• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAMBATAN CAMAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KECAMATAN MEDAN JOHOR

C. Hambatan yang Dihadapi Camat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan. Efektivitas pelaksanaan fungsi Camat dalam melaksanakan tugastugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat dalam kerangka otonomi daerah dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersifat internal yaitu kondisi yang ada pada institusi kecamatan seperti kuantitas dan kualitas sumber daya manusia, ketersediaan sarana dan prasarana, maupun kemampuan dari camat itu sendiri selaku pimpinan perangkat pemerintahan di wilayah kecamatan. Sedangkan kondisi yang bersifat eksternal adalah peraturan yang berkaitan dengan pemberian kewenangan yang menjadi tugas Camat, kerjasama antarinstansi perangkat daerah, dan partisipasi masyarakat dalam mendukung program-program instansi yang dilaksanakan oleh Camat.

Faktor-faktor yang diidentifikasi dalam kajian ini menyangkut efektivitas pelaksanaan fungsi Camat dalam kerangka otonomi daerah hanya faktor yang bersifat menghambat atau yang menjadi kendala dalam pelaksanaan tugas camat.

Hambatan-hambatan yang ada dalam melaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan di Kecamatan Medan Johor Kota Medan adalah hal-hal yang bersifat teknis diantaranya:

1. Faktor kuantitas dan kualitas aparat (SDM)

Salah satu aspek yang mendorong efektifnya penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan maupun pemberdayaan masyarakat pada tataran kecamatan termasuk desa dan kelurahan di dalamnya adalah faktor sumber daya manusia

dalam hal ini aparat pemerintah. Sebagaimana diketahui peranan aparat pemerintah sebagai motivator dan dinamisator masyarakat dalam melaksanakan pembangunan khususnya di pedesaan masih sangat besar sehingga aparat pemerintah yang bekerja di wilayah ini sangat dituntut memiliki kemampuan yang lebih dalam segala bidang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada di wilayahnya.

2. Faktor dukungan anggaran

Anggaran merupakan faktor yang sangat urgen dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan di kecamatan. Pengalokasian anggaran yang diberikan kepada kantor kecamatan disesuaikan dengan usulan anggaran yang diajukan oleh Camat dalam rangka pelaksanaan tugas -tugas operasional. Selain itu kecamatan diberikan bantuan dana operasional untuk kegiatan rutin.

3. Faktor peraturan

Efektifnya pelaksanaan fungsi Camat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dalam kerangka otonomi daerah sangat bergantung pada kewenangan yang diberikan Walikota kepada Camat yang dituangkan secara jelas dalam Keputusan Walikota.

4. Masih rendahnya kesadaran pegawai untuk berbuat dan bersikap disiplin. 5. Kurangnya perangkat peraturan kedisiplinan, misalnya kurang tegasnya

pimpinan dalam menjatuhkan sanksi pada setiap pelanggaran kedisiplinan. 6. Kurangnya sarana dan prasarana dengan suatu peralatan yang kurang memadai

dapat menghambat lancarnya kegiatan atau pegawai dalam melakukan pekerjaannya.

7. Kurangnya sistem pengawasan, perangkat pengawasan dan upaya tindak lanjut yang kurang akan dapat membuka peluang pegawai untuk melakukan berbagai pelanggaran.

Beberapa hal-hal tersebut di atas yang merupakan hambatan-hambatan yang ada dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan pemerintah kecamatan hal ini harus mendapat perhatian lebih dari atasan pemerintahan kecamatan dan kepada petugas penyelenggara pemerintahan agar dapat melaksanakan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab serta melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur.

D. Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Kecamatan Medan Johor

Beberapa upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kecamatan Medan Johor Kota Medan dalam meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik bagi masyarakat, diataranya adalah:

1. Memberikan sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai untuk dapat menunjang pelaksanaan yang baik terhadap masyarakat, dengan cara menyediakan peralatan-peralatan yang lengkap serta memadai untuk memberikan kelancaran terhadap pegawai kecamatan medan timur dalam melaksanakan tugasnya.

2. Menyediakan perangkat kedisiplinan, yaitu pemerintah kecamatan medan timur menggunakan absensi elektronik (finger Print) hal ini bertujuan agar tidak ada pegawai kecamatan medan timur yang terlambat untuk melaksanakan tugasnya di kantor kecamatan medan timur.

3. Menerima keluhan masyarakat terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan pegawai kecamatan dalam melaksanakan tugasnya, serta memberikan peringatan dan sanksi terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran dalam melaksanakan tugasnya.

Strategi dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kecamatan Medan Johor adalah :

1. Peningkatan kualitas pelayanan publik.

Berbagai upaya terus dilakukan oleh pemerintah dan aparaturnya untuk dapat meningkatkan pelayanan publik dan dapat terciptanya serta terlaksananya pelayanan publik yang baik kepada masyarakat. Adapun strategi yang dapat dilakukan untuk dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan kualitas perilaku dan keprofesionalan aparatur pemerintah.

Peningkatan kualitas dan keprofesionalan aparatur pemerintah adalah salah satu strategi dalam menciptakan pelayanan publik yang baik kepada masyarakat. Sebab dewasa ini, keluhan-keluhan yang dating dari masyarakat yang menilai pelayanan publik yang diberikan kepada mereka terkendala akibat masih belum tingginya sikap atau perilaku sumber daya manusia aparatur yang langsung berhadapan dengan masyarakat.

Peningkatan sumber daya dan profesionalitas pegawai menjadi suatu aspek yang patut diperhatikan dalam upaya peningkatan pelayanan publik. Kondisi birokrat yang memiliki kecakapan, keterampilan, perilaku yang patuh pada hukum dan peraturan yang berlaku, serta penempatan posisi yang sesuai

dengan bidangnya, tentunya akan memberikan dampak yang positif kepada terciptanya pelayanan publik berkualitas.

Satu hal lagi yang perlu dicermati dalam upaya peningkatan pelayanan publik melalui peningkatan pelayanan publik melalui peningkatan kualitas sumber daya aparatur dan keprofesionalan pegawai adalah masalah attitude atau perilaku. Diperlukan sikap dan mental yang baik dari setiap aparatur pemerintah yang langsung berhadapan dengan masyarakat dalam pemberian layanan. Sikap baik ini tentunya bukanlah seperti yang terjadi selama ini, dimana masyarakat dibuat susah dengan adanya pungutan-pungutan liar yang dilakukan oleh pegawai yang melayani. Hal ini perlu diperhatikan sebab, seprofesional apapun aparatur penyelenggara pelayanan publik, bila memiliki sikap yang bobrok, hanya akan menimbulkan ketidakpuasan lain kepada masyarakat.

b. Menciptakan kebijakan pelayanan publik yang tidak terlalu prosedural dan berbelit-belit

Langkah sebagai salah satu strategi peningkatan pelayanan publik adalah dengan menciptakan kebijakan-kebijakan yang mendukung terselenggaranya peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat. Diharapkan dengan penerbitan kebijakan mengenai peningkatan pelayanan publik itu akan semakin mendorong terciptanya kualitas pelayanan yang efektif, efesien dan akuntabel.

Salah satu tujuan dari pembuatan kebijakan itu juga untuk mengubah image dan citra pelayanan publik selama ini yang cenderung berbelit-belit, boros dan memakan waktu yang lama. Sehingga pada akhirnya nanti, masyarakat akan semakin lebih terpuaskan dengan setiap layanan yang dilakukan oleh pemerintah.

Salah satu bentuk kebijakan itu adalah dengan menerbitkan atau membuat standard pelayanan minimal. Standard pelayanan minimal merupakan sebuah kebijakan publik yang mengatur jenis dan mutu pelayanan dasar yang berhak diperoleh setiap masyarakat secara minimal. Kebijakan ini juga seiring dengan diselenggarakannya proses desentralisasi kekuasaan di Indonesia, sehingga dengan mekanisme tersebut masyarakat di tiap daerah mampu mendapatkan pelayanan yang optimal dari pemerintah.

c. Peningkatan fasilitas yang menunjang kualitas pelayanan publik.

Selain memperhatikan kedua aspek diatas, salah satu sisi lain yang patut diperhatikan oleh pemerintah dalam upaya peningkatan pelayanan publik adalah dengan meningkatkan penyediaan fasilitas yang menunjang kualitas pelayanan publik tersebut. Sebab, tanpa didukung tersedianya fasilitas yang lengkap maka akan menghambat proses penyelenggaraan pelayanan publik kepada masyarakat.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, maka sudah sepatutnya pemerintah menerapkan kemajuan teknologi itu untuk menunjang penyelenggaraan pelayanan publik. Peningkatan fasilitas ini tentunya mencakup fasilitas fisik dan non fisik.

Ketersediaan prasarana ini disadari atau tidak disadari akan semakin mempercepat sekaligus meningkatkan penyelenggaraan pelayanan publik. Dan untuk mewujudkannya maka haruslah diperlukan alokasi dana untuk penyediayaan sarana dan prasarana tersebut. Dengan begitu maka segala kendala

yang menghalangi penyelenggaraan pelayanan publik kepada masyarakat akan dapat teratasi.40

2. Optimalisasi Pelayanan Publik.

Pertanggungjawaban publik dan pelayanan publik dari aparat birokrasi sebenarnya tidak hanya ditentukan oleh pihak intern, seperti perilaku kepemimpinan birokrasi, rangsangan yang memadai, kejelasan tugas dan prosedur kerja, kejelasan peran dan perlengkapan sarana dan prasarana kerja, dan sejenisnya, tetapi juga karena faktor ekstern yang antara lain berupa norma sosial dan sistem budaya.

Masalah tanggung jawab publik dan pelayanan aparat birokrasi sebenarnya bukan semata-mata masalah aparat birokrasi, tetapi masalah semua pihak yang terlibat dalam urusan pemerintahan, sehingga butuh perhatian dari setiap komponen penyelenggara negara.41

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam program pembangunan daerahnya telah menegaskan mengenai arah kebijakan meningkatkan pelayanan yang optimal bagi masyarakat disusun dalam beberapa program aksi dan indikator kinerja sebagai berikut :42

a. Pengkajian dan penyempurnaan organisasi, prosedur kerja, dan tata laksana pelayanan kepada masyarakat (restrukturisasi organisasi) serta evaluasi secara menyeluruh dan rutin dari suatu organisasi baik dari struktur, prosedur kerja, dan tata laksananya merupakan suatu keharusan dalam suatu organisasi

40

http://Jeksonreynolcibro.wordpress.com/2011/12/03/strategi-peningkatan-pelayanan-publik/diakses tgl 04/11/2013

41

Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayanan Publik, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, hlm. 28

pemerintahan. Dari penilaian ini perbaikan secara menyeluruh juga dapat dilakukan secara serentak, termasuk semangat debirokrasi dalam pelayanan publik. Indikator kinerja dari program aksi ini antara lain dapat dilihat dari meningkatnya profesionalisme aparat yang diikuti dengan semangat debirokrasi dalam pelayanan publik.

b. Perubahan dan pembaruan manajemen pemerintah sesuai dengan perkembangan zaman yang diikuti pula oleh perkembangan lainnya seperti masyarakat, tatanan sosial ekonomi, budaya dan sebagainya, maka perubahan dan pembaruan serta penyempurnaan manajemen pemerintah harus senantiasa terus dilakukan. Perubahan ini akan meningkatkan efektevitas dan efesiensi kerja menuju good govermance adalah salah satu indicator kinerja dari program aksi ini.

c. Peningkatan pelayanan melalui penyediaan informasi yang sekuasluasnya. Tersedianya informasi tentang pelayanan publik merupakan salah satu cara sosialisasi tidak langsung terhadap pelayanann publik yang diinginkan.

d. Peningkatan sistem pelayanan masyarakat dalam kaitan mempersingkat waktu untuk urusan-urusan pemerintah. Dengan berkembangnya perekonomian yang diikuti pula oleh berkembangnya informasi, jarak dan waktu akan semakin dekat. Masyarakat dan dunia usaha sangat mendambakan efesiensi waktu utamanya dalam urusan yang berhubungan dengan pelayanan pemerintahan. e. Pembersihan secara terus-menerus tubuh organisasi dari unsur KKN. Di dalam

era keterbukaan dan demokrasi ini, pembersihan organisasi pemda dari setiuap unsur KKN mutlak harus dilakukan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN