• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat penyesuaian diri siswa kelas X terhadap budaya sekolah di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tingkat penyesuaian diri siswa kelas X terhadap budaya sekolah di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. TINGKAT PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X TERHADAP BUDAYA SEKOLAH SMK PENERBANGAN AAG ADISUTJIPTO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019. Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling. Oleh : Fransiska Apriani Delvi Turin 151114045. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN MOTTO. Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau, janganlah takut dan janganlah patah hati. ( Ulangan 31:8). Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapak syukur. ( Filipi 4:6-7). Bila kita takut akan kegagalan, berarti kita telah membatasi kemampuan kita -Henry Ford-. Hidup itu seperti naik perahu. Kita harus pintar menjaga keseimbangan dan harus terus mendayung agar kita bisa sampai sesuaidengan arha tujuan kita -Merry riana-. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN Aku persembahkan karyaku ini untuk: Tuhan Yesus Kristus Terimaksih yang selalu melindungi, menyertai dan mendampingi hingga proses semuanya berjalan dengan lancar dan Dia mengajarkan saya untuk selalu bersyukur Orang Tua Bapak Frans Salesius Turin dan Ibu Praksedis Linut yang sangat saya cintai. Mereka adalah malaikat saya yang selalu mendukung saya, memberikan saya kekuatan, selalu sabar menghadapi sikap saya dan mensupport saya hingga sampai saat ini. Mereka adalah tumpuan hidup saya. Adik Lelaki Saya Satu-Satunya Agustinus Melkian Darmawan Turin yang selalu menasehati saya, pengertian dan mendoakan saya selalu Sahabatku Tercinta Cup-Cup Muah Aloysia Arghia Prastiyaningtyas adalah sahabat yang selalu sabar menghadapi saya, membantu saya dalam pembuatan skripsi ini, menjadi pembimbing dan orangtua kedua yang selalu memperhatikan progress saya. Amalia Puspita Sari adalah sahabat yang peduli, ikut membantu menyelesaikan tugas skripsi ini, selalu sabar dan perhatian dan terakhir Tania Gunawan Putri adalah sahabat saya yang selalu memotivasi dan menasehati saya untuk menyelesaikan skripsi ini Saudara Sekaligus Sahabatku Paulina Kurniyati Sung yang selalu sabar dalam menghadapi sikap saya, membantu ikut mengambil bagian dalam perjuangan skripsi saya. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Teman Saya Yuliana Tryanti Yang Selalu Sabar, Perhatian Dan Sama-Sama Membantu Menyelesaikan Skripsi Ini. Dosen Pembimbing Bernardinus Agus Arsiwimba yang selalu membantu saya, memberikan semangat, selalu sabar, pengertian ketika mahasiswanya melakukan kesalahan dan selalu memotivasi Prodi Bimbingan dan Konseling yang telah banyak memberikan saya banyak pelajaran disini, saya mendapatkan ilmu yang membuat saya paham tentang bimbingan dan konseling dan menjadi pribadi yang lebih baik. Guru Bimbingan dan Konseling SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta Terima kasih yang tak terhingga atas bantuan dan dukungannya selama proses pembuatan skripsi ini, terimaksi juga atas pengalaman yang luar biasa di sekolah dan informasi yang membantu untuk proses penambahan dalam skripsi saya. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. TINGKAT PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X TERHADAP BUDAYA SEKOLAH SMK PENERBANGAN AAG ADISUTJIPTO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019 Fransiska Apriani Delvi Turin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2019 Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan seberapa tingkat penyesuaian diri siswa kelas X terhadap budaya sekolah di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019; (2) mengidentifikasi item kuesioner penyesuaian diri terhadap budaya sekolah yang capaian skornya optimal sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial dan topik-topik untuk program masa orientasi siswa (MOS) di sekolah SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskkriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMK Penerbangan Adisutjipto Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019 berjumlah 100 siswa. Pengumpulan data pada penelitian menggunakan kuesioner penyesuaian diri yang terdiridari 120 item pernyataan. Kuesioner disusun berdasarkan aspek aspek penyesuaian diri menurut Desmita (2017) yaitu (1) kematangan emosional, (2) kematangan intelektual, (3) kematangan sosial dan (4) tanggung jawab. Nilai koefisien reliabilitas instrumen menggunakan pendekatan Alpha Cronbach (α) sebesar 0,967. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif kategorisasi, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa kelas X memiliki penyesuaian diri terhadap budaya sekolah sebagai berikut: 25 siswa (25%) memiliki penyesuian diri yang sangat baik, 37 siswa (37%) memiliki tingkat penyesuaian dirinya baik, 38 siswa (38%) memiliki tingkat penyesuaian diri cukup baik. Hasil analisis item menunjukkan 12 item (12%) memiliki yang dijadikan dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan dan topiktopik untuk program masa orientasi siswa (MOS). Adapun usuan topik-topik bimbingan dan topik-topik untuk program masa orientasi siswa (MOS) adalah (1) Percaya Diri, (2) Mengenali Bakat Dan Minat Demi Suksesnya Karier, (3) Manajemen Waktu, (4) Aku Pribadi Yang Aktif, (5) Bersahabat? Siapa Takut!, (6) Skala Prioritas, (7) Aku Berani Berpendapat. Kata Kunci: Penyesuaian Diri, Budaya sekolah, Siswa. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. THE SELF-ADJUSTMENT LEVEL OF CLASS X STUDENTS TOWARD SCHOOL CULTURE IN SMK PENERBANGAN AAG ADISUCIPTO YOGYAKARTA, ACADEMIC YEAR 208/2019 Fransiska Apriani Delvi Turin Sanata Dharma University Yogyakarta 2019 This study was aimed to: (1) describe the level of class x students’ self-adjustment towards school culture in SMK Penerbangan AAG (Aviation Vocational High School) Yogyakarta, year 2018/2019; (2) identify questionnaire items about self-adjustment toward school culture that gain optimal score as the basis for proposed topics on social-personal guidance and topics on student orientation program (MOS) in SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta. The type of this research was a quantitative descriptive study. The research subjects were 100 students of class X in SMK Penerbangan Adisutjipto Yogyakarta, academic year 2018/2019. The data collection in this study was using the self-adjustment questionnaire towards school culture that contains 120 questions. Questionnaire was formed based on selfadjustment according Desmita (2017) which is (1) social maturity, (2) intellectual maturity, (3) social maturity and (4) responsibility. The instrument reliability coefficient was using Alpha Cronbach (α) approach: 0,967. The data analysis technique used was categorization descriptive statistic according Azwar (2009) which is very high, high, medium, low and very low. The results of this study indicated that the self-adjustment level of class X students towards school culture is as follows: 25 students (25%) have very good self-adjustments level, 37 students (37%) have good self-adjustment level, 38 students (38%) have a quite good self-adjustment level. The results of the item analysis showed that 12 items (12%) had requirement as the basis for the proposals preparation for personal-social guidance topics and topics for the student orientation program (MOS) at the SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta. The proposals for guidance topics and topics for the student orientation program (MOS) are (1) Confidence, (2) Recognizing Talent and Interest to gain Success in Career, (3) Time Management, (4) I am an Active Person, (5) Being Friendly? It is not scary!, (6) Priority Scale, (7) I Dare to Argue. Keywords: Self-Adjustment, School Culture, Students. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya yang begitu besar pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Tingkat Penyesuaian Diri Kelas X Terhadap Budaya Sekolah di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019”. Berbagai hal yang peneliti telah lewati baik suka maupun duka yang peneliti dapatkan sepanjang berproses dan ini menjadi pengalaman yang sangat luar biasa bagi peneliti karena dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan waktu yang ditargetkan. Peneliti menyadari bahwa proses penulisan skripsi ini bukanlah hal yang mudah dilewati dan berbagai macam tantangan yang harus dilewati. Selama proses penulisan skripsi tentu tidak terlepas dari doa, bantuan, bimbingan dari banyak pihak, sehingga tigas akhir ini dapat selesai tepat waktu. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling selaku dosen pembimbing yang memberikan motivasi agar selalu semangat dan jangan putus asa, selalu memberikan masukan saat revisi dan memotivasi untuk semngat mengerjakan skripsi.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Segenap Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yaitu, Dr. Gendon Barus, M.Si., Drs. RH. Dj. Sinurat, M.Si., Drs. R. Budi Sarwono, M.A., Juster Donal Sinaga, M.Pd., Bernardinus Agus Arswimba M.Pd. Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Si., Dr. MM Sri Hastuti, M.Si., Dra. MJ. Retno Priyani, M.Si, dan Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama peneliti belajar di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. 5. Orangtua saya yang sangat saya cintai Bapak Frans Salesius Turin dan Ibu Praksedis Linut atas doa, dukungan dan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik 6. Adik lelaki saya satu-satunya Agustinus Melkian Darmawan Turin yang selalu menasehati saya, pengertian dan mendoakan saya selalu 7. Sahabatku tercinta Cup-Cup Muah Aloysia Arghia Prastianingtyas, Amalia Puspita Sari, dan Tania Gunawan Putri telah menyediakan waktu untuk membantu, memberi motivasi, yang sudah berjuang bersama-sama selama perkuliahan. 8. Saudara sekaligus sahabatku Paulina Kurniyati Sung yang selalu sabar dalam menghadapi sikap saya, membantu ikut mengambil bagian dalam perjuangan skripsi saya.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL............................................................................................ i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................. ii. HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii. HALAMAN MOTTO.......................................................................................... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................................................. vii. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................ viii. ABSTRAK........................................................................................................... ix. ABSTRACT........................................................................................................... x. KATA PENGANTAR......................................................................................... xi. DAFTAR ISI........................................................................................................ xiv. DAFTAR TABEL DAN GAMBAR.................................................................... xvii. DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvii. BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1. A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1. B. Identifikasi Masalah................................................................................ 7. C. Batasan Masalah..................................................................................... 7. D. Rumusan Masalah................................................................................... 8. E. Tujuan Penelitian.................................................................................... 9. F. Manfaat Penelitian.................................................................................. 9. G. Batasan Istilah........................................................................................ 8. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................ 13. A. Hakikat Penyesuaian Diri...................................................................... 13. 1. Pengertian Penyesuaian Diri............................................................ 13. 2. Karakteristik Penyesuaian Diri........................................................ 15. 3. Faktor-Faktor Penyesuaian Diri....................................................... 18. 4. Aspek Penyesuaian Diri................................................................... 20. B. Hakikat Budaya Sekolah........................................................................ 24. 