan baik dari hadapan maupun dari belakangnya diturunkan dari zat yang maha bijaksana lagi maha terpuji.

Berbagai ayat dan surah, mengandung seluruh urusan di dunia dan akhirat,

45

menggabungkan kebahagiaan dunia dan akhirat, diturunkan sebagai petunjuk dan cahaya bagi seluruh manusia.

Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan salah satu pendidikan Islam yang terletak di wilayah Makassar Sulawesi Selatan tepatnya di Jalan KHA. Djabbar Assyiri. Taman Pendidkan Alquran ini mewajibkan santrinya untuk fasih dalam baca tulis Alquran namun berdasarkan tingkat kemampuan yang dimiliki setiap santri tersebut. Tingkat baca tulis Alquran santri ini kemudian membuat peneliti untuk menelusuri seperti apa tingkat kemampuan mereka dalam baca tulis Alquran.

Senada dengan itu, Andi Mansyur selaku Guru santri memberikan pernyataannya dalam sebuah wawancara yang dilakukan peneliti tentang kemampuan santri dalam baca tulis Alquran, beliau mengungkapkan bahwa:

Menurut saya kemampuan dalam baca tulis Alquran santri yang ada disini kurang cepat memahami materi yang diajarkan untuk itu Guru memberikan perhatian khusus dalam mengajar dan juga motivasi.

(wawancara, 17 Maret 2015 di TPA Nurul Ihsan)

Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan mewajibkan santrinya membaca Alquran dengan fasih tapi tidak dengan membebani santrinya dengan adanya kewajiban membaca Alquran dengan fasih tersebut. Santri di Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan sebagian banyak yang sudah fasih membaca Alquran, hal itu membuktikan bahwa santri TPA Nurul Ihsan mampu menghasilkan generasi-generasi Qurani.

Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan ada beberapa kegiatan yang diikuti oleh setiap santri. Bukan hanya menghadapkan membaca Alquran saja, namun ada kegiatan yang lainnya seperti: latihan pidato, menggambar kaligrafi dan keterampilan keagamaan lainnya. Untuk itu, santri harus pandai membagi waktu dan tidak lepas dari bimbingan dari segenap Guru.

Hasil penelitian yang diperoleh dengan teknik pengumpulan data berupa angket yang dibagikan kepada sejumlah sampel sebanyak 59 santri untuk mengetahui batas kemampuan santri Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan dalam baca tulis Alquran, maka dianalisis menggunakan rumus presentase. Hasil angket tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel VII : Membaca Dan Menulis Alquran Itu Berat

No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Berat 12 20%

2 Berat 6 10%

3 Tidak Berat 41 70%

Jumlah 59 100%

Tabulasi Angket No.5

Berdasarkan tabulasi angket tersebut di atas, dari 59 responden, peneliti mengetahui bahwa 12 atau 20% responden menyatakan “Sangat

47

Berat” dan 6 atau 10% responden menyatakan “Berat” dan 41 atau 70%

responden menyatakan “Tidak Berat”. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa membaca Alquran menurut santri adalah tidak berat.

Tabel VIII :Ada Sanksi Tersendiri Dari Guru Jika Tidak Mampu Baca Tulis Alquran

No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Ya 48 81%

2 Kadang-kadang 5 9%

3 Tidak 6 10%

Jumlah 59 100%

Tabulasi Angket No.6

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dari 59 responden, peneliti mengetahui bahwa 48 atau 81% menyatakan “Ya” dan 5 atau 9%

menyatakan “Kadang-kadang” dan 6 atau 10% yang menyatakan “Tidak”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa memang benar ada sanksi yang diberikan guru (ustazh/ustazah) jika santri tersebut tidak mampu baca tulis Alquran.

Tabel IX : Santri Senang Mengikuti Pembelajaran Baca Tulis Alquran

No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Senang 59 100%

2 Senang - -

3 Tidak Senang - -

Jumlah 59 100%

Tabulasi Angket No.7

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dari 59 responden, peneliti mengetahui bahwa 59 atau 100% responden menyatakan

“Sangat Senang”, tidak ada responden menyatakan “Biasa Saja” dan tidak ada pula responden yang menyatakan “Tidak Senang” sehingga peneliti menyimpulkan bahwa santri sangat senang mengikuti pembelajaran baca tulis Alquran.

