• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hambatan dalam Pelaksanaan Pemungutan Retribusi

BAB III : PENERAPAN RETRIBUSI TEMPAT REKREASI,

A. Hambatan dalam Pelaksanaan Pemungutan Retribusi

Suatu kebijakan publik akan menjadi efektif apabila dilaksanakan dan mempunyai manfaat positif bagi anggota-anggota masyarakat. Dengan kata lain, tindakan atau perbuatan manusia sebagai anggota masyarakat harus sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemerintah atau negara. Sehingga apabila perilaku atau perbuatan mereka tidak sesuai dengan keinginan pemerintah atau negara, maka suatu kebijakan publik tidaklah efektif.

Menurut Bambang Sunggono, faktor-faktor yang menyebabkan anggota masyarakat tidak mematuhi dan melaksanakan suatu kebijakan publik, yaitu :

1. Adanya konsep ketidakpatuhan selektif terhadap hukum, dimana terdapat beberapa peraturan perundang-undangan atau kebijakan publik yang bersifat kurang mengikat individu-individu.

2. Karena anggota masyarakat dalam suatu kelompok atau perkumpulan dimana mereka mempunyai gagasan atau pemikiran yang tidak sesuai atau bertentangan dengaan peraturan hukum dan keinginan pemerintah 3. Adanya keinginan untuk mencari keuntungan dengan cepat diantara

anggota masyarakat yang mencenderungkan orang bertindak dengan menipu atau dengan jalan melawan hukum.

4. Adanya ketidakpastian hukum atau ketidakjelasan “ukuran” kebijakan yang mungkin saling bertentangan satu sama lain, yang dapat menjadi sumber ketidakpatuhan orang pada hukum atau kebijakan publik.

5. Apabila suatu kebijakan ditentang secara tajam (bertentangan) dengan sistem nilai yang dianut masyarakat secara luas atau kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat. 46

Mengingat pelaksanaan suatu kebijakan merupakan kegiatan yang sifatnya interaktif, maka tidak bisa terlepas dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi

46 Bambang Sunggono, Hukum dan Kebijaksanaan Publik, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hlm. 144.

keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaannya. Demikian pula halnya dalam pelaksanaan Qanun Kabupaten Aceh Singkil Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Retribusi Tempat Rekreasi, Olah Raga Dan Penginapan. Beberapa faktor yang diidentifikasi menjadi kendala pelaksanaa qanun tersebut antara lain :47 1. Sumber Daya.

Kendala yang terkait dengan sumber daya terutama disebabkan oleh terbatasnya dana. Terbatasnya dana mengakibatkan ada beberapa kegiatan yang tidak terlaksanakan secara maksimal, seperti penyuluhan dan monitoring.

Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa, ketersediaan dana secara memadai memegang peranan penting dalam pelaksanaan kebijakan karan mempengaruhi kinerja.

2. Komunikasi.

Komunikasi merupakan elemen yang sangat penting dalam pelaksanaan Qanun Kabupaten Aceh Singkil Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Retribusi Tempat Rekreasi, Olah Raga Dan Penginapan, karena melalui komunikasi informasi yang berkaitan dengan kebijakan tersebut dapat diketahui oleh sasaran kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kurang lancarnya komunikasi yang terjalin antara aparat dengan masyarakat disebakan karena kurang maksimalnya pelaksanaan sosialisasi khususnya dalam bentuk penyuluhan. Hal ini mengakibatkan rendahnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya tempat rekreasi dan olahraga.

Penyuluhan merupakan sarana sosialisasi yang sangat penting dalam pelaksanaan kebijakan. Karena melalui forum penyuluhan akan terjalin

47Hasil Wawancara dengan Zimi Syahputra S.Sos Staf Di Dinas Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah Pada tanggal 16 Januari 2017 pukul 10.50

komunikasi dua arah antara aparat dengan masyarakat, sehingga berbagai informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan Perda yang belum dan ingin diketahui oleh masyarakat dapat ditanyakan langsung dan dapat segera memperoleh jawaban dari pihak yang kompeten. Pemahaman tentang substansi kebijakan akan meningkatkan dukungan masyarakat terhadap kebijakan.

3. Sikap aparat.

Dalam pelaksanaan pelayanan tempat rekreasi dan olahraga aparat belum sepenuhnya memenuhi komitmennya, yaitu memberikan pelayanan yang mudah, murah dan memuaskan. Hal ini terlihat dari penetapan prosedur dan persyaratan pengurusan tempat rekreasi dan olahraga yang dirasakan oleh masyarakat cenderung sulit dan berbelit-belit sehingga justru mengakibatkan pelayanan menjadi sulit, mahal dan lama.

