• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi PembelajaranThink Talk Write a.Pengertian Strategi Pembelajaran a.Pengertian Strategi Pembelajaran

Menurut Muhaimin yang dikutip oleh Riyanto, pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar.16 Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.17

Strategi menurut Slameto yang juga dikutip oleh Riyanto, adalah rencana tentang pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengajaran.18

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal . Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai

14

Martinis Yamin dan Bansu, Taktik Pengembangan Kemamapuan Individual Siswa,

(Jakarta: Gaung Persada Press, 2008 ). h. 74

15

Ibid., h. 75

16

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajran: Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 131.

17

Ibid. 18

perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.19

Menurut Isjoni , Strategi pembelajaran merupakan rancangan dasar bagi seorang guru tentang cara ia membawakan pengajarannya di kelas secara bertanggung jawab.20

Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa, guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaaan sumber belajar dan penilaian (asesmen) agar pembelajaran lebih efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Stategi pembelajaran pada hakikatnya terkait dengan perencanaan atau kebijakan yang dirancang didalam mengelola pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.21

Dari beberapa pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu perencanaan yang dijadikan pedoman dalam kegiatan belajar mengajar, agar proses belajar mengajar dikelas lebih efektif dan efisien.

b. Pemilihan Strategi Pembelajaran

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemapuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu kita berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efesien.22Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.23 Untuk melaksanakan strategi tertentu diperlukan seperangkat metode pengajaran. Suatu program pengajaran yang diselenggarakan oleh guru dalam satu kali tatap muka, bisa dilaksanakan

19

Wina Sanjaya, op.cit., h. 126.

20

Isjoni, dkk.,Pembelajaran Visioner: Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 3.

21

Suyono, dkk.,Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011), h. 20.

22

Wina Sanjaya, op cit., h. 129.

23

berbagai metode, seperti ceramah, diskusi kelompok, maupun tanya jawab.24

Strategi pembelajaran yang dipilih pengajar/guru selayaknya didasari berbagai pertimbangan sesuai situasi, kondisi dan lingkungan yang akan dihadapinya25”Strategi pembelajaran memuat alternatif yang harus dipertimbangkan untuk dipilih dalam rangka perencanaan pengajaran.”26

Pengajaran berkualitas tinggi didukung oleh pemahaman yang jelas, keyakinan baik informasi tentang proses pembelajaran. Terutama menciptakan kelas student centre dimaksudkan untuk menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberikan pedoman serta strategi praktis untuk meningkatkan praktek mengajar.27

Dalam pemilihan dan penetapan strategi pembelajaran ada beberapa hal yang perlu dijadikan sebagai pertimbangan, antara lain:28 1) Kesesuaian dengan tujuan instruksional yang hendak di capai.

2) Kesesuaian dengan bahan bidang studi yang terdiri dari aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai.

3) Strategi pembelajaran itu mengandung seperangkat kegiatan pembelajaran yang mungkin mencakup penggunaan beberapa metode pengajaran yang relevan dengan tujuan dan materi pelajaran.

4) Kesesuaian dengan kemampuan profesional guru bersangkutan terutama dalam rangka pelaksanaannya di kelas.

5) Cukup waktu yang tersedia, karena erat kaitannya dengan waktu belajar dan banyaknya bahan yang harus disampaikan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran yaitu prinsip umum penggunaan staregi pembelajaran bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk semua

24

Isjoni, dkk.,op. cit., h. 2.

25

Irianti Hardini dkk, Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep dan Implementasinya), (Yogyakarta: Familia, 2012), h. 75.

26

Ibid., h. 2.

27

Kart Murdoch dan Jeni Wilson, Creating a Learner-Centerd Primary Classroom,

(London: Routledge, 2008), h. 4.