1. Pengertian Budaya Sekolah.............................................................. 24. 2. Jenis-jenis Budaya Sekolah.............................................................. 26. 3. Budaya Sekolah SMK Penerbangan AAG Adisutjipto.................... 27. C. Hakikat Siswa Sebagai Remaja.............................................................. 29. 1. Pengertian Remaja............................................................................ 29. 2. Karakteristik Remaja........................................................................ 30. 3. Tugas Perkembangan Remaja........................................................... 35. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Remaja Terhadap Pendidikan......................................................................................... 35. 5. Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Budaya Sekolah.......................... 37. 6. Tanda Bahaya yang Umum dari Ketidakmampuan Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Budaya Sekolah....................................................... 38. D. Hakikat Layanan Bimbingan.................................................................... 40. 1. Pengertian Layanan Bimbingan......................................................... 40. 2. Fungsi Layanan Bimbingan................................................................ 41. 3. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial................................................. 42. 4. Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan.................................................. 43. 5. Tujuan Bimbingan Pribadi-Sosial...................................................... 43. 6. Kaitan Bimbingan Pribadi-Sosial dan Penyesuaian Diri.................... 45. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 46. A. Jenis Penelitian.......................................................................................... 46. B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................... 46. C. Subjek Penelitian....................................................................................... 47. D. Definisi Operasional Variabel Penelitian.................................................. 48. E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 49. 1. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 49. 2. Instrumen Pengumpulan Data............................................................. 50. F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen......................................................... 54. 1. Validitas Instrumen............................................................................. 54. 2. Reliabilitas Instrumen......................................................................... 59. G. Teknik Analisis Data................................................................................. 61. 1. Menentuan Skor................................................................................... 62. 2. Membuat Tabulasi Skor....................................................................... 62. 3. Menentukan Kategori........................................................................... 62. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................... 65. A. Hasil Penelitian........................................................................................... 66. B. Pembahasan................................................................................................ 72. BAB V PENUTUP................................................................................................. 79. A. Kesimpulan................................................................................................. 79 B. Keterbatasan Penelitian............................................................................... 80. C. Saran............................................................................................................ 81. DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 83. LAMPIRAN........................................................................................................... 85. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Tabel. 3.1. Jumlah Subjek Penelitian................................................................... 48. Tabel. 3.2. Norma Skoring Kuesioner Penyesuaian Diri..................................... 51. Tabel. 3.3. Kisi-kisi Kuesioner Penyesuaian Diri ............................................... 52. Tabel. 3.4. Tabel Expert Judment......................................................................... 55. Tabel. 3.5. Rekapitulasi Hail Uji Validitas Kuesioner Penyesuaian Diri............. 58. Tabel. 3.6. Reliabilitas Kuesioner Penyesuaian Diri............................................ 60. Tabel. 3.7. Kriteria Guilford................................................................................. 61. Tabel. 3.8. Norma Kategorisasi............................................................................ 63. Tabel. 3.9. Norma Kategorisasi Penyesuaian Diri Siswa Kelas X Terhadap Budaya. Sekolah. Di. SMK. Penerbangan. AAG. Adisutjipto. Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019................................................ 64 Tabel. 3.10 Norma Kategorisasi Skor Item Penyesuaian Diri Kelas X Di SMK Penerbangan. AAG. Adisutjipto. Yogyakarta. Tahun. Ajaran. 2018/2019.......................................................................................... 65 Tabel. 4.1. Kategorisasi Penyesuaian Diri Siswa Kelas X Terhadap Budaya Sekolah Di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019............................................................................... 66. Gambar 4.1. Grafik Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Kelas X Terhadap Budaya Sekolah Di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019................................................................................ 67. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel. 4.2. Distribusi Perolehan Skor Item Penyesuaian Diri Siswa Kelas X Terhadap Budaya Sekolah Di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019................................................. 69. Tabel. 4.3. Item-Item Pernyataan yang Tergolong Dalam Kategori Sedang Penyesuaian Diri Siswa Kelas X Terhadap Budaya Sekolah Di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019........................................................................................... 70. Tabel. 4.4. Topik-Topik. Usulan. Program. Pendampingan. Pendampingan. Peningkatan Item-item Pernyataan yang Tergolong Dalam Kategori Sedang Penyesuaian Diri Siswa Kelas X Terhadap Budaya Sekolah Di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019........................................................................................... 77. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN........................................................................................................... 85 Lampiran 1. Surat Ijin.......................................................................................... 86. Lampiran 2. Kuesioner Penyesuaian Diri ........................................................... 87. Lampiran 3. Hasil Komputasi Uji Validitas Item Total Instrumen Penelitian..... 104. Lampiran 4. Tabulasi Data Penelitian................................................................... 114. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah. Paparan berisi singkat dan jelas. A. Latar Belakang Masalah Penyesuaian diri merupakan salah satu proses dan persyaratan penting bagi remaja, karena pada masa ini remaja mengalami perubahan secara fisik, emosi, sosial, kognitif dan sebagainya, sehingga remaja dituntut mampu melakukan penyesuaian terhadap dirinya sendiri. Masa remaja merupakan masa peralihan menuju dewasa yang sering disebut adolescence. Menurut Sarwono (2012), remaja perlu mendapatkan perhatian khusus dalam memahami perkembangannya dan dalam perkembangan jiwa manusia, remaja lebih rawan dibanding dengan tahap lain karena secara bersamaan terjadi gejolak baik itu kondisi internal maupun eksternal (yang mana dalam kondisi itu remaja mengalami perubahan fisik, emosi, sosial, kognitif dan sebagainya. Selain penyesuaian terhadap diri sendiri, remaja juga harus melakukan penyesuaian diri dalam keluarga, khususnya terhadap orang tua, dan melakukan penyesuaian diri di sekolah, baik terhadap guru mata pelajaran maupun lingkungan sekolahnya. (Wilis, 2005).. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Hurlock (1980) mengungkapkan kegagalan remaja dalam melakukan penyesuaian diri akan menimbulkan bahaya seperti tidak bertanggung jawab dan mengabaikan pelajaran, sikap sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri, perasaan tidak aman, merasa ingin pulang jika berada jauh dari lingkungan yang tidak dikenal, dan perasaan menyerah. Seringkali siswa/I tidak hadir sekolah dengan alasan pindah karena tidak tahan dengan aturannya, kemudian ekstrakulikuler yang terlalu banyak menguras tenaga hingga lupa istirahat. Dari contoh kasus ini, dapat dilihat bahwa mereka merasa gagal untuk menyesuaikan diri dengan budaya sekolahnya. Memasuki lingkungan sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK), siswa akan menemukan sebuah lingkungan yang baru dan tradisi sekolah yang baru, dimana akan berbeda dengan lingkungan mereka sebelumnya yaitu sekolah menengah pertama (SMP). Suasana yang mereka hadapi akan memasuki lingkungan yang baru, menjadi siswa baru tentu sangat terlihat asing jika bertemu teman-teman sebaya, beradaptasi dan mengenal tradisi atau budaya di sekolah yang baru. Budaya sekolah merupakan tradisi, cara atau pola berfikir setiap orang dalam mengembangkan nilai dan sikap. Sehingga, ketika menjadi seorang siswa baru, akan dituntut untuk mengikuti aturan, kebiasan dan nilai yang ada di sekolahnya. Sekolah SMK Penerbangan memiliki budaya sekolah yang unik. Unik dilihat dari kebiasaan yang jarang ditemui di sekolah lainnya, seperti yang peneliti lihat ketika melaksanakan magang III SMK Penerbangan, sekolah mendidik siswa seperti kebudayaan militer yakni siswa.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. kelas X setiap kali bertemu senior selalu menyapa senior (kakak tingkat), sama halnya dengan guru-guru di sekolah, kemudian siswa/i melaksanakan apel pagi dan sore dimana hal ini jarang ada di sekolah SMA atau SMK lainnya, bukan hanya itu saja budaya yang ada masih ada beberapa hal yang lebih unik di sekolah ini. Memasuki tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK) orientasinya nanti langsung menjurus pada pekerjaankemudian dihadapkan pada teman baru, baik yang di kelas X, kelas XI ataupun di kelas XII dan guru-guru serta karyawan di sekolah yang baru di dalam budaya sekolah. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak mudah bagi sebagian siswa yang usianya masih dalam kategori remaja awal. Ini dikarenakan masa remaja adalah masa-masa penyempurnaan dalam pengembangan dirinya yang mungkin belum diselesaikan pada masa kanakkanak, dan salah satunya adalah penyesuaian diri dengan lingkungan. Namun demikian tidak semua individu atau siswa dapat menyesuaikan diri dengan baik, kemudian ada siswa yang tidak bisa mengikuti aturan-aturan di lingkungan sekolahnya. Berdasarkan pengalaman yang di dapat peneliti selama mengikuti magang di SMK Penerbangan Angkasa Ardhya Garini (AAG) Yogyakarta melalui wawancara, yang mana salah satu siswa kelas X merasa sangat kelelahan dengan banyaknya kegiatan sehingga tugas utama meraka terabaikan. Dilihat dari jawaban tersebut, siswa merasa tidak sanggup dengan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam budaya sekolah ini. Kemudian dari hasil catatan konseling.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. individual setiap guru bimbingan dan konseling, terdapat beberapa masalah mengenai siswa/i kelas X yang kurang mampu beradaptasi dengan keadaan lingkungan sekolah yang baru dimana siswa sering membolos, sering tidak hadir karena kegiatan ekstrakulikuler yang padat hingga membuat jam belajar mereka berkurang, selain itu aturan-aturan yang berlaku di sekolah yang baru berbeda dengan jenjang SMP sehingga mereka harus menyesuaikan diri. Rahmawati (2018), meneliti tentang hubungan kelekatan aman (Secure Attachment) dan kecerdasan emosional terhadap penyesuaian diri pada siswa SMK Penerbangan dengan memaparkandata-data yang diperoleh dari sekolah bahwa pada bulan Oktober 2017 diketahui bahwa, siswa kelas X yang mengundurkan diri sebanyak 58 dari 500 siswa pada tahun pelajaran 2016/2017, atau sekitar 11% dan pada tahun pelajaran 2017/2018 dari 490 siswa yang diterima dalam jangka waktu 3 bulan (Juli sampai dengan Oktober 2017) sebanyak 14 siswa yang mengundurkan diri. Dari data diatas dapat dilihat bahwa banyak siswa yang mengundurkan diri dalam jangka waktu 3 bulan dan ketidakmampuan kelas X terhadap masalah-masalahnya disebabkan karena siswa tidak mampu menyesuaikan diri (Wilis, 2005). SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta, memiliki budaya sekolah yang agak berbeda dari sekolah lain. Perbedaan yang menonjol dari sekolah ini dengan sekolah lain adalah sekolah ini sangat memperkuat pendidikan karakter yaitu kedisiplinan. Tradisi dimana ada peraturan yang wajib ditaati oleh setiap siswa SMK Penerbangan, salah satunya adalah mewajibkan siswa/i sampai.