Tabel X :Guru Selalu Menugaskan Santri Untuk Membaca Alquran

No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Ya 53 90%

2 Kadang-kadang 2 3%

3 Tidak 4 7%

Jumlah 59 100%

Tabulasi Angket No.8

49

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dari 59 responden, peneliti mengetahui bahwa 53 atau 90% responden menyatakan “Ya” dan 2 atau 3%

responden menyatakan “Kadang-kadang” serta 4 atau 7% responden yang menyatakan “Tidak”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru selalu menugaskan santri untuk membaca Alquran.

Tabel XI : Guru Selalu Menugaskan Santri Untuk Menulis Alquran

No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Ya 59 100%

2 Kadang-kadang - -

3 Tidak - -

Jumlah 59 100%

Tabulasi Angket No.9

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dari 59 responden, peneliti mengetahui bahwa 59 atau 100% responden menyatakan

“Ya”, tidak ada responden menyatakan “Kadang-kadang” dan tidak ada pula responden yang menyatakan “Tidak” sehingga peneliti menyimpulkan bahwa guru selalu menugaskan santri menulis Alquran.

Tabel XII : Santri Butuh Suasana Yang Tenang Untuk Baca Tulis Alquran

No Jawaban Frekuensi Presentase

1 Sangat Butuh 59 100%

2 Butuh - -

3 Tidak Butuh - -

Jumlah 59 100%

Tabulasi Angket No.10

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dari 59 responden, peneliti mengetahui bahwa 59 atau 100% responden menyatakan

“Sangat Butuh”, tidak ada responden menyatakan “Biasa Saja” dan tidak ada pula responden yang menyatakan “Tidak” sehingga peneliti menyimpulkan bahwa suasana yang tenang sangat penting bagi santri dalam baca tulis Alquran.

D. Faktor Penghambat Dan PendukungDalam Baca Tulis Alquran Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan

1. Faktor Penghambat

Dalam meningkatkan kualitas membaca Alquran anak, juga perlu meningkatkan kualitas guru-guru mengaji melalui keterampilan metodologi mengajar Alquran dan diharapkan diperoleh pula oleh anak (sebelumnya) belajar dilingkungan keluarga.

51

Pada kesempatan wawancara yang dilakukan peneliti bersama bapak Muh. Syahrir Subair selaku guru di TPA, beliau mengungkapkan bahwa:

“Menurut saya faktor yang menjadi penghambat santri dalam baca tulis Alquran disini adalah banyaknya waktu bermain serta ketidak mampuannya sebagian dari santri dalam membagi waktu. Karena jam pembelajaran Alquran dimulai pada saat anak-anak pulang dari sekolah dan bermain. Jadi, disitulah penghambatnya menurut saya”.

(wawancara, 17 Maret 2015 di TPA Nurul Ihsan)

Dalam kesempatan wawancara dengan bapak Nur Irbadh Wahab, S.Ag selaku ketua unit TPA Nurul Ihsan, beliau mengungkapkan bahwa:

“Menurut saya yang menjadi penghambat santri dalam baca tulis Alquran adalah kurangnya dukungan dan motivasi dari orang tua terhadap pentingnya pendidikan wawasan Alquran serta kedisiplinan santri dan para guru begitu pula dengan keaktifan tingkah laku santri sulit dikendalikan”. (wawancara,17 Maret 2015 di TPA Nurul Ihsan) Dari beberapa hasil wawancara tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor penghambat santri dalam baca tulis Alquran adalah banyaknya waktu bermain santri serta kurangnya motivasi dari orang tua terhadap pentingnya pendidikan wawasan Alquran dan kedisiplinan santri juga para guru, sehingga pengembangan potensi santri kearah pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan keagamaan kadang terabaikan.

2. Faktor Pendukung

Dalam pengajaran Alquran disesuaikan dengan taraf perkembangan daya serap dan pengalaman belajar pada masing-masing anak. Sehingga,

anak mudah mempelajari Alquran serta menyadarkan anak taat beribadah, terutama shalat lima waktu dan menciptakan generasi anak sholeh-sholehah.

