BAB II KAJIAN PUSTAKA
C. Hakikat Remaja
Istilah remaja berasal dari bahasa Latin, yaitu adolescence yang memiliki arti to grow dan to grow maturity. Para teoritikus awal memandang masa remaja sebagai periode kekacauan dan ketertekanan
biologis. Penelitian terkini menunjuk bahwa masa remaja merupakan
hasil dari kekuatan biologis, psikologis, dan sosial. Masa remaja
(adolescence) merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa (Berk, 2012). Anna Freud (Hurlock, 1990), berpendapat
bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan yang mencakup
perkembangan psikoseksual dan juga terjadi perubahan dalam
hubungan dengan orangtua serta cita mereka. Pembentukan
Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi 2, yaitu remaja
awal dan remaja akhir. Remaja awal memiliki rentang usia antara 13
tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun, sedangkan remaja akhir memiliki
rentang usia antara 16 tahun atau 17 tahun sampai 18 tahun. Perbedaan
antara remaja awal dan akhir adalah bahwa pada masa remaja awal
individu masih menonjolkan karakteristik perkembangan kanak-kanak
akhir, sedangkan pada masa remaja akhir individu sudah mencapai
masa transisi dan mendekati masa dewasa. Menurut Konopka (Yusuf,
2010) masa remaja terbagi menjadi 3, yakni: remaja awal (12-15
tahun), remaja madya (15-18 tahun), dan remaja akhir (19-22 tahun).
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
remaja adalah masa transisi serta pencarian jati dirinya. Oleh karena
itu, pada masa remaja ini juga disebut dengan masa dimana dalam diri
individu mengalami kekacauan dan ketertekanan biologis. Dalam
proses perkembangan remaja terdapat perubahan hubungan dengan
orangtuanya serta cita-citanya.
2. Ciri-ciri Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja
terjadi perubahan yang sangat cepat, baik secara fisik maupun
psikologis. Menurut Hall (Santrock, 2003) ada beberapa perubahan
yang terjadi selama masa remaja, yakni:
a. Bahwa masa remaja merupakan masa strom and stress atau masa topan dan tekanan. Masa ini merupakan masa goncangan bagi
remaja yang ditandai dengan munculnya frustrasi juga penderitaan,
konflik maupun krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang
cinta, serta perubahan suasana hati. Perubahan suasana hati ini
merupakan hasil dari perubahan fisik terutama perubahan yang
terjadi pada masa remaja. Pada masa ini banyak tuntutan dan
tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan
untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih
mandiri, dan bertanggung jawab.
b. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat dan diikuti dengan
kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja
merasa kurang percaya diri serta kurang yakin dengan kemampuan
yang dimilikinya. Perubahan fisik yang terjadi terjadi adalah
perubahan internal seperti sistem pencernaan, maupun perubahan
eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh
yang sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
c. Selama masa remaja, banyak hal yang menarik bagi dirinya yang
dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal-hal yang
baru dan lebih matang. Karena ada tanggung jawab yang lebih
besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan dapat
mengarahkan ketertarikan mereka pada hal yang lebih penting.
Perubahan juga terjadi dalam hal hubungan dengan orang lain.
Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan sesama jenis
d. Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada
masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati
masa dewasa.
e. Kebanyakan remaja bersifat ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan
kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab
yang menyertai kebebasan ini, serta meragukan kemampuan
mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab ini.
Menurut Salzman dan Pikunas (Yusuf, 2011) masa remaja ditandai
dengan adanya; 1) peralihannya sikap tergantung (dependence) dengan
orangtua menjadi lebih mandiri (independence), 2) berkembangnya
minat seksualitas, 3) kecenderungan untuk merenung atau
memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral.
3. Tugas Perkembangan Remaja
Kay (Jahja, 2011) mengemukakan tugas-tugas perkembangan
remaja sebagai berikut:
a. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur
yang mempunyai otoritas.
b. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan
belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara
individual maupun kelompok.
c. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
d. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup
(Weltanschauung).
e. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak-kanakan.
Sementara itu, Havighurst (1961) mengemukakan tugas-tugas
perkembangan remaja antara lain:
a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
b. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
c. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau orang dewasa
lainnya.
d. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
e. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk
dalam bertingkah laku.
4. Urgensitas dan Manfaat Pendidikan Karakter Kerja Keras bagi Remaja
Pendidikan karakter tidak akan optimal/berhasil kalau tidak
didukung oleh berbagai pihak-pihak terkait, terutama karakter kerja
keras pada remaja. Remaja merupakan masa transisi (Berk, 2012).
Pada masa inilah remaja mulai mencari-cari jati dirinya. Namun karena
salah bergaul dan kurang mampu mengendalikan diri, maka remaja
dimana remaja tinggal dapat mempengaruhi pembentukan karakter
kerja keras pada remaja tersebut.
Perkembangan teknologi yang makin pesat membuat remaja
berlomba-lomba untuk mencari tahu dan apalagi kecanggihan
komunikasi pada zaman ini sangat mempengaruhi pembentukan dan
perkembangan karakter kerja keras remaja. Sebagai contoh saat ini
remaja dengan mudah mendapatkan informasi tentang berbagai hal
melalui internet namun, terkadang karena kurang arif dalam
penggunaan media ini remaja memilih jalan yang singkat untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan gurunya dengan meng-copy paste
artikel ataupun bahan ajar yang tersaji diinternet tanpa membaca atau
mengoreksi hasilnya. Kadang mereka yang gemar game online sampai
lupa waktu. Mereka melupakan tugas mereka sebagai pelajar dan bila
terdesak, mereka akan mengandalkan temannya dan kemudian
menyalin pekerjaan dari teman. Hal ini sesuai dengan pendapat
Salzman dan Pikunas (Yusuf, 2011) tentang masa remaja yang ditandai
dengan adanya kecenderungan untuk memperhatikan diri sendiri.
Berdasarkan pendapat Kurniawan (2013) terkait manfaat kerja
keras dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat kerja keras bagi
remaja, seperti:
a. Dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.
b. Terbentuknya pribadi yang memiliki rasa tanggung jawab.
d. Tidak menjadi orang yang manja karena remaja merasakan
prosesnya.
e. Menjadi pribadi yang tidak pantang menyerah ketika
menyelesaikan tugas yang diberikan padanya.
f. Tentunya remaja akan menjadi pribadi yang lebih rajin dan
sabar.
D. Hakikat Bimbingan Klasikal Kolaboratif