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. di sekolah tepat pukul 05.00 WIB. Hal ini dapat berpengaruh bagi penyesuaian diri siswa SMK kelas X tahun ajaran 2018/2019 di lingkungan sekolah maupun dalam kelas, karena adanya kedisipilinan ke sekolah tepat waktu. Namun banyak siswa yang masih belum menyesuaikan diri hal ini diketahui banyak siswa yang sering absen/tidak hadir hingga absen 10 sampai 20 kali, kemudian dari hasil wawancara bahwa siswa merasa kelelahan karena kurangnya jam istrahat dengan adanya kegiatan-kegiatan di sekolah tersebut dan banyak siswa juga yang datang terlambat dikarenakan jam masuk sekolahnya berbeda dengan sekolah yang lain. Hal ini juga disampaikan oleh guru bimbingan dan konseling SMK Penerebangan AAG Adisutjipto, bahwa siswa sudah di sekolah itu pukul 05.00 WIB dan peneliti mengamati sebagian siswa terlambat ke sekolah dari pukul 09.00 WIB - Pukul 11.00 WIB. Fenomena itu juga tercatat pada data buku ijin siswa, yang menggambarkan bahwa banyak siswa yang terlambat masuk ke sekolah. Kemudian, peneliti menyebarkan angket terbuka dalam rangka membuat asesmen untuk keperluan bimbingan klasikal, terdapat jawaban beserta alasan siswa kelas X di SMK Penerbangan ini. Angket terbuka berisi pertanyaan “Apa masalah yang kamu hadapi selama sekolah di SMK Penerbangan?”. Hasil jawaban siswa tersebut kebanyakan mengalami masalah dengan waktu. Alasan mereka adalah terlalu banyak kegiatan di sekolah salah satunya tonti. Tonti adalah kegiatan ekstrakuler yang wajib di lakukan siswa kelas X. Kegiatan ini, membuat siswa merasa kelelahan dan sering kesiangan berangkat ke sekolah..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Adapun beberapa hasil wawancara dari beberapa siswa kelas X, mereka sering terlambat ke sekolah karena kelelahan dengan kegiatan sekolah yang berbeda dengan sebelumnya saat mereka berada ditingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan kakak kelas mereka kelas XI dan XII. Kelas XI dan XII pulang terlebih dahulu dari siswa kelas X, karena kelas X harus ikut kegiatan ektrakulikuler. Salah satu guru di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto mengatakan bahwa saat memasuki kelas X, setiap siswa harus di bentuk pendidikan karakternya dengan diberi kegiatan ekstrakulikuler dan berbagai macam kegiatan lainnya Adapun data lain dimana, sebagian besar siswa kelas X itu sering absen (Alpha). Fenomena ini tercatat dari data presensi siswa kelas X, bahwa ketidakhadiran siswa/i kelas X tanpa keterangan (Absen) mencapai 30 kali. Hal ini juga disampaikan oleh salah satu guru piket sekolah bahwa, banyak kelas X yang sering absen dan hal ini berbeda dengan kelas XI dan XII yang jarang absen. Beberapa alasan yang mereka ajukan pada guru piket yakni siswa malas ke sekolah, kemudian pakaian seragam belum disetrika atau belum dicuci, selain itu alasannya adalah kelelahan karena setiap hari kegiatan, KBM sampai sore dan apel sore lalu membersihkan kelas bagi yang dinas dalam. Siswa kesulitan mengikuti aturan dan kegiatan yang begitu banyak sehingga banyak yang terlambat, kecapean dan tugas keteteran. Peneliti juga pernah melihat sebagian siswa tidur dikelas karena kecapean dengan banyaknya kegiatan, ada beberapa siswa juga yang masih semangat dan mudah mengikuti.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. semua kegiatan tanpa ada rasa malas dan terlambat kesekolah. Berdasarkan fenomena budaya sekolah yang begitu unik dengan adanya pendidikan karakter kedisipilinan yang sangat kuat di sekolah SMK PenerbanganAAG Adisutjipto, peneliti ingin melihat mengenai “Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Kelas X Terhadap Budaya Sekolah di SMK Penerabngan AAG YogyakartaTahun Ajaran 2018/2019”. Kemudian hasil penelitian ini, membuat peneliti akan mengusulkan topik-topik bimbingan pribadi-sosial. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diketahui menemukan beberapa masalah yang teridentifikasi sebagai berikut: 1. Beberapa siswa kelas X sulit mengikuti budaya sekolah yang ada di SMK Penerbangan Angkasa Ardhya Garini Adisutjipto, dilihat dari banyak tuntutan kegiatan dan terindikasi siswa kurang bisa mengikutinya. 2. Beberapa siswa sering terlambat ke sekolah lebih dari 3- 4 jam pelajaran 3. Beberapa siswa sering absen lebih dari 5-10 kali absen (Alpha) 4. Siswa kelas X banyak yang merasa tidak mampu dan ingin mengundurkan diri dari sekolahnya. 5. Siswa mengabaikan tugas belajar dengan alasan banyaknya kegiatan di sekolah. C. Batasan Masalah Dari. beberapa. masalah. yang. diidentifikasi,. maka. peneliti. ingin. memfokuskan objek penelitiannya yang teridentifikasi pada butir “1” yaitu Siswa kelas X sulit mengikuti budaya sekolah yang ada di SMK Penerbangan Angkasa.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. Ardhya Garini Adisutjipto (AAG), dilihat dari banyak kegiatan dan aturan, maka terindikasi siswa kurang bisa mengikutinya. Menjunjung tinggi kedisipilinan merupakan salah satu misi dari sekolah SMK Penerbangan dimana misinya itu berbunyi : “Mengembangkan latihan dan kegiatan fisik serta sikap yang dibutuhkan dunia penerbangan”. Misi ini terealisasikan dengan banyaknya kegiatan ektrakulikuler, tetapi pada kenyataanya, siswa kelas X susah untuk beradaptasi dan mengikuti budaya sekolah ini. Hal ini yag mengoyahkan hati peneliti untuk mengangkat masalah tersebut dengan judul “Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Kelas X Terhadap Budaya Sekolah di SMK Penerbangan AAG Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019”. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikuti: 1. Seberapa baik penyesuaian diri siswa kelas X terhadap budaya sekolah di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019? 2. Butir-butir pengukuran penyesuaian diri terhadap budaya sekolah mana saja yang capaian skornya teridentifikasi optimal yang dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan topik-topik bimbingan?.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan seberapa baik penyesuaian diri siswa kelas X terhadap budaya sekolah di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019. 2. Mengidentifikasi butir kuesioner penyesuaian diri terhadap budaya sekolah yang capaian skornya teridentifikasi rendah yang diusulkan sebagai topik bimbingan pribadi-sosial dan topik-topik bimbingan masa orientasi sekolah (MOS) yang sesuai untuk meningkatkan penyesuian diri siswa kelas X terhadap budaya sekolah di SMK Penerbangan. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam dunia pendidikan secara khusus dalam bidang Bimbingan dan Konseling yang berkaitan dengan penyesuaian diri siswa. Manfaat yang diambil dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dalam penelitian ini untuk memberikan sumbangan kepada konselor atau guru Bimbingan dan Konseling dalam menangani siswa yang sulit menyesuaikan diri terhadap budaya sekolah..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa Penelitian ini dapat mendorong siswa kelas X SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta agar lebih mengenal, memahami, dan mengupayakan siswa bisa menyesuiakan diri dengan budaya yang ada di sekolah baik aturan, kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang ada dalam sekolah, nilai-nilai yang ditanamkan dalam sekolah tersebut yang menjujung tinggi kedisiplinan. b. Manfaat bagi para guru pengampu mata pelajaran dan guru BK di kelas X SMK Penerbangan Adisutjipto Yogyakarta. Hasil penelitian ini sebagai sarana informasi mengenai kebutuhan siswa terkait dengan penyesuian diri mereka dan guru BK dapat memanfaatkan informasi data yang tersedia untuk menyusun topik-topik bimbingan klasikal yang dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan penyesuaian diri. c. Manfaat bagi peneliti Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan bisa menjadi bekal ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan dan karier peneliti ketika terjun di dunia pendidikan. d. Manfaat bagi Sekolah Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai pedoman atau acuan sekolah maupun guru-guru dalam membimbing remaja agar dapat menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan pembenahan sistem sekolah mengenai bimbingan.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. kepada siswa mengenai budaya yang ada disekolah agar meningkatkan budaya sekolah. G. Batasan Istilah 1. Penyesuaian Diri Penyesuaian diri merupakan suatu usaha atau proses belajar yang dilakukan oleh seseorang dalam lingkungannya yang baru dimana aturan baru, kebiasaan baru, lingkungan sekolah yang baru agar bisa berkembang optimal. 2. Budaya Sekolah Budaya sekolah merupakan sistem nilai, kepercayaan dan norma-norma yang diterima secara bersama, serta dilaksankan dengan penuh kesadaran yang dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan pemahaman yang sama diantara seluruh unsur dan personil sekolah baik itu kepala sekolah, guru, staf, siswa. 3. Bimbingan Pribadi-Sosial Bimbingan. pribadi-sosial merupakan suatu proses bantuan yang diberikan. kepada individu atau sekelompok individu untukmemecahkan kesulitankesulitan agar mereka dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan menjadi pribadi yang mandiri, yang mencakup pokok mengenal diri sendiri dan lingkungannya. 4. Siswa SMA Siswa SMA merupakan individu yang sedang berada di tahap perkembangan remaja akhir dan menempuh pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 5. Topik bimbingan Topik bimbingan suatu pokok bahasan atau tema dari bimbingan yang diberikan guru BK kepada peserta didik. Topik bimbingan yang diberikan guru BK harus sesuai dnegan kebutuhan atau permasalahan siswa sehingga ada manfaat bagi peserta didik..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini dipaparkan hakikat remaja, hakikat penyesuaian diri, hakikat budaya sekolah, hakikat siswa sebagai remaja, hakikat bimbingan-pribadi sosial dan budaya sekolah SMK Penerbangan AAG Adisutjipto. A. Hakikat Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian Diri Keberhasilan belajar dan berkembang seseorang terletak sejauh mana siswa pelajari dapat membantu dalam menyesuakan diri dengan tuntutan lingkungannya maupun budaya sekolah. Di lingkungan sekolah atau lingkungan manapun individu itu berada, ia akan berhadapan dengan harapan dan tuntutan tertentu dari lingkungan yang harus dipenuhinya, kemudian disamping itu juga individu memiliki kebutuhan, harapan dan tuntutan di dalam dirinya yang harus diselaraskan dengan tuntutan dari lingkungan. Bila individu itu bisa menyelaraskan kedua hal tersebut, maka dikatakan bahwa individu tersebut mampu menyesuaikan diri. Jadi, penyesuaian diri dapat dikatakan sebagai cara tertentu yang dilakukan oleh individu untuk bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi eksternal yang dihadapinya (Agustina, 2006). Menurut Schneiders (dalam Agustina, 2006) mengemukakan bahwa penyesuaian diri merupakan satu proses yang mencakup respon-respon mental dan tingkah laku, yang merupakan usaha individu agar berhasil mengatasi. 13.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. kebutuhan, ketegangan konflik dan frustasi yang ada didalam dirinya. Schneiders juga mengatakan bahwa orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik (well adjusted person) adalah orang yang dengan keterbatasan yang ada pada dirinya, belajar untuk bereaksi terhadap dirinya dan lingkungan dengan cara yang matang, bermanfaat, efisien dan memuaskan serta menyelesaikan konflik, frustasi maupun kesulitan-kesulitan pribadi dan sosial tanpa mengalami gangguan tingkah laku. Menurut Desmita (2017), penyesuaian diri merupakan suatu konstruk psikologi yang luas dan komplek, serta melibatkan semua reaksi individu terhadap tuntutan baik dari lingkungan luar maupun dari dalam diri individu itu sendiri, dengan kata lain masalah penyesuaian diri menyangkut seluruh aspek kepribadian individu dalam interaksi dengan lingkungan dalam dan luar dirinya. Sehingga terwujudnya keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal. Sedangkan Semiun (2006) mengatakan bahwa penyesuaian diri itu sendiri tidak bisa dikatakan baik atau buruk tetapi dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri adalah cara individual dalam bereaksi terhadap tuntutan-tuntutan dari dalam maupun atau situasi-situasi dari luar. Beberapa orang mungkin reaksi ini bisa efisien, sehat atau memuaskan sementara untuk orang lain reaksi ini melumpuhkan, tidak efektif dan sebagainya sehingga dapat definisikan bahwa penyesuaian diri yaitu suatu proses yang melibatkan respons respons mental dan tingkah laku yang menyebabkan individu berusaha menanggulangi kebutuhan-.