• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hambatan yang di Hadapi dan Solusi yang diTerapkan Guru Bimbingan Konseling dalam pembinaan karakter siswa di MA. Alkhairaat Bitung

Dalam dokumen PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING BK DALAM (Halaman 87-97)

B. Hasil Penelitian

2. Hambatan yang di Hadapi dan Solusi yang diTerapkan Guru Bimbingan Konseling dalam pembinaan karakter siswa di MA. Alkhairaat Bitung

Hambatan yang dihadapi guru BK dalam pembinaan karakter siswa adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa seperti membantah guru, membuat

9Hasil Wawancara dengan Hj. Farida Minabari, Guru Bimbingan dan Konseling di MA.

Alkhairaat Bitung, pada hari Rabu, 26 Agustus 2015

10Hasil Wawancara dengan Narto Pakaya, Waka Kurikulum, di MA. Alkhairaat Bitung, pada

guru kesal, dan lain-lain, dalam hal ini guru BK berusaha semaksimal mungkin membangun akhlak yang kuat dengan melaksanakan seluruh ketentuan syariah islam yang ada dalam al-qur’an dan Hadits, melakukan amal-amal shaleh sehingga dapat terbentuk akhlak yang baik.

Pembinaan merupakan suatu tindakan, usaha, dan kegiatan yang dilakukan secara efesien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Adapun kendala-kendala yang mempengaruhi proses pembinaan. Masalah yang dihadapi siswa ini sangat banyak permasalahannya, karena terkait dengan karakter siswa itu sendiri. Jadi, setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda baik dari latar belakang keluarga, pendidikan yang berbeda-beda, lingkungannya yang kemudian masuk di MA. Alkhairaat Bitung.11

Kebiasaan-kebiasaan yang di luar itu tentu saja akan terbawa sampai di sekolah, jadi sebagai guru BK yang dimana membimbing karakter siswa memang menghadapi permasalahan yang banyak cuma guru berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dibuat dengan pendekatan keagaaman yang dilarang oleh orang tua atau guru yang secara otomatis dilarang oleh Allah SWT sehingga akan membentuk akidah akhlak dan karakter yang mulia.12

11Hasil Wawancara dengan Hj. Farida Minabari, Guru Bimbingan dan Konseling di MA. Alkhairaat Bitung, pada hari rabu, 26 Agustus 2015

12 Hasil Wawancara dengan Hj. Farida Minabari, Guru Bimbingan dan Konseling di MA.

Salah satu masalah yang dihadapi contohnya merokok. Seperti yang di kemukakan oleh ibu Faridah Minabari, Bahwa:

“Merokok boleh saja tapi belum pada masanya untuk melakukannya, kemudian bisa juga kita kaitkan dengan pendidikan agama, kalau ada hal-hal lain yang mereka lakukan yang dilarang oleh orang tua atau guru itu secara otomatis, dilarang oleh Allah SWT”.13

Jadi hal yang paling penting adalah ketika mereka taat kepada Allah, sebenar-benarnya taat maka secara otomatis mereka akan taat kepada orang tua dan guru. Jadi intinya kita membuat siswa itu taat kepada Allah SWT harus tinggi dan taat pada aturan-aturan di sekolah, sehingga hal-hal yang lain akan ikut serta dengan kebaikan-kebaikan yang ada.14

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka peneliti, guru BK dan kepala sekolah berusaha menemukan solusi pemecahan sebagai alternatif dalam peningkatan Bimbingan dan Konseling yang dapat menyelesaikan permasalahan siswa melalui peran guru BK dalam pembinaan karakter.

Jadi peran guru membimbing siswa itu dengan pendekatan agama dan bijaksana, kita tidak boleh emosional, kita rangkul, mengayomi, ajak curhat, sehingga siswa pertama mempercayai guru yang intinya adalah kepercayaan. Begitu mereka mempercayai guru maka mereka akan terbuka yang akan menceritakan permasalahan di rumah yang nantinya akan terbawa sikap yang kurang menyenangkan di sekolah,

13Hasil Wawancara dengan Hj. Farida Minabari, Guru Bimbingan dan Konseling di MA.

Alkhairaat Bitung, pada hari Rabu, 26 Agustus 2015

14Hasil Wawancara dengan Hj. Farida Minabari, Guru Bimbingan dan Konseling di MA.

atau sikap-sikap di sekolah itu terbawa sampai di rumah, permasalahan-permasalahan di rumah yang belum terselesaikan dengan orang tua atau lingkungan sekitar itu terbawa sampai di sekolah. Atau hal-hal di sekolah yang kurang menyenangkan dengan mereka. Misalkan berkaitan dengan sarana dan prasarana atau hal-hal lainnya itu bisa diungkapkan pada guru BK dengan catatan masalah tersebut dirahasiakan dengan penuh kepercayaan dan mencari rasa aman dan mencari jalan keluar.

C. PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru bimbingan konseling dalam menangani permasalahan yang dihadapi oleh siswa dengan cara melakukan pembinaan karakter yang efektif yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditentukan serta memahami proses layanan konseling maka menghasilkan layanan atau proses komunikasi yang baik. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan, baik pelayanaan bimbingan serta komunikasi yang efektif antara guru bimbingan konseling dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh siswa-siswi Madrasah Aliyah Alkhairaat Bitung.

Untuk menekankan kenakalan siswa orang tua dan pihak sekolah khususnya guru BK harus mampu melakukan refleksi terhadap diri mereka, lingkungan sekolah dan juga siswa. Guru dan orang tua perlu memahami faktor munculnya kenakalan, sehingga solusi yang tepat dapat diterapkan.

Pada umumnya manusia lebih cenderung mengikuti hawa nafsu, dan melanggar ketentuan Allah. Karena itu perlu dibimbing dan diingatkan untuk selalu melakukan kebaikan. Allah SWT berfirman dalam Q.S An-Nahl ayat 97.

Terjemahnya:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”.15

Untuk mewujudkan karakter mulia dalam diri seorang muslim, yang pertama harus dilakukan adalah membangun akidah yang kuat lalu melaksanakan seluruh ketentuan syariah yang ada dalam Alquran dan hadits (melakukan amal-amal shaleh). Dengan cara inilah karakter mulia akan terbentuk dengan baik dan kokoh.16

Salah satu tugas guru BK adalah menunjukkan arah dan jalan yang akan di tempuh siswa. Arah atau jalan yang ditunjukkan konselor atau guru BK sudah tentu arah jalan yang baik. Sebaiknya guru BK berusaha mencegah peserta didik melakukan hal-hal yang merugikan dirinya dan lingkungannya, baik keluarga, masyarakat sekitar maupun masyarakat luas.

Sebagai sekolah yang berlandaskan Islam, keistimewaan bimbingan konseling di Madrasah Aliyah Alkhairaat Bitung adalah layanan yang berpegang pada

nilai-15Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya: Duta

Ilmu, 2005)

nilai agama. Selain tata tertib yang telah diberlakukan sekolah, sebab nilai-nilai agama bersifat mendasar, universal dan mutlak.

Agama memberikan dasar dan pegangan bagi pengendalian hawa nafsu yang merupakan sumber dari segala permasalahan yang dihadapi manusia terutama remaja. Agama juga memberikan dasar-dasar dan pengangan dalam membina hubungan antar manusia. Bentuk bimbingan yang paling mendasar adalah teladan. Orang dewasa, orang tua, guru dan para konselor pendidikan pertama-tama harus menjadi teladan. Pada diri mereka harus terintegrasikan dan terwujud nilai-nilai keagamaan. Mereka menjadi contoh langsung peserta didik, mendidik dan membimbing harus diawali dengan pemberian contoh dan teladan baru kemudian asuhan, dorongan, latihan, informasi, konsultasi dan konseling. Seperti yang dikemukakan oleh ibu Faridah Minabari, Bahwa:

“Pembinaan karakter di sekolah tidak hanya menjadi tanggung jawab guru BK tapi semua guru diberikan tanggung jawab untuk membina karakter melalui kedisiplinan, kejujuran, kerja keras, kemandirian, rasa ingin tahu, kerjasama, kreatif dan tanggung jawab”.17

Jadi penulis menyimpulkan bahwa tujuan utama dari uraian di atas yaitu menjadikan agama sebagai pondasi utama dalam membangun karakter siswa dengan mengajak menganut agama Islam untuk melaksanakan syariah, baik ibadah maupun muamalah dengan sebaik-baiknya dan dilandasi akidah yang benar.

17Hasil Wawancara dengan Hj. Farida Minabari, Guru Bimbingan dan Konseling di MA.

86 A. Kesimpulan

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di MA. Alkhairaat Bitung yakni; Peran Guru Bimbingan Konseling (BK) dalam Pembinaan Karakter Siswa MA. Alkhairaat Bitung dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran Guru BK dalam Pembinaan Karakter siswa di MA. Alkhairaat Bitung mengalami kemajuan dalam proses pembinaan karakter dikarenakan sikap keseharian siswa secara terus menerus diamati dan dibina baik dalam kegiatan belajar maupun di luar kegiatan belajar mengajar.

2. Hambatan yang dihadapi yaitu sangat banyak permasalahannya, mulai dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda pendidikannya lingkungannya yang kemudian masuk di sekolah sehingga guru BK menemukan solusi yang tepat yaitu guru BK membimbing siswa dengan pendekatan agama yang dilarang oleh orang tua atau guru yang secara otomatis dilarang oleh Allah SWT sehingga akan membentuk akidah akhlak dan karakter yang mulia dan bijaksana kemudian guru marangkul, mengayomi, mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran siswa dan guru berusaha semaksimal mungkin membuat hubungan saling percaya , menerima perasaan siswa sebagaimana adanya atau menerima perbedaan dengan penuh perhatian

dan menangani siswa dengan memberi rasa aman, nyaman dengan penuh pengertian.

B. Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dimanfaatkan oleh guru MA. Alkhairaat Bitung sebagai salah satu alternatif dalam pelaksanaan bimbingan konseling pada siswa dengan memperhatikan beberapa hal :

1. Guru diharapkan menjadi satu-satunya teman dalam bimbingan konseling bagi siswa yang bermasalah sebagai pusat kegiatan berlangsungnya bimbingan konseling dalam pembinaan karakter guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa. Serta merancang proses bimbingan konseling mulai dari kegiatan awal sampai akhir proses bimbingan dan konseling.

2. Guru memperhatikan perubahan emosional serta tingkah laku siswa pada saat proses pembinaan. Karena yang demikian sangat berperan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

A Hallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2010

Amirman Yousda Ine dan Zainal Arifin, Penelitian dan statistik Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1993

Arief, Dinamika Kepribadian, Bandung: PT Refika Aditama, 2006

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat bahasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Q.S An-Nisa: 59

Djam’an dan Komariah Aan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2011

Djojonegoro Wadirman, Lima Tahun Mengemban Tugas Pengembangan SDM, Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Depdikbud, 1998

Friedman, Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, Jakarta: Erlangga, 2006 Hamka, Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati, Jakarta: Al-Mawardi prima, 2011 Wahyudi Imam, Mengejar Profesionalisme Guru Strategi “Praktis Mewujudkan

Citra Guru Profesional”, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012

Nurikhasan Juntika, Strategi Layanan Bimbingan Dan Konseling Bandung: PT. Refika Aditama, 2005

Kartono Katini, Bimbingan Dan Dasar-Dasar Pelaksanaanya, Jakarta: Rajawali, 1985

Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT Bumi Aksara

Muchlas, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Supriatna Mamat, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi “Orientasi Dasar

Pengembangan Profesi Konselor”,Jakarta: Rajawali Pers, 2014 Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, Jakarta: Amzah, 2015

Ilahi Mohammad Takdir, Gagalnya Pendidikan Karakter “Analisis dan Solusi Pengendalian Karakter Emas Anak Didik”, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014

Muslich, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, Jakarta, Bumi Aksara

Tuloli Nani, Pengembangan Pendidikan, Sumber Daya Manusia, Budaya, Agama, Ilmu Pengetahuan, Gorontalo, Damhil IKIP Negeri Gorontalo, 2001

Fathurrohman Pupuh, Suryana AA dan Fatriany Fenny, Pengembangan Pendidikan Karakter, Bandung: PT Refika Aditama, 2013

Prayitno, Amti Erman, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,, Jakarta: Rineka Cipta, 2004

Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Jakarta: Rineka Cipta, 2001

Rendra, Seni Drama untuk Remaja, Jakarta: Pustaka Jaya, 1993

Sagala Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta, 2009

Sudarsono, Character Building Membentuk Watak, Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2002

Sulhan, Karakter Guru Masa Depan, Surabaya: PT Jepe Press Media Utama, 2011 Suyanto, Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik, Jogjakarta: UNY

Press, 2011

Sukardi Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2002

Syarbini, Pendidikan Karakter, Jakarta: Prima Pustaka

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2012

Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012

Wardati dan Jauhar Mohammad, Implementasi Bimbingan & Konseling di Sekolah, Surabaya: Prestasi Pustakaraya, 2011

Wibowo Agus, Pendidikan Karakter “Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban”, Yogyakarta: PustakaPelajar, 2012

Yusuf, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011),

www.sarjanaku.com/2013/01/pengertian-peran-definisi-menurut-para.html?m=1 di

Dalam dokumen PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING BK DALAM (Halaman 87-97)

Dokumen terkait