• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Menurut Azwar (2018) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsinya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut sedangkan menurut Sugiyono (2015) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berati instrumen tersebut dapat digunkan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Pada penelitian ini, pengujian validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity).

Menurut Azwar (2018) validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau melalui expert judgment. Untuk itu peneliti mengkonsultasikan alat kepada ahli (dosen pembimbing) Dr. Gendon Barus, M.Si Berikut ini adalah table hasil expert judgment.

Table 3.4

Tabel Hasil Expert Judgment

No. Poin yang direvisi

Hal yang direvisi Awal Hasil

1. Indikator (Aspek kematangan

emosional)

Penulisan kalimat pada indikator kurang tepat karena melenceng dari aspek sehingga pembahasan kedua hal tersebut tidak berkesinambungan. . Siswa mampu mengelolah emosi yakni emosi didalam budaya sekolah Siswa mampu memantapkan suasana kehidupan emosionalnya 2. Indikator (Aspek kematangan emosional)

Penulisan kalimat pada indikator tepat karena melenceng dari sehingga pembahasan kedua hal

tersebut tidak berkesinambungan Siswa mampu menjalin hubungan/relasi serta menerima kelebihan/kekurang an dirinya Siswa mampu memantapkan suasana kehidupan bersama orang lain

3. Indikator (Aspek kematangan

emosional)

Penulisan kalimat pada indikator tidak dispesifikan bahwa kegembiraannya dalam situasi kapan. Maka peneliti menggunakan konteks di sekolah. Siswa mampu merasakan kegembiraan Siswa mampu merasakan kegembiraan saat mengerjakan tugas 4. Indikator (Aspek kematangan emosional)

Penulisan kalimat pada indikator tidak dispesifikan bahwa siswa mampu untuk merasakan santai saat situasi kapan sehingga kurang jelas, maka peneliti menggunakan konteks di sekolah

Siswa mampu untuk merasakan santai

Siswa mampu untuk merasakan santai dalam melaksanakan tugas. 5. Indikator (Aspek kematangan emosional)

Penulisan kalimat pada indikator tidak dispesifikan bahwa siswa mampu untuk menyatakan kejengkelan itu tujuannya untuk siapa?. Maka peneliti menggunakan konteks di sekolah yaitu terhadap orang termasuk warga sekolah (teman, guru, karyawan dan sebagainya)

Siswa mampu untuk menyatakan kejengkelan

Siswa mampu untuk menyatakan

kejengkelan terhadap orang lain.

6. Indikator (Aspek kematangansosia

l)

Penulisan kalimat pada indikator tepat karena melenceng dari aspek (Keterlibatan dalam partisipasi sosial) sehingga pembahasan kedua hal

tersebut tidak

berkesinambungan

Siswa terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan dalam partisipasi di lingkungan

sekolah.

Siswa terlibat dalam partisipasi sosial.

No. Poin yang direvisi

Hal yang direvisi Awal Hasil

7. Indikator (Aspek tanggung

jawab)

Penulisan kalimat pada indikator kurang tepat karena tidak dispesifikan dengan subyek penelitinya yaitu siswa sehingga hampir sama dengan penlisan pada aspek (sikap produktif dalam mengembangkan diri) . sikap produktif dalam mengembangkan diri Siswa mampu mengembangkan sikap produktif dalam mengembangkan diri 8. Item favorable (No. 2)

Kesalahan penulisan yaitu kata lega tanpa huruf “H”.

Saya merasa legah ketika sudah minta maaf dengan orang yang bermasalah dengan saya.

Saya merasa lega ketika sudah minta maaf dengan orang yang bermasalah dengan saya.

5. Item

Unfavorable

(No. 2)

Pada item unfavorable, terdapat satu kalimat yang tidak formal yaitu “baikan” sehingga diganti dengan kata “minta maaf” Saya menyesal ketika sudah baikan dengan teman yang bermasalah dengan saya Saya menyesal ketika sudah minta maaf dengan teman yang bermasalah dengan saya

5. Item Favorable (No. 26)

Pada item favorable, pernyataannya ambigu, piihannya ada dua yaitu mengerjakan tugas piket atau dinasi pagi/sore membuat siswa bingung memilih.

Saya merasa gembira ketika saya telah mengerjakan tugas piket atau dinas pagi/sore

Saya merasa gembira ketika saya telah mengerjakan tugas dinas pagi/sore

6. Item Favorable (No. 49)

Pada pernyataan kalimat yang digunakan peneliti tidak formal yaitu kata “Mau”.

Saya marah ketika teman saya sering datang terlambat dan tidak pernah mau berubah

Saya marah ketika teman saya sering datang terlambat

Dosen pembimbing memberikan saran terkait kuesioner tersebut bahwa variabel penyesuaian diri dikaitakan dengan budaya sekolah sehingga terlihat lebih dikhususkan. Lalu ada beberapa hal yang telah direvisi pernyataannya kemudian pernyataan tersebut sudah direvisi dengan pernyataan baru dan dinyatakan benar. Peneliti mulai menyusun kisi-kisi alat, penyusunan item-item kuesioner sampai dengan bentuk final kuesioner.

