• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

Soekamto, dkk dalam Junaedi dkk mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merancang aktivitas mengajar.” Adapun Joyce dan Weli berpendapat bahwa model -model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran yang lain.12

11

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada, 2008), hlm. 24

12

Model pembelajaran merupakan landasan praktis pembelajaran yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran juga dapat diartikan pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk kepada guru. Ada beberapa istilah untuk menyebut pembelajaran berbasis social yaitu pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih luas dipimpin oleh guru atau yang diarahkan oleh guru. Model pembelajarn kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dengan kelompok karena seperti yang dijelaskan oleh Abdulhak bahwa “pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara siswa itu sendiri.”13

Pembelajaran kooperatif mampu mewujudkan dan mengkondisikan siswa untuk bekerjasama didalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar. Menurut Ibrahim pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang membantu siswa mempelajari akademik dan kebutuhan social. 14

Wina Sanjaya menyebutkan bahwa “model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokkan atau tim kecil antara empat sampai enam orang secara heterogen yang mempunyai latar belakang akademik, jenis kelamin, rasa tau, suku yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.”15

Lie mengemukakan bahwa “pembelajaran koopreatif adalah system pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk

13

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), cet. 3, hlm. 203

14

Maksitoh, dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), hlm.232

15

bekerja sama dengan sesame siswa dalam-dalam tugas terstruktur, dan dalam system ini guru bertidak sebagai fasilitator.”16

Dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif akan memberi kesempatan pada siswa untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Model pembelajaran kooperatif juga model pembelajaran yang digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang mengatasi permasalahan yang terjadi dalam kelas, serta mampu mengaktifkan siswa dengan cara membelajarkan kecakapan akademik sekaligus keterampilan social yang menggunakan beberapa kelompok kecil secara heterogen untuk mencapai ketuntasan belajar dan meningkatkan hasil belajar serta mampu meningkatkan kepekaan social antar siswa.

b. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger dan David Johnson dalam buku Anita Lie yang dikutip oleh Rusman ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

1) Prinsip keteragantungan positif (positive interdependence), yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan ketergantungan.

2) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab dan tanggun jawab yang harus dikerjakan dalam kelompoknya tersebut. 3) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu

memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggita kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.

16

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet. 7, hlm. 189

4) Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

5) Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjtnya biasa bekerja sama dengan efektif.17

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip model pembelajaran kooperatif mampu menjadikan siswa aktif dan mampu meningkatkan kecerdasan sosial. Dalam prinsip ini juga memungkinkan siswa meningkatkan rasa tanggungjawab, berpartisipasi aktif serta komunikasi setiap individu pada kelompok pembelajarannya.

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

1) Keunggulan Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya:

a) Melalui strategi kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari sisa lain.

b) Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c) Strategi pembelajaran kooperatif membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

d) Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk tanggung jawab dalam belajar.

e) Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik siswa sekaligus kemampuan social, termasuk pengembangan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lainnya, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, sikap positif terhadap sekolah.

f) Melalui strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat

17

berpratik memecahkan masalah tanpa takut kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya. g) Strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan

kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

h) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jarak panjang.

2) Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Disamping keunggulan, strategi pembelajaran kooperatif juga memiliki keterbatasan, diantaranya:

a) Untuk memahami dan mengerti filosofis strategi pembelajaran kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.

b) Ciri utama dari strategi pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran yang langsung dari guru, biasa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.

c) Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi stiap individu siswa. d) Keberhasilan strategi pembelajaran kooperatif dalam upaya

mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sesekali penerapan strategi ini.

e) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu, idealnya melalui strategi pembelajaran kooperatif selain siswa bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk

mencapai kedua hal itu dalam strategi pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.18

d. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing

Salah satu tipe yang ditawarkan pembelajaran kooperatif yaitu

bamboo dancing. Bamboo dancing atau bias disebut dengan tarian bamboo merupakan modifikasi dari lingkaran kecil lingkaran besar. Metode bamboo dancing dikembangkan oleh Spencer Kagan. Pembelajaran tipe bamboo dancing sering juga disebut tari bamboo, karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan strategi yang mirip dua potong bamboo yang digunakan dalam tari bamboo Filipina yang juga popular di beberapa daerah di Indonesia.

Melalui pembelajaran kooperatif yang merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.19

Dalam kegiatan belajar mengajar dengan tipe ini, siswa saling berhadapan dan berbagi informasi. Pendekatan mata pelajaran yang biasa digunakan dengan tipe bamboo dancing seperti ilmu pengetahuan social, agama, matematika dan bahasa. Bahan pelajaran yang cocok dengan tipe ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pengalaman, pikiran, dan informasi antar siswa.20

Metode pembelajran kooperatif tipe bamboo dancing (tari bambu) yaitu model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam setiap proses pembelajaran karena dalam metode bamboo dancing ini membutuhkan pertukaran pengalaman, pikiran dan informasi antar siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan.

18

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 249

19

Ibid. hlm. 203 20

e. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing

Menurut Rusman, langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai berikut: penjelasan materi, belajar kelompok, penilaian (tes), dan pengakuan tim (penghargaan).

Pembelajaran dengan metode bamboo dancing diawali dengan pengenalan topik. Pengenalan topik ini dapat ditulis di papan tulis sehingga siswa mampu melihat dan membaca, kemudian guru melakukan Tanya jawab terkait topik yang telah ditentukan. Kegiatan sumbang saran ini bertujuan untuk menstimulus kecerdasan kognitif yang dimiliki siswa tentang topik yang telah ditentukan.

Selanjutnya kelas dibagi menjadi dua kelompok besar. Pembagian kelompok besar dapat dillakukan dengan pembagian yang diatur sedemikian sehingga tercipta kelompok berdiri sejajar.

Kelompok sejajar yang berhadapan dan mendapatkan pasangan ini merupakan pasangan awal. Kemudian kedua siswa yang saling berpasangan berhadapan dari kedua jajaran berbagi informasi atau melakukan sumbang saran terkait tugas yang diberikan kepada siswa yang saling berpasangan untuk mengerjakan tugas pada tiap kelompok pasangan dengan diberikan waktu yang cukup untuk melakukan sumbang saran tersebut.

Setelah diskusi selesai, setiap kelompok bergeser dan masing masing siswa mendapatkan pasangan baru untuk berbagi informasi dan demikian seterusnya. Pergeseran dilakukan searah dengan arah jarum jam serta pergeseran ini bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan.

Hasil dari diskusi dari tiap-tiap kelompok kemudian dipersentasikan di depan kelas. Guru memberikan fasilitas, yaitu dengan

membuka Tanya jawab, dialog interaktif sehingga seluruh kelas memiliki pengetahuan yang sama.21

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam kegiatan model pembelajaran bamboo dancing, yaitu:

1. Menentukan topik dan pengenalan topik yang akan dibahas serta melakukan Tanya jawab terkait topik untuk menstimulus kecerdasan siswa yang dimiliki.

2. Bagilah kelas menjadi dua kelompok besar. Setiap kelompok berdiri sejajar berhadapan yang merupakan kelompok awal.

3. Mintalah setiap kelompok awal untuk berdiskusi mengenai topik yang telah ditentukan.

4. Setelah dirasa cukup waktu untuk melakukan sumbang saran, guru meminta siswa untuk berputar sekali searah jarum jam, sehingga siswa setiap kelompok memiliki kelompok baru dan melakukan diskusi dan demikian seterusnya.

5. Mintalah setiap siswa dalam kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas.

6. Mintalah komentar atau tanggapan dari kelompok lain.

Jika dilihat dari lankah-langkah tipe bamboo dancing pada dasarnya adalah kegiatan diskusi dimana siswa berdiskusi untuk memecahkan masalah, yang membedakan yaitu setiap siswa memiliki kesempatan berdiskusi dengan beberapa siswa lebih banyak sehingga memiliki informasi yang lebih banyak dan berbeda. Dalam model ini siswa dituntut untuk lebih aktif dan menyumbangkan pendapatnya.

3. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian IPS

Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli IPS atau social studies. Jadi, istilah IPS merupakan terjemahan social studies. Dengan demikian IPS dapat diartikan dengan

21

Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikan Cooperaive Learning di Ruang-ruang Kelas, (Jakarta: Grasindo, 2014), cet.7, hlm. 67-68

penelaahan atau kajian tentang masyarakat. Dalam mengkaji masyarakat, dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif social, seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropolgi, politik-pemerintah dan aspek psikologi social yang disederhanakan untuk mencapai tuuan pembelajaran.22

“Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin-disiplin ilmu-ilmu social dan humaniora, serta kegiatan manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan.”23

“Ilmu pengetahuan sering disingkat menjadi IPS, adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu social dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khusus ditingkat dasar dan menengah.”24

Pengembangan IPS di Indonesia banyak mengambil ide-ide dasar dari pendapat-pendapat yang dikembangkan di Amerika Serikat tersebut. Tujuan, materi dan penanganannya dikembangkan sendiri sesuai dengan tujuan nasioanal dan aspirasi masyarakat Indonesia. Setiap Negara memiliki perkembangan dan model pengembangan social studies

yang berbeda.

Berikut pengertian IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan IPS di Indonesia.25

1) Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari social. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu social, yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi,

22

Irfan, Tamwifi, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial I, (Surabaya: Amanah Pustaka,2009), cet. 1. Hlm. 25

23

Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet.1, hlm. 11

24

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta Kencana Premadana Group, 2014), cet.2, hlm. 137

25

Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), cet. 1, hlm. 11

ekonomi, ilmu politik, dan ilmu ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan intruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.

2) Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu social yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu social yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa-siswi sekolah dasar lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu social dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.

3) Trianto dalam bukunya Mpdel Pembelajaran Terpadu dalam teoritik dan praktik, menemukakan bahwa ilmu pengetahuan social (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu social seperti: sosiologi, sejarah, geografi, politik, hukum dan budaya. Ilmu pengetahuan social dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena social yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu social (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hokum dan budaya). IPS atau studi social itu merupakan bagian dari kurukulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu social: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat dan psikologi social.26

Dengan demikian, IPS merupakan ilmu social dan pembelajaran IPS yag diajarkan disetiap jenjang sekolah, muali dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah dengan kajian sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, ekonomi, politik. IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, interaksi manusia.

26

Mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran social yang membahas tentang manusia. Mengingat manusia dalam konteks social begitu luasnya, maka kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa-siswi dalam lingkungan luas, yaitu lingkungan negara lain.

Pembelajaran IPS bukan hanya sekedar mata pelajaran melainkan jauh keutuhannya sendiri sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat. IPS tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah social masyarakat, yang bobot dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing jenjang pendidikan.

b. Karakteristik IPS

Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berbeda dengan disiplin ilmu lain. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu social, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropoli dan hukum.

Mata pelajaran IPS memiliki beberapa karakteristik seperti yang dipaparkan oleh Trianto dalam bukunya Model Pembelajaran Terpadu, yaitu:27

1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama. 2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur

keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.

27

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), cet. 2, hlm. 174

3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar juga menyangkut berbagai masalah social yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah social serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

c. Tujuan Pemebelajaran IPS

Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekala kemampuan dasar kepada siswa-siswi untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat dan kemampuan serta lingkungannya dalam bidang pembelajaran IPS MI. tujuan yang lebih spesifik biasa ditelaah menurut Agung Eko Purwana, dkk dalam Pembelajaran IPS MI, yaitu: 1) Mengembangkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi,

sejarah, dan kewarganegaan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.

2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan social.

3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan.

4) Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan kompetensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

Dokumen terkait