• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat Belajar dan Hasil Belajar a.Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.”60

Definisi tersebut memiliki pengertian bahwa belajar merupakan usaha untuk mendapatkan ilmu, sehingga dengan belajar seseorang menjadi tahu, memahami, mengerti, dan dapat melaksanakan sesuatu.

Belajar adalah adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Selama masa kanak-kanak dan masa remaja, diperoleh sejumlah sikap, nilai dan keterampilan hubungan sosial, demikian pula diperoleh kecakapan dalam berbagai mata ajaran sekolah.61

Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa

59

Ibid. 60

Hardini Isriani dkk., op.cit., h.3

61

Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: Raja Grafindo, 1994), h. 1

baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri.62

Skinner, seperti yang dikutif Barlow dalam bukunya Education Psichology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyatan ringkasnya, bahwa belajar adalah:‟‟...a proces progressive beharvior adaptation’’. Berdasarkan eksperimennya Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabiala ia diberi penguat (reinforce). 63

Menurut Hilgard, belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi. Selanjutnnya bersama-sama dengan Mar Quis, Hilgard memperbaharui definisinya dengan menyatakan bahwa belajar merupakan latihan mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan laian-lain sehingga terjadi perubahan dalam diri.64

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan perilaku baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. 65 Whiterington yang dikutip Purwanto mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.66

Hilgrad dan Bower dikutip dari Purwanto yang menyatakan bahwa belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of though experience or study; 2) to fix in the mind or memory; memorize; 3) to acquire trough experience; 4) to became in forme of to

62

Muhibbin Syah., Psikologi Belajar, (Pamulang: Logos Wacana Ilmu,1999), h. 59

63

Ibid., h. 60

64

Suyono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.12.

65

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h.10

66

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006), h. 84

find out. 67 Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan.Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.

Menurut Gagne, belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. 68 Dalam buku yang sama, Cronbach menyatakan “Learning is Shown by a change in behavior as a result of experience”, sehingga bisa kita pahami bahwa belajar merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.69 Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.70 Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.71

Selanjutnya Nana Sudjana mengatakan bahwa “belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.”72

Belajar disebut juga proses

67

Ibid., h. 84

68

Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), Cet .3, h. 2

69

Ibid., h.2

70

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 2

71

Ibid.,h.2

72

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Balai Pustaka, 1987), h. 28

aksi reaksi serta interaksi atau hubungan antara seseorang dengan seseorang yang lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas siswa berinteraksi dengan guru, serta siswa berinteraksi dengan siswa yang kemudian akan menimbulkan pengalaman baru, baik bagi siswa maupun bagi gurunya.

Dari beberapa definisi diatas, dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.

Dapat pula penulis tarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa ciri belajar, yaitu:

1) Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Hal ini berarti bahwa hasil belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku. Tanpa mengamati tingkah laku, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.

2) Perubahan tingkah laku bersifat permanent. Hal ini berarti bahwa perubahan yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah.

3) Perubahan tingkah laku merupakan hasil pengalaman atau latihan Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interkasi dengan team sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Guru hendaknya memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.73

Dalam melakukan kegiatan belajar, terjadi proses belajar berpikir yang melibatkan kegiatan mental, terjadi penyusunan hubungan

73

Ratna Yudhawati, dkk., Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 44.

informasi yang diterima materi yang diberikan. Pemahaman dan penguasaan ini disebut sebagai hasil belajar. Pada hakikatnya hasil belajar adalah perubahan tingkat laku yang diharapkan pada diri siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Menurut nama Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.74

Menurut Benyamin dkk, secara garis besar membagi hasi belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomorik.75 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual seperti pengetahuan atau ingatan,pemahaman, aplikasi analisa, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang berupa kehadiran, keaktifan belajar, pengumpulan tugas dan lain-lain. Sedangkan ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak siswa sehari-hari. Belajar melibatkan tahap masukan, proses, dan keluaran. Belajar juga merupakan proses awalnya tidak tahu menjadi tahu, tidak mampu menjadi mampu, dan sebagainya. Inilah yang disebut dengan hasil belajar, yaitu perubahan perilaku yang menyatakan perbedaan dari masukan dan keluaran.

Karena hasil belajar merupakan produk belajar, hasil belajar dapat dijelaskan dari pengertian belajar. Sntrock menyatakan bahwa “learning is a realitively permanent influence on beharviour, knowledge, and thinking

skills that comes about through experience,”.76Belajar dikatakan berhasil

jika seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinnya, sehingga belajar semacam ini disebut role learning, belajar hafalan, belajar melalui ingatan, by heart, diluar kepala, tanpa memepedulikan makna.77

74

Nana Sujana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakrya, 1995), Cet. 5, h. 22

75

Ibid., h.22

76

John W Santrock, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh Tri Wibowo (Jakarta: Kencana, 2010), Cet .3, h. 266

77

b. Ruang Lingkup Belajar

Hasil belajar mencakup semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikatortentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisipembelajaran yang berbeda. Hasil pembelajaran bisa berupa hasil nyata (actualoutcomes) dan hasil yang diinginkan (desired outcome).78 Hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu:

1) Keefektifan. 2) Efisiensi. 3) Daya tarik.79

Indikator keberhasilan belajar mengajar, diantaranya yaitu:

1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasitinggi, baik secara individu maupun kelompok.