28

keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Hal ini dikemukakan oleh Killen : “ No teaching strategi is better then other s is all circumtsnces, so you have to be able to use variety of teaching strategies, and make rational decisions about when each of the teaching

strategies is likely to most effective.” Prinsip-prinsip penggunaan strategi

sebagai berikut :

1) Berorientasi pada tujuan 2) Aktivitas

3) Individualitas 4) Integritas 29

Semua faktor tersebut mendasari pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran yang dinilai lebih sesuai bagi pembelajaran.30 Oleh karenanya sebelum memutuskan suatu strategi, sebaiknya terlebih dahulu melihat konten dari materi pelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Dengan begini, maka akan memudahkan guru menentukan strategi apa yang sesuai dengan materi pelajaran tersebut.

c. Komponen Strategi Pembelajaran

Dick dan Carey menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu:31

1) Kegiatan Pembelajaran Pendahualuan

Kegiatan pendahuluan disampaikan dengan menarik sehingga dapat momotivasi peserta didik untuk belajar.32 Secara spesifik tehnik yang dilakukan yaitu:33 (1). Jelaskan tujuan khusus yang dapat dicapai oleh semua peserta didik diakhir kegiatan pembelajaransehinga mereka menyadari pengetahuan, keterampilan, sekaligus manfaat yang diperoleh setelah mempelajari pokok bahasan tersebut. (2). Lakukan

29 Ibid., h. 133. 30 Ibid., h. 136. 31

Hamzah B. Uno, Model Pembelajran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 3.

32

Ibid.

33

apersepsi, berupa kegiatan yang merupaka jembatan antara pengetahuan lama dengan pengetahuan yang baru yang akan dipelajari. 2) Penyampaian informasi

Guru harus memahami dengan baik situasi dan kondisi yang dihadapinya agar informasi yang disampaikan dapat diserap oleh peserta didik dengan baik.34 Hal yang harus diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah urutan, ruang lingkup dan jenis materi yang akan disampaikan.

3) Partisipasi Peserta didik

Berdasarkan prinsip student center, peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan. Hal yang penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik yaitu:35 (a). Latihan dan praktik seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu, (b). Umpan balik . Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku sebagai hasil belajarnya maka guru memberikan umpan balik (feedback) terhadap hasil belajar siswa.

d. Peran Guru dalam Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni (1) strategi pengorganisasian pembelajaran, (2) strategi penyampaian pembelajaran, dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran.36

Strategi mengorganisasi isi pengajaran disebut oleh Reigeluth, Bunderson, dan Merrill sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan. Sequencing mengacu pada pembuatan urutan penyajian isi bidang studi, dan synthesizing 34 Ibid., h. 4. 35 Ibid., h.6. 36

mengacu pada upaya menunjukkan kepada siswa keterkaitan antara fakta, konsep, atau prinsip yang terkandung dalam suatu bidang studi.37

e. Strategi Think Talk Write (TTW)

Menurut Slameto, strategi adalah suatu rencana tentang pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.38 Strategi pembelajaran adalah pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.39

Suatu strategi yang diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah adalah strategi think talk write (TTW). 40 Strategi yang diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin ini pada dasarnya dibangun melalui berfikir (think), berbicara (talk), dan menulis (write).41

Huinker dan Laughlin, menyatakan: “strategi think tal write memungkinkan siswa untuk menyampaikan ide dalam pikiran mereka sebelum mereka menulis. Berbicara mendorong eksplorasi kata-kata dan menguji ide-ide. Berbicara mengembangakan pemahaman. Saat siswa banyak diberikan kesempatan untuk berbicara, mereka dapat menemukan cara yang akan ditulis kedalam tulisannya, dan tulisan memberikan lebih lanjut untuk pembangunan makna.”42

Fazio and Gallagher mengemukakan:

“a think-talk-write strategy which has been adoped in England to promote literacy in science may help students to make connections between their peers, teachers, and the science phenomena under investigation, thereby

linking literacy processes.”43

37

Ibid., h. 4-5.

38

Yatim Riyanto, op. cit., h. 131.

