PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ENERGI DAN KEGUNAANNYA
MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION
(
STAD
)
PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF
MIFTAHUL HUDA
DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2018
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh
ENDANG SETIYOWATI 115 14 041
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ENERGI DAN KEGUNAANNYA
MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION
(
STAD
)
PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF
MIFTAHUL HUDA
DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2018
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh
ENDANG SETIYOWATI 115 14 041
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah Skripsi
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Endang Setiyowati
NIM : 115-14-041
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) PADA SISWA KELAS III DI MI MA’ARIF MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Salatiga, 25April 2018
Pembimbing,
Dr. Maslikhah, M.Si.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Endang Setiyowati
NIM : 115-14-041
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-repository
IAIN Salatiga.
Salatiga, 25 April 2018
Penulis,
Endang Setiyowati
KEMENTERIAN AGAMA RI
KEGUNAANNYA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION
(STAD) PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF MIFTAHUL HUDA DESA
LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018
Disusun oleh: Endang Setiyowati
NIM: 115-14-041
Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 4 Juli 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan panitia Penguji: Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil.
Sekretaris Penguji : Dr. Maslikhah, M.Si.
Penguji I : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd. Penguji II : Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
Salatiga, 4 Juli 2018 Dekan
FTIK IAIN Salatiga,
Suwardi, M.Pd.
MOTTO
َعَم َّنِإَف
اًرْسُي ِرْسُعْلا
﴿ ٥ ﴾
اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإ
﴿٦ ﴾
ْبَصناَف َتْغَرَ ف اَذِإَف
﴿٧ ﴾
َكِّبَر َٰلَِإَو
بَغْراَف
﴿ ٨ ﴾“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu
urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku (Bapak Suradi dan ibu Tasiyem) yang selalu
mendoakan dan mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan studi
ini. Semoga beliau senantiasa selalu dalam keadaan sehat wal’afiat;
2. Kakak-kakakku (Nasikin, Ahmad Ali, Pariyati, dan Ritanto) dan
keponakan-keponakanku (Wahyuningsih dan Nana) yang selalu
mendukung dan memberi semangat dalam segala hal. Semoga senantiasa
diberi kelancaran dalam segala hal; dan
3. Keluarga besar Pon-Pes Al-Khoiriyah (Bapak K. Ahmad Mamsuri) yang
senantiasa memberi nasihat. Semoga senantiasa selalu diberi kesabaran
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi Dan Kegunaannya Melalui
Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division
(STAD) Pada Siswa Kelas III di MI Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Saw. yang kita nantikan
syafa’atnya di yaumul akhir nanti.
Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah
penulis sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu baik moril
maupun spiritual, oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;
4. Dr. Hj. Maslikhah, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi;
5. Ibu Dra. Hj. Nur Hasanah, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik;
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;
7. Bapak Misbakhul Munir, S.Pd.I selaku Kepala MI Ma’arif Miftahul Huda
Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang telah
8. Ibu Nur Aini, S.Pd.I selaku Guru Kelas III MI Ma’arif Miftahul Huda
Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang telah berkenan
bekerjasama dengan peneliti sehingga penelitian ini dapat berlangsung;
9. Siswa kelas III MI Ma’arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang yang telah berkenan menjadi subjek penelitian dan
mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh; dan
10.Teman-teman PGMI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama dan
berkenan membagikan ilmunya.
Semoga amal serta kebaikan yang telah dicurahkan pada penulis diterima
Allah SWT sebagai amal ibadah yang mendapat balasan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
bagi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 23 April 2018
Penulis,
Endang Setiyowati
ABSTRAK
Setiyowati, Endang. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi Dan Kegunaannya Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas III MI Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Maslikhah, M.Si.
Kata Kunci : Hasil Belajar IPA, Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA materi
energi dan kegunaannya siswa kelas III di MI Ma’arif Miftahul Huda Lopait
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa yaitu strategi pembelajaran masih bersifat ceramah dan kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi energi dan kegunaannya pada siswa kelas
III MI Ma’arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
tahun 2018?.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas
III MI Ma’arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
yang berjumlah 19 siswa meliputi 8 siswa laki-laki dan11 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan tes evaluasi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, tes, dan dokumentasi. Kriteria Ketuntasan Klasikal 85% dari seluruh jumlah siswa, apabila kriteria ketuntasan klasikal kelas telah tercapai maka siklus dihentikan.
Berdasarkan hasil penelitian Siklus I-III diperoleh data sebagai berikut.