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. kebutuhan, tegangan-teganga, frustasi-frustasi dan konflik-konflik batin serta menyelaraskan tuntutan-tuntutan batin ini dengan tuntutan yang dikenakan kepadanya oleh dunia dimana ia hidup. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu usaha atau proses belajar yang dilakukan oleh seseorang dalam menghadapi tuntutan-tuntutan yang baik dari lingkungannya atau situasi yang baru dikenalnya yang bertujuan untuk memenuhi dan mencapai kebutuhan hidupnya sehingga muncul suatu hubungan yang harmonis dalam diri dan apa yang ingin diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal. Dilihat dari pengertian diatas, maka siswa mengalami ketidakmpampuan mereka dalam bersosialisasi baik dengan teman maupun tradisi baru dalam sekolah yang begitu berbeda dari SMP. 2. Karakteristik Penyesuain Diri Schneiders (1964) memberikan karakteristik individu dengan penyesuaian diri yang baik, yaitu: Penyesuaian diri yang normal merupakan cara bereaksi dan. bertingkahlaku yang wajar. Penyesuaian diri yang normal memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik penyesuaian diri menurut Schneiders (1964) adalah: a. Mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri Karakteristik ini dimana individu itu mengenal diri sendiri, seseorang mengetahui apa yang menjadi tujuan hidupnya. Ia menyadari kemampuan dan bakat-bakatnya serta tahu bagaimana menggunakannya demi mencapai tujuan.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. tersebut, dengan demikian ia lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan dari hidupnya. b. Objektif dalam menerima keadaan diri Pemahaman diri yang objektif akan membuat seseorang mengerti akan dirinya, termasuk kelemahan dan kelebihan yang dimiliki serta bisa bersikap positif dalam menanggapi kelemahan dan kelebihan yang ada.. c. Mengontrol perkembangan yang terjadi dalam diri Kemampuan. individu. untuk. mengarahkan. tingkah. lakunya. sendiri,. menekankan pada pilihan tindakan yang akan memberikan manfaat dan keuntungan yang lebih luas, tidak melakukan perbuatan yang akan merugikan dirinya dimasa kini maupun masa yang akan datang. d. Memiliki rasa humor yang tinggi Seseorang yang memiliki selera humor yang tinggi akan tumbuh menjadi sosok yang tangguh dan mampu mengatasi berbagai kesulitan yang sedang menimpa dirinya karena ia akan melihat kesulitan tersebut dari sisi humor yang dimiliki. e. Mudah beradaptasi dengan kondisi yang baru. Kemampuan beradaptasi merupakan suatu perilaku yang sangat kompleks karena didalamnya melibatkan sejumlah fungsi dan intelektual. Kemampuan seseorang tersebut akan lebih cepat dan efektif dalam menentukan strategi beradaptasi dengan perubahan tugas dan lingkungan yang baru begitu pula sebaliknya. Dimana dalam lingkungan baru harus beradaptasi dengan.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. lingkungan itu dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan harus bisa menyikapi masalah sosial yang terjadi. f. Memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi Tanggungjawab adalah kesadaran diri manusia terhadap tingkah laku dan perbuatan yang disengaja atau tidak disengaja, yang berasal dari dalam hati dan kemauan diri sendiri atas kewajiban yang harus di tanggung jawabkan. Manusia harus menciptakan keseimbangan, keselarasan antara sesama manusia dilingkungan sekitar. g. Mampu bekerjasama dengan individu lain Kemampuan individu untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok. Bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi. h. Memiliki rasa optimisme yang tinggi untuk selalu beraktivitas.. Percaya pada diri sendiri dan keyakinan terhadap segala aspek yang dimiliki dan keyakinan tersebut membuat individu merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Individu dengan kepercayaan diri memiliki rasa optimis dengan kelebihan yang dimiliki dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. 3. Faktor- faktor penyesuaian diri Menurut Desmita (2017) Faktor- faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri dari dilihat dari konsep psikogenik dan sosiopsikogenetik. a. Psikogenik memandang bahwa penyesuian diri dipengaruhi oleh riwayat kehidupan sosial individu, terutama pengalaman khusus yang membentuk perkembangan psikologi. Pengalaman khusus ini lebih banyak berkaitan dengan latar belakang kehidupan keluarga, terutama menyangkut aspek-aspek: 1) Hubungan orangtua-anak, yang merujuk pada iklim hubungan sosial dalam keluarga, apakah hubungan tersebut bersifat demokratis atau otoriter yang mencakup: a) Penerimaan-penolakan orangtua terhadap anak. b) Perlindungan dan kebebasan yang diberikan kepada anak. c) Sikap dominatif-integratif (permisif atau sharing) d) Pengembangan sikap mandiri-ketergantungan. 2) Iklim intelektual keluarga, yang merujuk pada sejauhmana iklim keluarga memberikan. kemudahan. bagi. perkembangan. intelektual. pengembangan berpikir logis atau irasional, yang mencakup : a) Kesempatan untuk berdialog logis, tukar pendapat dan gagasan. b) Kegemaran membaca dan minat kultur. c) Pengembangan kemampuan memcahkan masalah. d) Pengembangan hobi. e) Perhatian orangtua terhadap kegiatan belajar anak.. anak,.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 3) Iklim emosional keluarga, yang merujuk pada sejauhmana stabilitas hubungan dan komunikasi di dalam keluarga terjadi, yang mencakup: a) Intensitas kehadiran orangtua dalam keluarga. b) Hubungan persaudara dalam keluarga. c) Kehangatan hubungan ayah-ibu b. Sementara dilihat dari konsep sosiopsikogenetik, penyesuaian diri dipengaruhi oleh faktor iklim lembaga sosial di mana individu terlihat di dalamnya. Bagi peserta. didik,. faktor. sosiopsikogenik. yang. dominan. mempengaruhi. penyesuaian diri adalah sekolah, yang mencakup : 1) Hubungan guru-siswa, yang merujuk pada iklim hubungan sosial dalam sekolah, apakah hubungan tersebut bersifat demokratis atau otoriter, yang mencakup : a) Penerimaan-penolakan guru terhadap siswa. b) Sikap domatif (otoriter, kaku , banyak tuntutan) atau integratif (permisif, sharing, menghargai dan mengenal perbedaan individu) c) Hubungan yang bebas ketegangan atau penuh ketegangan. 2) Iklim intelektual sekolah, yang merujuk pada sejauh mana perlakuan guru terhadap siswa memberikan kemudahan bagi perkembangan intelektual siswa sehingga tumbuh perasaan kompeten, yang mencakup : a) Perhatian terhadap perbedaan individual siswa. b) Intensitas tugas-tugas belajar. c) Kecenderungan untuk mandiri atau berkonformitas pada siswa..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. d) Sistem penilaian. e) Kegiatan ekstrakulikuler. f) Pengembangan inisiatif siswa. 4. Aspek Penyesuaian Diri Menurut Desmita (2017) penyesuaian yang baik berkaitan dengan kepribadian yang sehat. Oleh sebab itu, penyesuaian diri yang sehat lebih merujuk pada konsep “sehat” nya kehidupan pribadi seseorang, baik dalam hubungannya dengan diri sendiri, dengan orang lain maupun dengan lingkungannya. Sistem penyesuaian diri ini merupakan kondisi untuk mengembangkan diri secara optimal. Penyesuaian diri yang sehat dapat dilihat dari empat aspek kepribadian yaitu : a. Kematangan emosional 1) Kemantapan suasana kehidupan emosional Kemantapan suasana kehidupan emosional mencakup pengelolaan emosi yang positif maupun emosi negatif. 2) Kemantapan suasana kehidupan bersama dengan orang lain Kemantapan suasana kehidupan bersama dengan orang lain mencakup: rasa percaya diri, berani tampil, di depan umum, dan mampu menerima kelebihan seta kekurangan baik yang ada dalam dirinya maupun yang ada dalam diri. 3) Kemampuan untuk santai, gembira dan menyatakan kejengkelannya mencakup: mampu bersikap santai dalam melaksanakan tugas-tugas,.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. mengerjakan tugas dengan senang hati tanpa paksaan atau dorongan dari orang lain dan mampu mengungkapkan perasaan marah atau jengkel terhadap orang lain. 4) Sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri. Sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri mencakup: menerima diri apa adanya walau memiliki kekurangan atau cacat dan mampu menghadapi kegagalan dengan sikap rasional, dengan berupaya mengatasinya secara lebih baik tanpa menyebabkan stress. b. Kematangan intelektual 1) Kemampuan mencapai wawasan diri sendiri. Kemampuan mencapai wawasan diri sendiri mencakup kemampuan mengenal diri sendiri (kondisi fisik), kecerdasan dan bakat atau keterampilan yang dimiliki. 2) Kemampuan menghargai orang lain dan keberagamannya Kemampuan menghargai orang lain dan keberagamannya mencakup Kemampuan menghargai pendapat dan memahami sifat serta watak orang lain. 3) Kemampuan mengambil keputusan Kemampuan mengambil keputusan antara lain adalah memikirkan akibat sebelum mengambil suatu keputusan, mampu memecahkan masalah, dan mencari alternatif pada saat menghadapi masalah..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. 4) Keterbukaan dalam mengenal lingkungan sekolahnya yang mencakup Keterbukaan dalam mengenal lingkungan sekolahnya yang mencakup mematuhi peraturan-peraturan yang ada di sekolah dan keterbukaan mengenal lingkungan sekola c. Kematangan sosial 1) Keterlibatan dalam partisipasi sosial Keterlibatan dalam partisipasi sosial antara lain keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan di sekolah seperti bakti sosial, ekstrakulikuler, pentas seni, pramuka atau kegiatan lain. 2) Kesedian Kerjasama Kesedian Kerjasama antara lain: mampu bekerjasama dengan temanteman dalam kelompok, menghargai pendapat teman lain dan berperan aktif dalam mengerjakan tugas-tugas kelompok. 3) Kesedian Kepemimpinan Kesedian kepemimpinan antara lain: berani tampil di depan umum, seperti di depan kelas pada saat pelajaran tertentu dan terlibat dalam organisasi tertentu seperti OSIS. 4) Sikap toleransi Sikap toleransi mencakup: kemampuan seseorang menghormati keyakinanyang dianut oleh teman lain dengan cara tidak mengejek agama teman lain..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. 5) Keakraban dalam pergaulan Keakraban dalam pergaulan antara lain: menjalin persahabatan dengan teman-teman di sekolah dan berteman tanpa eksklusif. Mampu bersikap hormat terhadap semua guru yang ada di sekolah. d. Tanggung jawab 1) Sikap produktif dalam mengembangkan diri Sikap produktif dalam mengembangkan diri antara lain: mampu menjaga dan memelihara hidup dengan menghindarkan diri dari perbuatan yang merugikan kesehatan dan melakukan kegiatan kemampuan fisik. 2) Melakukan perencanaan dan melaksanakan secara fleksibel Kemampuan melakukan perencanaan dan melaksanakan secara fleksibel antara lain: menyusun jadwal harian dan bertanggung jawab menjalankan tugas sebagai seorang pelajar. 3) Sikap altruisme, empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal. Sikap altruisme, empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal bersikap peduli dan memahami perasaan orang lain. 4) Kesadaran akan etika dan hidup jujur Kesadaran akan etika dan hidup jujur mencakup: bersikap ramah dan menghargai orang lain serta jujur terhadap diri sendiri 5) Kemampuan bertindak independen. Kemampuan bertindak independen mencakup berperilaku sesuai dengan norma yang ada dan menjalani hidup apa adanya..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. B. Hakikat Budaya sekolah 1. Pengertian Budaya Sekolah Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidik tentu ada tradisi atau budaya yang dianut di dalamnya. Budaya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang terdiri dari pendidik dan anak didik atau peserta didik. Di lingkungan sekolah soerang individu dihadapkan dengan pola orientasi kehidupan yang lebih luas yang mana perangkat-perangkat tersebut tidak ditemukan didalam keluarga. Wahjosumidjo (dalam Setiyati, 2014) budaya sekolah merupakan sesuatu yang dibangun dari hasil pertemuan antara nilai-nilai (value) yang dianut oleh kepala sekolah sebagai pemimpin dengan nilai-nilai yang dianut oleh guru-guru dan para karyawan yang ada di sekolah. Budaya sekolah atau iklim sekolah (fisik dan. non. fisik). yang. kondusif. akademik. merupakan. prasyarat. bagi. terselenggaranya proses belajar mengajar yang efektif. Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau falsafah yang menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh personil sekolah. Beal dan Kent (dalam Moerdiyono2010) mendefinisikan budaya sekolah sebagai keyakinan dan nilai-nilai milik bersama yang menjadi pengikat kuat kebersamaan sebagai warga suatu masyarakat Zamroni (2011) memberikan batasan bahwa budaya sekolah adalah pola nilai-nilai, prinsi-prinsip, tradisi-tradisi dan kebiasaan-kebiasaan yang terbentuk.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. dalam perjalanan panjang sekolah, dikembangkan sekolah dalam jangka waktu yang lama dan menjadi pegangan serta diyakini oleh seluruh warga sekolah sehingga mendorong munculnya sikap dan perilaku warga sekolah. Warga sekolah menurut UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional terdiri dari peserta didik, pendidik, kepala sekolah, tenaga pendidik serta komite sekolah. Salah satu subyek yang diambil dalam penelitian budaya sekolah ini yaitu peserta didik (siswa). Sedangkan menurut Scheinders (Peterson, 2002), budaya sekolah dimaknai sebagai: “School cultures are complex webs of traditions and rituals that have been built up over time as teachers, students, parents, and administrators work together and deal with crises and accomplishments. Cultural patterns are highly enduring, have a powerful impact on performance, and shape the essays people think, act, and feel” Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa “Budaya sekolah merupakan jaringan tradisi dan ritual yang kompleks, yang telah dibangun dari waktu ke waktu oleh guru, siswa, orangtua, dan administrator yang bekerja sama dalam menangani krisis dan prestasi. Pola budaya sangat abadi, memiliki dampak yang kuat pada kinerja, dan membentuk bagaimana orang berpikir, bertindak, dan merasa. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah merupakan budaya sekolah merupakan sistem nilai, kepercayaan dan norma-norma yang diterima secara bersama, serta dilaksankan dengan penuh kesadaran yang dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. pemahaman yang sama diantara seluruh unsur dan personil sekolah baik itu kepala sekolah, guru, staf, siswa. 2. Jenis-jenis Budaya Sekolah Budaya sekolah dibagi menjadi dua bagian yaitu nilai primer dan nilai sekunder. a. Nilai primer 1) Tujuan organisasi sekolah. 2) Konsensus dan komitmen terhadap tugas. 3) Keunggulan. 4) Kesatuan kepentingan. 5) Imbalan berdasarkan prestasi. 6) Empiris. 7) Keakraban dan, 8) Integritas. b. Nilai Sekunder 1) penerimaan layanan. 2) pengendalian disiplin. 3) Kemandirian. 4) pengambilan keputusan yang cepat. 5) Visioner 6) pengembangan..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. 3. Budaya Sekolah SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu institusi pendidikan formal tingkat menengah dengan tujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang sesuai dengan spesialisasi kejuruan dan persyaratan dunia usaha dan dunia industri (Kurikulum SMK, 2006). Pendidikan kejuruan merupakan bentuk pendidikan yang membekali peserta didik dengan suatu ketrampilan tertentu agar mereka siap memasuki lapangan kerja (Peraturan Pemerinta No.29 tahun 1990), sehingga pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang bermanfaat dalam membekali pengetahuan dan keterampilan bagi siswa sebagai bekal memasuki dunia kerja. Sekolah SMK Penerbangan AAG Adisutjipto membekali siswa bekerja di dunia penerbangan dan pihak sekolah sudah memfasilitasi pekerjaan dengan bekerjasama dengan berbagai pihak. Banyak lulusan SMK Penerbangan yang menjadi pilot, pramugari dan bekerja di berbagai hotel sehingga SMK Penerbangan AAG Adisutjipto menjadi salah satu sekolah yang diminati banyak orang. SMK Penerbangan memiliki budaya yang luar biasa berbeda dengan budaya sekolah lainnya dimana sekolah tersebut sangat menjunjung tinggi nilai kedisiplinan yang menjadi salah satu tolak ukur sekolah tersebut. Kedisiplinan itu ditunjukkan dengan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang mendukung dunia kerja siswa dan aturan-aturan yang ada di sekolah penerbangan. Dilihat dari pengertian tentang budaya sekolah bahwa budaya adalah nilai-nilai, kepercayaan yang diterima dan dilaksanakan bersama oleh warga sekolah, maka budaya yang.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. ada di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta yang menjujung tinggi kedisiplinan pada siswa yaitu siswa kelas X selain menyapa guru wajib menyapa setiap kaka kelasnya ketika bertemu atau berpapasan dengan kalimat yang sering mereka ucapkan “ selamat pagi kak.. ! atau selamat siang kak!” tujuannya agar menghormati kakaknya selain itu belajar menghargai karena dinunia kerja mereka akan di latih seperti didikan militer. Siswa memiliki gerakan tersendiri dengan gaya tegap, menyapa dengan menggunakan suara lantang saat guru memasuki ruangan kelas dan ini sangat berbeda dengan sekolah lainnya yang hanya mengucapkan selamat tanpa ada aturan atau gaya tegap yang dilakukan siswa SMK Penerbangan AAG Adisutjipto. Bagi setiap siswa SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta mempunyai kewajiban untuk hadir di sekolah sebelum jam 06.30 pagi, karena sebelum memulai pembelajaran mereka harus terlebih dahulu untuk mengikuti apel pagi yang di adakan tepat pada pukul 06.30 WIB. Siswa kebiasaan hadir pukul 05.00 WIB agar tidak terlambat mengikuti apel pagi. Pada apel tersebut biasanya pembina atau pamong barisan akan di pimpin oleh guru yang bertugas, terkadang juga di pimpin oleh siswa dan pada kesempatan itu setiap siswa yang bermasalah akan dipanggil kedepan barisan untuk diberi sanksi. Selain itu mereka juga diwajibkan untuk tersenyum, menyalam dan menyapa guru di manapun mereka bertemu, selain itu mereka juga mempunyai kebiasaan sebelum berbicara dengan guru atau kakak kelas mereka harus terlebih dahulu mengatakan “siap! izin untuk…..” selain itu siswa/siswi di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. Yogyakarta wajib untuk memotong rambut setiap kali rambut mereka sudah tumbuh melewati batas yang di perbolehkan, karena ada peraturan tersendiri bagi setiap siswa/i kelas X, XI, XII untuk potongan rambutnya dan ini juga berlaku bagi yang menggunakan hijab, begitupun dengan baju seragam yang dikenakan Untuk siswa kelas XI dan kelas XII memiliki baju yang dijahitkan pas di tubuh mereka. Pada dasarnya proses pembelajaran di mulai pada pukul 6.30 WIB sampai lalu dilanjutkan apel sore pada pukul 16.00 WIB, terkadang apel sore ini menyesuaikan dengan jam pelajaran terakhir dan setelah itu masih dilanjutkan dengan ekstrakulikuler yang mereka ikuti. Kegiatan ekstrakulikuler yang ada di SMK Penerbangan adalah basket, karawitan, band, aeromodeling, taekwondo, pramuka, desain grafis, pencinta alam, PMR, english club. Kegiatan ekstakulikuler yang wajib dilakukan pramuka dan tonti. C. Hakikat Siswa Sebagai Remaja 1. Pengertian Remaja Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja. Masa remaja atau “adolescence” berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti “tumbuh” menjadi dewasa”. Apabila diartikan dalam konteks yang lebih luas, akan mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 1976). Masa remaja menurut Hurlock (1997) diartikan sebagai suatu masa transisi atau peralihan, yaitu periode dimana individu secara fisik maupun psikis berubah dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Monks, dkk, (1999) membatasi masa remaja yang berkisar dari usia 12 sampai 21 tahun yakni.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. sampai selesainya pertumbuhan fisik, dimana pada masa remaja ini, individu mencapai pertumbuhan fisik yang maksimal, dan pada masa ini pula mencapai kematangan kemampuan reproduksi. Kematangan ini menyebabkan remaja mempunyai perhatian terhadap lawan jenisnya, dan remaja akan berusaha untuk memikat lawan jenisnya tersebut. Selain pertumbuhan fisik, pada masa ini akan terjadi juga perkembangan fungsi-fungsi psikologis yang ditandai dengan peningkatan kekuatan mental, kemampuan berpikir, kemampuan dalam memahami, dan kemampuan dalam mengingat. Dengan adanya peningkatan dalam kemampuan tersebut maka remaja mempunyai perhatian terhadap lingkungan sosial dan intelektual. Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan sebuah masa yang dimana terjadi peralihan atau perubahan menuju dewasa. Perubahan itu baik dari segi fisik, intelektual, mental maupun emosional pada individu. 2. Karakteristik Remaja Karakteristik masa remaja sebagaimana halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja mempunyai karakteristik atau ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut secara singkat dikemukakan oleh Hurlock (1980) sebagai berikut :.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. a. Masa remaja sebagai periode yang penting Semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting, namun kadar kepentingannya berbeda-beda. Ada beberapa periode yang yang lebih penting dari beberapa periode lainnya, karena akbibatnyayang langsung terhadap sikap dan perilaku, dan ada lagi yang penting karena akibat-akibat jangka panjangnya. Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetap penting. Ada beberapa yang penting karena akibat fisik dan ada lagi karena akibat psikologis. Dalam membahas akibat fisik pada masa remaja, Tanner (dalam Hurlock) “bagi sebagian besar anak muda, usia antara 12 dan 16 merupakan tahun kehidupan yang penuh dengan kejadian sepanjang menyangkut pertumbuhan dan perkemangan dimana selama kehidupan janin dan tahun pertama atau kedua setelah kelahiran, perkembangan berlangsung semakin cepat dan lingkungan yang baik semakin lebih menentukan. b. Masa Remaja sebagai Masa Peralihan Remaja akan beralih atau berubah dari apa yang telah terjadi terjadi sebelumnya atau sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Hal ini berarti apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan waktu yang akan datang, yang mempengaruhi pola prilaku dan sikap baru..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. c. Masa Remaja sebagai Masa Perubahan Selama awal masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung dengan pesat. Ada empat perubahan yang sama yang hampir bersifat universal, yakni: pertama, meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologi yang terjadi. Perubahan informasinya biasanya berlangsung lebih cepat selama awal masa remaja, maka meningginya emosi lebih menonjol pada masa awal periode akhir masa remaja, Kedua, perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk diperankan, menimbulkan masalah baru. Bagi remaja muda masalah baru yang timbul tampaknya lebih banyak dan sulit diselesaikan dibandingkan dengan masalah sebelumnya. Remaja akan tetap merasa ditimbuni masalah, sampai ia sendiri dapat menyelesaikannya menurut kepuasannya, Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola prilaku, maka nilai-nilai juga berubah. d. Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah Terdapat dua alasan bagi kehidupan tersebut. Pertama, sepanjang masa kanak-kanak, masalah anak-anak sebagian besar diselesaikan oleh orang tua dan guru-guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua karena para remaja merasa diri mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru-guru..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-temannya dalam segala hal, seperti sebelumnya. f. Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan Banyak anggapan populer tentang remaja yang mempunyai arti yang bernilai, namun sayang banyak diantaranya yang bersifat negatif (Hurlock, 1997). Anggapan stereotip budaya bahwa remaja adalah anakanak yang tidak rapih, yang tidak dapat di percaya cenderung merusak dan berpilaku merusak, menyebabkan orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal. Stereotip cukup dikenal juga mempengaruhi konsep diri dan sikap remaja terhadap dirinya sendiri. Berkaitan dengan masalah stereotip budaya remaja, Antony (dalam, Hurlock 1980) menjelaskan bahwa, “stereotip juga berfungsi sebagai cermin yang ditegakkan masyarakat bagi remaja, yang menggambarkan citra diri remaja sendiri yang lambat laun dianggap sebagai gambaran yang asli dan remaja membentuk perilakunya sesuai dengan gambaran ini”..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. g. Masa Remaja sebagai masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari awal masa remaja. Semakin tidak realistik citacitanya semakin ia menjadi menjadi marah. h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip balasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakain dan bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks. Mereka mengangap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan..