39

Isriani dan Dewi Puspitasari, op.cit., h. 12

40

Martinis Yamin dan Bansu, op.cit., h. 84.

41

Ibid., h. 84.

42 Deann Huinker & Connie Laughlin, Talk Your Way Into Writing”,

http://www.Google.com/search?q=mtsd.kl.12.wi.us/MTSD/District?ela-curriculum-03/think_talk_write.html, diakses pada tanggal 23 April 2013, p. 88.

43

Fazio Xavier and Tiffany Gallagher, Supporting Student Writing in Elementary Science: Tools to Facilitate Revision of InQuiry-Based Compositions”, Electronic Journal of Literacy Through Science, 8, 2009, p. 6.

(Strategi think talk write yang telah diterapkan di Inggris untuk mendukung literasi sains dapat membantu siswa untuk membuat hubungan dengan rekan-rekan mereka, guru dan fenomena ilmu alam disekitarnya, sehingga menghubungkan proses literasi nya).

Menurut Edy Soedjoko strategi Think Talk Write (TTW)

maksudnya adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menekankan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Pada pembelajaran ini peserta didik mempelajari materi secara mandiri yang telah disiapkan oleh guru dalam lembar kerja siswa (think), kemudian mengadakan diskusi tentang materi dan membahas penyelesaian soal di lembar kerja (talk) serta menuliskan jawaban soal yang telah dikerjakan bersama secara berkelompok (write)44

Strategi TTW dapat mendorong siswa untuk selalu aktif berpartisipasi, komunikatif, siap mengemukakan pendapatnya sendiri secara obyektif, menghargai pendapat orang lain dan melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya kedalam bentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa lebih memahami materi pelajaran.45

Strategi pembelajaran TTW (Think Talk Write) melibatkan tiga tahap penting yang harus dikembangkan dan dilakukan dalam pembelajaran yaitu:

1) Aktivitas Think (berpikir)

Menurut kalangan ahli psikologi asosiasi, “berpikir (think) adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan di mana subjek yang berpikir pasif”.46

Aktifitas berpikir peserta didik dapat dilihat selama proses membaca materi yang kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. 47 Menurut Sumadi Suryabrata, “berpikir adalah proses yang

44

Astohar,“Efektifitas Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Materi Pokok Virus Kelas X MA Sunniyyah Selo Grobogan,” Skripsi

pada Sarjana IAIN Walisongo Semarang, Semarang, 2010, h. 3-4.

45

Arnelis, dkk., Upaya Peningkatan Peningkatan Motivasi dan Aktivitas Belajar Biologi Siswamelalui Strategi Think Talk Write (TTW) Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kampar Kiri, Jurnal, (Pekanbaru: Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, 2009). h. 2.

46

Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakrta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 45.

47

dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya”.48 Dalam tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan apa yang telah dibaca, baik itu berupa apa yang diketahuinya, maupun langkah-langkah penyelesaian dalam bahasanya sendiri. Kegiatan ini membantu siswa dalam mengidentifikasi suatu masalah dan merencanakan solusi soal biologi.

Menurut Sumadi Suryabrata proses atau jalanya berpikir itu terdiri dari tiga langkah, yaitu:

a) Pembentukan pengertian, b) Pembentukan pendapat, c) Penarikan kesimpulan.49

Setelah selesai tahap think dilanjutkan dengan tahap mengkomunikasikan atau mendiskusikan hasil pemikirannya menggunakan kata-kata dan bahasa mereka sendiri (Talk).

2) Aktivitas Talk (berbicara atau berdiskusi)

Tahap selanjutnya adalah “talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami.50 Fase berkomunukasi (talk) pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil berbicara atau menyampaikan pendapat/ide/gagasan. Pada umumnya menurut Huninker dan Laughlin, “berkomunikasi dapat berlangsung secara alami, tetapi menulis tidak”.51

Proses komunikasi dipelajari siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Selanjutnya berkomunikasi atau dialog baik antar siswa maupun dengan guru dapat meningkatkan pemahaman. “Komunikasi adalah proses pengiriman berita dari seseorang kepada

48

Sumardi Suryabrata, op. cit., h.55.

