• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N. Sistematika Penulisan

5. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pengertian PTK menurut Arikunto (2017: 2) yaitu:

d. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti;

e. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang dengan sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Maksud dari gerak kegiatan adalah adanya siklus yang terjadi secara berulang untuk siswa yang dikenai suatu tindakan; dan

f. Kelas, Kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang dalam waktu yang sama, belajar hal yang sama dari pendidik yang sama pula.

Berdasarkan ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan dan kelas, dapat disimpulkan bahwa pengertian PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.

b. Karakteristik PTK

Oja dan Smuljan (dalam Sumadayo, 2013: 33) menyebutkan empat karakteristik PTK, yaitu bersifat kolaboratif, berfokus pada problem praktis, menekankan pada pengembangan profesional, dan

memerlukan adanya struktur proyek yang memungkinkan partisipan untuk berkomunikasi.

Penelitian Tindakan Kelas memiliki tiga karakteristik pokok (Arikunto, 2017: 201-202) yaitu: Inkuiri Reflektif, Kolaboratif , dan Reflektif PTK.

1) Inkuiri Reflektif, kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas (practice driven) dan pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi (action driven); 2) Kolaboratif, upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran

tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi harus berkolaborasi dengan guru; dan

3) Reflektif PTK, lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian.

c. Prinsip-prinsip PTK

Hopkins (1993) (dalam Arikunto, 2017: 208-210) menyatakan prinsip-prinsip PTK sebagai berikut:

1) Pendidik harus menggunakan pertimbangan dan tanggung jawab profesional dalam mengupayakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran;

2) Tahapan PTK selaras dengan pelaksanaan pembelajaran, yaitu pelaksanaan progam, pelaksanaan pembelajaran, observasi kegiatan pembelajaran, evaluasi terhadap proses pembelajaran, dan refleksi dari proses dan hasil pembelajaran;

3) Objektivitas, reliabilitas, dan validitas proses data, dan hasil tetap dipertahankan selama penelitan berlangsung;

4) Masalah harus didiagnosis dari kancah pembelajaran yang sesungguhnya, bukan sesuatu yang dibayangkan akan terjadi akademik;

5) Motivasi untuk memperbaiki kualitas dalam kegiatan proses pembelajaran harus tumbuh dari dalam (motivasi intrinsik), bukan sesuatu yang bersifat instrumental; dan

6) Perspektif yang lebih luas akan memberi sumbangan lebih signifikan terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan.

Burns (1999) (dalam Sumadayo, 2013: 35) menyatakan bahwa prinsip utama dalm PTK adalah penelitian yang dilakukan secara kolaboratif. PTK yang dilakukan secara kolaboratif dapat dilakukan melalui tiga hal yaitu prakarsa, pelaksanaan, dan diseminasi.

d. Tujuan, Manfaat, dan Fungsi PTK

Tujuan PTK (Arikunto, 2017: 124) adalah meningkatkan atau memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Boro (1985) (dalam Sumadayo, 2013: 22-23) menyatakan tujuan utama penelitian PTK adalah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi guru pada kelasnya sendiri, dan bukannya bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan. Tujuan PTK dengan lain dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran; 2) Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran

yang dilaksanakan oleh guru;

3) Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu;

4) Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarkan; 5) Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-

inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran;

6) Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru; dan

7) Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bermutu pada realitas empiris kelas, bukan seata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.

Aqib (2014: 7) menyatakan PTK bermanfaat bagi guru, pembelajaran/siswa, dan sekolah. Bagi pembelajaran/siswa, PTK brmanfaat untuk meningkatkan proses/hasil belajar. Disamping itu guru yang melaksanakan PTK dapat menjadi model bagi para siswa

dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya. Bagi sekolah, PTK membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut. Manfaat PTK bagi guru (Sumadayo, 2013: 24) adalah: membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, meningkatkan profesionalitas guru, meningkatkan rasa percaya diri guru, memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilanya, guru menjadi terbiasa menulis, sangat penting untuk meningkatkan apresiasi, dan profesionalisme guru dalam mengajar.

Cohen dan Manion (dalam Sumadayo, 2013: 25) menyatakan bahwa PTK mempunyai lima fungsi, yaitu:

1) PTK sebagai alat untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan cara mendiagnosis dalam situasi tertentu;

2) PTK sebagai alat pelatihan dalam jabatan, sehingga membekali guru yang bersangkutan dengan keterampilan, metode dan teknik mengajar yang baru, mempertajam kemampuan analisisnya dan mempertinggi kesadaran atas kelebihan dan kekurangan pada dirinya;

3) PTK sebagai alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan atau yang inovatif pada pengajaran;

4) PTK sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi antara guru dilapangan dan peneliti akademisi, dan memperbaiki kegagalan penelitian tradisional; dan

5) PTK sebagai alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik untuk mengantisipasi pendekatan yang lebih subjektif, empresionistik dalam memecahkan masalah di dalam kelas.

e. Kelebihan dan Kekurangan PTK

Shumsky (1982) (dalam Sumadayo, 2013: 36) menyatakan PTK memiliki kelebihan, yaitu:

1) Tumbuh rasa memiliki melalui kerja sama dalam PTK;

2) Tumbuh kreativitas dan pemikiran kritis lewat interaksi terbuka yang bersifat reflektif/evaluatif dalam PTK;

3) Kerja sama ada saling merangsang untuk berubah; dan

4) Meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam PTK.

Kekurangan dari PTK menurut Shumsky (dalam Sumadayo, 2013: 37) adalah sebagai berikut:

1) Kurang pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian karena terlalu banyak berurusan dengan hal-hal praktis;

2) Rendahnya efisiensi waktu karena guru harus punya komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya; dan

3) Konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok yang demokratis dengan kepekaan tinggi terhadap kebutuhan dan keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi tertentu, padahal tidak mudah untuk mendapatkan pemimpin.

f. Langkah-langkah PTK

Penelitian Tindakan Kelas sangat menekankan pada proses dan produk, pada waktu proses tindakan berlangsung, peneliti harus merekam semua dampak dari kegiatan yang baru dilakukan (Arikunto, 2017: 194). Selain itu, PTK merupakan penelitian yang menggunakan siklus tindakan yang berkelanjutan minimal dua kali, setiap siklus melalui empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi (Sam’s, 2010: 64). Prosedur PTK setiap

siklus dapat dilihat pada Gambar 2.19 di bawah ini:

Gambar 2.19 Siklus PTK Sumber: Arikunto (2017: 42)

Dokumen terkait