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. 3. Tugas Perkembangan Remaja Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Beberapa tugas perkembangan remaja menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) yaitu : a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita b. Mencapai peran sosial pria dan wanita c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang beratanggung jawab e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya f. Mempersiapkan karier ekonomi g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Remaja Terhadap Pendidikan. Menurut Hurlock (1980) pada umumnya remaja muda suka mengeluh tentang sekolah dan tentang larangan-larangan, pekerjaan rumah, dan cara pengelolahan sekolah. Merekapun bersikap kritis terhadap guru-guru dan cara guru mengajar. Hurlock (1980) juga mengatakan bahwa besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan, karena remaja biasanya lebih menaruh minat pada pelajaran-pelajaran yang.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. nantinya akan berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya bagi pekerjaan. Adapun beberapa faktor penting yang mempengaruhi sikap remaja terhadap pendidikan : a. Sikap teman sebaya. Sikap teman sebaya dapat mempengaruhi sikap remaja dalam mendukung pendidikan remaja dimana teman sebaya yang menganggap bahwa pendidikan itu orientasinya di sekolah atau berorientasi pada kerja, jika orientasinya di kerja maka remaja akan memilih pendidikan itu uu b. Sikap orang tua Sikap orang tua menjadi faktor yang juga sangat penting bagi pendidikan anaknya dimana sikap orang tua yang menganggap pendidikan itu sebagai loncatan ke arah mobilisasi sosial atau hanya sebagai suatu kewajiban karena diharuskan oleh hukum. Anggapan tersebut akan membentuk sikap remaja sesuai tanggapan yang diberikan orang tua. c. Nilai-nilai yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan akademis. d. Sikap terhadap guru-guru, pegawai tata usaha, dan kebijaksanaan akademis serta disiplin. e. Keberhasilan dalam berbagai kegiatan ekstrakulikuler Dalam pendidikan tentu ada kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler dimana kegiatan ini untuk mengembangkan kognitif, afektif dan psikomotorik remaja juga dapat mengembangkan bakat dan minat. Maka ini juga bisa dilihat bahwa.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. sikap remaja perlu dilihat darri keberhasilannya dalam setiap kegiatan ekstrakulikuler 5. Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Budaya Sekolah Menurut Desmita (2017), penyesuaian diri merupakan suatu konstruk psikologi yang luas dan komplek, serta melibatkan semua reaksi individu terhadap tuntutan baik dari lingkungan luar maupun dari dalam diri individu itu sendiri, dengan kata lain masalah penyesuaian diri menyangkut seluruh aspek kepribadian individu dalam interaksi dengan lingkungan dalam dan luar dirinya. Sehingga terwujudnya keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal. Dari pengertian diatas maka, siswa harus bisa mengikuti tuntutan-tuntan yang ada di sekolah dengan budaya sekolah yang berbeda dengan budaya sekolah sebelumnya, dengan budaya sekolah yang menjunjung tinggi nilai kedisiplinan. Budaya sekolah merupakan sistem nilai, kepercayaan dan norma-norma yang diterima secara bersama, serta dilaksankan dengan penuh kesadaran yang dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan pemahaman yang sama diantara seluruh unsur dan personil sekolah baik itu kepala sekolah, guru, staf, siswa. Sehingga siswa yang mampu menyesuaiakan diri dengan budaya sekolah siswa bisa mengikuti nilai atau kebiasaan yang ada di sekolah, terlibat dengan kegiatan dengan senang hati..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. 6. Tanda Bahaya yang Umum dari Ketidakmampuan Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Budaya Sekolah. Menurut Hurlock (1980) remaja yang mengetahui bahwa sikap dan perilakunya dianggap “tidak matang” oleh kelompok sosial dan yang menyadari bahwa orang lain memandangnya tidak mampu menjalankan peran dewasa yang baik, remaja akan mengembangkan kompleks rendah diri. Remaja tidak meletakkan standar-standar yang tinggi bagi dirnya tetapi terdapat kesenjangan apa yang dia inginkan dengan apa pandangannya tentang dirinya sendiri. Jika kesenjangan ini kecil, remaja akan mengalami sedikit ketidakpuasan tetapi kalau kesenajanganya melebar, maka remaja akan menganggap dirinya tidak berharga dan merenung atau bahkan bunuh diri. Meskipun remaja melakukan penolakan diri karena tidak diungkapkan secara terbuka, hal ini tampak jelas dalam perilaku yang dapat dianggap sebagai tanda bahaya dari ketidakmampuan menyesuaikan diri. Petunjuk bahwa individu tidak puas pada diri sendiri dan mempunyai sikap-sikap menolak diri. Tanda bahaya ketidakmampuan menyesuaikan diri yang umum dalam masa remaja yaitu (Hurlock, 1980) : a. Tidak bertanggung jawab,. yang tampak dalam perilaku mengabaikan. pelajaran misalnya untuk bersenang-senang dan mendapatkan dukungan sosial..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. b. Sikap yang sangat agresif dan sangat yakin pada diri sendiri c. Perasaan tidak aman, menyebabkan, remaja patuh mengikuti standar-standar kelompok. d. Merasa ingin pulang bila berada jauh dari lingkungan yang dikenali. e. Perasaan menyerah f. Terlalu banyak berkhayal untuk mengimbangi ketidapuasan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari g. Mundur ketingkat perilaku yang sebelumnya agar disenangi dan diperhatikan h. Menggunakan mekanisme pertahanan seperti rasionalisasi proyeksi dan memindahkan. Seorang yang menolak diri segera menjadi tidak dapat menyesuaikan diri dan tidak bahagia. Remaja yang mengalami perasaan ini merasa dirinya memainkan perannya sebagai orang yang dikucilkan, akibatnya remaja tidak mengalami saatsaat yang mengembirakan seperti yang dinikmati oleh teman-teman sebaya dan tidak memperoleh imbalan atas kerugian ini dalam hubungannya dengan anggotaanggota keluarganya. Siswa kelas X SMK Penerbangan ketika kurang bisa menyesuaiakan diri mereka merasa ingin pantang menyerah, tidak bertanggung jawab, dan sebagainya karena merasa kelelahan dengan kegiatan-kegiatan maupun aturan yang ada sehingga bahaya-bahaya ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri yang sudah dipaparkan sebelumnya sama seperti yang sudah dialami siswa kelas X..

