• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Hakikat Layanan Bimbingan

Layanan bimbingan merupakan sesuatu yang sangat penting dari seorang guru BK. Menurut Bimo Walgito (2004) Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan. Menurut Natawidjaja (Winkel dan Hastuti, 2013) bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.

Dari pengertian bimbingan yang dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa, layanan bimbingan merupakan sebuah bantuan. Bimbingan dalam lingkungan pendidikan sebagai usaha yang dilakukan oleh Guru BK dalam membantu proses peserta didiknya dalam mengembangkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Layanan bimbingan pada peserta didik meliputi bidang pribadi, sosial, belajar dan karier.

2. Fungsi Layanan Bimbingan

Menurut Prayitno (2009) fungsi layanan bimbingan terbagi menjadi tiga, yaitu :

a. Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman yang dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan membantu klien, serta pemahaman tentang lingkungan klien oleh klien.

b. Fungsi Pencegahan

Pencegahan adalah menghindari timbulnya atau meningkatnya kondisi bermasalah dalam diri klien. Fungsi pencegahan ini diterima sebagai sesuatu yang baik dan perlu dilaksanakan.

c. Fungsi Pengentasan

Pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Masalah-masalah yang diderita oleh individu-individu yang berbeda tidak boleh disamaratakan.

d. Fungsi Pengadaptasian

Fungsi pengadaptasian adalah fungsi bimbingan sebagai narasumber dalam mengarahkan rangkaian, kegiatan pendidikan dan pengajaran supaya sesuai dengan kebutuhan para siswa.

3. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial

Bimbingan pribadi sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergemulan dalam batinya sendiri; dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya; serta bimbingan dalam membina hubungan dalam kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan pergaulan sosial (W.S.Winkel & MM.Sri Hastuti, 2004). Pribadi sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalahmasalah sosial-pribadi (Yusuf, 2005)

Dari pendapat para ahli di atas bahwa bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu untuk memecahkan kesulitan-kesulitan agar mereka dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan menjadi pribadi yang mandiri, yang mencakup pokok mengenal diri sendiri dan lingkungannya. Sedangkan konseling adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu dengan tatap muka melalui wawancara untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi individu oleh seorang pekerja yang profesional atau terlatih.

4. Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan

Menurut Winkel dan Hastuti (2013) bentuk-bentuk layanan bimbingan terbagi menjadi dua yaitu :

a. Bimbingan langsung

Bimbingan langsung adalah pelayanan bimbingan yang diberikan kepada siswa oleh tenaga bimbingan sendiri, dalam satu pertemuan tatap muka dengan satu siswa atau sejumlah siswa.

b.Bimbingan Tidak Langsung

Bimbingan tidak langsung adalah pelayanan bimbingan yang diberikan oleh tenaga bimbingan melalui tenaga pendidik yang lain, misalnya seorang guru yang telah berkonsultasi dengan konselor sekolah tentang siswa tertentu dan kemudian berhubungan lagi dengan siswa itu; atau pelayanan yang diberikan oleh tenaga bimbingan melalui suatu medium, misalnya dalam brosur, pamflet, tulisan dalam majalah sekolah, tulisan pada papan bimbingan, dan lain sebagainya.

5. Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial

Menurut Syamsu Yusuf, secara rinci menyebutkan tujuan yang ingin dicapai dari layanan bimbingan pribadi-sosial adalah sebagai berikut:

a. memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja maupun masyarakat pada umumnya.

b. memiliki sifat toleransi terhadap umat beragama lain dengan salingmenghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing, c. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara

yang menyenangkan dan tidak menyenangkan serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.

d. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik maupun psikis.

e. Memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain f. Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat.

g. bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat dan harga dirinya

h. Memiliki rasatanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.

i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship) yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturrahim dengan sesama manusia.

j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal maupun dengan orang lain; dan

k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

Berdasarkan pemaparan di atas, diketahui bahwa tujuan dari layanan bimbingan pribadi-sosial adalah membantu peserta didik untuk dapat

mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mampu memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, bersikap respek terhadap sesama dan diri sendiri, mengambil keputusan secara efektif, memiliki rasa tanggung jawab, memiliki kemampuan berinteraksi sosial dan dapat menyelesaikan konflik pribadi maupun sosial.

6. Kaitan Bimbingan Pribadi-Sosial dan Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri pada hakikatnya merupakan suatu proes belajar dimana dia dituntut untuk dapat menerima lingkungan baru sehingga ini dapat membentuk keharmonisan dalam diri sendiri dan kelompoknya. Tanpa penyesuaian diri dalam lingkungannya siswa tidak dapat berkembang dengan optimal dan tidak bisa belajar tentang lingkuangan lain diluar sana. Begitu penting penyesuaian diri bagi seorang siswa, namun pada beberapa kasus di sekolah yang kurang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolahnya. Dengan tidak adanya penyesuaian diri dalam diri siswa maka mengakibatkan mereka susah beradaptasi, tisak semangat belajar dan masih banyak lagi. Contohnya seperti siswa yang alpa hingga 30 kali.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan layanan bimbingan pribadi-sosial. Layanan ini merupakan bantuan yang diberikan oleh konselor untuk mengatasi masalah-masalah siswa yang susah menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga mereka bisa berkembang secara optimal dengan adanya perubahan. Layanan ini saling berkesinambungan dan metode yang digunakan adalah sharing, ceramah, tanya jawab dan sebagainya.

46

Dokumen terkait