BAB IV : KONSEP PENDIDIKAN JIHAD
C. Konsep Pendidikan Jihad
2. Hakikat Jihad adalah Perdamaian
Dari sisi etimologi, Islam dan salam(damai) bersumber dari akar kata yang sama, yaitu berasal dari huruf sin, lam dan mim. Allah swt berfirman,
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(Q.S al-Baqarah : 208)
109Abu a‟la Al
Kata silm dalam ayat ini ditafsirkan sama seperti yang ditunjukkan secara tekstual. Ayat ini merupakan seruan bagi kaum mukmin agar masuk dalam keamaian secara keseluruhan. Kata ini juga ditafsirkan sebagai Islam, maksudnya masuklah ke bagian-bagian Islam secara keseluruhan baik akidah, ibadah, muamalat, akhlak dan syariat, dengan demikian kalian masuk dalam kedamaian yang sebenarnya. Kata silm menurut akar kata ini, bisa digunakan untuk dua makna secara bersamaan.Pertama, berdamai dan tidak perang.Kedua, tunduk kepada Allah, kepada agama dan syari‟atNya.Kedua makna tersebut diriwayatkan dari salaf dan kata ini mencakup keseluruhan maknanya.110
Damai yang menjadi makna Islam belakangan tercoreng dengan adanya fenomena terorisme yang mengatas namakan Islam dan jihad.Terorisme adalah satu bentuk kerusuhan yang dilancarkan oleh individu, kelompok ataupun negara tertentu untuk menganiaya manusia.Strategi teknis yang dirancang meliputi ancaman dan penganiayaan illegal dan segala bentuk aksi kekerasan ataupun ancaman kekerasan yang dilancarkan untuk kejahatan. Tujuannya adalah untuk menciptakan nuansa penuh kecaman dan rasa takut akan ancaman bahaya.
Berbagai kelompok jihad atau yang biasa dikenal sebagai kelompok radikal ada beberapa yang menyatakan perang terhadap berbagai pemerintahan yang sedang berkuasa dan lebih memilih jalan konfrontasi bersenjata. Bagi mereka tidak cukup dengan menyampaikan dan menjelaskan, atau menempuh jalur pendidikan dan pengarahan, atau cara-cara perubahan damai melalui perjuangan rakyat di kampus-kampus dan masjid-masjid atau perjuangan politik melalui pemilihan umum dan masuk ke lingkaran parlemen untuk menghentikan berbagai penetapan undang-undang yang bertentangan dengan Islam, atau untuk kebebasan bangsa dan berbagai kepentinganya111.
Ketika berbagai kelompok ini tidak memiliki kekuatan yang sepadan, maka ditempuhlah jalur konfrontasi yang sesuai dengan potensinya.Diantaranya adalah pembunuhan para pejabat dan tokoh-tokoh penting serta menghancurkan bangunan-bangunan pemerintah. Ironisnya ketika dua cara ini diambil,
110
Qardhawi, op, cit., h. 262
111
kebanyakan yang menjai korban adalah masyarakat sipil yang tak berdosa yang terdiri dari anak-anak, kaum wanita dan orang-orang tua. Apalagi cara ini sering sekali tidak mengenai sasaran yang dimaksud, padahal korban sipil sudah banyak berjatuhan.112
Pembunuhan terhadap orang yang tidak ikut terlibat dalam perang antara kaum muslim dan kafir adalah tidak boleh. Maka bagaimana bisa membunuh orang-orang muslim dalam kondisi damai bukan dalam perang? Dalam hadist disebutkan “Hilangnya dunia lebih ringan di sisi Allah dari pada terbunuhnya
seorang muslim tanpa dasar kebenaran” (HR Tirmidzi)113
Pada ayat 190-193 surat al-Baqarah sudah jelas dikatakan bahwa perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu (Al-Baqarah 190), dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang- orang yang zalim.(al-Baqarah 193).Izin perang untuk kaum muslimin itu menjelaskan bahwa Allah SWT, memberikan pembelaan kepada kaum yang beriman di tempat manapun dan di masa manapun dan bahwa Allah memberikan izin kepada mereka untuk berperang karena mereka dizalimi serta diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang hak.114Merupakan konsep yang sangat jelas yang telah diberitakan oleh Allah SWT.
Jihad tidakllah identik dengan perang dan pertumpahan darah. Namun begitu, seseorang apabila telah yakin dengan pekerjaannya maka ia akan melakukan pekerjaan tersebut dengan bersungguh-sungguh. Seorang petani akan selalu serius dalam mengurusi percocokan tanaman. Begitu pula halnya dengan seorang pelajar, pada saat mendapatkan nilai tertinggi, tentu ia akan lebih serius. Untuk itu focus dalam berjihad, yang merupakan kewajiban bermoral, akan membimbing kepada peradaban, peradaban bukanlah bentukan dari negara, namun peradaban adalah bentuk dari rakyat itu sendiri. Untuk itu rakyat tidak
112
Qardhawi, op, cit., h.804
113
Qardhawi, op, cit., h.803
114
Ali Abdul Halim Mahmud, Rukun Jihad , Kajian Tuntas Tentang Konsep Mempertahankan
akan dapat membangun peradaban, jika mereka tidak mampu bersikap secara beradab115.
