• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan dalam Pelaksanaan Pemungutan Retribusi

BAB III : PENERAPAN RETRIBUSI TEMPAT REKREASI,

C. Pengawasan dalam Pelaksanaan Pemungutan Retribusi

Berbicara tentang arti pengawasan dalam hukum administrasi negara maka hal ini sangat erat kaitannya dengan peranan aparatur pemerintah sebagai

penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan. Tugas umum aparatur pemerintah dan tugas pembangunan haya dapat dipisahkan, akan tetapi tidak dapat dibedakan satu samalain. Aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas pemerintahan juga sekaligus melaksanakan tugas pembangunan, demikian juga halnya aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas pembangunan bersamaan juga melaksanakan tugas pemerintahan. Supaya perencanaan dan program pembangunan di daerah dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, maka hendaknya diperlukan pengawasan yang lebih efektif di samping dapat mengendalikan proyek-proyerk pembangunan yang ada di daerah.

Dengan demikian untuk lebih memperjelas arti pengawasan dalam kacamata hukum administrasi negara yang akan dilakukan oleh aparatur pengawasan.

Prayudi Atmosudirdjo menyatakan bahwa : “Pengawasan adalah proses kegiatan-kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan atau diperintahkan”.51

Tujuan pengawasan adalah untuk mempermudah mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaana dari aparatur pemerintah di daerah sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan sebelumnya, dan sekaligus dapat melakukan tindakan perbaikan apabila kelak terjadi penyimpangan dari rencana/program yang telah digariskan. Sejalan dengan itu pemerintah pusat dalam hal melakukan pengawasan di daerah, juga melakukan pelimpahan bidang pengawasan ini kepada setiap Gubernur, dan Bupati. Di samping itu gubernur dengan aparatur

51 Prayudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001), hlm. 80

pemerintah Daerah seharusnya melakukan pengendalian terhadap semua proyek-proyek daerah, inpres dan sebagainya dalam arti untuk mengetahui tahap-tahap kemajuan hasil pelaksanaan pekerjaan untuk dilaporkan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri.

Sebagai langkah awal dari pada pengawasan tersebut pelaksanaannya harus dilakukan dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. Karena dengan pengawasan yang terarah berarti hal tersebut dapat digunakan sebagai bahan penilaian unit kerja aparatur pemerintah. Dengan demikian maka tujuan pengawasan dimaksud dapat meningkatkan pembinaan, penyempurnaan, penertiban aparatur pemerintah. Dari sisi lain dapat dirasakan manfaat dari adanya pengawasan, yaitu sebagai berikut :

1. Diperolehnya data yang dapat diolah dan selanjutnhya dijadikan dasar bagi usaha perbaikan kegiatan di masa yang akan datang dan meliputi berbagai aspek antara lain : perencanaan, organisasi, bimbingan, pengarahan dan lain-lain termasuk kegiatan profesional.

2. Memperoleh cara bekerja yang paling efisien, tepat serta berhasil dengan cara yang terbaik untuk mencapai tujuan.

3. Memperoleh data tentang adanya hambatan-hambatan dan kesukaran-kesukaran yang dihadapi dapat dikurangi ataupun dihindari.

4. Memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan cara kerja aparatur pemerintah dalam berbagai bidang.

5. Agar mudah diketahui sudah sejauhmana tujuan yang hendak dicapai sudah dapat direalisasikan

6. Untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap kepentingan masyarakat.

Pengawasan memegang peranan penting sebagai upaya dalam meminimalisir ketimpangan-ketimpangan dalam pemungutan retribusi.

Pengawasan merupakan proses pemantauan yang dilakukan sebagai langkah untuk mengetahui apakah kegiatan pelaksanaan di lapangan sudah sesuai dengan ketentuan. Dengan pengawasan yang baik maka ketimpangan-ketimpangan yang dapat mengurangi keberhasilan pemungutan retribusi parkir bisa diminimalisir.

Demikian halnya dalam pemungutan retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil yang dilakukan oleh pemerintah Daerah menghindari menekan seminimal mungkin terjadinya penyimpangan-penyimpangan serta kesalahan lainnya yang mungkin saja terjadi.

Sebab dalam pengelolaan retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil tanpa dilakukan pengawasan, maka akan mengalami kesulitan dalam mengukur tingkat keberhasilan yang dilaksanakan oleh para petugas yang melaksanakan pemungutan retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan. Dengan pengawasan yang baik maka kecendrungan akan timbulnya kesalahan yang kurang mendukung keberhasilan dalam pemungutan retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan dapat ditekan seminimal mungkin.

Pengawasan penerimaan retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan dan pelaksanaan perencanaan di lapangan di Kabupaten Aceh Singkil yaitu dilakukan dalam dua bentuk pengawasan yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. Pengawasan langsung di lakukan oleh

Kabag.Produksi dan pengawasan tidak langsung dilakukan oleh Dinas Pendapatan.52

1. Pengawasan Langsung.

Pengawasan langsung dalam hal ini dilakukan oleh Kepala Bagian yang langsung mengadakan peninjauan dan pemeriksaan atas pelaksanaan kegiatan di lapangan yang berhubungan dengan pemungutan retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan yang sesuai dengan aturan dan tidak melewati batas.

2. Pengawasan Tidak Langsung.

Adapun pengawasan tidak langsung dilakukan melalui laporan-laporan secara tertulis kepada atasan, dimana dengan laporan tertulis tersebut dapat dinilai sejauh manakah bawahan melaksanakan tugasnya sebagai mana mestinya.

Pelaksanaan kegiatan pengawasan pada dasarnya diupayakan untuk meningkatkan penerimaan daerah khususnya pada retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan, sehingga dengan upaya mengefektifkan kegiatan pengawasan terhadap mekanisme pelaksanaan pemungutan retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan dan meningkatkan target yang ditetapkan pada setiap tahun anggaran serta dapat tercapai seperti tahun-tahun sebelumnya.

52Hasil Wawancara dengan Zimi Syahputra S.Sos Staf Di Dinas Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah Pada tanggal 16 Januari 2017 pukul 10.50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa simpulan yang merupakan jawaban terhadap permasalahan yang telah disusun yaitu :

1. Pengaturan retribusi di Kabupaten Aceh Singkil adalah Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, Undang Nomor 36 Tahun 2003, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001, Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, dan Qanun Kabupaten Aceh Singkil Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Retribusi Tempat Rekreasi, Olah Raga Dan Penginapan.

2. Penerapan retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil adalah berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Singkil Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Retribusi Tempat Rekreasi, Olah Raga Dan Penginapan. Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan, retribusi dipungut dengan menggunakan dokumen yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati, pembayaran retribusi harus dilakukan dengan tunai sekaligus lunas, retribusi disetorkan ke Kas Daerah.

3. Hambatan dalam pelaksanaan retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil adalah terbatasnya

kualitas dan kuantitas personil pihak pelaksana, kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung tempat rekreasi dan olah raga, kurangnya promosi dan pemasaran obyek-obyek wisata, kurangnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan peraturan daerah, kurangnya kerjasama pihak pelaksana dengan instansi-instansi terkait, kurangnya tindakan pengawasan dan penyidikan terhadap pelanggaran di bidang retribusi daerah

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran antara lain:

1. Mengingat sosialisasi khususnya dalam bentuk penyuluhan sangat penting dalam memberikan pemahaman masyarakat tentang substansi kebijakan, maka sudah seharusnya kegiatan ini lebih ditingkatkan lagi baik dari segi frekuensi maupun jangkauan pelaksanaannya.

2. Sarana dan prasarana yang ada saat ini sangat terbatas, ini sangat menghambat peningkatan PAD. Sehingga PAD juga ikut menurun, dikarenakan fasilitas di stadium teladan kurang menunjang dan fasilitas di lapangan yang masuk kategori sarana olahraga lain.

3. Mengingat peran retribusi daerah terhadap PAD cukup besar, khususnya retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan di Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil perlu kiranya Pemerintah Kabupaten Aceh Singki untuk terus-menerus menyosialisasikan akan pentingnya retribusi tempat rekreasi, olahraga dan penginapan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.

Atmosudirjo, Prayudi, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001

B. Elmi, Keuangan Pemerintah Daerah Otonom di Indonesia. UI-Press, Jakarta, 2002.

Ilyas, Wirawan B. Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta, 2001.

Islami, Irfan, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara Bumi Aksara, Jakarta, 2000.

KK. Davey, Pembiayaan Pemerintah Daerah Di Indonesia, UI -Press, Jakarta, 2008.

Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah, Erlangga, Jakarta, 2010.

Mardiasmo, Perpajakan, (Yogyakarta : Andi, 2000

Munawir, Pokok-Pokok Perpajakan, (Jogjakarta: Liberty, 2005

Putra, Fadillah, Paradigma Kritis dalam Studi Kebijakan Publik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001)

Prayudi, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001.

SD, Soenarko, Publik Policy Pengertian Pokok Untuk Memahami Dan Analisa Kebijaksanaan Pemerintah, (Surabaya : Airlangga University Press, 2001.

Siahaan, Marihot Pahala, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.

Soekanto, Soerjono dan Srimamudji, Penelitian Hukum Normatif, Ind-Hillco, Jakarta, 2001.

Soemitro, Rochmat, Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, (Bandung: Eresco, 1974

Sunggono, Bambang, Metode Penelitian Hukum Raja Grafindo Perkasa, Jakarta, 2003.

---; Hukum dan Kebijaksanaan Publik, Sinar Grafika, Jakarta, 2004.

Supriatna, Tjanya, Sistem Administrasi Pemerintah di Daerah, Bumi Aksara, Jakarta, 2001.

Syamsi, Ibnu, Pokok-Pokok Kebijaksanaan, Perencanaan, Pemograman dan Penganggaran Pembangunan Tingkat Nasional dan Regional, Rajawali, Jakarta, 1986.

---; Dasar-Dasar Kebijaksanaan Keuangan Negara, Bina Aksara, Jakarta, 2008.

Wahab, Solicchin Abdul, Analisis Kebijaksanaan dari formulasi ke Implementasi Kebijaksanan Negara, Bumi Aksara, Jakarta, 2001.

Waluyo, Bambang, Penelitian Hukum Dalam praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2006.

Wibawa, Samodra, Evaluasi Kebijakan Publik, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.

Yani, Ahmad, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Qanun Kabupaten Aceh Singkil Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Retribusi Tempat Rekreasi, Olah Raga Dan Penginapan

C. Internet/Jurnal/Majalah

Buku Putih Sanitasi. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman Kabupaten Aceh Singkil 2016.

http://padjakdaerah.blogspot.co.id/pengertian-pajak-daerah-dan-retribusi.html diakses tanggal 7 Januari 2017 Pukul 20.00 Wib.

Pemerintahan kabupaten Aceh Singkil. Aceh Singkil Dalam Angka 2016

Dokumen terkait