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. D. Hakikat Layanan Bimbingan 1. Pengertian Layanan Bimbingan Layanan bimbingan merupakan sesuatu yang sangat penting dari seorang guru BK. Menurut Bimo Walgito (2004) Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan. Menurut Natawidjaja (Winkel dan Hastuti, 2013) bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dari pengertian bimbingan yang dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa, layanan bimbingan merupakan sebuah bantuan. Bimbingan dalam lingkungan pendidikan sebagai usaha yang dilakukan oleh Guru BK dalam membantu proses peserta didiknya dalam mengembangkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Layanan bimbingan pada peserta didik meliputi bidang pribadi, sosial, belajar dan karier..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. 2. Fungsi Layanan Bimbingan Menurut Prayitno (2009) fungsi layanan bimbingan terbagi menjadi tiga, yaitu : a. Fungsi Pemahaman Fungsi pemahaman yang dihasilkan oleh pelayanan bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan membantu klien, serta pemahaman tentang lingkungan klien oleh klien. b. Fungsi Pencegahan Pencegahan adalah menghindari timbulnya atau meningkatnya kondisi bermasalah dalam diri klien. Fungsi pencegahan ini diterima sebagai sesuatu yang baik dan perlu dilaksanakan. c. Fungsi Pengentasan Pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan secara perorangan, sebab setiap masalah adalah unik. Masalah-masalah yang diderita oleh individu-individu yang berbeda tidak boleh disamaratakan. d. Fungsi Pengadaptasian Fungsi pengadaptasian adalah fungsi bimbingan sebagai narasumber dalam mengarahkan rangkaian, kegiatan pendidikan dan pengajaran supaya sesuai dengan kebutuhan para siswa..