49

Ibid., h. 55.

50

Martinis Yamin dan Bansu, op.cit.,h.85.

51

orang lain”.52

Hal ini bisa terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk berbicara atau berdialog, sekaligus mengkonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan melalui dialog 53 menurut Tjokrodiharjo dalam Trianto, diskusi atau berkomunikasi dalam pembelajaran memiliki 3 (tiga) tujuan, yaitu: Pertama, meningkatakan cara berfikir siswa dengan jalan membantu siswa membangkitkan pemahaman isi pelajaran. Kedua, menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa. Keriga, membantu siswa mempelajari ketermpilankomunikasidan proses berfikir.54

Berdiskusi atau berdialog didalam kelompok yang terdiri dari 3-5 siswa dapat meningkatkan pemahaman. Kegiatan ini dapat membantu memecahkan soal biologi karena siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan jawaban. yang tepat.

3). Aktivitas Write (menulis)

Tahap selanjutnya adalah ”write” yaitu menuliskan hasil diskusi/pada lembar kerja yang disediakan LKS (Lembar Aktivitas Siswa).55 Menulis dalam proses belajar membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran Biologi yaitu pemahaman peserta didik tentang materi yang dipelajari. Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat kesimpulan. Sedangkan bagi guru untuk melihat bagaimana langkah menyelesaikan soal dan menyimpulkan solusi jawabannya. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksikan ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat kesimpulan

52

Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 185

53

Martinis Yamin dan Bansu, op. cit., h. 87

54

Trianto, op cit., h. 124.

55

Menurut Martinis Yamin aktivitas siswa selama fase write adalah: 1) Menulis solusi terhadap masalah yang diberikan.

2) Mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan diagram, grafik, ataupun tabel, agar mudah dibaca dan ditindak lanjuti.

3) Mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan yang salah atau kurang lengkap.

4) Meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya.56

Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi TTW menurut Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari sebagai berikut :

1) Guru membagi Lembaran Aktivitas Siswa (LKS) yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaannya.

2) Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaansecara individual, untuk dibawa ke forum diskusi (think).

3) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan (talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.

4) Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi

(write).57

Desain pembelajaran yang menggunakan strategi TTW menurut Martinis dan Bansu I. Ansari dengan sedikit modifikasi tampak dibawah ini: 56 Ibid., h. 88. 57 Ibid. h. 90.

Gambar 2.1 Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW58

Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam setiap penerapan strategi pembelajaran. Peranan guru dalam strategi Think Talk Write (TTW) adalah:

1) Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mengarah keterlibatan siswa dalam diskusi.

58

Ibid., h. 89.

Belajar Melalui Strategi TTW Guru Dampak Situasi Masalah Open Ended Siswa THINK

Membaca Teks dan membuat catatan secara

Individual

Siswa Interaksi dalam Grup

untuk membahas masalah serta solusi TALK

Siswa WRITE Konstruksi pengetahuan

hasil dari think talk secara individual

Kemampuan pemahaman dan

2) Memehami ide siswa secara hati-hati.

3) Menyuruh siswa untuk mengungapkan ide baik secara tertulis maupun lisan.

4) Memutuskan apa yang akan digali dan dibawa siswa dalam diskusi. 5) Memutuskan kapan harus member informasi, mengklarifikasi

persoalan, memonitor dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi.59 Berdasarkan paparan di atas strategi pembelajaran TTW (Think Talk Write) adalah suatu strategi pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran kontruktivisme dan kooperatif. Tahapan strategi Think Talk Write (TTW) dimulai dari think (berpikir, siswa membaca buku paket atau artikel atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari), talk (berbicara, siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi), dan write (menulis, siswa menulis hasil diskusi dan presentasi).

4. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar