• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : PERANAN PERBANKAN DALAM MENCEGAH TINDAK

D. Hambatan Dalam Pencegahan Tindak Pidana Perbankan Dan

1. Hambatan Dalam Pencegahan Tindak Pidana Perbankan

Pencegahan Tindak Pidana Perbankan dapat dilakukan dengan mengenal istilah KYC (Know Your Custumer). Namun ada kendala utama yang dihadapi oleh seluruh bank dalam menerapkan prinsip KYC. Hal tersebut karena:

1. Pengisian formulir KYC menyusahkan nasabah dan dirasa terlalu berlebihan (misal pengisian jabatan, nama ibu kandung, hobi, pinjaman dari bank lain) dan tidak nyaman;

2. Takut rahasia keuangannya diketahui oleh pihak lain misalnya perpajakan;

3. Tidak merasa memperoleh manfaat dari pengisian KYC dan menganggap bank terlalu ingin tahu masalah internal nasabah.

Selain itu, dampak yang dihadapi bank pada saat menerapkan prinsip KYC antara lain:

1. nasabah menolak mengisi formulir KYC yang sudah dikirimkan dan akan menarik dananya apabila tetap diharuskan mengisi;

2. nasabah cenderung tidak jujur dalam mengisi data penghasilan dan sulit ditemui;

3. nasabah penyimpan dana berkeberatan memberikan slip gaji karena beranggapan bukan sebagai peminjam dana.

2. Hambatan Dalam Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang

Kegiatan pencucian uang dapat menurunkan integritas lembaga keuangan dan kehidupan sosial-ekonomi dan struktur politik masyarakat

suatu negara, bahkan di tingkat regional. Bisnis keuangan ilegal dapat merusak kompetisi yang sehat dan menghambat penerimaan pajak untuk kepentingan umum. Uang yang digunakan dalam pencucian uang juga dimungkinkan untuk membiayai hal-hal lainnya, seperti membeli persenjataan, Narkotika, melakukan penculikan, terorisme dan sebagainya. Namun, Indonesia masih tidak mampu sepenuhnya mencegah dan mengatasi kejahatan tersebut karena berbagai aspek, yaitu ;

1. Lemahnya Penegakan Hukum

2. Kurangnya pengetahuan tentang tindak pidana pencucian uang oleh Masyarakat

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN H.Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka dapatlah diberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Tindak pidana di bidang perbankan menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Tindak pidana di bidang perbankan adalah tindak pidana yang menjadikan bank sebagai sarana (crime against the bank). Menurut Undang-Undang Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, tindak pidana di bidang perbankan terdiri dari tiga belas (13) macam, namun dalam penulisan ini hanya membahas 4 (empat) macam tindak pidana dalam perbankan yaitu Tindak pidana yang berkaitan dengan perizinan terdapat dalam Pasal 46 ayat (1) dan (2), Tindak Pidana yang berkaitan dengan rahasia bank terdapat dalam Pasal 47 ayat (1), Pasal 47 ayat (2), dan Pasal 47A, Tindak pidana yang berkaitan dengan pengawasan dan pembinaan bank, terdapat dalam Pasal 48 ayat (1) dan Pasal 48 ayat (2),danTindak pidana yang berkaitan dengan usaha bank terdapat pada Pasal 49 ayat (1)

2. Bank adalah satu tempat yang rawan praktik pencucian uang. Alasannya, tahapan-tahapan kejahatan ini umumnya dilakukan melalui transaksi perbankan. Di Indonesia sendiri sebelumnya tidak ada ketentuan baku

tentang data-data nasabah sehingga uang yang dimasukkan ke dalam bank sangat mungkin merupakan hasil dari tindak pidana pencucian uang. Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam industri perbankan melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya pencucian uang yang masuk melalui perbankan. Bank Indonesia menerbitkan ketentuan terkait dengan kegiatan ini pada tahun 2001, yaitu penerapan prinsip mengenal nasabah (know your costumer principles). Menurut Peraturan Bank Indonesiayang dimaksud dengan Prinsip KYC adalah prinsip yang diterapkan bank untuk mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk pelaporan transaksi yang mencurigakan.

Disamping itu, penerapan prinsip ini dimaksudkan untuk mencegah dipergunakannya bank sebagai sarana pencucian uang oleh nasabah bank. Dalam menerapkan Prinsip KYC dimaksud bank diwajibkan :

a. Menetapkan kebijakan mengenai penerimaan nasabah, prosedur identifikasi nasabah, dan prosedur pemantauan terhadap rekening dan transaksi nasabah, serta prosedur manajemen risiko yang berkaitan dengan penerapan KYC.

b. Melaporkan transaksi yang mencurigakan (suspicious transaction) kepada BI selambat-lambatnya 7 hari kerja setelah diyakini oleh bank. c. Menerapkan prinsip KYC yang berlaku di suatu negara bagi kantor

cabang bank yang berada di luar negeri, sepanjang standar KYC nya sama atau lebih ketat dari yang diatur dalam PBI, dan jika ketentuan setempat lebih longgar wajib diterapkan PBI KYC. Dalam hal

penerapan PBI KYC mengakibatkan pelanggaran ketentuan negara setempat, wajib dilaporkan kepada kantor pusatnya dan BI.

d. Bank wajib menerapkan prinsip KYC dan melakukan pengkinian data base nasabah yang telah ada (existing customer).

e. Bank wajib melaksanakan program pelatihan kepada karyawan bank mengenai prinsip KYC.

f. Penerapan sistem informasi yang dapat mengidentifikasi, menganalisa,memantau dan menyediakan laporan secara efektif mengenai karakteristik transaksi yang dilakukan oleh nasabah bank.