Dalam kesempatan wawancara yang dilakukan peneliti dengan bapak Andi Mansyur, beliau mengungkapkan bahwa:

Ada beberapa faktor pendukung santri dalam baca tulis Alquran adalah nasehat dan dukungan orang tua serta kemampuan tenaga pangajar dalam mengajarkan Alquran, didukung dengan suasana yang tenang dan fasilitas yang disediakan. (wawancara,17 Maret 2015 di TPA Nurul Ihsan)

Dalam kesempatan wawancara dengan bapak Nur Irbadh Wahab, S.

Ag selaku ketua unit TPA Nurul Ihsan, beliau mengungkapkan bahwa:

Yang menjadi faktor pendukung santri disini dalam baca tulis Alquran adalah salah satunya suasana dalam belajar, jika suasana tenang santri mudah memahami pembelajaran yang diberikan guru serta sarana dan prasarana yang mendukung. (wawancara,17 Maret 2015 di TPA Nurul Ihsan)

Dari beberapa hasil wawancara tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor pendukung santri dalam baca tulis Alquran adalah lingkungan, karena dalam sebuah pendidikan lingkunganlah yang sangat mempengaruhi proses pendidikan itu sendiri.

Taman Pendidikan Alquran (TPA) adalah wadah pembelajaran Alquran bagi santri untuk mempelajari Alquran, karena dilingkungan TPA penuh dengan nuansa Islami. Selain itu, disekitaran masjid terdapat beberapa pondok pesantren yang dipimpin cabang Muhammadiyah,

53

sehingga santri termotivasi untuk belajar menjadi generasi anak sholeh-sholehah.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti memaparkan hasil penelitian di atas tentang Peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran Di Kelurahan PAI Kec. Biringkanaya Kota Makassar, maka bagian dari pembahasan kali ini adalah mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian.

1. Peranan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Dalam Meningkatkan Baca Tulis Alquran Di Kelurahan PAI Kec. Biringkanaya Kota Makassar adalah mendampingi dan menuntun santri pada saat membaca dan menulis Alquran dan bukan hanya itu, namun guru juga sangat berperan dalam memberikan nasehat, semangat dan motivasi.

2. Pada dasarnya Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan mewajibkan santrinya membaca Alquran dengan fasih tapi tidak dengan membebani santrinya dengan adanya kewajiban membaca Alquran dengan fasih tersebut. Santri di Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan sebagian banyak yang sudah fasih membaca Alquran, hal itu membuktikan bahwa santri TPA Nurul Ihsan mampu menghasilkan generasi-generasi Qurani.

3. Dalam meningkatkan kualitas membaca Alquran anak, juga perlu meningkatkan kualitas guru-guru mengaji melalui keterampilan metodologi mengajar Alquran dan diharapkan diperoleh pula oleh anak (sebelumnya) belajar dilingkungan keluarga. Hambatan santri dalam baca tulis Alquran adalah banyaknya waktu bermain santri serta kurangnya motivasi dari orang

54

55

tua terhadap pentingnya pendidikan wawasan Alquran dan kedisiplinan santri juga para guru, sehingga pengembangan potensi santri kearah pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan keagamaan kadang terabaikan.

B. Saran-saran

1. Sebagai lembaga keagamaan yang akan mengembangkan pengetahuan masyarakat dibidang peningkatan pembacaan Alquran, maka sudah seharusnya Taman Pendidikan Alquran (TPA) Nurul Ihsan Kelurahan PAI Kec. Biringkanaya Kota Makassar menjadi contoh kepada TPA yang lain, baik dari segi tahfidzul qurannya. Bahasanya, kedisiplinannnya dan sebagainya.

2. Hendaknya kemampuan anak-anak kita terutama dalam hal baca tulis Alquran, senantiasa mengarahkan anak-anak belajar membaca dan menulis Alquran sejak usia dini agar anak-anak merasa diperhatikan dan dihormati serta dapat menghasilkan generasi-generasi qurani dan anak sholeh-sholehah.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para guru TPA dalam meningkatkan proses pembelajaran terutama dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca dan memahami Alquran, disamping itu juga bermanfaat bagi santri itu sehingga dapat menulis dan membaca Alquran dengan baik dan benar serta dapat meningkatkan amal ibadah kepada Allah Swt.

4. Kepada peneliti lain diharapkan dapat mengkaji lebih luas melalui kegiatan penelitian yang terkait dengan masalah tersebut, sehingga hasilnya dapat

peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang peneliti susun ini jauh dari

peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang peneliti susun ini jauh dari

Dokumen terkait