Bahwa pelaksanaan kebijakan, tidak terlepas dari kesanggupan aparat dalam melaksanakan apa yang sudah menjadi komitmennya. Karena jika tidak, akan menyebabkan munculnya kekecewaan dari masyarakat yang berdampak pada rendahnya dukungan mereka terhadap kebijakan.

4. Sistem dan Kelembagaan Perizinan

Sistem yang digunakan dalam penanganan perizinan di satu daerah dapat berbeda dengan di daerah lain. Suatu sistem selalu diikuti oleh struktur dan eksitensi kelembagaan yang membersikan wadah penanganan terpadu belum mendesak. Apabila sistem yang dipilih dalam penanganan perizinan bersifat terpadu, mau tidak mau harus ada lembaga yang secara khusus

menangani perizinan. Adanya kelembagaan yang baru dibentuk acap kali membawa konsekuensi yang tidak sedikit. Bahkan, konsekuensi itu sudah terasa sebelum institusi tersebut benar-benar terbentuk, misalnya soal bentuk instansi yang berwenangan menangani izin, apakah kantor, dinas, atau yang lain. Pemilihan bentuk dari sekian pilihan akan membawa konsekuensi tertentu.

Apabila berbentuk kantor, tingkatan jenjang jabatan pimpinannya kadang kala dapat mengganggu apabila harus berkoordinasi dengan instansi teknis yang jenjang jabatan pimpinannya lebih tinggi. Sebaliknya, apabila dipilih bentuk dinas, akan ada tingkat yang sama dengan dinas teknis lainnya, namun apakah ini bias menimbulkan kecemburuan baru atau tidak, harus diperhatikan.

Kelembagaan tersebut tentu diarahkan untuk dapat menangani sejumlah izin yang ada di provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan. Ada daerah tertentu yang jenis perizinannya begitu banyak, ada pula yang sedikit.

Ada lagi yang secara normatif tertulis jenis izinnya begitu banyak, tetapi yang sering dimohonkan oleh warga dan ditangani pemerintah sesungguhnya hanya sedikit. Kiranya pemerintahan daerah perlu mempertimbangkan hal ini.

5. Kondisi dan Tuntutan Masyarakat

Di daerah-daerah tertentu yang frekuensi permohonan izinya rendah, pemerintah daerah tidak terlalu terbebani untuk memikirkan waktu penyelesaian dan prioritas penyelesaian permohonan izin, tidak mau harus ada solusi untuk menanganinya. Masyarakat tentu menghendaki pelayanan di

bidang perizinan yang cepat, murah, sekaligus segera dapat dimanfaatkan.

Hanya harus diingat bahwa instansi yang menangani perizinan tidak bekerja sendirian. Tidak jarang mereka harus berkoordinasi dengan instansi lain, dengan menunggu rekomendasi dari instansi lain, yang tidak selalu di mengerti oleh masyarakat.

Masyarakat memahami bahwa untuk memperoleh izin cukup dengan mengajukan permohonan. Yang kadang-kadang luput dari pemahaman masyarakat adalah kemungkianan permohonan itu tidak dikabulkan, entah karena persyaratan tak terpenuhi, kesalahan memenuhi syarat, atau memang karena izin yang dimohonkan itu bertentangan dengan peraturan yang ada.

Pemerintahan di sejumlah daerah telah berusaha memnuhi tuntutan warganya, tetapi tidak semuanya dapat memberikan pemahaman yang meyakinkan kepada warga masyarakat mengenai upaya yang mereka lakukan.

6. Sarana dan Prasarana Pendukung

Sarana dan prasarana pendukung kegiatan untuk menjalankan sistem perizinan cukup banyak. Apabila penanganan perizinan dilakukan oleh suatu dinas, misalnya, mau tidak mau harus disediakan perlengkapan kantor, gedung, penunjangan, dan sebagainya, juga sarana transportasi akomodasi untuk pengecekan lapangan.

Belum semua daerah dapat mewujudkan harapan dari tuntutan ideal mengenai sarana dan prasarana. Bahkan, sejumlah daerah mengeluhkan hal-hal kecil seperti rak buku, lemari, meja, termasuk papan untuk memasang publikasi di front office. Tidak ketinggalan saran trasportasi, meskipun

instansinya baru berdiri, kendaraan yang disediakan sudah tua yang rewel di lapangan. Beruntunglah sejumlah daerah yang telah mampu memenuhi tuntutan sarana dan prasarana ini. Bahkan ada daerah yang telah melengkapi saran informasi publikasi secara lengkap dengan website, call center, layanan SMS, leaflet, layanan dengan teknologi layar sentuh, dan sebagainya.

7. Sumber Daya Manusia

Keluhan yang tidak jarang terdengar di kantor pemerintahan daerah adalah soal sumber daya manusia. Banyaknya pegawai pemerintah daerah tidak menjadi jaminan bahwa pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab di instansi tersebut akan beres. Di beberapa daerah, soal jumlah pegawai tidak menjadi masalah, soal keahlian dan kecakapanlah yang menjadi masalah. Sebagai contoh, yang sekarang membutuhkan banyak tenaga yang memadai, tetapi belum terpenuhi adalah bidang teknologi informasi dan data. Di sejumlah daerah bagian ini kerap disebut “bagian data dan TI”. Idealnya, yang menangani bidang tersebut adalah mereka yang mempunyai keahlian memadai, bahkan kalau bisa yang mempunyai latar belakang pendidikan di bidang tersebut. Kenyataannya dilapangan sering terjadi bidang data TI diisi oleh pegawai yang tidak mempunyai keahlian yang seharusnya. Ada yang berasal dari disiplin hukum, teknologi lingkungan, sejarah, sastra, ekonomi, dan sebagainya. Mereka terpaksa harus dibekali keterampilan secara kilat untuk menangani bidang itu, yang tentu hasilnya belum bisa optimal.

Kenyataan tersebut tidak jarang disebabkan kesalahan rekrutmen atau karena kebijakan di bidang kepegawaian kurang tepat. Mengenai penempatan

pegawai dalam rangka manajemen kepegawaian, tidak selayaknya hanya mengejar tempat kerja, tetapi juga harus dilihat kapasitas dan kapabilitasnya.

Kebijakan di bidang kepegawaian yang menampung pegwai yang dimutasi agar tidak berhenti menjadi pegawai memang ada baiknya dari sisi ketenagakerjaan, tetapi menjadi persoalan tersendiri dalam penanganan pekerjaan.

8. Ketersediaan Dana

Kesuksesan yang dialami oleh sejumlah pemerintah daerah dalam memberikan layanan kepada warganya memang layak mendapatkan apresiasi, tetapi tidak semua upaya itu dapat berjalan mulus. Idealisme yang bagus dalam hal perizinan tidak akan dapat berjalan tanpa ketersediaan dana yang memadai. Oleh karena itu, hal ini menjadi persoalan tersendiri. Tidak mudah kalau tidak dikatakan mustahil, membuat program layanan publik tanpa pendanaan. Sejumlah daerah mempunyai potensi alam yang melimpah dapat digunakan untuk mendukung program kerja mereka, termasuk dalam penanganan perizinan, sedangkan daerah yang potensi pendapatan daerahnya terbatas oleh jadi terpikir ulang dalam hal anggaran. Mereka tentu akan memberikan prioritas kepada masalah-masalah yang lebih mendasar, seperti penanganan pangan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Soal perizinan yang lebih bersifat layanan administrasi mendapatkan perhatian berikutnya.

Disamping persoalan-persoalan tersebut, ada potensi permasalahan dalam penanganan perizinan. Soal tarik-menarik kepentingan antar daerah atau daerah dan pusat merupakan persoalan yang sering terjadi. Persoalan tentang kebijakan

yang tidak melihat ke depan dalam jangka panjang, misalnya soal kelestarian lingkungan, ketersediaan dan keberlangsungan sumber daya alam, keutuhan alur sejarah dan budaya, dan lain-lain. Setiap daerah dituntut untuk memahami dan mampu mengatasi setiap persoalan-persoalan tersebut dengan baik.

1. Sarana transportasi terlalu jauh letaknya, sehingga orang yang ingin menyewa merasa malas untuk menyelenggaran event di Gelanggang olahraga di Pulau Banyak.

2. Tempat Gelanggang olahraga terkadang letaknya tidak strategis serta fasilitas yang tidak memadai dan struktur bangunannya terkadang tidak sesuai untuk penyelenggaraan event-event tertentu.

3. Adanya stadarisasi lapangan dari lembaga lain yang bergerak di bidang olahraga misalnya di lapangan stadion teladan untuk di gelarnya suatu pertandingan harus memenuhi syarat tertentu agar pertandingan sepakbola skala internasional maupun nasional bisa laksanakan di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil.

4. Adanya aksi para pengunjung yang dirasa tidak nyaman diarea lokasi tempat pelaksanaan acara di gelanggang olah raga tersebut, misal membuat onar atau kegaduhan, dan merusak fasilitas yang ada diacara tersebut, seperti kemarahan supporter yang berujung pada pengerusakan fasilitas stadion dan lain sebagainya.

Upaya pelaksanaan pembangunan atau penyediaan sarana dan penataan lingkungan dibidang tempat rekreasi dan olahraga yang ada di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil diarahkan kepada hal-hal yang menunjang untuk

pengelolaan dan perawatan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan sarana atau fasilitas disetiap obyek tempat rekreasi dan olahraga tersebut, meningkatkan partisipasi masyarakat dan pengusaha di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil, meningkatkan minat investasi baik dari pihak pemerintah maupun pihak swasta yang bergerak di bidang jasa retribusi dan meningkatkan koordinasi dengan dinas atau Instansi dalam penyelenggaraan pembangunan obyek sarana tempat rekreasi dan olahraga sehingga pendapatan yang masuk dari sektor retribusi tempat rekreasi dan olahraga dapat meningkat.

Sasaran kegiatan pengembangan sarana tempat rekreasi dan olahraga di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil sebagai berikut :48

1. Terwujudnya peningkatan dan pengembangan sarana atau fasilitas di setiap obyek tempat rekreasi dan olahraga.

2. Terwujudnya peningkatan penataan dan pengelolaan lingkungan tempat rekreasi yang ada di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil dan sarana olahraga lainya.

3. Terciptanya respon masyarakat dan pengusaha yang turut serta dalam menciptakan sarana tempat rekreasi yang menarik perhatian para pengunjung dan sarana olahraga lainya.

4. Terciptanya minat investasi atau orang dan lembaga lain yang mau menyewa tempat baik dari pihak pemerintah maupun pihak swasta yang berkaitan dengan event-event yang diadakan.

48Ibid

5. Terciptanya peningkatan koordinasi dengan Dinas atau Instansi maupun UPT Dinas kepemudaan dan olahraga dalam penyelenggaraan event tempat rekreasi di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil dan sarana olahraga lainya.

Agar sasaran tersebut dapat tercapai maka program yang diambil adalah melengkapi sarana dan prasarana di setiap obyek tempat rekreasi dan olahraga, sosialisasi yang intensif terhadap para pelaku jasa usaha dibidang event penyelenggaraan yang ada di tempat rekreasi dan olahraga, untuk lebih mematuhi segala kewajibannya dalam melaksanakan usahanya, Sosialisasi Badan atau Lembaga pemerintah dan swasta lingkup pemerintah Kabupaten Aceh Singkil agar mengetahui pentingnya mendukung keberhasilan sektor sarana tempat rekreasi dan gelanggang olahraga yang ada di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil, serta dapat meningkatkan kerjasama dengan perusahaan, Dinas, Instansi, lembaga, Badan pemerintah maupun swasta, terbukti dengan adanya upaya yang dilakukan oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Aceh Singkil, obyek tempat rekreasi dan olahraga mengalami perkembangan baik segi fisik maupun jumlah pengunjung yang pada akhirnya berpengaruh pada peningkatan pendapatan retribusinya, retribusi jasa usaha memberikan sumbangan tidak sedikit terhadap pendapatan asli daerah khusus untuk retribusi jasa usaha Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil selama 3 tahun terakhir ini selalu meningkat.

B. Upaya yang Dilakukan dalam Meningkatkan Penerimaan Retribusi Tempat Rekreasi, Olahraga Dan Penginapan di Pulau Banyak.

Peraturan perundang-undangan merupakan sarana bagi implementasi kebijakan publik. Suatu kebijakan akan menjadi efektif apabila dalam pembuatan

maupun implementasinya didukung oleh sarana-sarana yang memadai. Adapun unsur-unsur yang harus dipenuhi agar suatu kebijakan dapat terlaksana dengan baik, yaitu :

1. Peraturan hukum ataupun kebijakan itu sendiri, di mana terdapat kemungkinan adanya ketidakcocokan-ketidakcocokan antara kebijakan-kebijakan dengan hukum yang tidak tertulis atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.

2. Mentalitas petugas yang menerapkan hukum atau kebijakan. Para petugas hukum (secara formal) yang mencakup hakim, jaksa, polisi, dan sebagainya harus memiliki mental yang baik dalam melaksanakan (menerapkan) suatu peraturan perundang-undangan atau kebijakan.

Sebab apabila terjadi yang sebaliknya, maka akan terjadi gangguan-gangguan atau hambatan-hambatan dalam melaksanakan kebijakan/peraturan hukum.

3. Fasilitas, yang diharapkan untuk mendukung pelaksanaan suatu peraturan hukum. Apabila suatu peraturan perundang-undangan ingin terlaksana dengan baik, harus pula ditunjang oleh fasilitas-fasilitas yang memadai agar tidak menimbulkan gangguan-gangguan atau hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya.

4. Warga masyarakat sebagai obyek, dalam hal ini diperlukan adanya kesadaran hukum masyarakat, kepatuhan hukum, dan perilaku warga masyarakat seperti yang dikehendaki oleh peraturan perundang-undangan.49

Untuk dapat meningkatkan retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan di Pulau Banyak guna memperoleh pendapatan daerah yang maksimal maka Dinas Pariwisata Kabupaten Aceh Singkil melakukan upaya-upaya dalam mengoptimalkan pemungutan retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan Dilihat dari hasil penelitian dalam mengoptimalkan pemungutan retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan antara lain :50

1. Menambah Tenaga dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Aceh Singkil yang minim, membuat tenaga pengawas dari Badan Pelayanan

49 Bambang Sunggono, Op.Cit, hlm. 158.

50 Hasil Wawancara dengan Zimi Syahputra S.Sos Staf Di Dinas Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah Pada tanggal 16 Januari 2017 pukul 10.50

Perijinan Terpadu Kabupaten Aceh Singkil untuk peninjauan di lapangan terkait Qanun Kabupaten Aceh Singkil Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Retribusi Tempat Rekreasi, Olah Raga Dan Penginapan.

2. Meningkatkan koordinasi dengan semua petugas pemungut untuk mempercepat pencapaian target.

3. Meningkatkan kualitas SDM pemungut retribusi melalui pimpinan SKPD 4. Meningkatkan pemanfaatan sarana dan prasarana kerja untuk menyelesaikan

tugas

5. Mengupayakan untuk menambah petugas pemungut retribusi di setiap UPTD 6. Membuat pedoman dan prosedur kerja yang jelas

7. Peningkatan sosialisasi atau/penyuluhan-penyuluhan terhadap wajib retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan, baik melalui tatap muka maupun melalui media massa dan media lainya

8. Meningkatkan pengawasan terhadap petugas dalam pelaksanaan pemungutan retribusi di setiap UPTD dan pada wajib retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan.

Upaya pelaksanaan peraturan daerah khusunya dibidang retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olahraga terdapat faktor-faktor pendorong dan faktor penghambat yang dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan obyek tempat rekreasi yang ada di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil. Dengan mengetahui identifikasi faktor-faktor pendorong dan faktor penghambat perngembangan sarana tempat rekreasi di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil, pemerintah dapat melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan jumlah pendapatan asli

daerah. Dengan meningkatnya jumlah pendapatan asli daerah Kabupaten Aceh Singkil melalui sarana tempat rekreasi dan olah raga, maka secara tidak langsung akan menambah jumlah Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Aceh Singkil.

Sehingga solusi dari faktor penghambat yang dilakukan oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Aceh Singkil dalam pelaksanaan Retribusi jasa usaha khususnya di bidang tempat rekreasi dan olahraga di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singki terdiri dari:

1. Melakukan pengelolaan dibidang sarana tranportasi untuk mempermudah akses jalur menuju gelanggang olahraga dan memberikan fasilitas gedung yang nyaman dan tidak menimbulkan kebisingan bagi masyarakat sekitar serta dapat meningkatkan daya tarik untuk pengguna atau penyewa gelanggang olahraga untuk digunakan sebagai tempat untuk event-event tertentu.

2. Menentukan tarif yang sesuai untuk sarana olahraga lain bagi penyewa atau pengguna sehingga sehingga tarif tersebut dapat digunakan untuk pengelolaan, perawatan dan pengembangan lapangan dalam kategori sarana olahraga lain.

3. Meningkatkan potensi manusia meliputi kualitas tenaga kerja dalam mengelola sarana tempat rekreasi dan gelanggang olah raga yang cukup baik yang dikelola oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan UPT Dinas kepemudaan dan olahraga.

C. Pengawasan dalam Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Tempat

Dokumen terkait