Standar KKM mata pelajaran IPA di MI Ma’arif Miftahul Huda Lopait
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang adalah 70. Sebelum menggunakan strategi STAD hanya ada 52,63% (10 siswa) yang tuntas, sedangkan 47,36% (9 siswa) belum memenuhi standar KKM dengan rata-rata kelas 71,05. Setelah penggunaan strategi pembelajaran STAD dalam mata pelajaran IPA pada Siklus I diperoleh 68,42% (13 siswa) yang tuntas dengan rata-rata kelas 77,89. Siklus II 73,68% (14 siswa) yang tuntas dengan rata-rata kelas 73,68. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Siklus I ke Siklus II 5,26%. Siklus III 94,73% (18 siswa) yang tuntas dengan rata-rata kelas 86,05. Sehingga telah melampaui target KKM
klasikal ≥ 85%. Siswa yang belum tuntas belajar pada Siklus III akan diberikan
DAFTAR ISI
Sampul ...i
Lembar Logo ...ii
Halaman Judul ...iii
Persetujuan Pembimbing ...iv
Pernyataan Keaslian Tulisan ...v
Pengesahan Kelulusan ...vi
Daftar Lampiran ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian ...6
D. Manfaat Penelitian ...7
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ...8
F. Metode Penelitian...9
G. Rancangan Penelitian ...10
H. Subjek Penelitian ...10
I. Langkah-langkah Penelitian ...11
J. Metode Pengumpulan Data ...14
K. Instrumen Penelitian...15
L. Pengumpulan Data ...16
M. Analisis Data ...17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Materi Energi dan Kegunaannya ...20
a. Pengertian Energi ...21
b. Sumber Energi dan Kegunaannya ...21
c. Macam-macam Bentuk Energi dan Pengaruhnya ...25
d. Cara Menghemat Energi ...30
2. Hakikat Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...32
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...32
b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...35
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...36
3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ...37
a. Pengertian IPA ...37
b. Ruang Lingkup IPA ...38
c. Tujuan Pembelajaran IPA ...39
4. Hakikat Hasil Belajar ...39
a. Pengertian Hasil Belajar ...39
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...41
c. Penilaian Hasil Belajar ...43
d. Alat-Alat Penilaian Hasil Belajar ...44
5. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ...49
a. Pengertian PTK ...49
b. Karakteristik PTK ...49
c. Prinsip-prinsip PTK ...50
d. Tujuan, Manfaat, dan Fungsi PTK ...51
e. Kelebihan dan Kekurangan PTK ...54
f. Langkah-langkah PTK ...55
6. Kriteria Ketuntasan Minimal...55
a. Macam-macam KKM...56
b. Prosedur Penetapan KKM ...57
B. Kajian Pustaka ...60
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum ...64
1. Letak Geografis MI Ma’arif Miftahul Huda ...64
2. Profil MI Ma’arif Miftahul Huda ...64
3. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah ...65
4. Data Guru ...66
5. Data Siswa ...67
6. Sarana Prasarana dan Fasilitas ...68
7. Waktu Pelaksanaan Penelitian ...69
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ...70
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...70
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ...80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus ... 84
1. Deskripsi Data Siklus I ... 84
2. Deskripsi Data Siklus II ... 86
3. Deskripsi Data Siklus III ... 87
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 89
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 93
B. Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 95
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Profil Sekolah ...65
Tabel 3.2 Data Guru MI Ma’arif Miftahul Huda Lopait ...67
Tabel 3.3 Siwa Kelas III Ma’arif Miftahul Huda Lopait ...67
Tabel 3.4 Sarana Prasarana MI Ma’arif Miftahul Huda ...68
Tabel 3.5 Sarana Pendukung MI Ma’arif Miftahul Huda ...69
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I ...84
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus II ...86
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus III ...88
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus PTK ...10
Gambar 2.1 Peta Konsep Materi Energi dan Kegunaannya ...20
Gambar 2.2 Energi Matahari Bermanfaat untuk Makhluk Hidup...22
Gambar 2.3 Air Dapat Dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik ...23
Gambar 2.4 Minyak Tanah dan Api Menghasilkan Energi Panas ...24
Gambar 2.5 Makanan sebagai Salah Satu Sumber Energi ...25
Gambar 2.6 Kompor Gas Menghasilkan Panas untuk Memasak ...25
Gambar 2.7 Matahari Menghasilkan Panas ...26
Gambar 2.8 Lampu dapat Mengubah Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya ...27
Gambar 2.9 Daun Bergerak Mengikuti Arah Aliran Air ...27
Gambar 2.10 Daun-daunan dapat Bergerak Ketika Tertiup Angin ...28
Gambar 2.11 Listrik Menghasilkan Panas pada Setrika ...28
Gambar 2.12 Gitar yang Dipetik Menghasilkan Getaran...29
Gambar 2.13 Peluit dapat Menghasilkan Bunyi ...29
Gambar 2.14 Baterai HP ...30
Gambar 2.15 Peta Konsep Cara Menghemat Energi ...30
Gambar 2.16 Tidur Dengan Lampu yang Padam...31
Gambar 2.17 Memiliki Kendaraan Lebih dari Satu Adalah Pemborosan BBM ...32
Gambar 2.18 Berjalan Kaki untuk Tujuan yang Dekat ...32
Gambar 2.19 Siklus PTK ...55
Gambar 2.20 Penetapan KKM Indikator ...59
Gambar 4.1 Grafik Persentasi Hasil Belajar Siswa ...90
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siklus I ...91
Gambar 4.3 Grafik Hasil Belajar Siklus II ...91
Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar Siklus III ...92
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Riwayat Hidup Penulis ...100
Lampiran 2 Nilai SKK Mahasiswa ...101
Lampiran 3 Lembar Konsultasi ...104
Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian ...107
Lampiran 5 Identitas Kolaborator ...108
Lampiran 6 Nilai Ulangan Harian (Pra siklus) ...109
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I...110
Lampiran 8 Soal Evaluasi Siklus I ...118
Lampiran 9 Hasil Tes Formatif Siklus I ...120
Lampiran 10 Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I ...121
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...123
Lampiran 12 Soal Evaluasi Siklus II ...131
Lampiran 13 Hasil Tes Formatif Siklus II ...133
Lampiran 14 Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II ...134
Lampiran 15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ...136
Lampiran 16 Soal Evaluasi Siklus III ...142
Lampiran 17 Hasil Tes Formatif Siklus III ...144
Lampiran 18 Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus III ...145
Lampiran 19 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ...147
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
dikatakan bahwa pendidikan merupakan proses pembelajaran yang diarahkan
kepada perkembangan peserta didik (Jufri, 2017: 51).
Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu
belajar. Bahkan, Islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk
belajar. Ilmu yang dimiliki manusia melalui proses belajar, maka Allah Swt.
akan memberikan derajat yang lebih tinggi kepada hambanya. Allah Swt.
telah berfirman dalam QS. Al-Mujaadilah ayat 11.
ُهاللَّو ٍتَجَر َد َمْلِعْلااوُتْوُا َنْي ِذهلاو ْمُكْنِماْوُنَمَا َنَي ِذهلا ُ هاللَّ ِعَفْرَي
رْرِيَب َ وُلَاْعَت تَاِم
Artinya:”...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-mujadilah 11)
Ilmu dalam hal ini bukan hanya pengetahuan tentang agama saja, tetapi
itu, ilmu tersebut juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang banyak dan
diri orang yang menuntut ilmu (Baharuddin, 2008: 32-33).
Galloway (dalam Rosma, 2010: 32) mendefinisikan belajar sebagai
perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil dari latihan
atau pengalaman. Seseorang belajar pada dasarnya didorong oleh
keinginannya untuk mengembangkan perilakunya yang efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan. Belajar merupakan adanya perubahan perkembangan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman dalam proses belajar. Jadi, jika ada perubahan pada diri
seseorang setelah mengalami proses pembelajaran maka orang tersebut telah
dikatakan belajar. Pembelajaran merupakan seperangkat komponen yang
saling bergantungan satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Dunia sains persekolahan di Indonesia dipelajari sebagai mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), ditujukan untuk mengantar siswa lebih
mengenal lingkungan fisik, biologis, dan kimia dalam alam sekitarnya, serta
mengenali berbagai sumber daya yang menjadi keunggulan wilayah nusantara
(Jufri, 2017: 122). Ilmu Pengetahuan Alam salah satu mata pelajaran yang
sangat penting bagi siswa untuk membekali siswa mengenai pengetahuan
alam dan rahasia-rahasia yang terdapat di alam.
Hasil wawancara pada Desember 2017 dengan Ibu Nur Aini, S.Pd
(kolaborator) wali kelas III MI Ma’arif Miftahul Huda Lopait Tuntang
menjelaskan bahwa kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran IPA materi
siswa kelas III MI Ma’arif Miftahul Huda Lopait Tuntang mata pelajaran IPA
nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah
ditentukan yaitu 70, dari 19 siswa terdapat 10 siswa (52,63%), yang belum
mencapai KKM sedangkan siswa yang dapat mencapai nilai KKM hanya 9
siswa (47,36%) dari 19 jumlah siswa. Masalah yang sering muncul dalam
pembelajaran tersebut yaitu siswa kurang memahami penjelasan guru, strategi
yang digunakan guru kurang tepat, sehingga menyebabkan siswa kurang
aktif, bahkan cenderung pasif. Pembelajaran yang terjadi di MI Ma’arif
Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang lebih
menekankan pada model pembelajaran yang berpusat pada guru dengan
demikian siswa lebih berperan sebagai obyek, belum diberlakukan dalam
subjek belajar.
Materi IPA yang sebagian besar berhubungan dengan lingkungan dan
alam, metode yang digunakan biasanya ceramah dan gambar. Guru dalam
menyampaikan pengetahuan berupa lisan, sedikit anak yang mampu
menangkap materi yang diajarkan guru. Salah satu komponen yang
berpengaruh dalam hasil pembelajaran yaitu metode yang diartikan sebagai
satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Penentuan metode dan strategi yang akan digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya
pembelajaran yang berlangsung (Ngalimun, 2011: 12). Biasanya metode
digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak menutup kemungkinan
metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada
tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran (Majid, 2014: 21). Pemilihan serta penggunaan
metode pembelajaran yang tepat akan memberikan motivasi, membangkitkan
motif, minat atau gairah belajar siswa.
Slavin (dalam Majid, 2014: 184), menyatakan Student Team
Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model paling baik untuk
tahap permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.
Penggunaan model kooperasi tipe STAD dalam pembelajaran, dapat
menyalurkan pesan dan maksud kepada siswa sehingga dapat memberikan
pengaruh bagi peningkatan hasil belajar siswa (Banne, 2014: 248).
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Muhammad Rifa’i
(2014), merekomendasikan metode STAD menjadi salah satu alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar IPA.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini memberikan alternatif solusi untuk
membantu memecahkan permasalahan tersebut dengan penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru dalam pemanfaatan strategi
pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPA,diharapkan dapat
mempengaruhi proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dalam segala
aktivitas belajar. Melalui penerapanstrategi kooperatif tipe STAD anak dapat
belajar lebih aktif dan bisa lebih komunikatif terhadap teman-temannya.
dengan sistem siswa berkelompok. Johnson (1983) menemukan bahwa
pengalaman pembelajaran kooperatif ternyata lebih diminati oleh siswa-siswa
yang heterogen, siswa-siswa yang berasal dari kelompok etnis yang berbeda,
baik yang cacat maupun non cacat (Huda, 2016: 13-14). Strategi
pembelajaran dengan kooperatif tipe STAD, memiliki kelebihannya adalah:
guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan
siswa lainnya, siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan, siswa
saling ketergantungan positif dalam proses belajar mengajar, dan setiap siswa
dapat saling mengisi satu sama lain (Majid, 2014: 188).
Deskripsi permasalahan tersebut di atas menunjukkan bahwa pada
pembelajaran IPA materi Energi dan Kegunaannya kelas III di MI Ma’arif
Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
membutuhkan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.Berdasarkan latar belakang permasalahan
diatas, pada PTK ini penulis mengangkatjudul “Peningkatan Hasil Belajar
IPA Materi Energi Dan Kegunaannya Melalui Strategi Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada Siswa
Kelas III di MI Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Tahun 2018”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
pelajaran IPA materi Energi dan Kegunaannya pada siswa kelas III di MI
Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang Tahun 2018?
2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat mencapai target KKM klasikal (85%) pada
mata pelajaran IPA materi Energi dan Kegunaannya pada siswa kelas III
di MI Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang Tahun 2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah
1. Peneliti ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan
diterapkannya pembelajaran melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe
STAD mata pelajaran IPA materi energi dan kegunaannya pada siswa
kelas III di MI Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Tahun 2018.
2. Peneliti ingin mengetahui ketercapaian hasil belajar target KKM klasikal
(85%) dengan diterapkannya pembelajaran melalui strategi pembelajaran
kooperatif tipe STAD mata pelajaran IPA materi energi dan kegunaannya
pada siswa kelas III di MI Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan pendidikan, terutama dapat mengembangkan khazanah
ilmu tentang peningkatan hasil belajar IPA melalui strategi
pembelajaran secara kooperatif tipe STAD; dan
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian bagi peneliti
yang lain untuk mengembangkan strategi pembelajaran terdahulu
dengan strategi pembelajaran STAD.
2. Manfaat Praksis
a. Manfaat Bagi Sekolah
Hasil penelitian IPA melalui strategi STAD pada siswa kelas III
diharapkan MI Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang dapat lebih meningkatkan penggunaan strategi
pembelajaran dalam proses belajar mengajar, tidak hanya pada
pembelajaranIPA, tetapi dapat diterapkan pada mata pelajaran lainnya.
b. Manfaat Bagi Guru
Hasil penelitian IPA melalui strategi STAD pada siswa kelas III
MI Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang sebagai bahan masukan yang berharga bagi guru dalam
strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kegiatan proses
belajar mengajar.
c. Manfaat Bagi Siswa
1) Meningkatkan minat belajar siswa;
2) Memberikan pengalaman yang nyata dan langsung;
3) Meningkatkan hasil belajar siswa; dan
4) Siswa dapat menguasai materi pelajaran.
d. Bagi Peneliti
Kegunaan hasil penelitian IPA melalui strategi STAD pada siswa
kelas III MI Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang bagi peneliti adalah mendapatkan pengalaman
langsung dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPA sekaligus
strategi pengajaran yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan untuk
meningkatkan kemampuan mengajar yang lebih baik.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan dengan baik diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA materi energi dan
kegunaannya pada siswa kelas III di MI Ma’arif Miftahul Huda Desa
2. Indikator Keberhasilan
a. Indikator klasikal yaitu apabila siswa dapat mencapai KKM ≥ 85% dari
total siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 70.
b. Indikator individu yaitu apabila siswa dapat mencapai nilai KKM ≥ 70
pada materi energi dan kegunaannya.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2017:
2) menjelaskan pengertian PTK yaitu:
a. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk
menemukan data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti;
b. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang dengan sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Maksud dari gerak kegiatan adalah
adanya siklus yang terjadi secara berulang untuk siswa yang dikenai
suatu tindakan; dan
c. Kelas, Kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang dalam
waktu yang sama, belajar hal yang sama dari pendidik yang sama pula.
Berdasarkan ketiga pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan dan
kelas, dapat disimpulkan bahwa pengertian PTK adalah penelitian tindakan
yang dilakukan oleh guru dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
G. Rancangan Penelitian
Model Penelitian Tindakan Kelas disebut juga penelitian eksperimen
berulang atau eksperimen berkelanjutan yang disebut dengan siklus
(Arikunto, 2017: 42). Sam’s, (2010: 64) menyatakan model PTK ini
menggunakan konsep yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin
Mc. Taggart. Komponen pada setiap siklus yaitu perencanaan (planning),
pelaksanaan (acting), pengamatan (observation),dan refleksi (reflection).
Prosedur PTK dilakukan melalui empat tahap sebagaimana tampak
pada Gambar 1. di bawah ini.
Gambar 1. Siklus PTK Sumber: Arikunto, (2017: 42)
H. Subjek Penelitian
Subjek PTK ini adalah siswa Kelas III MI Ma’arif Miftahul Huda Desa
Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang berjumlah 19 Siswa.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MI Ma’arif Miftahul Huda Perencanaan
Siklus ke-I
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Siklus Ke-II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Waktu PTK ini
dilaksanakan pada Maret semester Genap tahun 2017/2018 di MI Ma’arif
Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
I. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas hal yang penting untuk dilakukan yaitu
tindakan nyata (action) untuk memecahkan permasalahan yang sedang
dihadapi dalam suatu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pelaksanaan
itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya
dalam suatu pemecahan masalah, maka perlu dilakukan penelitian siklus
kedua untuk mencoba tindakan lain sebagai alternatif pemecahan lain sampai
permasalahan teratasi (Arikunto, 2017: 145). Langkah-langkah penelitian
yang akan dilakukan adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan ini, guru menyiapkan bahan ajar, menyiapkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan menyiapkan hal lain yang
diperlukan dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap perencanaan tindakan ini adalah:
1) Guru membuat RPP dengan materi energi dan kegunaannya dengan
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD. Materi
pelajaran yang digunakan dalam penelitian Siklus I adalah materi
pengertian dan sumber energi, Siklus II materi tentang bentuk energi
2) Guru mempersiapkan sarana dan media yang mendukung dalam
pembelajaran;
3) Guru menyiapkan materi ajar yang berkaitan dengan energi;
4) Guru mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa serta catatan
lapangan yang akan digunakan pada setiap pembelajaran;
5) Guru mempersiapkan lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan
siswa pada mata pelajaran IPA menggunakan strategi STAD;
6) Peneliti berkoordinasi dengan kolaborator (guru) untuk melaksanakan
proses pembelajaran dengan menggunakan strategi STAD; dan
7) Pembentukan kelompok belajar.
Setiap siklus siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil
berjumlah 4 sampai 5 orang siswa. Anggota kelompok terdiri dari
kemampuan dan jenis kelamin yang heterogen. Pembagian kelompok
dilakukan pada Siklus I, kemudian pada siklus berikutnya masih
menggunakan kelompok yang sama.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini disesuaikan dengan RPP yang telah disusun,
sedangkan observer akan melakukan observasi terhadap kegiatan
pembelajaran.Selama pembelajaran berlangsung, guru dalam mengajar
menggunakan RPP yang disusun oleh peneliti. Peneliti bertugas sebagai
observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
Langkah-langkah dalam RPP sesuai dengan pembelajaran STAD, yaitu:
belajar, memberikan lembar materi, diskusi kelompok, kuis individual
(evaluasi) dan pemberian penghargaan kepada kelompok yang terbaik.
c. Pengamatan
Pengamatan merupakan tindakan pengumpulan informasi yang akan
dipakai untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah berjalan
sesuai dengan rencana yang diharapkan. Observasi dilakukan selama
pelaksanaan tindakan sesuai dengan lembar observasi maupun pedoman
wawancara. Pengamatan yang dilakukan dengan melakukan pengamatan
saat kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas. Beberapa hal yang
diamati selama pengamatan adalah keterlaksanaan tahap-tahap strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang meliputi presentasi guru,
pemilihan tutor, diskusi kelompok, kuis individu (evaluasi), dan
penghargaan kelompok.
d. Refleksi
Hasil dari refleksi digunakan untuk melakukan perbaikan pada
perencanaan di siklus berikutnya (Arikunto, 2017: 144). Hasil evaluasi
dilakukan refleksi, untuk mengetahui kekurangan pada pelaksanaan
tindakan yang telah dilakukan. Tahapan refleksi merupakan penganalisisan
tentang kesesuaian proses pembelajaran dengan tahapan-tahapan strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan penghitungan peningkatan prestasi
belajar siswa kelas III di MI Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jika belum sesuai yang
selanjutnya. Pada tahapan ini peneliti mengumpulkan dan memproses data
yang didapat saat dilakukan observasi.
Berdasarkan hasil refleksi Siklus I, peneliti bersama Ibu Nur Aini,
S.Pd (kolaborator) melakukanrevisi proses pembelajaran, agar proses
pembelajaran pada Siklus II menjadi lebih baik. Siklus II ini dilaksanakan
dengan mengikuti tahapan pada Siklus I. Siklus II ini dimaksudkan sebagai
perbaikan atau penyempurnaan terhadap pelaksanaanpembelajaran pada
Siklus I. Siklus III perlu dilaksanakan apabila hasil pembelajaran pada
Siklus II dirasa masih ada ≤ 40% siswa yang belum mencapai KKM (70)
yang ditentukan.
J. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam PTK ini adalah menggunakan metode
observasi, tes, dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto,
2017: 221).Observasi dalam PTK yang menerapkan strategi STAD ini
melalui pengamatan langsung dengan menggunakan lembar observasi guru
dan siswa saat pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran IPA materi
Energi dan Kegunaannya. Tujuan dari PTK ini dengan menggunakan
metode observasi yaitu untuk mendapatkan data kegiatan guru dan siswa
ketika pembelajaran berlangsung melalui strategi pembelajaran STAD
yang diobservasi adalah kegiatan pembelajaran yang berlangsung saat
menggunakan strategi pembelajaran STAD, dengan subjek guru dan siswa
kelas III MI Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang.
b. Tes Formatif
Menurut Bukhori dalam Arikunto (2016: 46) menyatakan tes ialah
suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang siswa atau kelompok siswa.Tujuan
dari PTK ini dengan menggunakan metode pengumpulan data tes yaitu
untuk mendapatkan data peningkatan hasil belajar siswa setelah
menerapkan strategi STAD mata pelajaran IPA materi Energi dan
kegunaannya dengan melakukan evaluasi setelah pembelajaran selesai
disetiap siklus (Siklus I, II dan III). Siklus I dengan materi pengertian dan
sumber energi, Siklus II dengan materi macam-macam energi, dan Siklus
III dengan materi cara menghemat energi.
K. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi ini untuk mengamati terhadap aktivitas siswa
dikelas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan kegiatan guru dalam
mengelola kelas serta pembelajaran menggunakan penerapan strategi
pembelajaran STAD dalam proses pembelajaran IPA materi energi dan
berdasarkan lembar observasi yang terdapat dalam pedoman observasi
yang telah disusun. Lembar observasi ini terdiri dari lembar observasi guru
dan siswa.
b. Lembar Tes Formatif
Lembar soal tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Lembar soal tes yang digunakan
berupa tes pilihan ganda dan isian singkat. Siswa dinyatakan telah berhasil
apabila hasil belajar mencapai nilai minimal 70 dari KKM yang
ditentukan.
L. Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dari hasil pengamatan langsung
yang dilakukan oleh kolaborator. Data PTK dikumpulkan dengan observasi,
tes, dan dokumentasi.
a. Observasi
Penelitian Tindakan Kelas ini, observasi dilakukan peneliti dengan
melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa, kegiatan guru dalam
mengelola kelas serta pembelajaran IPA materi energi dan kegunaaanya
dengan menggunakan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
b. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
STAD. Teknik ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan dan
peningkatan prestasi siswasetelah proses pembelajaran yang dilakukan
oleh kolaborator.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam PTK ini adalah RPP dan nilai
siswa mata pelajaran IPA sebelum diterapkan strategi pembelajaran STAD.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan perangkat pembelajaran
yang digunakan sebagai pedoman pembelajaran. Nilai siswa sebelum dan
sesudah menggunakan strategi STAD untuk mengetahui sejauh mana siswa
menguasai materi pembelajaran, selain itu peneliti menggunakan
dokumentasi foto jalannya pembelajaran untuk menjadi penguat penelitian.
M. Analisis Data
Arikunto (2017: 227-228) menyatakan pelaksanaan PTK, ada dua jenis
data yang dapat dikumpulkan peneliti, yaitu data kuantitatif (nilai hasil belajar
siswa) dan data kumulatif (data berupa ekspresi siswa terhadap respon
kegiatan pembelajaran). Analisa data merupakan usaha untuk memilih,
memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun kedalam kategorisasi,
mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok.
Untuk membuktikan hipotesis tindakan dalam PTK ini maka hasil
penelitian akan dilakukan analisis ketuntasan klasikal dengan rumusan
sebagai berikut:
Ket :
P = Persentase
x = Jumlah skor jawaban xi = Jumlah skor maksimal
Data yang diperoleh berupa nilai siswa akan dihitung dan diolah untuk
mendapatkan rata-rata kelas serta ketuntasan belajar siswa yang akan
disajikan dalam bentuk prosentase. Untuk mencari nilai rata-rata kelas, maka
digunakan rumus sebagai berikut ini.
Sumber : Utsman (2015: 60)
Ket:
: Nilai rata-rata
Σ : Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai setiap siswa
Σ : Banyaknya siswa.
N. Sistematika Penulisan
Laporan hasil penelitian sebagaimana halnya penelitian dibuat dan
disusun secara logis dan sistematis. Bagian ini secara keseluruhan memuat
lima bab penting, dengan uraian sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, rancangan penelitian, subjek
penelitian, langkah-langkah penelitian, metode pengumpulan data,
instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan
BAB II Landasan teori. Bab ini memuat tentang kajian teori berkenaan
dengan masalah yang diteliti yaitu materi energi dan kegunaannya,
hakikat strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD, hakikat IPA,
hakikat hasil belajar, hakikat PTK, dan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Kajian Pustaka berkenaan dengan penelitian
terdahulu strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD yang relevan.
BAB III Pelaksanaan penelitian. Bab ini memuat tentang gambaran umum
madrasah, deskripsi pelaksanaan penelitian Siklus I, II dan III.
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini memuat tentang deskripsi
paparan siklus I-III dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V Penutup. Bab ini memuat tentang kesimpulan hasil penelitian dan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Materi Energi dan Kegunaannya
Energi adalah sesuatu yang menyebabkan benda bisa berfungsi
dengan baik. Tanpa energi, benda tidak akan bermanfaat. Misal ketika
membawa tas, kamu menggunakan energi berupa tenagamu. Semua
kegiatan yang dilakukan menggunakan energi. Benda tidak hidup juga
menggunakan energi. Mobil bisa bergerak karena ada energi dari bahan
bakar. Televisi bisa menghasilkan gambar dan suara karena ada energi
dari listrik. Peneliti akan membahas enam jenis energi, yaitu energi
panas, cahaya, gerak, listrik, bunyi, dan kimia. Gambar 2.1 dibawah ini
dipaparkan peta konsep mengenai materi energi dan kegunaannya.
Gambar 2.1 Peta Konsep Materi Energi dan Kegunaannya Sumber: Priyono, (2008: 125)
a. Pengertian Energi
Tenaga atau energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha
atau kegiatan. Sumber energi dibagi menjadi 2, yaitu: sumber energi
alami dan buatan.
1) Sumber energi alami adalah sumber energi yang terdapat di
alam. Misal: matahari, panas bumi, air, bahan makanan, dan
batu bara; dan
2) Sumber energi buatan adalah sumber energi yang dibuat oleh
manusia. Misal: dinamo lampu, generator, aki, dan baterai.
Energi mempunyai sifat yaitu tidak dapat diciptakan, tidak
dapat dimusnahkan, dan dapat berubah bentuk.
b. Sumber Energi dan Kegunaannya
Adapun macam sumber energi yaitu:
1) Sinar Matahari
Matahari menghasilkan energi panas dan cahaya. Sinar
matahari adalah sumber energi utama di bumi. Tanpa energi
matahari, tidak ada kehidupan di bumi. Makhluk hidup
bergantung pada cahaya matahari. Tumbuhan hijau membuat
makanan dibantu sinar matahari. Proses ini dinamakan
fotosintesis. Tumbuhan merupakan makanan hewan dan
manusia. Jika tidak ada matahari, tidak ada tumbuhan. Juga
tidak ada hewan dan manusia. Jadi di bumi tidak ada kehidupan
listrik. Cahaya matahari menerangi bumi. Ini menjadikan siang
hari terang benderang. Saat siang hari manusia dapat
beraktivitas. Anak-anak sekolah dan bermain di siang hari.
Orang tua juga bekerja di siang hari. Ilustrasi cahaya matahari
bermanfaat untuk makhluk hidup dapat dilihat pada Gambar 2.2
di bawah ini.
Gambar 2.2 Energi Matahari Bermanfaat untuk Makhluk Hidup Sumber: Aprilia, (2009: 97)
2) Gerakan Air dan Angin
Air bergerak dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang
lebih rendah. Air yang bergerak memiliki energi. Aliran air ini
dapat menggerakkan generator. Generator akan membangkitkan
listrik dinamakan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Angin juga menyimpan energi. Nelayan mencari ikan dengan
perahu layar. Perahu layar juga sebagai alat transportasi.
Sekarang, energi angin digunakan untuk menggerakkan kincir
angin. Kincir angin ini dihubungkan dengan generator.
Generator akan membangkitkan listrik. Air dapat bermanfaat
Gambar 2.3Air dapat Dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Sumber:Setia, (2008: 111)
3) Listrik
Listrik berasal dari mesin pembangkit listrik. Mesin
pembangkit listrik membutuhkan energi lain. Contoh energi air
atau angin (PLTA), energi uap (PLTU), dan energi gas (PLTG).
Energi listrik digunakan untuk berbagai keperluan. Contoh
dalam kehidupan yaitu menyalakan mesin dan peralatan
elektronik. Misal lampu, radio, televisi, kulkas, dan komputer.
4) Baterai
Baterai merupakan sumber energi. Baterai digunakan
dalam jam, lampu senter, dan radio. Baterai juga digunakan
dalam alat mainan. Baterai ada dua jenis. Ada baterai yang dapat
diisi ulang dan baterai yang tidak dapat diiisi ulang. Baterai
yang dapat diisi ulang dapat terus digunakan. Jika energi di
dalam baterai habis dapat diisi kembali. Alat yang dibutuhkan
adalah pengisi baterai (charger). Contoh baterai yang dapat diisi
5) Bahan Bakar Fosil
Bahan bakar fosil disebut juga bahan bakar mineral. Fosil
adalah sisa-sisa makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral
yang tertimbun di dalam tanah. Contoh bahan bakar fosil adalah
batu bara, minyak mentah dan gas alam. Minyak mentah diolah
menjadi minyak tanah, bensin, solar, avtur. Pembakaran bahan
bakar fosil menghasilkan energi. Energi ini untuk menggerakkan
turbin dan menghasilkan listrik. Berbagai alat transportasi
menggunakan bahan bakar fosil. Contoh mobil menggunakan
bensin dan solar. Pesawat terbang menggunkaan avtur. Gas alam
lebih ringan dari udara. Gas alam cenderung mudah menyebar di
udara. Gas alam juga bersifat mudah terbakar. Gas ini tidak
berasa dan tidak berbau. Gas alam yang dijual telah diproses.
Gas alam tersebut biasanya ditambah thiol. Tujuannya untuk
mendeteksi bila terjadi kebocoran gas. Minyak tanah dapat
menghasilkan api dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini.
6) Bahan Makanan
Bahan makanan merupakan sumber energi. Bahan
makanan dicerna dalam tubuh manusia. Hasil pencernaan
makanan adalah energi. Makanan berasal dari tumbuhan dan
hewan. Energi gunakan untuk beraktivitas. Misal untuk menulis,
membaca, berjalan, dan berlari. Makanan sebagai sumber energi
pada Gambar 2.5 di bawah ini.
Gambar 2.5 Makanan Sebagai Salah Satu Sumber Energi Sumber: Priyono, (2008: 128)
c. Macam-macam Bentuk Energi dan Pengaruhnya 1) Energi Panas
Energi panas dapat dihasilkan dari api dan matahari.
Energi panas berguna bagi manusia. Energi panas dapat
dihasilkan dari bahan bakar. Contoh batu bara, gas, minyak, dan
kayu. Panas dari gas untuk memasak lihat Gambar 2.6 berikut.
Panas selain api, juga dari matahari yang bermanfaat
untuk mengeringkan pakaian lihat Gambar 2.7 berikut.
Gambar 2.7 Matahari Menghasilkan Panas Sumber: Aprilia, (2009: 94)
Energi panas digunakan untuk menggerakkan alat
transportasi. Contoh mobil, pesawat terbang, kereta api, dan
kapal. Matahari juga menghasilkan energi panas. Panas matahari
dapat mengeringkan cucian yang basah, padi, jagung, dan
kerupuk. Energi panas sangat berguna dalam kehidupan
sehari-hari.
