• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat Materi Ajar

Dalam dokumen BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR (Halaman 34-40)

RINCIAN KEMAMPUAN

4. Hakikat Materi Ajar

sangat baik dalam penilaian menulis deskripsi menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014: 80-82) adalah sebagai berikut.

1) Isi: menguasai topik tulisan, substantif, pengembangan teks observasi lengkap, relevan dengan topik yang dibahas.

2) Organisasi: ekspresi lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan baik, urutan logis, kohesif.

3) Penggunaan bahasa: konstruksi kompleks dan efektif, terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, preposisi).

4) Mekanik: menguasai aturan penulisan, terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf.

Berdasarkan uraian teori di atas, dapat ditarik simpulan bahwa tiga aspek penting dalam penilaian karangan deskripsi adalah kualitas isi karangan, organisasi tulisan, dan bahasa dalam karangan. Ketiga aspek tersebut merupakan aspek karangan deskripsi yang harus dinilai. Bahasa merupakan salah satu aspek yang harus dinilai, maka siswa harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penulisan karangan deskripsi. Kalimat-kalimat dalam karangan deskripsi harus jelas dan efektif agar pembaca mudah memahami makna yang disampaikan penulis.

4. Hakikat Materi Ajar

Subbab ini berisi tiga pokok bahasan, yaitu pengertian materi ajar, pemilihan materi ajar, dan pengembangan materi ajar. Uraian masing-masing pokok bahasan adalah sebagai berikut.

a. Pengertian Materi Ajar

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I). Berdasarkan pengertian tersebut, hal yang diajarkan dalam pembelajaran disebut sebagai materi ajar atau materi

41 pembelajaran yang berasal dari sumber belajar. Winkel (1996: 261) menjelaskan bahwa “Materi ajar adalah suatu alat yang digunakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan instruksional.” Materi ajar adalah salah satu komponen yang berperan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut ditegaskan oleh Hamdani (2011: 48), “Materi pelajaran merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk kegiatan pembelajaran.” Materi ajar atau materi pelajaran merupakan sesuatu yang diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

Materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi yang harus dipelajari oleh siswa dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditentukan (Rohman dan Amri, 2013: 77). Dengan kata lain, cakupan materi ajar adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Materi ajar harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran ketiga ranah tersebut.

Rohman dan Amri (2013: 78) menjelaskan bahwa “Isi materi pembelajaran yang berupa pengetahuan meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.” Sementara itu, materi pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan antara lain kemampuan mengembangkan ide, memilih, menggunakan bahan, menggunakan peralatan, dan teknik kerja (Rohman dan Amri, 2013: 79). Lebih lanjut, Rohman dan Amri (2013: 79) menjelaskan bahwa materi pembelajaran ranah sikap adalah materi yang berkenaan dengan sikap ilmiah, misalnya nilai-nilai kebersamaan yang dapat dibangun dengan kerja kelompok, nilai kejujuran dalam mengerjakan tugas, serta semangat dan minat belajar.

Contoh sederhana materi ajar untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah materi tentang pengertian karangan deskripsi, ciri-ciri karangan deskripsi, struktur kebahasaan dalam karangan deskripsi, dan

42 langkah-langkah menulis karangan deskripsi. Materi ajar tersebut dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 2.12 “Menulis wacana yang bercorak naratif, deskriptif, ekspositoris, dan argumentatif.” Materi tentang pengertian, ciri-ciri, dan struktur kebahasaan dalam karangan deskripsi berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran ranah pengetahuan. Sementara itu, materi tentang langkah-langkah menulis karangan deskripsi diajarkan untuk mencapai tujuan pembelajaran ranah keterampilan, yakni keterampilan menulis karangan deskripsi. Tujuan pembelajaran ranah sikap dapat dicapai melalui penerapan nilai-nilai sikap selama proses belajar mengajar berlangsung. Dengan demikian, materi ajar tersebut dapat diajarkan kepada siswa untuk mencapai kompetensi menulis wacana deskriptif yang tercantum dalam KD 2.12.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa materi ajar adalah komponen yang diajarkan kepada peserta didik dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan instruksional. Cakupan materi ajar meliputi tiga ranah, yaitu ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan. Materi ajar dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Dasar (KD), sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

b. Pemilihan Materi Ajar

Materi ajar dapat ditemukan dari berbagai sumber, misalnya buku pelajaran, majalah, surat kabar, internet, dan sebagainya. Rohman dan Amri (2013: 84-85) menyebutkan beberapa referensi yang dapat digunakan sebagai sumber materi ajar, yaitu buku teks, laporan hasil penelitian, jurnal, pakar bidang studi, profesional, standar isi, penerbitan berkala, internet, media audio visual, dan lingkungan. Meskipun materi ajar dapat diambil dari berbagai sumber, guru harus memperhatikan kesesuaian materi yang hendak digunakan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sagala (2010: 162) yang menyatakan bahwa “Materi dan bahan pengajaran ditetapkan dengan mengacu pada tujuan-tujuan instruksional yang ingin dicapai.”

43 Sagala (2010: 162) menyebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, yaitu:

1) materi pelajaran hendaknya sesuai dengan atau dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional;

2) materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan siswa pada umumnya;

3) materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan; dan

4) materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.

Sejalan dengan pendapat Sagala, Winkel (1996: 297) mennjelaskan bahwa pemilihan bahan atau materi pengajaran harus sesuai dengan beberapa kreteria berikut.

1) Materi atau bahan pelajaran harus relevan terhadap tujuan instruksional yang harus dicapai, yaitu dari segi isi maupun jenis perilaku yang dituntut siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2) Materi atau bahan pelajaran harus sesuai dalam taraf kesulitannya dengan kemampuan siswa untuk menerima dan mengolah bahan itu. 3) Materi atau bahan pelajaran harus dapat menunjang motivasi siswa,

antara lain karena relevan dengan pengalaman hidup sehari-hari siswa, sejauh hal itu mungkin.

4) Materi atau bahan pelajaran harus membantu untuk melibatkan diri secara aktif, baik dengan berpikir sendiri maupun dengan melakukan berbagai kegiatan.

5) Materi atau bahan pelajaran harus sesuai dengan prosedur didaktis yang diikuti. Misalnya, materi pelajaran akan lain bila guru menggunakan bentuk ceramah, dibandingkan dengan pelajaran bentuk diskusi kelompok.

6) Materi atau bahan pelajaran harus sesuai dengan media pelajaran yang tersedia.

44 Berdasarkan teori-teori di atas, dapat ditarik simpulan bahwa materi ajar dapat diambil dari berbagai sumber. Namun, pemilihan materi harus dipertimbangkan dengan baik agar materi yang disampaikan kepada siswa dapat diterima dengan baik oleh siswa. Selain itu, hal yang terpenting adalah kesesuaian materi ajar dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Materi ajar juga harus disesuaikan dengan kemampuan siswa dan alat atau media penunjang pembelajaran yang tersedia. Materi ajar harus disusun dengan sistematis dan menarik agar dapat menumbuhkan minat, motivasi, dan keaktifan siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

c. Pengembangan Materi Ajar

Guru memiliki beberapa alternatif untuk memperoleh materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan. Anitah (2009: 93) menyebutkan ada tiga alternatif untuk memperoleh materi yang sesuai, yaitu memilih materi yang tersedia, memodifikasi materi yang ada, dan merancang materi baru. Apabila guru tidak dapat menemukan materi yang sesuai, guru dapat melakukan modifikasi atau pengembangan terhadap materi yang ada.

Anitah (2009: 94) menjelaskan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menyusun materi baru, yaitu sebagai berikut. 1) Tujuan. Penyusunan materi baru harus mempertimbangkan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai.

2) Pembelajar. Materi hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik pembelajar.

3) Biaya. Penyusunan materi harus disesuaikan dengan dana yang tersedia.

4) Keahlian teknis. Penyusunan materi bisa jadi memerlukan keahlian khusus dalam proses produksi atau desainnya.

Materi ajar dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pendukung pembelajaran. Ada sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan materi pembelajaran atau materi

45 pembelajaran. Prinsip-prinsip yang dimaksud meliputi prinsip relevansi,

konsistensi, dan kecukupan (Rohman dan Amri, 2013: 79).

Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, dan standar isi. Sebagai contoh, apabila kompetensi yang harus dikuasai siswa berupa keterampilan menulis, maka materi pembelajaran yang disampaikan harus berupa teknik atau langkah-langkah menulis. Selanjutnya adalah prinsip konsistensi yang artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa satu macam, maka materi pembelajaran yang harus diajarkan juga harus meliputi satu macam. Dengan demikian, ada keajegan antara kompetensi yang harus dicapai dan materi yang diajarkan. Prinsip ketiga adalah kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

Rohman dan Amri (2013: 82-83) menjelaskan langkah-langkah pengembangan materi pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

1) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pengembangan materi pembelajaran. Aspek-aspek tersebut harus diidentifikasi karena setiap aspek memerlukan jenis materi ajar yang berbeda.

2) Mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran. Materi ajar hendaknya dipilih sesuai cakupan ranah kompetensi yang harus dicapai siswa, yaitu ranah pengetahuan, sikap, atau keterampilan. 3) Memilih materi pembelajaran yang sesuai atau relevan dengan standar

46 4) Memilih sumber materi pembelajaran dan selanjutnya mengemas materi pembeajaran tersebut. Materi pembelajaran dapat bersumber dari buku, laporan penelitian, jurnal, media massa, internet, lingkungan, dan sebagainya.

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa guru dapat memilih materi yang tersedia, memodifikasi materi yang ada, dan merancang materi baru. Apabila tidak ada materi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran, guru dapat memodifikasi atau mengembangkan materi ajar. Ada tiga prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan materi pembelajaran, yaitu prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Dengan demikian, hasil modifikasi atau pengembangan materi ajar dapat memenuhi kebutuhan pengajaran dan mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam dokumen BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR (Halaman 34-40)

Dokumen terkait