• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Metodologi Penelitian

B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Metode secara harfiah (method) berarti cara. Dalam pemakaian umum, “method diartikan sebagai cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.”1

Jadi metode penelitian dapat diartikan secara singkat menjadi suatu cara yang digunakan untuk mencermati suatu obyek. Penelitian tindakan kelas adalah “suatu pencemaran terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.”2

Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Elliot dalam bukunya Wina Sanjaya menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah “kajian tentang kajian social dengan maksud untuk menungkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya”.3

1

Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dan Pendekatan Baru. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013). Hlm. 21

2

Sudaryono. Classroom Action Research. (Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014). Hlm. 67

3

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru sendiri ketika mendapatkan permasalahan dengan mencarikan solusinya dalam upaya memperbaiki pembelajarannya dengan mencermati sebuah kegiatan yang diberikan tindakan yang bertujuan untuk memecahkan masalah dan memperbaiki pembelajarannya.

Penelitian ini diawali dengan penelitian pendahuluan yang akan dilanjutkan dengan dua siklus. Dalam hal ini yang dimaksud siklus adalah satu putaran kegiatan berurutan yang kembali ke langkah semula. Setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai berdasarkan indikator keberhasilan. Keempat tahap dari suatu siklus dalam sebuah PTK digambarkan dalam sebuah bagan berikut:4

4

Suharmisi Arikunto,dkk.Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007),cet. Ke-7, hlm. 3

Gambar 3.1

Diagram Desain Intervesi Tindakan

Pelaksanaan PTK dimulai dari siklus I yang terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu “perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi”.5

1. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan peneliti menentukan focus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan untuk merekan fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam tahap ini, peneliti menentukan focus terhadap peristiwa yang perlu diamati, kemudian bekerja sama dengan

5

Suharsimi Arikunto, Ibid, h. 16

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

Refleksi

guru kelas membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan di praktikan di dalam kelas. Pada tahap ini juga peneliti membuat instrument penelitian yang terdiri dari lembar observasi, jurnal harian, lembar wawancara dan soal tes untuk akhir siklus.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini, adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu pelaksanaan tindakan kelas. Pelaksanaan akan disesuaikan dengan isi rancangan yang telah dibuat.

3. Pengamatan (Observing)

Dalam tahap ini, peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Pengamatan dimaksudkan dalam kegiatan mengamati, menggali dan mendekomentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama proses penelitian. Dalam tahap ini, peneliti menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing dan pengamatan yang di bantu oleh guru kelas sebagai observer dan kolaborator yang memberikan pengamatan pada setiap aktivitas siswa selam proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi (Reflekting)

Dalam tahap ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis. Dalam proses pengkajian data ini dimungkinkan untuk melibatkan guru kelas sebagai kolaborator, seperti halnya pada saat observasi. Keterlibatan kolaborator sekedar untuk membantu peneliti untuk dapat lebih tajam lagi melakukan refleksi dan evaluasi. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori intruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya, menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan

yang mantap dan sahih. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK.6

Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya, yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya.

Setelah melakukan analisis pada siklus I, penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus II, apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan refleksi siklus II sebagai acuannya.

Adapun bagan dari desain penelitian di atas adalah sebagai berikut: Kegiatan Pendahuluan:

1) Observasi proses pembelajaran di kelas 2) Obesrvasi tingkat aktivitas belajar siswa 3) Wawancara dengan guru kelas

4) Wawancara dengan siswa Siklus I Perencanaan

Tindakan

a. Membuat RPP Siklus I b. Membuat Pretest c. Membuat Postet

d. Membuat pedoman observasi e. Membuat pedoman wawancara Pelaksanaan

Tindakan

a. Memberikan pretest b. Menyampaikan materi

c. Membentuk 2 kelompok besar d. Menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe bamboo dancing

e. Memberikan posttest

f. Penilaian pretest dan postes siklus

6

Sudaryono, Classroom Action Research, (Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia, 2014), hal. 171

I

g. dokumentasi Observasi

Tindakan

a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe

bamboo dancing

b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran

c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa

Refleksi Tindakan Peneliti bersama kolaborator mengevaluasi proses pembelajaran siklus I. hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator pencapaian belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan hasil siklus I sebagai acuannya. Siklus II Perencanaan Tindakan a. Membuat RPP siklus II b. Membuat pretest c. Membuat posttest

d. Membuat pedoman observasi e. Membuat pedoman wawancara

Pelaksanaan Tindakan

a. Memberikan pretest b. Menyampaikan materi

d. Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing

e. Memberikan posttest

f. Penilaian pretest dan postes siklus I

g. Dokumentasi Observasi

Tindakan

a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe

bamboo dancing

b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran

c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa Refleksi Tindakan Peneliti bersama kolaborator

mengevaluasi proses pembelajaran siklus II. Hasil penelitian siklus II dibandingkan dengan indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada siklus III dengan evaluasi siklus II dijadikan acuannya.

Dokumen terkait