• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Hakikat Karakter Berjiwa Besar

Menurut Sedyawati, dkk (dalam Fathurrahman, dkk, 2013) karakter berjiwa besar atau berjiwa ksatria atau sportif merupakan kemampuan untuk menerima keunggulan orang lain serta menerima kekurangan diri sendiri. Selain itu Samani & Hariyanto (2013) mengemukakan karakter sportif memiliki makna menghargai dan menaati aturan main, dapat menerima kemenangan dan kekalahan apa adanya secara terbuka.

Berdasarkan dua pengertian karakter berjiwa besar atau berjiwa ksatria atau berjiwa sportif diatas, peneliti dapat menarik kesimpulan pengertian dari karakter tersebut. Karakter berjiwa besar atau berjiwa ksatria atau berjiwa sportif dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk jujur mengakui kelebihan orang lain dan kekurangan dalam diri sendiri secara terbuka.

Samani & Haryanto (2013) menjelaskan bahwa karakter berjiwa besar atau jiwa sportif atau jiwa ksatria merupakan karakter yang diturunkan dari karakter jujur. Di halaman berikut disajikan karakter-karakter inti dengan karakter-karakter turunannya.

Tabel 2.2

Karakter-karakter Inti dengan Karakter Turunannya

NO KARAKTER

INTI KARAKTER TURUNAN

Personal

1. Jujur Kesalehan, keyakinan, iman dan takwa, integritas, dapat menghargai diri sendiri, dapat menghormati Sang Pencipta, pertanggungjawaban, ketulusan hati, sportivitas, amanah

2. Cerdas Analitis, akal sehat, kuriositas, krativitas, kekritisan, inovatif, inisiatif, suka memecahkan masalah, produktivitas, kepercayaan diri, kontrol diri, disiplin diri, kemandirian, ketelitian, kepemilikan visi.

Sosial

3. Peduli Penuh kasih sayang, perhatian, kebajikan, kewarganegaraan, keadaban, komitmen, kegotongroyongan, kesantunan, rasa hormat, demokratis, kebijaksanaan, disiplin, empati, kesetaraan, suka memberi maaf, persahabatan, kesahajaan, kedermawanan, kelemahlembutan, pandai berterima kasih, pandai bersyukur, suka membantu, suka menghormati, keramahtamahan, kemanusiaan, kerendahan hati, kesetiaan,

kelembutan hati, moderasi, kepatuhan, keterbukaan, kerapian, patriotisme, kepercayaan, kebanggaan, ketepatan waktu, suka menghargai, punya rasa humor, kepekaan, sikap berhemat, kebersamaan, toleransi, kebajikan, kearifan.

4. Tangguh Kewaspadaan, antisipatif, ketegasan, kesediaan, keberanian, kehati-hatian, keriangan, suka berkompetisi, keteguhan, bersifat yakin, keterandalan, ketetapan hati, keterampilan dan kecekatanan, kerajinan, dinamis, daya upaya, ketabahan, kenatusiasan, keluwesan, keceriaan, kesabaran, ketabahan, keuletan, suka mengambil resiko, beretos kerja.

2. Karakteristik Individu yang Berjiwa Besar

Fathurrahman, dkk (2013) mengungkapkan karakteristik individu yang berjiwa besar adalah sebagai berikut.

a. Mengakui kesalahan

Individu yang memiliki karakter berjiwa besar akan berani mengakui bila melakukan kesalahan (baik di rumah, sekolah maupun dalam pergaulan), menghindari sikap ingkar dan bohong, serta bersikap jujur dan bertanggung jawab.

b. Menghargai orang lain

Individu yang memiliki karakter berjiwa besar akan menghargai orang lain dengan cara terbiasa menyadari kelebihan orang lain dan tidak segan belajar dari contoh yang ada (baik dalam ilmu pengetahuan maupun pengalaman) dan menghindari sikap angkuh. c. Mawas Diri

Individu yang memiliki karakter berjiwa besar memiliki sikap mawas diri dengan berani melakukan intropeksi dan bertanggung jawab terhadap segala yang dilakukan (baik di sekolah, dalam pergaulan, organisasi maupun masyarakat luas), dan selalu menghindari sikap dan tindakan licik.