Allah swt memberi pembelaan kepada orang-orang yang beriman saat mereka memerangi musuh Allah yang memerangi mereka.Allah tidak membiarkan mereka hanya bertumpu pada kekuatan dan persiapan mereka saja.Tetapi Allah mendukung memberikan bantuan dan menolong mereka atas musuh musuhnya. Sebab sunnah Allah swt, menetapkan bahwa Ia akan menolong orang-orang yang beriman dan memenangkan haqatas yang batil.
Allah swt telah mensyariatkan, agar kaum mukminin melawan orang- orang yang berlaku zalim dan tidak ridha terhadap kezaliman yang menimpa mereka.Yang demikian itu, karena Allah telah menetapkan bahwa kemuliaan itu hanya bagi-Nya, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang yang beriman. Oleh karena itu seorang muslim tidak sepatutnya menerima kezhaliman, kehinaan, kerendahan dari musuhnya, siapa pun musuh itu dan betapapun kekuatannya, kekuasaanya, kelengkapan perbekalanya serta banyaknya prajurit yang mendukungnya. Sebab kaum muslimin dengan keimanan mereka, amal shalih mereka, kebersamaan Allah dengan mereka dan janji kemenangan yang diberikan oleh Allah untuk mereka adalah lebih kuat dari musuh apa pun.116
Dewasa ini, fitnah yang banyak berkembang di antara umat Islam adalah kesalahan dalam memberikan takwil dari sejumlah ayat tertentu.Kejahatan ini disengaja agar dapat menjadi sarana pendukung bagi kepentingan politik yang mengarah kepada pencapaian materi keduniaan.Kejahatan ini melahirkan distorsi pemikiran Islam.Akhirnya , komunitas sosial Islam akan terpecah belah. Allah SWT telah memperingatkan bahwa fitnah adalah musuh bagi seluruh keturunan nabi Adam As, mulai dari masa kekhalifahan sampai hari kiamat.117
115Ali Syua‟aibi,
Meluruskan Radikalisme Islam, (Ciputat : Pustaka Azhary 2004) cet ke-1 hal 276
116
Ali Abdul Halim Mahmud, op, cit., h.75
117
Masyarakat muslim ditegakkan pada suatu pemisahan yang tegas antara kaum mukminin dan kaum kafirin. Sebab kekufuran dan kaum kafirin merupakan ancaman bagi keimanan kaum mukminin.Kaum kafir selalu tidak menjaga perjanjian dan tanggungan terhadap kaum mukminin, oleh karena itu kaum muslimin tidak boleh menjadikan mereka sebagai penolong atau teman, kecuali mereka memeluk keimanan dan masuk Islam.
Siapapun dan agama manapun tidak akan menerima kezhaliman, penghinaan terhadap kepercayaannya, tetapi yang perlu diketahui bahwa Islam memilih perdamaian bagi orang-orang yang menginginkan perdamaian. Oleh karena itu, bila ada segolongan kafir yang bergabung pada kelompok lain yang mempunyai perjanjian damai dengan kaum muslimin, maka mereka mempunyai hukum yang sama dengan kelompok lain tersebut, yaitu mereka tidak diperangi.118
Islam cinta perdamaian, mendorong dan menyerukan untuk berdamai, serta menilai kedamaian sebagai tujuan mengakar bagi dakwah Islam seperti terlihat dalam ajaran, hukum, dan etika Islam.Islam tidak menyukai perang dan mendorong agar menghindari sebisa mungkin.Jikapun terjadi, Islam berusaha untuk mempersempit lingkup perang, memperkecil kerugian, dan memperingan efek jika memang ada jalan untuk itu.119 Islam senantiasa mengajak untuk menciptakan suatu tata kehidupan yang damai dengan umat dan negara lain selama mereka menghormati kaum Muslim, dari sini kita dapat melihat betapa Al- Qur‟an sangan menganjurkan umat Islam untuk berinteraksi dengan umat lain atas dasar keadilan, objektivitas, dan kebaikan.120
Masayarakat muslim tidak mengharap perang dan tidak mendorong ke sana secara esensi, orang muslim justru mengharap kedamaian dan keselamatan. Namun ketika perang diwajibkan di jalan Allah, ia merasuk ke sana dengan kekuatan dan kesabaran, yakin akan mendapatkan satu dari dua kebaikan yang dinantikan, menang atau mati syahid.121
118
Ali Abdul Halim Mahmud, op, cit h.79
119
Qardhawi, op, cit., h.261
120
Mahmoud Hamdi Zaqzouq, Islam Dihujat Islam Menjawab, (Ciputat : Lentera Hati, 2008), h. 69
121
Meski seperti itu, Al-Qur‟an memerintahkan kaum muslimin untuk lebih menngedepankan seruan damai meski setelah perang. Allah swt berfirman:
“dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui. 62.dan jika mereka bermaksud menipumu, Maka Sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan Para mukmin.”(Q.S al- Anfal : 61-62)