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. 3. Pengertian Bimbingan Pribadi-Sosial Bimbingan pribadi sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergemulan dalam batinya sendiri; dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya; serta bimbingan dalam membina hubungan dalam kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan pergaulan sosial (W.S.Winkel & MM.Sri Hastuti, 2004). Pribadi sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalahmasalah sosial-pribadi (Yusuf, 2005) Dari pendapat para ahli di atas bahwa bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu untuk memecahkan. kesulitan-kesulitan. agar. mereka. dapat. mengembangkan. kemampuan dirinya sendiri dan menjadi pribadi yang mandiri, yang mencakup pokok mengenal diri sendiri dan lingkungannya. Sedangkan konseling adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu dengan tatap muka melalui wawancara untuk memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi individu oleh seorang pekerja yang profesional atau terlatih..

Gambar

Tabel  4.2  Distribusi  Perolehan  Skor  Item  Penyesuaian  Diri  Siswa  Kelas  X  Terhadap  Budaya  Sekolah  Di  SMK  Penerbangan  AAG  Adisutjipto  Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019................................................
Tabel 3.8  Norma Kategorisasi

Referensi

Dokumen terkait

KELUARGA DENGAN PERTUMBUHAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH DI.. SD NEGERI NO.142442 KOTA

Bentuk sapaan menjadi unsur wacana yang penting dalam pelbagai komunikasi manusia dan perlu digunakan dengan tepat menurut sistem yang diterima oleh masyarakat atau

Penggunaan MIL STD 105E dalam proses pemeriksaan produk akhir (finished product) mini compo WF Series dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengujian, yaitu kesalahan

Hal tersebut tercermin oleh beberapa aparatur yang kurang sesuai antara keterampilan dan keahlian yang dimiliki dengan beban kerja, dan masih adanya pengangkatan

Bobot hati, jantung dan ginjal yang diperoleh pada penelitian kemungkinan dipengaruhi oleh faktor umur yaitu sudah terbentuknya mulai ternak dalam janin induk

Menurut ulama Hanafi, kesaksian dua orang perempuan dan satu orang laki-laki dapat diterima dalam masalah yang berkaitan dengan hak-hak sipil, baik berupa harta maupun hak, atau

Submitted to Universiti Teknologi Malaysia Student Paper jestec.taylors.edu.my Internet Source eprints.brighton.ac.uk Internet Source www.ijirmf.com Internet Source

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Belanja Langsung, Belanja Tidak Langsung dan Investasi terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kota