I. Saran

1. Dalam penegakan hukum diperlukan para penegak hukum untuk mengusai undang-undang di bidang perbankan, jangan sampai salah menerapkan dasar hukum untuk menjerat pelaku tindak pidana di bidang perbankan, karena jika dilihat dari peraturan perundang-undangan perbankan sanksinya cukup berat. Dalam hal ini para penegak hukum masih sering menggunakan Undang-Undang diluar Undang-Undang Perbankan untuk menjerat pelaku tindak pidana di bidang perbankan.

2. Diperlukan adanya kerja sama yang baik antara pihak Bank (Perbankan) dan instansi terkait yaitu PPATK, KPK (Komisi Pembrantasan Korupsi), Bapepam LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan), dan Universitas dalam mencegah dan membrantas Tindak Pidana Pencucian Uang di Negeri ini secara khusus dan internasional secara umum.

DAFTAR PUSTAKA A.Buku

Black Henry Campbell, M.A, Black,s Law Dictionary, St. Paul, Minn, West Publishing Co. Sixth Edition.

Buchanan Bonnie, “Money laundering-a global obstacle”, Research in International Business and Finance,Vol. 19, Issue 22 oktober 2014.

Darwin Philips, Money Laundering, Cara Memahami dengan Tepat dan Benar Soal Pencucian Uang , Jakarta: Sinar Ilmu , 2012.

Dato’ Syed Ahmad Idid bin Syed Abdullah Idid, Judicial Decisions Affecting Bankers and Financiers, Singapore: LexisNexis, 2003.

Effendi Marwan, Tipologi Kejahatan Perbankan dari Perspektif Hukum Pidana

CV Sumber Ilmu Jaya, Jakarta Tahun 2005 cetakan Pertama. Hermansyah, Hukum Perbankan Indonesia Kencana, Jakarta,2006.

Jahja Juni Syafrien, Melawan Money Laundering, Mengenal, Mencegah dan Membrantas Tindak Pidana Pencucian Uang, Jakarta Selatan Transmedia, 2012.

Jonathan R. Macey and Geoffrey P. Miller, “Bank Failures, Risk Monitoring, and the Market for Bank Control”,Columbia Law Review, October 1988. Kartanegara Satochid , Hukum Pidana, Bagian satu. Balai Lektur mahasiswa. Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, ctk. Kedelapan, Rineka Cipta, Jakarta, 2008.

Nasution Bismar, Rejim Anti Money Laundering Di Indonesia, Books Terrace dan Librari Pusat Informasi Hukum Indonesia, Tahun 2008.

Pardede Marulak, Hukum Pidana Bank, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta Tahun 1995, cetakan Pertama.

R. Wiyono” Pembahasan Undang-Undang Pencegahan dan Pembrantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Sinar Grafika, Jakarta, 2014.

Santoso Lukman, Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank, Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2011.

Sholehuddin M. Tindak Pidana Perbankan PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, Tahun1997.

Siahaan N.T.H., Money Laundering; Pencucian Uang dengan Kejahatan Perbankan, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2002.

Siregar Mustafa, Efektivitas Perundang-Undangan Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya dengan Penelitian di Wilayah Kodya Medan : Universitas Sumatera Utara, 1991.

Sjahdeini Sutan Remy , Seluk Beluk Tindak Pencucian Uang dan Pembiayaan Terorisme PT. Pustaka Utama Grafitri, Jakarta 2004.

Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan Terorisme, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2004.

Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembayaran Terorisme, PT. Pustaka Utama Grafitri, Jakarta, Mei Tahun 2004.

Sudarto, Hukum Pidana, Jilid. I A-B, Purwokerto : Fakultas Hukum Unsoed. Tahun. 1991.

Sutedi Adrian . Tindak Pidana Pencucian Uang, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2008.

Utrecht, Hukum Pidana I. Pusaka Tirta Mas. Surabaya. Tahun 1987.

Widiyono Try, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia Simpanan, Jasa & Kredit),Bogor: Ghalia Indonesia, 2006.

B.Undang-Undang

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010, “Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang”

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

C.Artikel dalam format elektronik

http://id.wikipedia.org/wiki/Pencucian_uang diakses pada hari sabtu, jam. 5:32, tanggal 11 oktober 2014.

Dokumen terkait