2) Perilaku yang digariskan dalm tujuan pengajaran khusus telah dicapai olehsiswa baik secara individual maupun kelompok.

3) Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial mengantarkanmateri tahap berikutnya.80

Ketiga ciri keberhasilan belajar di atas, bukanlah semata-matakeberhasilan dari segi kognitif, tetapi mesti melumat aspek-aspek lain, seperti aspek afektif dan aspek psikomotorik.

c. Prinsip-prinsip Belajar

Untuk memperoleh pengertian lebih lanjut prinsip-prinsip belajar lebih lanjut ini akan dikemukakan berupa prinsip-prinsip belajar antara lain sebagai berikut :

1) Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku.Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar anrtara lain

(a). Perubahan yang disadari.

(b). Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

78

Hamzah B.Uno, op.cit., h. 16

79

Ibid., h. 21

80

Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 109

(c). Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

(d).Perubahan dalam belajar bukan bersifat temporer, tapi menunjukan pertumbuhan dan perkembangan terus menerus serta memiliki tujuan yang jelas.

2) Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku. 3) Belajar merupakan suatu proses.

4) Proses belajar terjadi karena adanya dorongan dan tujuan yang akan dicapai .

5) Belajar merupakanbentuk pengalaman.81

Menurut pendapat Gagne, kunci bagi pengembangan teori belajar yang bersifat menyeluruh ialah mengenali faktor-faktor yang memperjelas sifat yang rumit belajarnya orang.82 Ahli-ahli teori yang lainbiasanya mulai dengan memberikan penjelasan khusus mengenali proses belajar dan kemudian berusaha mengenakan proses tersebut pada belajar yang dilakukan orang. Kebalikannya, gagne mulai dengan melakukan kupasan atas berbagai performasi dan keterampilan yang dilakukan orang dan kemudian memberikan penjelasan atas adanya keragaman ini.83

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Hasil Belajar

Menurut Purwanto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar terdiri dari dua faktor, yaitu:

1) Faktor individual yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri. Yang termasuk faktor individual antara lain : faktor kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

2) Faktor sosial yaitu faktor yang ada diluar individu. Yang termasuk faktor sosial antara lain : faktor keluarga, guru dan cara mengajar,

81

Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT Miizan Publika, 2004). h 122-125

82

Ibid, h 182

83

alat-alat yang digunakan untuk mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.84

Faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu : 1) Faktor-fartor Intern yang terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologi

dan faktor kelelahan.

2) Faktor ekstern yang terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.85

Menurut Purwanto faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari :

1) Faktor luar yaitu lingkungan (alam dan sosial) dan instrumental (kurikulum/bahan ajar, guru atau pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi/managemen).

2) Faktor dalam yaitu fisiologi (kondisi fisik dan kondisi pasca imdra) dan psiologi (bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif).86

Selain yang tersebut di atas, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar diantaranya yaitu tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, bahan evaluasi, dan suasana evaluasi.87

e. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar merupakan penjelasan yang menggambarkan keberhasilan seorang pengajar dalam melakukan pembelajaran, dilihat dari sejauh mana siswa telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai.88

84

M. Ngalim Purwanto, op.cit., h. 102.

85

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Cet 5.h. 54-62

86

M. Ngalim Purwanto, op.cit., h. 107.

87

Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain., op. cit. h. 109

88

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. I, h. 4.

Tujuan dilakukannya penilaian yaitu:89

1) Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa. 2) Mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa. 3) Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.

4) Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.

Fungsi dari penilaian yaitu:90

1) Fungsi seleksi, yaitu menyeleksi calon peserta suatu lembaga pendidikan/kursus berdasarkan kriteria tertentu.

2) Fungsi Penempatan, yaitu untuk keperluan penempatan agar setiap peserta didik mengikuti pendidikan pada jenis dan/atau jenjang pendidikan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.

3) Fungsi Diagnostik, yaitu untuk mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara dalam mengatasi kesulitan belajar yang terjadi.

Evaluasi hasil belajar meliputi evaluasi tingkat penguasaan, pencapaian tujuan pembelajaran khusus (indikator) dan tujuan pembelajaran umum (standar kompetensi/kompetensi dasar) serta evaluasi terhadap pencapaian kompetensi hasil belajar siswa di kelas.91

Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi (kognitif) dilakukan bertujuan untuk mengukur penguasaan materi dan pemilihan konsep dasar keilmuan yang berupa materi-materi esensial yang merupakan konsep kunci dan prinsip utama. Menurut Bloom dan dkk, kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif secara hierarkis dikategorikan ke dalam enam jenjang kemampuan yaitu hafalan (ingatan)

89 Ibid. 90 Ibid., h. 5. 91 Ibid., h. 14.

(C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi (C6).92 Sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar.

C6 Evaluasi C5 Sintesis C4 Analisis C3 Penerapan C2 Pemahaman C1 Hapalan

Gambar 2.2 Penjenjangan Domain Kognitif