2) Energi cahaya
Energi cahaya adalah energi yang dipancarkan oleh
sumber cahaya. Misal energi cahaya yang dipancarkan oleh
matahari, bintang, api, dan lampu. Cahaya matahari dapat
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk membuat makanan melalui
fotosintesis serta untuk menerangi bumi dan segala isinya di saat
siang hari. Malam hari, kita memerlukan energi cahaya untuk
menerangi ruangan. Energi cahaya juga dimanfaatkan oleh
mercusuar untuk memberikan arahan bagi kapal dalam
memberitahu kapal bahwa daratan sudah dekat.Energi tersebut
berasal dari lampu yang dinyalakan lihat Gambar 2.8 berikut.
Gambar 2.8 Lampu dapat Mengubah Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya
Sumber: Priyono, (2008: 122)
3) Energi gerak
Aliran air memindahkan daun mengikuti arah alirannya.
Penyebabnya dorongan dari aliran air di bawahnya. Jadi air yang
mengalir memiliki energi lihat Gambar 2.9 berikut.
Gambar 2.9 Daun Bergerak Mengikuti Arah Aliran Air Sumber: Setia, (2008: 107)
Energi ini disebut energi gerak. Energi gerak mudah
ditemukan. Misal, kipas angin, dan blender yang sedang
digunakan. Aliran air merupakan energi gerak alami. Begitu
juga dengan angin. Angin adalah udara yang bergerak. Contoh
Gambar 2.10 Daun-daunan dapat Bergerak Ketika Tertiup Angin Sumber: Setia, (2008: 107)
4) Energi listrik
Energi listrik sebagai sumber energi. Energi listrik banyak
dimanfaatkan dalam kehidupan. Contoh untuk menjalankan
mesin di pabrik dan digunakan dalam peralatan rumah tangga.
Contoh kipas angin, setrika, dan lampu. Lampu listrik menyala
karena energi listrik. Setrika listrik menjadi panaskarena energi
listrik lihat Gambar 2.11 berikut.
Gambar 2.11 Listrik Menghasilkan Panas pada Setrika Sumber: Aprilia, (2009: 97)
5) Energi bunyi
Energi dari bunyi disebut energi bunyi. Bunyi dihasilkan
oleh benda yang bergetar. Misal saat senar gitar dipetik. Senar
Gambar 2.12 Gitar yang Dipetik Menghasilkan Getaran Sumber: Aprilia, (2009: 95)
Getaran itu menghasilkan bunyi. Seperti juga kecapi dan
kendang. Suara kendang berasal dari getaran kulit kendang.
Masih ada benda lain yang menghasilkan bunyi. Contoh peluit
dan lonceng. Jadi getaran akan menghasilkan bunyi. Bunyi
lonceng sekolah sebagai tanda masuk kelas. Suara juga
merupakan bunyi lihat Gambar 2.13 berikut.
Gambar 2.13Peluit dapat Menghasilkan Bunyi Sumber: Setia, (2008: 108)
6) Energi Kimia
Energi kimia tersimpan dalam bahan kimia. Energi dalam
tubuh juga energi kimia. Energi ini berasal dari bahan kimia
alami. Ada beberapa benda yang menyimpan energi kimia.
Misal, batu baterai dan accu (aki) Lihat Gambar 2.14
berikut.Baterai digunakan untuk menyalakan berbagai peralatan.
Gambar 2.14 Baterai HP Sumber: Setia, (2008: 109)
d. Cara Menghemat Energi
Energi yang manusia gunakan berasal dari sumber daya alam.
Contoh sumber daya alam diantaranya minyak bumi, gas alam,
pohon, air, dan lain-lain. Sumber daya alam ada yang bisa diperbarui
dan ada yang tidak bisa diperbarui. Agar persediaan energi tetap
terjamin, maka sumber energi harus tetap tersedia. Oleh karena itu,
kita harus mengatur penggunaan sumber energi sebaik mungkin.
Gambar 2.15 dibawah ini dipaparkan peta konsep mengenai cara
menghemat energi listrik, air, dan minyak bumi.
Gambar 2.15 Peta Konsep Cara Menghemat Energi Sumber: Priyono, (2008: 135)
Energi
1) Hemat Energi Listrik
Langkah-langkah menghemat energi listrik: mematikan
lampu saat meninggalkan ruangan, pilih lampu yang hemat
energi, jangan terlalu sering membuka pintu kulkas, jangan
memasukkan makanan atau minuman yang masih panas ke
dalam kulkas, tidak menggunakan mesin pengering pakaian saat
musim kemarau atau panas, jangan terlalu sering menyetrika,
dan mematikan lampu saat tidur. Lihat Gambar 2.16 berikut.
Gambar 2.16 Tidur dengan Lampu yang Padam Sumber: Aprilia, (2009: 108)
2) Hemat Air
Langkah-langkah menghemat energi air: menggunakan air
dengan hemat, menutup kran air jika sudah tidak digunakan, dan
menjaga jangan sampai terjadi kebocoran pipa.
3) Hemat Bahan Bakar Minyak (BBM)
Langkah-langkah menghemat energi BBM: memilih
kompor yang hemat energi, segera matikan kompor jika selesai
memasak, mengendarai kendaraan bermotor untuk bepergian
yang penting, dan mengendarai kendaraan secara bersama
(Setia, 2008: 94-101). Memiliki kendaraan lebih dari satu adalah
Gambar 2.17 Memiliki Kendaraan Lebih Adalah Pemborosan BBM Sumber: Aprilia, (2009: 109)
Sebaiknya berjalankan untuk bepergian jarak dekat seperti
Gambar 2.18 berikut.