3. Upaya Pengembangan Karakter Berjiwa Besar

Buchori (dalam Fathurrahman, dkk, 2013) menyebutkan bahwa upaya pengembangan karakter salah satunya karakter berjiwa berjiwa besar seharusnya mampu membawa siswa ke pengenalan nilai secara

kognitif, penghayatan nilai secara afektif, akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Fathurrahman, dkk (2013) karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Pengembangan karakter dalam suatu sistem pendidikan adalah keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung nilai-nilai perilaku, yang dapat dilakukan atau bertindak secara bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya baik terhadap Tuhan YME, dirinya sesama, lingkungan, bangsa dan Negara serta dunia internasional.

Upaya pengembangan karakter dilakukan melalui pendidikan karakter yang tertuang pada kurikulum yang digunakan di sekolah, salah satunya adalah pengimplementasian pendidikan karakter menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada halaman berikut disajikan tabel mengenai pengimplementasian pendidikan karakter menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Tabel 2.3

Pengimplementasian pendidikan karakter menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1. Integrasi dalam mata

pelajaran

Mengembangkan Silabus dan RPP pada kompetensi yang telah ada sesuai dengan nilai yang akan diterapkan

2. Integrasi dalam Muatan Lokal

a. Ditetapkan oleh Satuan Pendidkan/Daerah

b. Kompetensi dikembangkan oleh Satuan Pendidikan/Daerah 3. Kegiatan Pengembangan

Diri

a. Pembudayaan dan Pembiasaan 1) Pengkondisian 2) Kegiatan rutin 3) Kegiatan spontanitas 4) Keteladanan 5) Kegiatan terprogram b. Ekstrakurikuler

Pramuka; PMR; UKS; Olah Raga; Seni; OSIS

c. Bimbingan Konseling

Pemberian layanan bagi peserta didik yang mengalami masalah

Pada tabel diatas terlihat bahwa bimbingan dan konseling memiliki peran penting untuk mengembangkan karakter siswa di sekolah. Tidak hanya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) saja bimbingan dan konseling dipandang memiliki peran dalam pengembangan karakter siswa di sekolah, menurut Venty (www.prosiding.upgrismg.ac.id) pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dalam pelaksanaan kurikulum 2013 oleh satuan-satuan pendidikan dalam rangka memperkuat proses pembelajaran yang benar-benar mengupayakan pengembangan potensi peserta didik secara optimal. Oleh karena itu, konselor sekolah (guru

BK) hendaknya merancangkan dalam program kegiatannya untuk secara aktif berpartisipasi dalam pengembangan dan penumbuhan karakter pada siswa. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara mandiri yang terancang dalam program bimbingan dan konseling, dan juga bersama-sama atau berkolaborasi dengan pendidik lain (guru bidang studi misalnya) yang terancang dalam program sekolah yang dilakukan secara sinergis dari beberapa pihak.

Adanya kolaborasi antara guru BK dengan guru mata pelajaran diharapkan mampu mengembangkan karakter berjiwa besar secara optimal. Guru BK bersama dengan guru mata pelajaran dapat memberikan layanan bimbingan yang bersifat preseveratif atau developmental yang berarti bahwa layanan yang diberikan bermaksud untuk memelihara dan sekaligus mengembangkan perilaku siswa yang sudah sesuai agar tetap terjaga dengan baik, tidak melanggar norma, dan juga mengembangkan agar semakin lebih baik lagi perkembangan karakter berjiwa besarnya.

C. Hakikat Bimbingan Klasikal Kolaboratif

Dokumen terkait