Pada bulan Mei 2019, peneliti melakukan uji terpakai kepada siswa kelas X SMK Penerbangan AAG Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019. Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis validitas item-item tersebut adalah teknik korelasi Pearson Product Moment menggunakan aplikasi program computer IBM SPSS Statistic version 20. Rumus teknik korelasi Pearson Product Moment adalah sebagai berikut :

Keterangan :

= korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir

N = jumlah subyek X = skor item kuesioner

Y = skor total butir-butir kuesioner

XY = hasil perkalian antara skor X dan skor

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil perhitungan validitas uji terpakai diketahui 100 item yang valid kemudian yang tidak valid atau gugur diketahui 20 item dengan menggunakan nilai standar koefisien 0,30 artinya bahwa item pernyataan yang valid adalah item yang memiliki nilai koefisien ≥ 0,30. Sementara item pernyataan yang tidak valid memiliki nilai koefisien ≤ 0,30. Berikut hasil uji validitas kuesioner penyesuaian diri siswa terhadap budaya sekolah:

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

Kuesioner Penyesuaian Diri Terhadap Budaya Sekolah

No. Aspek Indikator Nomor Item

Valid Tidak Valid

1. Kematangan Emosional

Siswa mampu memantapkan

suasana kehidupan

emosionalnya.

7 1,61,67

Siswa mampu memantapkan suasana kehidupan bersama orang lain

14,16,74,76,80 20

Siswa mampu untuk merasakan kegembiraan dalam mengerjakan tugas

26,28,86,88

Siswa mampu untuk merasakan santai dalam melaksanakan tugas

34,40,90,100

Siswa mampu untuk menyatakan kejengkelan terhadap orang lain.

91 49

Siswa mampu menyatakan sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan dirinya. 57,58,59,92, 102,109,110 60 2. Kematangan Intelektual

Siswa mampu mengetahui dan mencapai wawasan dirinya.

2,62,68 5,8,65

Siswa mampu menghargai orang lain dan keragamanya.

15,17,75,77,83 23 Siswa mampu dalam mengambil

keputusan.

29,32,89 93

Siswa mampu untuk terbuka dalam mengenal lingkungan sekolah

38,41,44,47, 48,94,103,111,11

2,118 3. Kematangan Sosial Siswa terlibat dalam partisipasi

sosial.

3,9,66,69,71 6,11,63

Siswa bersedia untuk bekerjasama bersama orang lain.

18,21,25,78, 81,85 Siswa bersedia memimpin dalam

hal atau bidang apapun.

30,87,96,104 27,33 Siswa mampu mengembangkan

sikap toleransi

38,42,45,97, 113,114 Siswa mampu akrab dalam

pergaulan.

51,52,54, 98,105,119

No. Aspek Indikator Nomor Item

Valid Tidak Valid

4. Tanggung Jawab Siswa mampu mengembangkan Sikap Produktif dalam mengembangkan diri.

10,12, 64,70,72,73

4,13

Siswa mampu melakukan perencanaan dan melakukannya secara fleksibel

22,24, 79,82,84 19

Siswa memiliki sikap altruisme, empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal.

31,34,35, 99,106,115 Siswa sadar akan etika dan hidup

jujur.

39,43,46, 100,116,120 Siswa mampu bertindak

independent. 53,55,56,95, 107,108,117 50 Total 100 20 2. Reliabilitas Instrumen

Menurut Azwar (2018) Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability. Suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Sugiyono (2015) mengatakan bahwa instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan teknik Alpha Cronbach. Pengujian ini menetukan konsistensi jawaban responden atas suatu instrumen penelitian.

Rumus dari teknik Alpha Cronbach adalah :

α =

}

Keterangan:

α : Reliabilitas skala

: Varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 : Varians skor skala

Dalam penelitian ini, uji validitas reliabilitas dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS Statistics versi 20. Dari hasil perhitungan didapat skor berikut :

Tabel 3.6

Reliabilitas Kuesioner Penyesuaian Diri Terhadap Budaya Sekolah

Cronbach's Alpha

N of Items

.967 120

Berdasarkan perhitungan reliabilitas ditemukan nilai koefisien reliabilitas kuesioner penyesuaian diri sebesar 0,967. Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan ke Tabel Kriteria Guilford di bawah ini :

Tabel 3.7

Tabel Kriteria Guilford

Berdasarkan kriteria Guilford dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas kuesioner pemyesuaian diri siswa sebesar 0,967 termasuk dalam kriteria sangat tinggim artinya bahwa kuesioner ini layak untuk mengukur tingkat penyesuaian diri siswa kelas X terhadap budaya sekolah di SMK Penerbangan AAG Adisutjipto Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019.

Dokumen terkait