Gambar 2.18 Berjalan Kaki untuk Tujuan yang Dekat Sumber: Aprilia, (2009: 109)
2. Hakikat Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja”
dalam bahasa yunani. Sebagai kata benda strategos merupakan
gabungan kata stratos (militer) dengan “ago” (memimpin). Sebagai
kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan). Secara istilah
strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara
sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan (Majid, 2014:3).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, strategi yaitu rencana cara
pengajaran yang akan digunakan oleh pengajar untuk proses
Corey (dalam Majid, 2014:4) mengemukakan pembelajaran
adalah suatu proses interakasi antara seseorang dengan lingkungan
secara sengaja dikelola untuk bisa ikut serta dalam tingkah laku
tertentu. Winataputra (1994) (dalam Ngalimun, 2016: 30)
pembelajaran merupakan sarana untuk memungkinkan terjadinya
proses belajar dalam arti perubahan perilaku individu melalui proses
mengalami sesuatu yang diciptakan dalam rancangan proses
pembelajaran. Kozma dan Gafur (1989) (dalam Uno, 2015: 4),
secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju
tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. Kemp (dalam Majid, 2014:
3) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi
pembelajaran menurut Aqib (2013: 71) adalah cara-cara yang akan
digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan
digunakan selama proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat
beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
adalah cara-cara yang dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar
dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga akan
memudahkan peserta didik mencapai tujuan yang dikuasai diakhir
Roger (1992) (dalam Huda, 2016: 29), menyatakan
pembelajaran kooperatif merupakan aktifitas pembelajaran
kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran
harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara
kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar
bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk
meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain, dengan
demikian pembelajaran kooperatif bergantung pada efektifitas
kelompok-kelompok siswa tersebut.
Slavin (dalam Majid, 2014: 184), mengemukakan STAD
merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana, dan merupakan model paling baik untuk tahap permulaan
bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Ibrahim
(dalam Majid, 2014:184) pembelajaran kooperatif tipe STAD
pertama kali dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya
di Universitas John Hopkins, dan merupakan model pembelajaran
kooperatif paling sederhana.Jadi, strategi pembelajaran STAD yaitu
cara pembelajaran yang digunakan guru dengan sistem siswa
berkelompok.
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa didalam
kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
metode pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok
kecil dan saling membantu dalam belajar.Pembelajaran kooperatif
umumnya melibatkan kelompok yang terdiri dari 4 siswa dengan
kemampuan yang berbeda dan adapula yang menggunakan
kelompok dengan ukuran yang berbeda-beda. Konsekuensi positif
dari pembelajaran ini adalah siswa diberi kebebasan untuk terlibat
aktif dalam kelompok (Huda, 2016: 65). Sistem belajar yang
kooperatif, siswa belajar kerja sama dengan anggota lainnya.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa dalam
pembelajaran kooperatif, siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu
belajar untuk dirinya sendiri, dan membantu sesama anggota untuk
belajar.Nur hayati (dalam Majid, 2014: 176) mengemukakan lima
unsur dasar model cooperative learning, yaitu 1) ketergantungan
positif, 2) pertanggung jawaban individual, 3) kemampuan
bersosialisasi, 4) tatap muka, dan 5) evaluasi proses kelompok.
b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD
Ibrahim mengemukakan dalam penggunaan model kooperatif
tipe STAD, terdapat kelebihan dan kekurangannya (Majid, 2014:
188). Kelebihannya adalah sebagai berikut:
1) Siswa mendapat kesempatan untuk bekerjasama dengan siswa
lainnya;
3) Selama proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan
positif; dan
4) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.
Kekurangan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
sebagai berikut:
1) Siswa membutuhkan waktu yang lama;
2) Siswa yang pandai cenderung enggan apabila disatukan dengan
temannya yang kurang pandai; dan
3) Siswa diberikan kuis dan tes secara perorangan.
c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran STAD (Aqib,
2013: 20).
1) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya sebanyak
4-6 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis
kelamin, dan suku);
2) Guru menyajikan pelajaran;
3) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. Salah satu siswa menjelaskan
kepada anggotanya sampai semua anggota dalam kelompok
tersebut mengerti;
4) Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada
saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu;
6) Guru bersama siswa menyimpulkan materi.
3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) a. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu dasar yang
berperanpenting dalam kehidupan sehari-hari (Prasetyaningtyas,
2015: 431). Carin dan Sund (1993) dalam (Wisudawati, 2014: 24)
mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan
tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa
kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Merujuk pada
pengertian di atas maka IPA memiliki empat unsur utama, yaitu:
sikap, proses, produk, dan aplikasi.
1) Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda,
fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat.
Persoalan IPA dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur
open ended;
2) Proses: Proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan
adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode
ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis,
perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran,
dan penarikan kesimpulan;
3) Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori,
4) Aplikasi: Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan rumpun ilmu, memiliki
karakteristik khusus yang mempelajari fenomena alam yang faktual
(factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan
hubungan sebab akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota
rumpun IPA saat ini antara lain Biologi, Fisika, IPA,
Astronomi/Astrofisika, dan Geologi (Wisudawati, 2014: 22).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan IPA adalah
ilmu yang berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, yang
mempelajari sebab dan akibat kejadian yang ada di alam ini.
b. Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup mata pelajaran IPA menurut Garnida (2002: 254)
mencakup:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, dan interaksinya;
2) Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah
dan batuan;
3) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat
sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda
langit lainnya;
4) Kesehatan, makan, penyakit dan pencegahannya; dan
c. Tujuan Pembelajaran IPA
Tujuan dari pembelajran IPA menurut Garnida (2002: 254) yaitu:
1) Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitanya dengan
kehidupan sehari-hari;
2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan
pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar;
3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari
benda-benda setrta kejadian di lingkungan sekitar;
4) Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung
jawab, bekerja sama dan mandiri;
5) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan
gejala-gejala alamdan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari;
6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk
memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari;dan
7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar
sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang
Maha Esa.
4. Hakikat Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Oemar (dalam Sam’s, 2010: 31) mengemukakan belajar secara
adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Galloway (dalam
Sam’s, 2010: 32) mendefinisikan belajar sebagai perubahan tingkah
laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil dari latihan atau
pengalaman. Seseorang belajar pada dasarnya didorong oleh
keinginannya untuk mengembangkan perilakunya yang efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan. Berdasarkan pendapat para ahli
diatas belajar merupakan adanya perubahan perkembangan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku sebagai haasil
dari pengalaman dalam proses belajar. Jadi, jika ada perubahan pada
diri seseorang setelah mengalami proses pembelajaran maka orang
tersebut telah dikatakan belajar.
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan
(Suprijono, 2011: 5). Gagne dan Briggs (dalam Sam’s, 2010: 34)
mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh
seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Supardi (2013: 22)
mengemukakan hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.
Berdasarkan beberapa definisi diatas hasil belajar adalah perubahan
kemampuan yang diperoleh dari proses pembelajaran
Bloom (1979) (dalam Suprijono, 2011:7) hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain